Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

RESPON FISIOLOGI DALAM LATIHAN

DOSEN PENGAMPU :
NIKO ZULNI PRATAMA, SP,d,M.Pd

DISUSUN OLEH ;
M. ILHAM FADHILLAH (501201010015)

PROGRAM STUDI PENJASKESREK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya sehingga makalah yang ditugaskan dapat terselesaikan degan baik. Dalam
kesempatan ini saya akan membahas sebuah judul yaitu “RESPON FISIOLOGI DALAM
LATIHAN”. Penulis makalah merupakan salah satu contoh pembelajaran untuk bisa
lebih memahami secara mendalam tentang materi dari mata kuliah yang akan dipelajari.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kekeliruan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan keritikan dan saran dari dosen
pembimbing atau pun teman-teman yang bersifat membangun. Agar makalah kedepannya
bisa menjadi lebih baik. Semoga makalah yang saya sajikan ini bisa bermanfaat bagi kita
semua Amin.

Tembilahan, 18 Juli 2022

Penulis
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Mekanisme dalam fisiologi latihan...............................................................................5
B. Respon dan Adaptasi tubuh terhadap Latihan...............................................................5
C. Prinsip-prinsip latihan kekuatan....................................................................................6
D. Model dan Sistem Latihan Kekuatan............................................................................7
E. Prosedur Pengukuran Kekuatan....................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologi Olahraga adalah ilmu yang mempelajari respon dan adaptasi tubuh terhadap suatu
latihan fisik atau olahraga. Dalam hal ini fisiologi olahraga selain mempelajari respon dan
adaptasi tubuh ketika saat melakukan latihan, juga mempelajari respon dan adaptasi tubuh
setelah melakukan latihan berulang-ulang. dalam satu periode tertentu atau kronik. Bidang studi
ini dikhususkan untuk mempelajari respons tubuh terhadap semua jenis aktivitas fisik. Seorang
ahli fisiologi olahraga mampu mempelajari bagaimana aktivitas fisik mempengaruhi sistem
kardiovaskular tubuh, sistem endokrin, sistem muskuloskeletal dan sistem tubuh lainnya.

Fisiologi Olahraga berakar pada disiplin ilmu anatomi, ilmu fisiologi dan ilmu kedokteran.
Disiplin ilmu ini mengeksplorasi struktur dan fungsi tubuh manusia; mempelajari respon dan
adaptasi tubuh terhadap suatu latihan fisik atau olahraga.

Respon tubuh ketika saat melakukan latihan olahraga merupakan perubahan fungsi sistem
tubuh dalam menghadapi beban kerja yang diberikan. Besaran responnya bergantung dengan
intensitas beban kerja yang diberikan. Beban kerja dengan intensitas ringan akan menyebabkan
perubahan fungsi tubuh yang ringan juga, sebaliknya beban kerja dengan intensitas berat akan
menyebabkan perubahan fungsi tubuh yang besar. Walaupun demikian bila intensitas beban
kerja terlalu berat akan menyebabkan tubuh tidak memberi respon yang berarti lagi yang
biasanya disebut dengan kelelahan.

B. Rumusan Masalah
 Cara Mekanisme dalam fisiologi latihan
 Respon & adaptasi tubuh terhadap latihan
 Cara mengukur kekuatan
BAB II
PEMBAHASAN
C. Mekanisme dalam fisiologi latihan

Bila seseorang ingin mengetahui bagaimana beberapa perubahan yang terjadi pada fungsi
tubuh setelah menjalani suatu latihan, maka dia harus mengerti tentang mekanisme fisik dan
kimia yang mendasari perubahan tersebut. Sebagai contoh, mari kita lihat hubungan antara
olahraga endurance yang teratur (joging, bersepeda, berenang, dan sebagainya) dengan resiko
menderita penyakit jantung koroner pada usia dini. Banyak penelitian yang membandingkan
resiko penyakit jantung koroner pada kelompok orang yang aktif berolahraga secara teratur
dengan kelompok yang tidak aktif berolahraga, menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat
menjadi pelindung terhadap resiko menderita penyakit jantung pada usia dini. Perubahan fungsi
tubuh, terutama pada dinding pembuluh darah akan menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih
elastis. Selain itu penurunan kadar kolesterol pada olahraga endurance juga akan melancarkan
aliran darah ke otot jantung.

