FISIOLOGI OLAHRAGA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. BAFIRMAN HB. M. Kes., AIFO
Dr. Apt. HASTRIA EFFENDI, M. Farm., AIFO
PENDIDIKAN OLAHRAGA S2
FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG 2023
KATA PENGANTAR
makalah pada mata kuliah Fisiologi Olahraga sebagai tugas kelompok dengan topik “Sistem
Energi Pada Olahraga Aerobik”. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap tersampaikan
Penulisan makalah ini dibuat bersama dengan anggota kelompok tiga yang terdiri dari
dua orang penulis. Di dalam penulisan ini tidak terlepas dari arahan dosen yang mengampu mata
kuliah Fisiologi Olahraga. Jika terdapat kekeliruan dan kesalahan baik dalam tata cara penulisan
ataupun materi yang termuat di dalamnya, penulis dengan senang hati menerima saran dan
masukan terhadap perbaikan makalah ini ke depannya, sehingga harapannya makalah ini dapat
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Beban atau intensitasnya semakin hari semakin bertambah agar
memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh. Latihan olahraga aerobik
merupakan aktivitas yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu
proses pembakaran sumber energi sehingga juga akan bergantung terhadap kerja
optimal dari organ-organ tubuh, seperti: jantung, paru-paru, dan juga pembuluh darah
untuk mengangkut oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan
sempurna. Dengan latihan olahraga aerobik seseorang dapat meningkatkan ambilan
oksigen, meningkatkan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen, menurunkan denyut
nadi saat istirahat maupun saat melakukan aktivitas. Latihan olahraga aerobik juga
meningkatkan jumlah kapiler, menurunkan kadar lemak dalam darah, dan
meningkatkan enzim pembakar lemak (Palar, et, al, 2015)
Aktivitas aerobik biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas
rendah sampai sedang yang dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup
lama, seperti jalan kaki, bersepeda atau juga jogging. Selain itu ada beberapa cabang
olahraga seperti sepakbola, bola basket atau juga tenis lapangan disebutkan merupakan
kegiatan olahraga dengan kombinasi antara aktivitas aerobik dan anaerobik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan energi?
2. Bagaimana sistem energi aerobik?
3. Bagaimana metabolisme energi di dalam tubuh?
4. Apakah pengertian proses metabolisme aerobik?
5. Bagaimana proses metabolisme aerobik saat melakukan latihan?
6. Apa saja manfaat latihan olahraga aerobik terhadap kebugaran fisik?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas serta memahami sistem
energi pada olahraga aerobik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Energi
Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (work of capacity). Kerja
merupakan hasil perkalian antara tenaga (force) dengan jarak (distance). Semakin berat
suatu pekerjaan maka makin banyak kebutuhan energi. Semua energi yang digunakan
dalam proses biologis berasal dari matahari. Energi dari matahari tersebut dirubah oleh
tumbuh-tumbuhan hijau menjadi energi kimia terutama dalam bentuk karbohidrat,
selulosa, protein dan lemak.
Untuk melakukan berbagai aktivitas, tubuh memerlukan gerak, gerak dihasilkan
dari kontraksi dan relaksasi otot rangka, untuk bisa berkerja otot rangka memerlukan
energi, energi diambil dari pemecahan bahan kimia di dalam otot yaitu ATP (Adenosine
Triphosphate). ATP di pecah menjadi ADP (Adenosine Diphosphate) dan Pi (Phosphate
Inorganik), putusnya ikatan phosphate bernergi tingi tersebut menghasilkan energi
sebesar 8 — 12 kcal. Energi inilah yang akan digunakan untuk kerja semua sel jaringan
tubuh tennasuk sel otot rangka. Oleh karena itu ATP ini terdapat di dalam semua sel
jaringan tubuh, sebab ATP yang tersedia pada satu sel tidak bisa dipakai untuk sel yang
lain, melainkan untuk kebutuhan dari sel itu sendiri.
3
Berdasarkan pada gambar 1 dapat disimpulkan bahwa; satu molekul ATP
dipecah, akan menghasilkan 8-12 kcal, dan akan terbentuk satu ADP dan satu Pi. Makin
berat aktivitas, makin banyak butuh energi dan makin banyak terjadinya pemecahan
ATP, pada hal juınlah ATP dalam satu otot terbatas dan akan segera habis. Sumber
energi dari ATP hanya cukup untuk melakukan aktivitas selama 5 detik saja. Habisnya
persediaan ATP dalam satu otot merupakan salah satu penyebab timbulnya kelalahan.
