FISIOLOGI OLAHRAGA
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Umar, M.S., AIFO
DISUSUN OLEH:
Putri azizah 20087166
Yuda Mahendra
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat dan
hidayah nya sehingga makalah yang berjudul, “Fisiologi Olahraga”, dapat
terselesaikan dengan baik. Selanjutnya tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
utamanya dalam bidang pendidikan olahraga dan semoga jeri payah kita mendapat
berkah dari Allah Yang Maha Esa Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................................
PEMBAHASAN................................................................................................................................
A. Pengertian kekuatan
BAB 3................................................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu elemen penting dalam kebugaran fisik adalah kekuatan dan daya
tahan otot. Memiliki kekuatan otot prima merupakan dasar untuk sukses dalam
olahraga dan optimalisasi kemampuan fisik lainnya termasuk kelincahan, power,
kecepatan dan ketahanan otot. Shahidi, (2012) menyatakan bahwa kekuatan otot
dianggap sebagai salah satu aspek yang paling penting kebugaran fisik yang
berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran (health related physical fitness) dan
kinerja fisiologis pada anak-anak dan orang dewasa. Kekuatan otot menjadi fondasi
yang sangat penting dalam pengembangan biomotor yang lain (Bompa:1999).
Kekuatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam pengembangan
teknik, taktik, strategi dan mental. Kekuatan membentuk postur menjadi ideal.
Kekuatan otot akan mengurangi risiko cedera ketika berlatih maupun bertanding.
Kekuatan otot memberi kontribusi dalam meningkatkan percaya diri. Kekuatan otot
menjadi kunci sukses dalam menghadapi pertandingan. Latihan kekuatan adalah
sarana berolahraga yang disusun dan direncanakan dengan resistensi tepat sehingga
atlet secara bertahap berkembang menjadi kuat (Faigenbaum & Westcott, 2009: 5).
Pelatihan kekuatan adalah salah satu jenis pelatihan fisik yang paling banyak
dipraktikkan di pusat kebugaran, terutama untuk peningkatan kekuatan, pencegahan
dan pengobatan penyakit degeneratif(Kraemer, dkk., 2002). Berdasarkan tujuan
individu, beberapa variabel yang dipertimbangkan ketika merancang program latihan
kekuatan adalah repetisi, volume, set, recovery, urutan latihan, kecepatan eksekusi,
dan intensitas latihan (Kraemer, and Ratames, 2004). Adaptasi pelatihan kekuatan
adalah sejumlah perubahan/modifikasi akibat pengulangan lathan yang sistematis.
Tinggi rendahnya perubahan struktur dan perubahan fisiologis pada tubuh sangat
tergantung pada spesifikasi, volume, intensitas dan frekuensi latihan. Latihan fisik
akan mempunyai efek maksimal jika tubuh dapat beradaptasi terhadap tekanan kinerja
fisik. Jika beban tidak cukup memberi stress terhadap tubuh, maka tidak akan terjadi
adaptasi.
BAB 2
Pembahasan
A. Pengertian Kekuatan
Kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas tenaga otot atau sekelompok otot
dalam membangun kontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang .
Menurut Suharno HP yang dikutip oleh Samsul Munawar (2003: 8) kekuatan adalah
kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan
aktifitas. Menurut Kusworo secara fisiologis adalah kemampuan otot untuk
melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.
Sedangkan secara mekanis kekuatan otot adalah sebagai gaya yang dapat dihasilkan
oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kali kontraksi maksimal. Menurut Jossef
Nossek yang dikutip (Susilo Herawati, 2004), kekuatan otot adalah kekuatan otot
untuk mengatasi atau melawan beban saat menjalankan aktivitas .
2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, yaitu semakin
banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.
3. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar
kekuatan
6. Keadaan tonus otot saat istirahat, di mana jika tonus semakin rendah (relax),
maka kekuatan otot tersebut pada saat bekerja semakin besar pula.
7. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.
1. Faktor Biomekanika
Kekuatan otot laki-laki dan wanita awalnya sebelum memasuki masa puber
adalah sama. Tetapi setelah memasuki puber anak laki-laki mulai memiliki ukuran
otot lebih besar dibandingkan wanita. Berarti, latihan kekuatan akan memberi
keuntungan lebih baik bagi anak laki-laki dari anak wanita. Jadi perubahan yang
relatif pada kekuatan dan hipertrofi otot untuk latihan beban pada pria dan wanita
adalah sama. Tetapi pada derajat keuntungan dan hipertrofi otot pada laki-laki pada
dasarnya lebih besar dari otot wanita (Wilmore, 1978).
4. Faktor Usia
Unsur kekuatan laki-laki dan wanita diperoleh melalui proses kematangan atau
proses kedewasaan. Apabila mereka tidak berlatih beban, maka pada usia 25 tahun
kekuatannya akan mengalami penurunan. Larson (1978) dalam penelitiannya
ditemukan kekuatan statistik dan dinamik terlihat secara bermakna pada usia 20-29
tahun. Sisa-sisa peningkatan kekuatan dilanjutkan hampir konstan sampai pada umur
40-49 tahun, dan kemudian kekuatan dimulai pada umur 50-59 tahun.
