Anda di halaman 1dari 8

Journal of Pharmacy Vol. 3 No.

1 : 10 - 17
ISSN 2302-7436

Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit


(Curcuma domestica Val.) dan Ekstrak Meniran
(Phyllantus niruri Linn.) Pada Tikus yang
Diinduksi Parasetamol Kajian Histopatologi Liver

Hepatoprotective activity of Curcuma domestica


Extract And Phyllantus niruri Extract on
Histopathology Rat Induced by Paracetamol
Agil Novianto1, Arief Nurrochmad2, Ika Puspitasari2
1) Universitas Gadjah Mada
2) Departemen Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Universitas Gadjah Mada

Intisari

Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri adalah dua tanaman yang


telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui studi mekanisme hepatoprotektif dari kombinasi ekstrak
Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri dengan hewan yang diinduksi
parasetamol. Hewan dibagi menjadi 8 kelompok secara acak masing-
masing 5 tikus. Kelompok yang normal adalah aquadest, kelompok negatif
(Parasetamol) adalah CMC Na 0,5%, kelompok positif diberi silimarin
dengan dosis 100 mg / kg kelompok Curcuma domestica dengan dosis 100
mg/kg, kelompok Phyllanthus niruri dengan 200 mg/kg BB serta kombinasi
I-III dengan Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri perbandingan
ekstrak masing-masing 75: 50; 50: 100; dan 25: 150 mg / kg di BW.
Persiapan uji diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-7, semua kelompok
kecuali yang normal diinduksi dengan parasetamol tunggal dose 2.5 g / kg
untuk peroral 30 menit setelah pemberian persiapan tes. Aktivitas
hepatoprotektif dianalisis menggunakan histopatologi hati. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi I dapat menghambat nekrosis hati dan
memberikan aktivitas hepatoprotektif baik dibandingkan dengan dosis
tunggal dengan Curcuma domestica optimal dan ekstrak Phyllanthus niruri
dosis 75 dan 50 mg/kg
Abstract

Curcuma domestica and Phyllanthus niruri was two plants which has
been shown to have an effect hepatoprotective. This research was
conducted to determine mechanism study of hepatoprotective combination
of Curcuma domestica and Phyllanthus niruri extract to animals induced by
paracetamol. Animals devide into 8 groups in random order of 5 each rats.
Normal groups were give aquadest, negative groups (Paracetamol) were
give CMC Na 0,5 %, positive goups were give silimarin with dose 100
mg/kg, Curcuma domestica groups with a dose of 100 mg/kg, Phyllanthus
niruri groups with 200 mg/kg BW as well as a combination of I-III with
Curcuma domestica and Phyllanthus niruri extract comparison of each of
75: 50; 50: 100; and 25: 150 mg/kg in BW. Test preparations are given for
7 days. On day 7, all groups except normal induced with paracetamol single
dose2.5 g/kg for peroral 30 minutes after administering the test
preparations. Hepatoprotective activity were analyzed using liver

10 Volume 3 Issue 1 (2014)


Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Meniran pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol

histopathology. The results showed that the combination I can inhibited


liver necrosis and gives better hepatoprotective activity comparable with
single dose with optimal Curcuma domestica and Phyllanthus niruri extract
dose of 75 and 50 mg/kg.

