AORTOSKLEROSIS
Oleh :
Iga Dwi Listya Juniary, S. Ked
K1B1 20 047
PEMBIMIBNG :
dr. Ruslan Duppa, M.Kes., Sp. Rad (K)
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian Ilmu
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
Aorta merupakan pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
jantung dan merupakan arteri konduksi yang mempunyai diameter terbesar. Sclerosis
merupakan pengerasan atau kekauan jaringan yang biasanya disebabkan oleh radang.
Aterosklerosis terjadi pada arteri termasuk aorta dan a. koronaria, femoralis, iliaka,
karotis intera, dan serebral. Merupakan suatu proses inflamasi kronis yang
namun yang paling sering adalah aorta, pembuluh koroner, dan pembuluh darah otak,
sehingga infark miokard dan infark otak merupakan dua akibat utama proses ini.(2)
intima yang ada pada lumen arteri sedang sampai besar. Plak tersebut mengandung
sel-sel inflamasi, sel otot polos, komponen jaringan ikat, dan lipid. Arteri yang paling
sering mengalami aterosklerosis adalah arteri coroner, aorta, dan arteri serebral.
Langkah pertama pembentukan aterosklerosis dimulai dari disfungsi endotel lumen
arteri yang dapat terjadi setelah terjadinya cedera endotel atau dari stimulus lain.(3)
mengetahui Anatomi dan Fisiologi dari suatu organ sehingga kelainan yang terlihat
negara yang sedang berkembang. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2013,
ditemukan sekitar 7,4 juta orang meninggal akibat kardiovaskular pada tahun 2012.
Angka ini akan terus meningkat dan diprediksi oleh WHO akan mencapai 24,2 juta
jiwa di seluruh dunia, dimana 14,9 % pada laki-laki dan 13,1 % pada wanita.
Peningkatan terbesar dalam jumlah kematian akan terjadi di kawasan Asia Tenggara.
(5)
penyakit jantung iskemik atau penyakit arteri koroner, penyakit serebrovaskular, serta
terbesar di dunia. Diperkirakan 17,3 juta orang meninggal dunia per tahun karena
penyakit kardiovaskular, yang mewakili 31% dari semua kematian secara global.
tahun 2013, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia sebesar 0,3%, prevalensi
jantung coroner sebesar 1,5%, dan prevalensi stroke sebesar 12,1%. Penyakit
pada endotelium, yaitu lapisan sel yang membentuk barisan pembuluh darah. Cedera
endothelial dapat berbentuk gaya mekanis, seperti tekanan darah tinggi yang dapat
terjadi pada bifurkasi pembuluh darah; kondisi metabolik, seperti diabetes mellitus,
agen dari lingkungan, seperti asap rokok atau agen infeksius, yang juga merusak
berdensitas rendah (LDL) pada dinding pembuluh darah dan membentuk suatu garis
berlemak.(1)
Pembentukan garis lemak yang merupakan akumulasi lipid ini terjadi pada
lapisan intimal arteri. Retensi lipid merupakan langkah awal dalam pathogenesis
aterosklerosis yang kemudian diikuti oleh inflamasi kronik pada area dinding arteri
fibrous. Garis-garis lemak berevlolusi membentuk ateroma yang terdiri atas tiga
komponen, yaitu sel inflamasi, sel otot halus, komponen fibrous jaringan ikat dan
pembentukan garis lemak selama 11-12 tahun dan pembentukan ateroma 15-30 tahun.
(1)
Aterosklerosis merupakan suatu kelainan yang terdiri atas pembentukan
fibrolipid lokal di dalam bentuk plak-plak yang menonjol atau penebalan yang disebut
ateroma yang terdapat di dalam tunika intima dan pada bagian dalam tunika media,
iliaka, karotis intera, dan serebral. Penyempitan yang diakibatkan oleh aterosklerosis
pada arteri koronaria dapat bersifat fokal dan cenderung terjadi pada percabangan
arteria, penyempitan tidak mengganggu aliran darah kecuali bila telah melebihi 70%
antara lain
1. Disfungsi Endotel
Dalam arteri yang sehat, strukur sel endotel tersusun secara rapat dan
Disfungsi endotel dapat disebabkan stres fisik. Stres fisik pada sel endotel terjadi
antara lain bila ada gangguan pada hidrodinamik sirkulasi darah seperti hipertensi.
