Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FISIOLOGI OLAHRAGA

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Umar, M.S., AIFO

Jaka Putra Utama, M.Pd

DISUSUN OLEH:
Putri azizah 20087166

Farel Satria Nugraha

Yuda Mahendra

PRODI PENDIDIKAN DAN KEPELATIHAN


OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat dan
hidayah nya sehingga makalah yang berjudul, “Fisiologi Olahraga”, dapat
terselesaikan dengan baik. Selanjutnya tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat


banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi
maupun pembukaanya. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari.

Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
utamanya dalam bidang pendidikan olahraga dan semoga jeri payah kita mendapat
berkah dari Allah Yang Maha Esa Amin.

Padang, 8 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB 1..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................................1

BAB 2................................................................................................................................................

PEMBAHASAN................................................................................................................................

A. Pengertian kekuatan

B. Faktor yang mempengaruhi kekuatan

C. Cara meningkatkan kekuatan

BAB 3................................................................................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................................

B. Saran.......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu elemen penting dalam kebugaran fisik adalah kekuatan dan daya
tahan otot. Memiliki kekuatan otot prima merupakan dasar untuk sukses dalam
olahraga dan optimalisasi kemampuan fisik lainnya termasuk kelincahan, power,
kecepatan dan ketahanan otot. Shahidi, (2012) menyatakan bahwa kekuatan otot
dianggap sebagai salah satu aspek yang paling penting kebugaran fisik yang
berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran (health related physical fitness) dan
kinerja fisiologis pada anak-anak dan orang dewasa. Kekuatan otot menjadi fondasi
yang sangat penting dalam pengembangan biomotor yang lain (Bompa:1999).
Kekuatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam pengembangan
teknik, taktik, strategi dan mental. Kekuatan membentuk postur menjadi ideal.
Kekuatan otot akan mengurangi risiko cedera ketika berlatih maupun bertanding.
Kekuatan otot memberi kontribusi dalam meningkatkan percaya diri. Kekuatan otot
menjadi kunci sukses dalam menghadapi pertandingan. Latihan kekuatan adalah
sarana berolahraga yang disusun dan direncanakan dengan resistensi tepat sehingga
atlet secara bertahap berkembang menjadi kuat (Faigenbaum & Westcott, 2009: 5).
Pelatihan kekuatan adalah salah satu jenis pelatihan fisik yang paling banyak
dipraktikkan di pusat kebugaran, terutama untuk peningkatan kekuatan, pencegahan
dan pengobatan penyakit degeneratif(Kraemer, dkk., 2002). Berdasarkan tujuan
individu, beberapa variabel yang dipertimbangkan ketika merancang program latihan
kekuatan adalah repetisi, volume, set, recovery, urutan latihan, kecepatan eksekusi,
dan intensitas latihan (Kraemer, and Ratames, 2004). Adaptasi pelatihan kekuatan
adalah sejumlah perubahan/modifikasi akibat pengulangan lathan yang sistematis.
Tinggi rendahnya perubahan struktur dan perubahan fisiologis pada tubuh sangat
tergantung pada spesifikasi, volume, intensitas dan frekuensi latihan. Latihan fisik
akan mempunyai efek maksimal jika tubuh dapat beradaptasi terhadap tekanan kinerja
fisik. Jika beban tidak cukup memberi stress terhadap tubuh, maka tidak akan terjadi
adaptasi.
BAB 2
Pembahasan

A. Pengertian Kekuatan
Kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas tenaga otot atau sekelompok otot
dalam membangun kontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang .
Menurut Suharno HP yang dikutip oleh Samsul Munawar (2003: 8) kekuatan adalah
kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan
aktifitas. Menurut Kusworo secara fisiologis adalah kemampuan otot untuk
melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.
Sedangkan secara mekanis kekuatan otot adalah sebagai gaya yang dapat dihasilkan
oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kali kontraksi maksimal. Menurut Jossef
Nossek yang dikutip (Susilo Herawati, 2004), kekuatan otot adalah kekuatan otot
untuk mengatasi atau melawan beban saat menjalankan aktivitas .