D. Respon dan Adaptasi tubuh terhadap Latihan

Sebagai mana dijelaskan sebelumnya, perubahan fungsi tubuh yang ditimbulkan oleh
latihan tunggal dan latihan berulang-ulang sangat bervariasi. Kadang-kadang latihan tunggal
disebut juga latihan akut, sedangkan latihan berulang-ulang selama beberapa hari atau bulan
dapat disebut latihan kronis. Penting untuk diketahui bahwa perubahan fungsional tubuh tidak
selalu terjadi pada latihan tunggal. Misalnya, latihan tunggal tidak mempengaruhi frekuensi
denyut jantung istirahat, sedangkan latihan berulang-ulang akan menurunkan frekuensi denyut
jantung istirahat. Kata respon dan adaptasi sering digunakan secara bergantian dalam buku
fisiologi olahraga. Dalam buku ini, perubahan fungsional yang terjadi ketika latihan tunggal
disebut respon terhadap latihan. Respon adalah perubahan fungsional sementara yang disebabkan
oleh latihan. Perubahan fungsional ini segera hilang setelah latihan berakhir. Contoh respon
terhadap latihan adalah peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah dan peningkatan
frekuensi pernapasan selama latihan. Semua respon ini akan berhenti beberapa menit setelah
latihan berakhir.

Adaptasi adalah perubahan persisten dari struktur atau fungsional tubuh setelah menjalani
latihan yang berulang-ulang. Hasil adaptasi ini memungkinkan tubuh memberi respon lebih
mudah lagi terhadap latihan berikutnya. Biasanya, adaptasi terlihat empat sampai enam minggu
setelah latihan berjalan, tetapi beberapa kasus adaptasi terjadi setelah hanya empat atau lima hari
latihan. Salah satu contoh adaptasi latihan adalah pengurangan denyut jantung untuk beban
latihan submaksimal yang hampir selalu mengikuti beberapa minggu latihan. Penurunan denyut
jantung latihan tampaknya memungkinkan jantung untuk memompa jumlah yang sama darah ke
otot-otot bekerja dengan jumlah energi yang lebih rendah untuk jantung. Contoh lain dari
adaptasi adalah ukuran otot meningkat sebagai hasil program angkat berat berat dan
memungkinkan pengangkat untuk mengerahkan kekuatan otot yang lebih besar dari sebelumnya
pelatihan. Sebagian besar peningkatan kekuatan ini berlangsung selama berbulan-bulan setelah
program pelatihan berakhir.

E. Prinsip-prinsip latihan kekuatan

metode latihan kekuatan juga mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan dalam


pelaksanaannya dengan tujuan agar pelaksanaan metode latihan kekuatan tersebut dapat terarah
dan tepat sasaran yang akan dituju. Prnsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut ;

