ABSTRAK
Daun dan kulit pohon sukun banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Daunnya digunakan
oleh masyarakat untuk mengobati penyakit liver dan penyakit kronis lain seperti hepatitis, jantung dan
ginjal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas hepatoprotektor ekstrak daun sukun terhadap
kerusakan hati yang diinduksi oleh CCl 4 pada mencit putih jantan dengan parameter penetapan aktivitas
SGOT dan SGPT. Aktivitas hepatoprotektor dilihat berdasarkan variasi dosis ekstrak daun sukun (dosis
125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500mg/kgBB) dan lama waktu pemberian ekstrak (14, 21 dan 28 hari).
Hasil penetapan aktivitas SGOT dan SGPT menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun dosis 500mg/kgBB
dapat menurunkan rata-rata aktivitas SGOT dan SGPT terbesar dengan persentase penurunan aktivitas
sebesar 62,73% dan 60,22%. Berdasarkan lama waktu pemberian, penurunan aktivitas terbesar
diperlihatkan pada pemberian ekstrak selama 28 hari. Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan
aktivitas SGOT dan SGPT seiring dengan peningkatan dosis dan lama waktu pemberian ekstrak daun
sukun.
77
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
daun sukun dengan parameter aktivitas alanin evaporator (Ika), timbangan analitik
transferase dan kadar peroksida lipid (Precisa), timbangan hewan (Ohaus),
(Mardiyah, 2010). fotometer klinikal (Microlab 300), sentrifus
Hati merupakan pusat metabolisme (DKC 1008T), pipet tetes, gelas ukur (Iwaki),
tubuh dengan kapasitas cadangan yang besar, pipa kapiler, tabung reaksi (Iwaki), lumpang,
karena itu kerusakan sel hati secara klinis baru stamfer, kaca arloji, gunting, kapas, vial.
dapat diketahui jika sudah lanjut. Kerusakan
pada sel hati yang sedang berlangsung dapat Bahan
diketahui dengan mengukur parameter fungsi Bahan yang digunakan adalah daun
berupa zat dalam peredaran darah yang sukun segar, alkohol 70% (PT. Brataco), paraffin
dibentuk oleh sel hati yang rusak atau liquidum (PT. Brataco), plat KLT Silica gel
mengalami nekrosis (Widmann, 1995). GF254 (Merck), Natrium carboxy methyl
Gangguan hati ditandai dengan cellulose (Na-CMC) (PT. Brataco), air suling, dan
peningkatan aktivitas serum transaminase reagen SGOT dan SGPT (Dyasis).
berupa SGPT (Serum Glutamic Piruvic Penyiapan Simplisia Daun Sukun
Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic Daun sukun segar diambil secara
Oxaloacetic Transaminase), laktat manual sebanyak 4,9kg menggunakan galah.
dehidrogenase, serta bilirubin serum. Kadar Lalu disortasi untuk memilih daun sukun
SGPT dalam serum menjadi petunjuk yang lebih dengan kualitas yang baik kemudian bagian
sensitif ke arah kerusakan hati karena sangat yang tidak diperlukan dibuang. Daun sukun
sedikit kondisi selain hati yang berpengaruh dicuci dan dikering anginkan. Setelah kering
pada kadar SGPT dalam serum (Widmann, daun sukun dihaluskan menggunakan blender
1995). Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan dan disaring untuk mendapatkan serbuk daun
xenobiotik yang lazim digunakan untuk sukun.
menginduksi peroksidasi lipid dan keracunan.
Metabolit reaktif CCl4 dalam tubuh dapat Pembuatan Ekstrak Kental Daun Sukun
menimbulkan kematian sel termasuk sel hati. Ekstrak dibuat dengan cara
Berdasarkan uraian diatas serta didukung mengeringkan 4,9 kg daun sukun segar dengan
penelitian yang sebelumnya maka penelitian ini cara dikering anginkan, kemudian didapatkan
dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak simplisia kering yang dihaluskan. Dari proses ini
etanol daun sukun sebagai antioksidan yang didapatkan simplisia sebanyak serbuk daun
potensial untuk melindungi hati mencit putih sukun didapatkan 520 g, kemudian diambil 500
jantan dari kerusakan yang disebabkan oleh g dan dibagi menjadi 4 bagian yang masing-
induksi CCL4 dengan mengukur aktivitas SGPT masingnya sebanyak 125 g. Kemudian masukan
dan SGOT. masing-masing bagian serbuk simplisia kering
ke dalam empat botol reagen yang gelap,
METODE PENELITIAN tambahkan 1.250 mL pelarut (etanol 70%).