B. Faktor yang mempengaruhi kekuatan


Menurut Sudarsono (2011)dalam upaya untuk meningkatkan kekuatan otot
yang dimiliki atlet dengan tepat, pelatih perlu memahami kekuatan otot. Ha l yang
sangat penting untuk diketahui yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot.
Baik tidaknya kekuatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu, faktor
penentu tersebut menurut Suharno HP (1985:24) dijelaskan antara lain:

1. Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung


dari proses hypertrophy otot).

2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, yaitu semakin
banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.

3. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar
kekuatan

4. Innervasi otot baik pusat maupun perifer.

5. Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP).

6. Keadaan tonus otot saat istirahat, di mana jika tonus semakin rendah (relax),
maka kekuatan otot tersebut pada saat bekerja semakin besar pula.

7. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.

Selain unsur-unsur fisiologis yang dimiliki seseorang, ada beberapa faktor


yang mempengaruhi kekuatan otot. Faktor-faktor tersebut menurut Sajoto M 23
(1988:108) adalah faktor biomekanika, sistem pengungkit, ukuran otot, jenis kelamin,
dan faktor umur. (Sudarsono, 2011).

1. Faktor Biomekanika

Faktor biomekanika sangat dimungkinkan bahwa dari dua orang yang


mempunyai jumlah tegangan yang sama akan jauh berbeda kemampuannya waktu
mengangkat beban, contoh: Yudi dan Asep mempunyai ketegangan otot dengan daya
yang sama, yaitu 200 pound. Keduanya mempunyai panjang lengan bawah 12 inch,
tetapi Yudi mempunyai panjang jarak antara titik insertion musculus biceps dan
musculus triceps dengan sudut siku 1,5 inch. Sedangkan Asep panjang jarak antara
titik insertion musculus biceps dan musculus tricepsnya dengan sudut siku 2 inch.
Maka benda yang dapat diangkat dengan fleksi sudut pada siku 900 berbeda
jumlahnya. Dengan pengertian yang lain bahwa kekuatan adalah kemampuan otot
tergantung pada keadaan biomekanika yang terjadi pada saat itu (Friedrich, 1969).

2. Faktor Ukuran Otot

Diameter otot sangat berpengaruh terhadap kekuatan otot. Makin besar


diameter otot, maka makin kuat pula otot tersebut. Faktor ukuran otot ini, baik besar
maupun panjangnya sangat dipengaruhi oleh bawaan atau keturunan. Walaupun
beberapa penelitian mengemukakan bahwa latihan kekuatan dapat menambah jumlah
serabut otot, yang diperkirakan melalui proses pemecahan serabut otot pada waktu
latihan. Namun, para ahli fisiologi sependapat bahwa pembesaran otot disebabkan
luasnya serabut otot akibat latihan (Friedrich, 1969). Di samping itu, kekurangan zat-
zat gizi pada masa pertumbuhan cepat akan menghasilkan jumlah serat-serat otot yang
lebih kurang sebagai mekanisme adaptasi dari tubuh terhadap kekurangan tersebut.
Pada gilirannya tentu akan memengaruhi pada kapasitas tampung cadangan glikogen
otot di samping akan berkurangnya kekuatan bila dibandingkan dengan yang tidak
kekurangan, digambarkan sesuai dengan bagan berikut:
3. Faktor Jenis Kelamin

Kekuatan otot laki-laki dan wanita awalnya sebelum memasuki masa puber
adalah sama. Tetapi setelah memasuki puber anak laki-laki mulai memiliki ukuran
otot lebih besar dibandingkan wanita. Berarti, latihan kekuatan akan memberi
keuntungan lebih baik bagi anak laki-laki dari anak wanita. Jadi perubahan yang
relatif pada kekuatan dan hipertrofi otot untuk latihan beban pada pria dan wanita
adalah sama. Tetapi pada derajat keuntungan dan hipertrofi otot pada laki-laki pada
dasarnya lebih besar dari otot wanita (Wilmore, 1978).