Namun setiap saat terjadi pembentukan kembali (resintesa) ATP pada saat intensitas
kerja dikurangi atau istirahat. Pembentukan kembali ATP berasal dari penggabungan
antara ADP dan Pi, penggabungan ini memerlukan energi, energi diambil dari CP
(ceratine phosphate). Akan tetapi persediaan CP dalam satu ototjuga terbatas, maka
energi selanjutnya diambil dari proses pemecahan bahan makanan (glukosa, lemak
maupun protein).
Oleh karena ATP ini sangat penting bagi kerja dari semua sel jaringan tubuh,
maka ATP harus selalu tersedia etiap saat. Mekanisme penyediaan atau pembentukan
kembali ATP ini dilakukan dengan tiga tahap sebagai berikut;
1. Sistem fosfagen (ATP-PC) atau disebutjuga dengan anaerobic alactic,
2. Glikolisis Anaerobik atau disebutjuga dengan anaerobik lactic,
3. Sistem Oksidasi atau disebutjuga dengan sistem Aerobik.
Untuk lebih jelasnya mengenai pembentukan kembali ATP dapat dilihat:
4
Berdasarkan pada gambar di atas dapat dilihat bahwa; ATP dipecah menjadi
ADP + Pi menghasilkan energi, energi digunakan untuk melakukan aktivitas.
Kemudian tejadi penggabungan antara ADP dan Pi untuk membentuk kembali ATP.
Penggabungan ADP dan Pi tersebut memerlukan energi yang diambil pertama dari
CP dan kedua dari gilikosis anaerobik dan ketiga dari sistem oksidasi. Sistem
oksidasi memerlukan oksigen yang disediakan oleh proses V02 max dan nutrisi yang
diambil dari sistem pencernaan maupun dari cadangan yang ada dalam setiap sel
jaringan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa; sistem energi dalam aktivitas fisik
terdiri dari dua bagian yaitu sistem anaerobik dan sistem aerobik. Sistem anaerobik
adalah proses metabolisme energi tanpa menggunakan oksigen, sedangkan sistem
aerobik adalah proses metabolisme energi dengan menggunakan oksigen. Pada
cabang olahraga yang intensitasnya tinggi, maka sistem energinya lebih dominan
anaerobik, sebaliknya cabang olahraga dengan intensitas yang rendah, maka sistem
energinya lebih dominan aerobik.
5
yang memerlukan penggunaan oksigen dengan intensitas sedang tergantung pada
sistem metabolisme aerobik.
6
Glikolisis adalah pemecahan glikogen secara kimiawi, dan aerobik adalah
adanya bantuan oksigen. Glikolisis aerobik adalah pemecahan glikogen dengan
menggunakan bantuan oksigen. Ada perbedaan antara glikolisis aerobik dan glikolisis
anaerobik, yaitu dengan adanya bantuan oksigen maka asam laktat tidak tertimbun di
dalam otot. Dengan kata lain berkat bantuan oksigen akan menghambat terjadinya
timbunan asam laktat di dalam otot, tetapi oksigen tersebut tidak meresintesis ATP.
Fungsi oksigen dalam proses ini adalah untuk mengalihkan asam laktat dengan asam
pyruvate ke dalam sistem aerobik setelah diresentesis ATP (Sukadiyanto, 2011: 39).
Inti dari semua proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk
meresintesis molekul ATP dimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik maupun
anaerobik. Proses hidrolis ATP yang akan menghasilkan energi ini dapat dituliskan
melalui persamaan reaksi kimia sederhana sebagai berikut:
7
Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar
31 kJ (7.3 kkal) serta akan menghasilkan produk lain berupa ADP (adenosine
diphospate) dan Pi (inorganik fosfat). Pada saat berolahraga, terdapat 3 jalur
metabolisme energi yang dapat digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan ATP yaitu
hidrolisis phosphocreatine (PCr), glikolisis anaerobik glukosa serta pembakaran
simpanan karbohidrat, lemak dan juga protein.