Stres fisik ini terutama lebih mudah terjadi pada daerah percabangan arteri.(2)
Disfungsi endotel juga dapat disebabkan iritasi oleh zat kimia yang terdapat di
dalam darah seperti zat-zat yang terdapat di dalam asap rokok, peningkatan kadar
kolesterol yang tinggi di dalam darah, peningkatan kadar gula darah pada
homeostasis normal sel endotel, sel endotel akan teraktivasi, diwujudkan dengan
perubahan pelepasan zat vasoaktif (prostasiklin dan NO), dan gangguan fungsi
antitrombotik yang normal. Semua efek yang tidak diinginkan dari disfungsi
aterosklerosis.(2)
lapisan intima, mengakibatkan LDL dapat masuk ke dalam ruang subendotel. Hal
ini semakin dipermudah bila terdapat peningkatan kadar LDL yang tinggi di
dalam darah. LDL akan menumpuk di ruang subendotel dan berikatan dengan
3. Migrasi leukosit
Chemotactic Protein-1 (MCP-1). Protein ini akan menarik monosit yang beredar
di dalam darah untuk bermigrasi ke dalam lapisan intima. Protein ini juga
intima. (2)
4. Terbentuknya sel busa (foam cell)
adhesi ini memudahkan monosit untuk menempel lebih banyak pada dinding
pembuluh darah, sehingga monosit akan bertambah banyak masuk ruang sub
reseptor scavenger akan memakan LDL yang telah mengalami modifikasi dalam
merangsang sel-sel otot polos di tunika media berpindah ke tunika intima. PDGF
juga merangsang pertumbuhan sel-sel otot polos di dalam lapisan intima. Sel busa
juga meghasilkan faktor pertumbuhan dan citokine seperti TNF-a, IL-1, fibroblast
growth factor, dan transforming growth factor ß (TGF-ß) yang akan merangsang
6. Kalsifikasi
Pada tahap lanjut penyaki, kalsium dapat mengendap pada plak yang
menempel di lumen pembuluh darah. Pembuluh darah yang terkena menjadi keras
terkait hipertensi. Peradangan, stres oksidatif, usia lanjut, dan sistem renin-
aktif dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel otot polos pembuluh darah.(8)
Sel otot polos pembuluh darah tersusun dari sel mesenkim seperti osteoblas.
Dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, sel otot polos pembuluh darah
Aorta adalah arteri terbesar di tubuh yang menerima curah jantung dari
ventrikel kiri dan memasok tubuh dengan darah beroksigen melalui sirkulasi
sistemik. Aorta dapat dibagi menjadi empat bagian, meliputi : aorta asenden,
arkus aorta, aorta torakalis (aorta descenden), aorta abdominalis, dan berakhir
pembuluh nadi ini melanjutkan diri menjadi arkus aorta. Aorta ascenden terletak
Hanya arcus aorta yang berada di mediastinum superius. Struktur ini dimulai
saat aorta ascenden muncul dari cavitas pericardialis dan berjalan ke atas, ke
belakang, dan ke sisi kiri saat melewati mediastinum superius, berakhir di sisi kiri
manubrium sterni, arcus aorta mulanya berada di anterior dan akhirnya di sisi
merupakan cabang paling besar dari ketiga cabang arkus aorta. Cabang kedua
adalah arteria karotis communis sinistra. Cabang ketiga adalah arteri subklavia
lanjutan arcus aorta di sebelah kiri pinggir bawah corpus vertebra torakalis IV
berjalan di belakang diafragma (melalui hiatus aorticus) pada garis tengah dan
struktur garis tengah tubuh setinggi kira-kira tepi bawah vertebra torakalis XII.
Aorta ini turun ke bawah pada fascies anterior corpus vertebra lumbalis I-IV dan
berakhir tepat di kiri garis tengah tubuh pada tepi bawah vertebra lumbalis IV.(1)
tunika. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang terdiri dari epitel selapis
gepeng atau endotel, dan jaringan ikat subendotel dibawahnya. Lapisan tengah
adalah tunika media, terutama terdiri dari serat oto polos dan otot polos ini
terdiri dari serat jaringan ikat kolagen dan elastik, terutama kolagen tipe I.
Dinding sebagian arteri muskular juga memperlihatkan dua pita serat elastik
bergelombang dan tipis yang disebut lamina elastika interna dan lamina elastika
ekstrna. Lamina elastika interna berada diantara tunika intima dan media,
sedangkan lamina elastika eksterna berada diantara tunika media dan adventisia.(8)
yaitu lamina basalis. Tunika media terdiri dari sel otot polos yang tampaknya
sebagai sel pembentuk jaringan ikat utama dinding arteri, menghasilkan kolagen,
serat elastik, dan proteoglikan. Sedangkan pada tunika adventisia,terdiri dari vasa
Fungsi aorta sama halnya seperti arteri besar. Arteri dikhususkan untuk 1)
berfungsi sebagai transit bagi darah dari jantung ke berbagai organ (karena jari-
jarinya besar, arteri tidak banyak menimbulkan resistensi terhadap aliran darah)
bagi darah kerika jantung dalam keadaan relaksasi. Gaya pendorong bagi aliran
darah yang terus-menerus ke organ sewaktu relaksasi jantung ini dihasilkan oleh
sifat elastik dinding arteri. Jaringan ikat arteri mengandung dua jenis serat
disemprotkan oleh jantung dan serat elastin, yang memberi dinding arteri
kelebihan volume darah yang disemprotkan oleh jantung. Ketika jantung melemas
dan berhenti memompa darah ke dalam arteri, dinding arteri yang teregang secara
pasif mengalami recoil. Recoil ini menimbulkan tekanan darah pada diastol.
Tekanan ini mendorong kelebihan darah yang terkandung dalam arteri ke dalam
organ ketika jantung melemas dan tidak memompa darah ke dalam sistem.(9)
3. Anatomi Berdasarkan Gambaran Radiologi
a. X-Ray
kepustakaan 11)
Pemeriksaan Radiologi adalah pemeriksaan yang sangat tepat digunakan utk
mengetahui Anatomi dan Fisiologi dari suatu organ sehingga kelainan yang terlihat
Saluran Pernafasan, Pembuluh Darah. Rontgen Toraks juga dapat dapat menunjukan
tulang Belakang, termasuk tulang Payudara, tulang Rusuk, tulang Selangka, dan
bagian atas tulang Belakang. Rontgen Toraks merupakan tes pencitraan yang paling
b. CT-Scan
kepustakaan 12)