Alat Rendam selama 6 jam pertama sambil sekali-
Peralatan yang digunakan dalam kali diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam
penelitian antara lain botol maserasi, rotary pada temperatur ruangan (kamar). Pisahkan
78
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
79
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
1ml campur dengan baik, setelah satu menit di Kemudian aktivitas SGPT SGOT dapat dihitung
ukur kenaikan serapan setiap menit selama tiga dengan rumus:
menit pada panjang gelombang 340nm.
A/menit = (Abs Test 2 - Abs Test 1)+( Abs Test 3-Abs test 1)
2
Keterangan:
Abs Test 1 : Absorban sampel yang di ukur menit pertama
Abs Test 2 : Absorban sampel yang di ukur menit kedua
Abs Test 3 : Absorban sampel yang di ukur menit ketiga
A/menit : Perubahan aktivitas rata- rata per menit
F : Faktor (1745)
Larutan pereaksi SGOT dan SGPT yang terdiri Ekstrak etanol daun sukun terlebih dahulu di
dari: karakterisasi, dan pemeriksaan fitokimia. Dari
1. Larutan pereaksi SGOT yang terdiri dari: karakterisasi nonspesifik yang dilakukan
a. Reagen 1: didapatkan susut pengeringan 8,141%, kadar
TRIS buffer pH 7,65 110 mmol/L abu total 4,57%, dan kadar larut asam 2,74%.
L-aspartat 320 mmol/L Tujuan mengetahui susut pengeringan adalah
MHD (malat dehidrogenase) 800 U/L memberikan batasan maksimal (rentang)
LHD (laktat dehidrogenase) 1200 U/L tentang besarnya senyawa yang hilang pada
b. Reagen II: proses pengeringan. Karakterisasi spesifik
2-Oksoglutarat 65 mmol/L diperoleh warna ekstrak yang hijau kehitaman,
NADH 1 mmol/L rasa pahit, bau aromatis dan konsistensi kental.
Sedangkan kadar senyawa larut air 13,893%
2. Larutan pereaksi SGPT yang terdiri dari: dan kadar senyawa larut etanol 16,270%. Dari
a. Reagen I: pemeriksaan fitokimia diperoleh bahwa ekstrak
TRIS buffer pH 7,15 140 mmol/L etanol daun sukun mengandung flavonoid,
L-alanin 700 mmol/L steroid, tannin, saponin tetapi tidak
b. Reagen II: mengandung alkaloid.
2-Oksaloasetat 85 mmol/L
Pada penelitian ini, karbon tetraklorida
NAD (Nicotinamid Adenin
digunakan sebagai induktor kerusakan hati.
Dinukleotida) 1 mmol/L
Dalam retikulum endoplasma hati, CCl4
dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP
HASIL DAN DISKUSI
2E1) menjadi triklorometil (CCl3). Triklorometil
Ekstrak daun sukun dibuat dengan cara
dengan oksigen akan membentuk triklorometil
maserasi menggunakan etanol 70%. Persentase
peroksil (CCl3O2) yang dapat menyerang lipid
randemen ekstrak yang didapat yaitu 7,055 %.
80
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Tabel 1. Aktivitas SGPT rata-rata berdasarkan dosis dan lama pemberian ekstrak daun sukun
Pada hari ke-15 setelah induksi CCl4, kelompok pada mencit dapat menimbulkan kerusakan hati
kontrol negatif memiliki aktivitas SGPT dan yang ditandai dengan peningkatan aktivitas
SGOT lebih rendah jika dibandingkan dengan SGPT dan SGOT. Data aktivitas dianalisis dengan
kelompok kontrol positif. Hal ini dapat menggunakan uji anova dan dilanjutkan dengan
disimpulkan bahwa pemberian CCl4 30% v/v uji Duncan.
81
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Gambar 1. Diagram batang aktivitas SGPT berdasarkan dosis dan lama pemberian.
Berdasarkan uji lanjut Duncan terhadap hepatoprotektor ekstrak etanol daun sukun juga
aktivitas SGPT diketahui bahwa ketiga dosis dipengaruhi lama pemberian ekstrak. Aktivitas
ekstrak daun sukun memberi efek yang berbeda SGPT hari ke 22 menurun dibandingkan dengan
nyata terhadap aktivitas SGPT. Pemberian hari ke 15 tetapi tidak signifikan. Penurunan
ekstrak dosis 125& 250 mg/kg BB sudah aktivitas bermakna terjadi pada hari ke 29.
menunjukkan penurunan aktivitas SGPT secara Persentase penurunan aktivitas SGPT diperoleh
signifikan. Namun, penurunan aktivitas SGPT dengan membandingkan aktivitas kelompok
terbesar ditunjukkan pada dosis 500 mg/kg BB. dosis dengan kelompok kontrol positif.
Hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan Penurunan tertinggi terdapat pada kelompok
efek hepatoprotektor seiring dengan dosis 500mg/kgBB dengan persentase
meningkatnya dosis ekstrak. Dari diagram penurunan 62,73%.
diatas juga terlihat bahwa aktivitas
Tabel 2. Aktivitas SGOT rata-rata berdasarkan dosis dan lama pemberian ekstrak daun sukun.
Pada penelitian sebagai indikator mengenali adanya penyakit pada hati yang
kerusakan hati adalah kadar enzim SGPT. Enzim bersifat akut. Hal ini disebabkan hepatosit yang
SGPT merupakan indikator yang sensitif dalam rusak atau mati akan melepaskan enzim SGPT
82
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
ke dalam aliran darah (Chopra, 2001). Enzim otot jantung, otot rangka, ginjal, pankreas, otak,
SGPT merupakan enzim yang lebih dipercaya sel darah merah, dan sel darah putih. Dengan
dibandingkan SGOT dalam menentukan demikian, jika hanya terjadi peningkatan SGOT
kerusakan sel hati. Hal ini disebabkan SGPT maka dapat saja yang mengalami kerusakan
banyak ditemukan terutama di hati sedangkan adalah sel-sel organ lainnya yang mengandung
SGOT dapat ditemukan selain di hati, seperti di SGOT (Sari et al. 2008).
83
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
DAFTAR PUSTAKA
Abdassah, M., Sumiwi, S.A. & Hendrayana, J. (2009). (Artocarpus Altilis) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Formulasi Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis Pseudomonas aeruginosa. JSTK. 13(1), 107-117.
(Parkins.) Fosberg) dengan Basis Gel Sebagai Ramdhiani,S.H. 2012.Uji Aktivitas Hepatoprotektor
Antiinflamasi.JFI. 4, 199-209. Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Altilis (Parkins.)
Chopra, S. 2001. The Liver Book: A Comprehensive Fosberg) Pada Tikus Dengan Metode Induksi
Guide to Diagnosis, Treatment, and Recovery. New Parasetamol.(Skripsi). Bandung: Universitas
York: Pocket Books, Simon & Schuster, Inc. Padjajaran.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Sari,W., Indrawan, L. & Djing O,G. 2008. Care Yourself,
Materia Medika Indonesia (Edisi 6). Jakarta: Hepatitis. Depok: Penebar Plus
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Supriyanti, F.M.T. (2009). Pemanfaatan Senyawa
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Bioaktif dari Ekstrak Kulit Batang Artocarpus sp
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Sebagai Inhibitor Tirosinase pada Pigmentasi Kulit.
(Edisi 1). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan JPMIPA. 5(2), 96-106.
Obat Dan Makanan. Thomson, E. B. (1985). Drug and Bioscreening
Hodgons, E. & Levi P. E. (2000). A Text Book of Modern Fundamentals of Drug Evalution Tecnique In
Toxicology. (2nd ed). USA: McGraw-Hill Companies Pharmachology. New York. Graceway publishing
Inc. Co. Inc.
Mardhiyah. 2010. Efek Hepatoprotektor Infusa Daun Widmann, F. K. (1995). Tinjauan Klinis atas Hasil
Sukun (Artocarpus altilis) pada Tikus yang Diinduksi Pemeriksaan Laboratorium. (Edisi 9). Penerjemah:
Karbon Tetraklorida (CCl4) dengan Indikator Kadar Siti Budina Kresno, Ganda Soebrata, J. Latu.
SGPT.(Skripsi). Bandung: Universitas Padjajaran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Panjaitan, R.G.P & Masriani. (2014). Gangguan Fungsi Yin, G., Cao, L., Jeney, G., Nakao, M. (2001).
Hati Induk Bunting Akibat Pemberian Tetraklorida. Hepatoprotective and antioxidant effects of Hibiscus
Pontianak.JKH.8(2),98-100. sabdariffa extract against carbon tetrachloride-
Puspasari, R.K., Supriyanti, F.M.T. & Sholihin, H. (2014). induced hepatocyte damage in Cyprinus carpio. In
Studi Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Daun Sukun Vitro Cell Develop Biol - Animal Volume 47, Issue 1,
10-15.
84