4. Faktor Usia

Unsur kekuatan laki-laki dan wanita diperoleh melalui proses kematangan atau
proses kedewasaan. Apabila mereka tidak berlatih beban, maka pada usia 25 tahun
kekuatannya akan mengalami penurunan. Larson (1978) dalam penelitiannya
ditemukan kekuatan statistik dan dinamik terlihat secara bermakna pada usia 20-29
tahun. Sisa-sisa peningkatan kekuatan dilanjutkan hampir konstan sampai pada umur
40-49 tahun, dan kemudian kekuatan dimulai pada umur 50-59 tahun.

C. Cara Meningkatkan kekuatan


1. Metode Latihan Beban

Kekuatan merupakan salah satu komponen fisik dasar yang penting karena
berhubungan dengan kualitas gerak atlet. Atlet bisa bergerak cepat, dapat mengatasi
beban tertentu, dan dapat mempertahankan posisi tubuh dalam situasi bergerak jika
ditunjang oleh kualitas kekuatan otot yang baik. Peningkatan kekuatan melalui latihan
beban antara lain dapat dilakukan dengan latihan Weight training baik berbentuk
latihan sirkuit, frontal dan sebagainya. Bowers (1992) mengemukakan, bahwa latihan
beban (Weight – Resistence Training) khususnya dirancang untuk meningkatkan
kekuatan otot rangka. Swensen (1993) mengatakan, dengan melakukan latihan beban
secara benar, maka diharapkan dapat meningkatkan koordinasi motor unit yang
berbeda dalam otot yang sama maupun di dalam berbagai otot yang ikut terlibat pada
suatu aktivitas fisik. Saat sekarang latihan beban menjadi populer, karena efektif
untuk latihan fisik dalam rangka mengembangkan otot rangka (Capen,1979). Di
samping itu, sebagian besar orang sudah melakukan latihan beban untuk memelihara
kondisi fisik. Latihan beban dilakukan untuk meningkatkan kinerja para pekerja berat
dan atlet baik laki-laki maupun wanita (Kirkley dan Goodbody, 1985).Capen (1969)
menyatakan, latihan beban adalah paling efektif untuk fisik yang terlatih untuk
pengembangan lebih lanjut dari otot rangka. Latihan beban akan menghasilkan
kondisi fisik yang optimal dalam waktu singkat. O’Shea pada tahun 1966 dikutip dari
Willmore dan Costill (1988) menyatakan latihan beban menunjukkan pengaruh
peningkatan yang signifikan pada kekuatan, sering kali peningkatan kekuatan otot
bersamaan dengan hipertrofi otot. Kenyataan menunjukkan bahwa latihan beban
merupakan bentuk latihan yang efektif untuk meningkatkan kekuatan, daya ledak dan
daya tahan.

2. Bentuk- bentuk Latihan Kekuatan

Bentuk latihan kekuatan seperti: bench press, squat, dead lift, snatch, Clean and Jerk,
dan lain-lain. (Sumber: Visual coaching pro, 2010).

a. Bench Press

Otot penggerak utama:

-Pectoralis Major

-Deltoid anterior

-Seartus anterior

-Anconeus

Prosedur pelaksanaan: Mulailah dengan kepala, bahu dan pinggul kontak dengan
bangku dan kaki di tanah. Mata harus diposisikan di bawah bar. Pegang bar dengan
pegangan pronasi sekitar lebar bahu atau sedikit lebih lebar. Turunkan bar hingga
menyentuh dada di tingkat rusuk, kemudian dorong bar ke atas sampai lengan lurus.

b. Squad

Otot penggerak utama:

-Vastus medialis

-Biceps femoris 90 Pembentukan Kondisi Fisik

-Semimembranosus

-Semitendinosus

Prosedur pelaksanaan: Mulailah dengan menempatkan bar di belakang leher di atas


otot trapesius dan tangan memegang bar. Pegang dada atas dan melihat ke depan atau
memiringkan kepala sedikit ke atas. Kaki harus selebar bahu atau sedikit lebih luas
dan menghadap ke depan atau sedikit keluar. Turun ke posisi setengah jongkok atau
sampai paha sejajar dengan tanah dengan membiarkan pinggul dan lutut melengkung.
Jaga agar lutut sejajar dengan kaki dan tumit harus tetap rata dengan tanah.