Keywords: Curcuma domestica, Phyllanthus niruri hepatoprotective,


hystopatology

PENDAHULUAN senyawa hepatotoksin seperti parasetamol,


CCl4 (Harish and Shivanandappa, 2006;
Penyakit hati sampai saat ini Manjrekar et al., 2008). Meniran terbukti
masih menjadi problem kesehatan yang mampu mengurangi terjadinya stres
serius. Kerusakan hati dapat terjadi karena oksidatif dan kerusakan liver akibat
infeksi, virus, penggunaan obat, dan pemberian alkohol (Rajagopalan et al.,
lingkungan (Singh, 2001). Parasetamol 2010).
merupakan obat dengan efek analgetik Sejauh ini belum diketahui efek
dan antipiretik yang aman digunakan penggunaan kombinasi ekstrak kunyit dan
dalam pemakaian pada dosis dibawah 4,0 meniran terhadap senyawa hepatotoksin
g/hari (Clark et al., 2012). Penggunaan parasetamol. Perlunya dilakukan
parasetamol dalam jumlah yang berlebih penelitian untuk mengetahui aktivitas
(15 gram/hari) mampu menyebakan hepatoprotektive kombinasi ekstrak
kerusakan pada hati yang ditandai dengan kunyit dan meniran pada hewan uji yang
terbetuknya nekrosis (Sabate et al., 2011; diinduksi parasetamol dengan melihat
Clark et al., 2012). Parasetamol mengalami parameter histopatologi liver.
proses metabolisme oleh enzim sitokrom
P450 menjadi metabolit reaktif yang METODE PENELITIAN
dikenal dengan N-acetyl-p-benzoquinonemine
(NAPQI). NAPQI mampu berinteraksi Alat
secara kovalen dengan makromolekul hati Alat yang digunakan dalam penelitian
pada bagian sistein dan mengakibatkan meliputi, Analisis KLT: KLT, UV cabinet,
terjadinya oksidasi lipid dan menyebabkan Penetapan kadar ekstrak :
kerusakan pada liver (Setty, 2007). spektrofotometer, TLC densitometer.
Terjadinya nekrosis pada hati oleh Analisis kadar serum: micro vitalab.
pemberian parasetamol ditandai dengan Analisis parameter stress oksidatif:
naiknya kadar serum glutamate pyruvate Spektrofotometer,
transaminase (SGPT), serum glutamate
oxaloacetat transaminase (SGOT), serum Bahan
alkaline phosphatase (ALP), billirubin, dan Ekstrak Kunyit (Gama Herbal) dan
total protein (Hinson et al., 2010) dan Ekstrak Meniran (Gama Herbal). Hewan
penurunan aktivitas superoxide dismutase uji tikus jantan galur Wistar berat 150-
(SOD), catalase (CAT), glutathione(GSH). 200g, dengan umur 2-3 bulan
Kunyit memiliki aktivitas (Laboratorium Farmakologi dan
hepatoprotektif terhadap beberapa Toksikologi Fakultas Farmasi UGM
senyawa hepatotoksin sepertiparasetamol, Yogyakarta). Parasetamol 500 mg (Kimia
galatosamine, CCl4, thioacetamide (Kiso et al., Farma), Silimarin (Aldrich). Bahan untuk
1983; Park et al., 2000; Salama et al., 2013; KLT standar kurkuminoid, kloroform p.a,
Donatus et al., 1990; Goenarwo dkk., etanol p.a, metanol p.a (sigma), asam
2009). Meniran (Phyllanthus niruri Linn) borat (Brataco), standar kuersetin, AlCl3
memiliki efek hepatoprotektif terhadap (Brataco) etil asetat, natrium sitrat, asam

Volume 2 Issue 1 (2013) 11


Agil Novianto, et al.

