0,642) (Gambar 2). Skor nyeri tertinggi yang dinyatakan dalam VAS diamati saat
dosis maksimal steroid diberikan dan kemudian menurun bersamaan dengan
pengurangan dosis atau penghentian steroid dalam semua kasus (Gambar 3).
Perbedaan rata-rata skor nyeri sebelum dan sesudah pengurangan atau penghentian
steroid adalah 41,36 (p < 0,001) untuk semua kasus, 43,20 (p < 0,001) untuk
pengurangan, dan 35,76 (p = 0,0057) untuk penghentian. Setelah pengurangan atau
penghentian steroid, 66,7% pasien dengan nyeri (26/39) merasakan pulih dengan skor
nyeri nol, sedangkan sisanya merasakan nyeri menurun (tapi masih ada). Secara
khusus, semua pasien yang menghentikan terapi steroid mencapai skor nyeri nol (7/7;
100%). Dari 32 pasien yang tersisa yang hanya menerima pengurangan dosis, skor
nyeri nol dicapai pada 19 pasien, dengan nyeri masih tersisa pada 40,6% (13/32)
pasien.
Gambar 4A menunjukkan frekuensi pemicu nyeri gigi yang berasal dari steroid
(SD) yang berbeda. Sekitar 84% pasien merasa nyeri saat minum air dingin dan
kurang lebih 24% terasa nyeri bahkan saat meminum air panas. Rasa sakit secara
bersamaan terjadi pada beberapa gigi vital di semua kasus (data tidak ditunjukkan).
Secara khusus, nyeri gigi SD timbul bahkan pada gigi tanpa eksposur akar yang jelas.
Itu ditandai sebagai nyeri yang terus menerus (97,4%; 38/39 pasien), berbeda dengan
nyeri sementara yang umumnya terkait dengan nyeri gigi DH yang 'sejati'. Gambar
4B menunjukkan tingkat nyeri gigi SD, dengan sekitar 64% dari pasien merasa 'dapat
ditoleransi', walaupun 31% merasakan gejalanya 'tak tertahankan'. Hampir semua
pasien menyatakan bahwa rasa nyeri itu membuat mereka merasa 'cemas (tak
tertahankan dan dapat ditoleransi)' (Gambar 4B).
4. Diskusi
5. Kesimpulan