c. Dead lift

Otot penggerak utama:

-Rectus vemoris

-Vastum lateralis
-Vastus medialis

-Biceps femoris

Prosedur pelaksanaan: Mulailah dengan bar dekat dengan tulang kering, lengan lurus
dan bahu di atas bar. Jauhkan dada atas, terlihat maju atau sedikit dengan kurva netral
dalam tulang belakang. Perluas pinggul dan lutut, menjaga sudut batang tubuh yang
sama. Jaga agar lengan lurus dan tidak memungkinkan pinggul naik sebelum atau
lebih cepat dari bahu. Bar lewat di atas lutut, gerakkan pinggul ke depan dan terus
menarik. Jauhkan bar dekat dengan tubuh dan membentuk posisi tegak. Kembali
gerakan ke posisi awal.

d. Snatch

Otot penggerak utama:

-Biceps femoris

-Trapezius-upper

-Vastus lateralis

-Rectus femoris

-Biceps brachii

-Deltoid-posterior

-Gluteus maximus

-Deltoid-middle

Prosedur pelaksanaan: Mulailah dengan bar di tingkat paha depan kemudian


bersandar di pinggul sampai bar menggantung sedikit di bawah lutut.
Mempertahankan sudut tubuh yang sama selama tarik pertama dan tidak membiarkan
pinggul bangun sebelum atau lebih cepat dari bahu. Bar naik tepat di atas lutut dorong
pinggul ke depan menjaga bar dekat dengan tubuh.

e. Clean And Jerk

Otot penggerak utama:

-Triceps brachii

-Biceps brachii

-Trapezius-upper

-Gastrocnemius

-Deltoid-anterior
-Gluteus maximus

-Rectus femoris

-Biceps femoris

Prosedur pelaksanaan: Mulailah gerakan clean dengan bar diangkat ke atas tepat ke
depan paha lalu bersandar pada pinggul, bar menggantung sedikit di atas lutut.
Sebagai bar naik tepat di atas lutut dorong pinggul ke depan sambil mempertahankan
bar dekat dengan tubuh & terus menarik ke atas. Ketika bar dekat mencapai
ketinggian maksimum sikut ditekuk secepat mungkin untuk membawa tubuh ke
bawah, bar berada sejajar dengan bahu dengan posisi badan jongkok kemudian segera
berdiri. Kemudian melakukan gerak mendorong beban ke atas sambil membuka posisi
kedua tungkai secara serentak meluruskan kedua tangan sehingga posisi beban berada
di atas kepala secara paralel.
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau
beban dalam menjalankan aktifitas. Menurut Kusworo secara fisiologis adalah
kemampuan otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan
tahanan atau beban. Sedangkan secara mekanis kekuatan otot adalah sebagai gaya
yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kali kontraksi
maksimal . Shahidi, (2012) menyatakan bahwa kekuatan otot dianggap sebagai salah
satu aspek yang paling penting kebugaran fisik yang berhubungan dengan kesehatan
dan kebugaran (health related physical fitness) dan kinerja fisiologis pada anak-anak
dan orang dewasa. Kekuatan otot menjadi fondasi yang sangat penting dalam
pengembangan biomotor yang lain (Bompa:1999). Kekuatan merupakan unsur
kondisi fisik yang sangat penting dalam pengembangan teknik, taktik, strategi dan
mental. Kekuatan membentuk postur menjadi ideal. Kekuatan otot akan mengurangi
risiko cedera ketika berlatih maupun bertanding. Kekuatan otot memberi kontribusi
dalam meningkatkan percaya diri. Kekuatan otot menjadi kunci sukses dalam
menghadapi pertandingan. Untuk meningkatkan kekuatan diperlukannya latihan
latihan agar kekuatan otot meningkat.
Daftar Pustaka

Bafirman, B., & Wahyuri, A. S. (2019). Pembentukan Kondisi Fisik.

Wasisto, H. B., Laksono, B., & Kumaidah, E. (2017). Perbandingan kekuatan otot


tungkai pada atlet usia remaja cabang olahraga taekwondo nomor poomsae dan
kyorugi di kota semarang (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).

Anda mungkin juga menyukai