asetat (sigma). Analisa histopatologi Uji aktivitas hepatoprotektif


dengan menggunakan pengecatan Hewan uji dibagi menjadi 8
Hematoksilin Eosin kelompok masing-masing 5 ekor tikus.
Ekstrak kunyit 100 mg/kg BB, ekstrak
Pembuatan Ekstrak meniran 200 mg/kg BB dan kombinasi I-
Kunyit sebanyak 2 kg didestilasi III dengan perbandingan ekstrak kunyit
untuk menghilangkan minyak atsiri, dan meniran 75:50; 50:100; dan 25:150
setelah itu dikeringkan dan diserbuk mg/kg BB, sebagai pembanding
kemudian dilakukan ekstraksi dengan digunakan aquades (normal), CMC Na
menggunakan metode maserasi dengan 0,5%, dan silimarin 100 mg/kg BB semua
solven etanol 96 % perbandingan 1:7. sediaan uji diberikan selama 7 hari secara
Herba meniran sebanyak 2 kg dilakukan peroral. Parasetamol dosis tunggal 2,5
ekstraksi dengan menggunakan metode g/kg BB digunakan sebagai induksi
maserasi solven etanol 70 % hepatotoksin, diberikan pada hari ke-7.
perbandingan 1:7. Aktivitas hepatoprotektif dianalisis
dengan melihat gambaran hitpatologi
Analisis Kualitatif liver.
Ekstrak kunyit dan meniran
ditetapkan kadar air dengan metode HASIL dan PEMBAHASAN
destilasi dan ditentukan kadar abu total Rendemen ekstrak kunyit sebesar
serta kadar abu tidak larut asam.. Profil 5,49 %, setalah dihilangkan minyak atsiri
KLT dilakukan dengan fase gerak kunyit sebesar 0,78 %. Ekstrak meniran
kloroform metanol (95:5), fase diam silica hasil maserasi dengan rendemen 9,68%.
gel F254, sebagai pembanding digunakan Kadar air ekstrak kunyit dan meniran
kurkumin 0,1% dalam etanol. Deteksi diperoleh hasil 5 %. Penetapan kadar abu
menggunakan UV254 dan digunakan total dan tidak larut asam ekstrak kunyit
pereaksi semprot asam borat methanol masing-masing 2,8 % dan 0,84 %, kadar
(Depkes RI, 2008). Uji KLT terhadap abu total dan tidak larut asam ekstrak
ekstrak meniran dengan menggunakan meniran masing-masing 7,44 % dan 0,84
fase gerak butanol: asam asetat: air (4:1:5), %.
fase diam silica gel F254, sebagai Penetapan profil KLT dalam
pembanding digunakan kuersetin 0,5 % ekstrak kunyit diperoleh tiga spot yang
dalam metanol. Deteksi dilakukan dalam sejajar dengan spot standar kurkuminoid.
UV 254, UV366 dan pereaksi semprot Dari hasil yang didapat pada ekstrak
AlCl3 5 % dalam metanol (Depkes RI, meniran diperoleh dua macam spot
2008). dengan satu spot yang sejajar dengan spot
Analisis Kuantitatif standar (quercetin). Analisis kuantitatif
Penetapan kadar Kurkuminoid ekstrak kunyit diperoleh kadar kadar
dalam ekstrak kunyit dilakukan dengan kurkumin sebesar 30,34 % b/b. Kadar
metode KLT Densitometri. Fase gerak total flavonoid dalam ekstrak meniran
digunakan kloroform metanol (95:5). sebesar 1,61±0,03 % quercetin equivalent.
Setelah dielusi plat selanjutnya Analisis histopatologi dengan
dikeringkan dan dilakukan scanning dengan menggunakan organ liver dilakukan untuk
Camag TLC pada panjang gelombang 425 mengetahui gambaran jaringan pada liver
nm (Pothitirat & Gritsanapan 2005). terkait munculnya kerusakan liver yang
Analisis total flavonoid dalam ekstrak diakibatkan oleh induksi parasetamol.
meniran menggunakan metode Chang et Dalam analisis histopatologi ini digunakan
al. (2002) dihitung berdasarkan quercetin pengecatan dengan menggunakan
equivalent. Analisis total flavonoid ekstrak hematoksilin dan eosin. Hasil
meniran diukur absorbansinya pada 440 selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel I
nm (Suhad et al., 2008). dan Gambar 1.

12 Volume 3 Issue 1 (2014)


Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Meniran pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol

Tabel I. Analisis dan intrepretasi gambaran histopatologi organ liver

Intrepretasi
Kelompok Dosis (mg/kg BB) Atrofi
MFNPD MFDM
hepatosit
Normal - TAP TAP TAP
Parasetamol 2,5 g/kg +++ + +
Silimarin 100 TAP + TAP
Kunyit 100 ++ ++ +
Meniran 200 + + +
Kombinasi I kunyit : meniran = 75 :50 TAP + TAP
Kombinasi II kunyit : meniran = 50 :100 ++ ++ TAP
Kombinasi III kunyit : meniran = 25 :150 ++ ++ TAP

Ket: MFNPD= Multifokal Nekrosis disekitar Pembuluh Darah, MFDM= Multifokal


Degenerasi Melemak, TAP = Tidak Ada Perubahan, (+) lemah, (++) sedang, (+++) kuat,

A B C D

E F G H
Gambar 1. Histopatologi liver pengecatan HE pengamatan dengan perbesaran 200 x. (a)
normal, (b) parasetamol, (c) silimarin, (d) kunyit, (e) meniran, (f) kombinasi I,
(g) kombinasi II, (h) kombinasi III. Ket CV= central vena, H= Hepatosit, N=
Neutrofil MFNPD=Multifokal Nekrosis disekitar Pembuluh Darah.

Dari hasil analisa histopatologi gambaran liver dengan hepatosit nomal,


pada Tabel I dan Gambar 1 diperoleh tidak menunjukkan adanya perubahan
gambaran kelompok normal tanpa yang berarti pada hepatosit.
perlakuan induksi perasetamol terlihat

Volume 2 Issue 1 (2013) 13


Agil Novianto, et al.