9
Gambar 3.
1
Gambar 3. Proses metabolism aerobik di dalam latihan
Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk meregenerasi ATP, tiga
simpanan energi akan digunakan oleh tubuh yaitu simpanan karbohidrat (glukosa,
glikogen), lemak dan juga protein. Di antara ketiganya, simpanan karbohidrat dan
lemak merupakan sumber energi utama saat berolahraga. Atlet dengan latihan berat,
memerlukan energy expenditure 2 – 3 kali lebih besar dari individu yang tidak berlatih.
1
Manfaat bagi pembuluh darah, pembuluh darah bertambah elastis karena
berkurangnya timbunan lemak akibat cadangan lemak lebih banyak dibakar. Efek
positif pada keadaan tersebut membuat kadar LDL atau Low Density Lipoprotein akan
menurun, kadar HDL atau High Density Lipoprotein meningkat, sehingga berat badan
relatif proporsional. Elastisitas pembuluh darah bertambah, karena adanya penambahan
kontraktilitas otot di dinding pembuluh darah. Manfaat untuk paru, elastisitas paru
bertambah, sehingga kemampuan paru-paru untuk berkembang kempis menjadi
bertambah.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara ringkas, sistem metabolisme energi untuk menghasilkan ATP dapat
berjalan secara aerobik (dengan oksigen) dan secara anaerobik (tanpa oksigen). Kedua
proses ini dapat berjalan secara simultan di dalam tubuh saat berolahraga. Pada aktivitas-
aktivitas olahraga yang membutuhkan energi besar dalam waktu yang cepat atau pada
olahraga dengan intenistas tinggi. Pada cabang-cabang olahraga dengan intensitas
rendah- sedang yang memilki komponen aerobik tinggi seperti jogging, maraton, triathlon
atau juga bersepeda jarak jauh, metabolisme energi tubuh akan berjalan secara aerobik
dengan kehadiran oksigen melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan protein.
Pada olahraga beregu yang merupakan kombinasi antara aktivitas intensitas
tinggi dan aktivitas intensitas rendah, metabolisme energi juga akan berjalan secara
aerobik dan anaerobik dan juga mengunakan sumber-sumber energi yang sama yaitu
phospocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan juga protein. Diantara semua bentuk
simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh, simpanan karbohidrat dan lemak
merupakan sumber zat gizi utama yang akan digunakan untuk menyediakan energi bagi
kontraksi otot. Keduanya akan menjadi sumber energi utama bagi tubuh saat berolahraga
yang persentase kontribusinya terhadap produksi energi akan ditentukan oleh intensitas
olahraga serta lamanya waktu berolahraga.
Bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang merupakan penentu performa pada
saat berolahraga yaitu simpanan karbohidrat dapat diproses melalui 2 jalur metabolisme
baik yaitu melalui pembakaran glukosa/glikogen (secara aerobik) maupun melalui
glikolisis glukosa/glikogen (secara anaerobik) untuk menghasilkan ATP. Sedangkan
simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh hanya dapat diproses secara aerobik untuk
menghasilkan ATP, dimana proses ini juga akan membutuhkan ketersediaan karbohidrat
agar proses pembakarannya menjadi sempurna
B. Saran
Untuk para pendidik terutama pelatih hendaklah memahami sistem energi pada
olahraga aerobik agar tujuan latihan yang hendak dicapai sesuai dengan materi latihan
yang diberikan.
1
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Dhias FW. Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Bodi Languange terhadap
Penurunan Persentase Lemak Tubuh Universitas Negeri Semarang.2014. Jurnal
media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 4.
Plowman, Sharon A. & Denise L. Smith. Excercise Physiology for Health, Fitness,
and Performance. Second Edition. New York. 2008.
Hermawati. Produksi Asam Laktat Pada Exercise Aerobik dan Anaerobik. Bandung.
Fenanlampir, Albertus. & Muhammad Muhyi Faruq. Tes dan Pengukuran dalam
Olahraga. Yogyakarta. 2015.
Hargreaves, Mark. & Lawrence Spriet. Exercise Metabolism Second Edition. United
States of America. 2006.
Palar, Chrisly M., dkk. Manfaat Latihan Olarga Aerobik Terhadap Kebugaran Fisik
Manusia. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 2015.