a) Latihan kekuatan harus dimulai dengan pemanasan yang menyeluruh. Latihan pemanasan
ini bertujuan untuk menyiapkan otot dalam menerima beban yang relatif lebih berat yang
akan diberikan. Latihan pemanasan ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya cedera
pada otot dan tulang
b) Frekuensi latihan harus dilakukan secara rutin dan regular karena hal ini akan
mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Apabila latihan tidak dilakukan secara regular
maka performa otot yang sudah mulai meningkat akan kembali seperti pada keadaan
semula. Latihan yang berbeda sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu dengan
melibatkan kelompok utama tubuh. Setelah melakukan latihan 6-10 minggu akan terlihat
pengaruh dari latihan tersebut.
c) Pada latihan kekuatan, intensitas yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan
repetisi maksimal (1RM), yaitu beban maksimal yang dapat dilakukan/diangkat selama
satu kali gerakan atau kontraksi. Latihan dengan intensitas > 80% dari 1 RM merupakan
intensitas terbaik untuk pengembangan kekuatan. Latihan dengan intensitas 60 - 70% dari
1 RM merupakan intensitas terbaik untuk pengembangan daya tahan otot.
d) Waktu mengacu pada durasi latihan atau lamanya latihan. Tidak ada jumlah waktu yang
spesifik dalam melakukan latihan kekuatan.
e) Lakukan 2–4 set pada kelompok otot yang sama setiap kali latihan kekuatan. Jumlah set
tergantung dari repetisi yang akan digunakan. Setiap set akan diselingi dengan masa
istirahat singkat selama 2–3 menit. Masa istirahat latihan untuk setiap sesi latihan
sedikitnya 48 jam dan tidak lebih dari 72 jam.
f) Pada latihan untuk mengembangkan kekuatan otot, repetisi yang harus diberikan adalah
60% sampai 100% dari RM, terutama untuk mengembangkan kekuatan absolut, Lakukan
8–12 repetisi setiap set, indikator maksimalnya adalah pada repetisi terakhir otot mulai
merasa lelah.
g) Tipe latihan kekuatan adalah latihan dengan melibatkan semua kelompok otot utama.
Lakukan pembebanan pada semua persendian, terutama pada individu usia dewasa.
Latihan pada satu persendian dilakukan setelah latihan yang melibatkan banyak
persendian. Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak sendi (range of
motion) yang seluas-luasnya, yaitu dari ekstensi penuh sampai fleksi penuh dan
sebaliknya,
h) Otot dapat menjadi kuat bila dilatih dengan beban mendekati maksimal atau dengan
beban maksimal atau Overload. Alat berat, seperti; katrol, palang statis, pita resistensi,
dan berbagai perangkat isokinetik dan hidrolik merupakan alat yang dapat memberi
beban yang efektif pada otot. Metode latihan tertentu cocok untuk memberi beban
overload yang tepat dan sistematis. Latihan beban resistensi progresif, latihan isometrik,
dan latihan isokinetik merupakan tiga sistem latihan umum untuk melatih kekuatan otot.

F. Model dan Sistem Latihan Kekuatan

 Set sistem
 Super set
 Split rutin
 Multi poundage
 Burn-out
 Sistem pyramid

G. Prosedur Pengukuran Kekuatan

Terlepas dari metode pengukuran yang digunakan, terdapat enam prosedur penting dalam
pengukuran kekuatan otot:

1. Berikan instruksi standar sebelum pengukuran supaya peserta dapat mengetahui cara dan
tujuan yang akan dicapai.
2. Lakukan latihan pemanasan yang cukup, baik durasi maupun intensitasnya. Hal ini
bertujuan supaya tidak terjadi cedera dan hasil pengukuran diperoleh secara maksimal.
3. Berikan contoh latihan yang memadai sebelum melakukan pengukuran supaya hasil
pengukuran menjadi maksimal.
4. Pastikan konsistensi alat yang digunakan pada setiap pengukuran.
5. Tentukan jumlah pengulangan setiap pengukuran sesuai kriteria. Misalnya, jika melakukan
tiga kali pengukuran, apakah yang diambil skor tertingi atau skor rata-rata.
6. Kenali perbedaan individu baik dalam ukuran tubuh atau komposisi tubuh ketika akan
mengevaluasi skor kekuatan diantara individu dan kelompok.
BAB III
PENUTUP

H. KESIMPULAN

Fisiologi Olahraga adalah ilmu yang mempelajari respon dan adaptasi tubuh terhadap suatu
latihan fisik atau olahraga.

Fisiologi Olahraga berakar pada disiplin ilmu anatomi, ilmu fisiologi dan ilmu kedokteran.
Disiplin ilmu ini mengeksplorasi struktur dan fungsi tubuh manusia; mempelajari respon dan
adaptasi tubuh terhadap suatu latihan fisik atau olahraga.
Respon tubuh ketika saat melakukan latihan olahraga merupakan perubahan fungsi sistem tubuh
dalam menghadapi beban kerja yang diberikan. Besaran responnya bergantung dengan intensitas
beban kerja yang diberikan.

Model dan Sistem Latihan Kekuatan :


 Set sistem
 Super set
 Split rutin
 Multi poundage
 Burn-out
 Sistem pyramid

Anda mungkin juga menyukai