Kekuatan merupakan salah satu komponen fisik dasar yang penting karena
berhubungan dengan kualitas gerak atlet. Atlet bisa bergerak cepat, dapat mengatasi
beban tertentu, dan dapat mempertahankan posisi tubuh dalam situasi bergerak jika
ditunjang oleh kualitas kekuatan otot yang baik. Peningkatan kekuatan melalui latihan
beban antara lain dapat dilakukan dengan latihan Weight training baik berbentuk
latihan sirkuit, frontal dan sebagainya. Bowers (1992) mengemukakan, bahwa latihan
beban (Weight – Resistence Training) khususnya dirancang untuk meningkatkan
kekuatan otot rangka. Swensen (1993) mengatakan, dengan melakukan latihan beban
secara benar, maka diharapkan dapat meningkatkan koordinasi motor unit yang
berbeda dalam otot yang sama maupun di dalam berbagai otot yang ikut terlibat pada
suatu aktivitas fisik. Saat sekarang latihan beban menjadi populer, karena efektif
untuk latihan fisik dalam rangka mengembangkan otot rangka (Capen,1979). Di
samping itu, sebagian besar orang sudah melakukan latihan beban untuk memelihara
kondisi fisik. Latihan beban dilakukan untuk meningkatkan kinerja para pekerja berat
dan atlet baik laki-laki maupun wanita (Kirkley dan Goodbody, 1985).Capen (1969)
menyatakan, latihan beban adalah paling efektif untuk fisik yang terlatih untuk
pengembangan lebih lanjut dari otot rangka. Latihan beban akan menghasilkan
kondisi fisik yang optimal dalam waktu singkat. O’Shea pada tahun 1966 dikutip dari
Willmore dan Costill (1988) menyatakan latihan beban menunjukkan pengaruh
peningkatan yang signifikan pada kekuatan, sering kali peningkatan kekuatan otot
bersamaan dengan hipertrofi otot. Kenyataan menunjukkan bahwa latihan beban
merupakan bentuk latihan yang efektif untuk meningkatkan kekuatan, daya ledak dan
daya tahan.
Bentuk latihan kekuatan seperti: bench press, squat, dead lift, snatch, Clean and Jerk,
dan lain-lain. (Sumber: Visual coaching pro, 2010).
a. Bench Press
-Pectoralis Major
-Deltoid anterior
-Seartus anterior
-Anconeus
Prosedur pelaksanaan: Mulailah dengan kepala, bahu dan pinggul kontak dengan
bangku dan kaki di tanah. Mata harus diposisikan di bawah bar. Pegang bar dengan
pegangan pronasi sekitar lebar bahu atau sedikit lebih lebar. Turunkan bar hingga
menyentuh dada di tingkat rusuk, kemudian dorong bar ke atas sampai lengan lurus.
b. Squad
-Vastus medialis
-Semimembranosus
-Semitendinosus
c. Dead lift
-Rectus vemoris
-Vastum lateralis
-Vastus medialis
-Biceps femoris
Prosedur pelaksanaan: Mulailah dengan bar dekat dengan tulang kering, lengan lurus
dan bahu di atas bar. Jauhkan dada atas, terlihat maju atau sedikit dengan kurva netral
dalam tulang belakang. Perluas pinggul dan lutut, menjaga sudut batang tubuh yang
sama. Jaga agar lengan lurus dan tidak memungkinkan pinggul naik sebelum atau
lebih cepat dari bahu. Bar lewat di atas lutut, gerakkan pinggul ke depan dan terus
menarik. Jauhkan bar dekat dengan tubuh dan membentuk posisi tegak. Kembali
gerakan ke posisi awal.
d. Snatch
-Biceps femoris
-Trapezius-upper
-Vastus lateralis
-Rectus femoris
-Biceps brachii
-Deltoid-posterior
-Gluteus maximus
-Deltoid-middle
-Triceps brachii
-Biceps brachii
-Trapezius-upper
-Gastrocnemius
-Deltoid-anterior
-Gluteus maximus
-Rectus femoris
-Biceps femoris
Prosedur pelaksanaan: Mulailah gerakan clean dengan bar diangkat ke atas tepat ke
depan paha lalu bersandar pada pinggul, bar menggantung sedikit di atas lutut.
Sebagai bar naik tepat di atas lutut dorong pinggul ke depan sambil mempertahankan
bar dekat dengan tubuh & terus menarik ke atas. Ketika bar dekat mencapai
ketinggian maksimum sikut ditekuk secepat mungkin untuk membawa tubuh ke
bawah, bar berada sejajar dengan bahu dengan posisi badan jongkok kemudian segera
berdiri. Kemudian melakukan gerak mendorong beban ke atas sambil membuka posisi
kedua tungkai secara serentak meluruskan kedua tangan sehingga posisi beban berada
di atas kepala secara paralel.
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau
beban dalam menjalankan aktifitas. Menurut Kusworo secara fisiologis adalah
kemampuan otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan
tahanan atau beban. Sedangkan secara mekanis kekuatan otot adalah sebagai gaya
yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kali kontraksi
maksimal . Shahidi, (2012) menyatakan bahwa kekuatan otot dianggap sebagai salah
satu aspek yang paling penting kebugaran fisik yang berhubungan dengan kesehatan
dan kebugaran (health related physical fitness) dan kinerja fisiologis pada anak-anak
dan orang dewasa. Kekuatan otot menjadi fondasi yang sangat penting dalam
pengembangan biomotor yang lain (Bompa:1999). Kekuatan merupakan unsur
kondisi fisik yang sangat penting dalam pengembangan teknik, taktik, strategi dan
mental. Kekuatan membentuk postur menjadi ideal. Kekuatan otot akan mengurangi
risiko cedera ketika berlatih maupun bertanding. Kekuatan otot memberi kontribusi
dalam meningkatkan percaya diri. Kekuatan otot menjadi kunci sukses dalam
menghadapi pertandingan. Untuk meningkatkan kekuatan diperlukannya latihan
latihan agar kekuatan otot meningkat.
Daftar Pustaka