Gambar 2. Nekrosis fokal dan nekrosis zonal (Zimmerman, 1978)

Berbeda dengan kelompok pada kelompok induksi, juga ditemukan


normal, kelompok induksi parasetamol gambaran atropi hepatosit yang ditandai
menunjukkan adanya perubahan yang dengan ukuran hepatosit lebih kecil dan
signifikan pada liver. Terlihat adanya sitoplasma tampak melebar.
nekrosis dengan tipe multifokal nekrosis Silimarin sebagai kontrol positif
sekitar pembuluah darah. Terjadinya mampu memberikan gambaran aksi
nekrosis ini ditandai dengan adanya hepatoprotektif yang ditunjukkan
kematian sel (kariopiknotik, kariolisis, gambaran histopatologi liver. Dalam
sitoplasma hipereosinofilik) pada kelompok ini tidak terlihat gambaran
beberapa lokasi di sekitar pembuluh multifokal nekrosis pada daerah
darah. Dari gambaran liver juga terlihat pembuluh darah, melainkan terlihat
jumlah neutrofil dan leukosit yang adanya gambaran multifokal degenerasi
menunjukkan adanya peradangan pada melemak. Terjadinya degenerasi melemak
liver. Nekrosis sel hati fokal merupakan dapat terjadi sebagai akibat induksi
nekrosis yang terjadi secara acak pada satu parasetamol yang memicu lipid
sel atau sekelompok kecil sel pada seluruh peroksidase. Terjadinya degenerasi
daerah lobulus-lobulus hati (Zimmerman, melemak ini masih bersifat reversible
1978). sehingga hepatosit yang terlihat masih
Kerusakan liver akibat induksi bersifat normal, tidak muncul nekrosis.
parasetamol dengan tipe fokal sama Pemberian ekstrak dalam bentuk
seperti penelitian yang dilakukan oleh tunggal baik itu kunyit maupun meniran
Tabassum et al., (2005) dengan distribusi terlihat adanya perubahan histopatologi
lebih dari 67 %. Hasil ini sedikit berbeda liver. Pemberian ekstrak kunyit dengan
dengan karakter yang muncul pada dosis 100 mg/kg bb masih terlihat adanya
beberapa induksi parasetamol, multifokal nekrosis pada bagian pembuluh
Parasetamol memberikan kerusakan tipe darah dengan tingkat keparahan sedang
nekrosis zonal (Gambar 2). Nekrosis (++). Penelitian yang dilakukan oleh
zonal sel hati adalah nekrosis sel hati yang Somchit et al., (2005) pemberian ekstrak
terjadi pada daerah yang identik di semua kunyit tidak menunjukkan adanya
lobulus hati. Penyebabnya berbeda-beda perubahan histpatologi pada liver.
sesuai zona yang terkena. Nekrosis Perbedaan hasil penelitian terjadi karena
centrizonal (CZ) yang mengenai sel-sel induksi parasetamol yang digunakan
disekeliling vena hepatika sentral dalam penelitian Somchit et al., (2005)
(Zimmerman, 1978; Bigoniya et al., 2009). menggunakan parasetamol dengan dosis
Selain ditemukan gambaran nekrosis fokal lebih kecil yaitu 600 mg.kg BB.

14 Volume 3 Issue 1 (2014)


Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Meniran pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol

Pemberian ekstrak meniran glutathione S transferase (GST), dan catalase


dalam bentuk tunggal dengan dosis 200 (CAT) (Farghaly & Hussein, 2010).
mg/kg BB memberikan hasil Ekstrak meniran diidentifikasi keberadaan
histopatologi pada liver lebih baik senyawa flavonoid (quercetin). Telah
dibandingkan dengan ekstrak meniran diketahui bahwa kandungan flavonoid
dosis tunggal. Terlihat adanya multifokal dalam ekstrak meniran memiliki aktivitas
nekrosis pada daerah pembuluh darah antioksidan. Quercetin mampu
tingkat keparahan lemah (+). Sama seperti meningkatkan aktivitas glutathione
ekstrak kunyit, beberapa bagian terlihat peroxidase dan glutathione reductase pada
adanya perubahan hepatosit yang ditandai hewan uji yang diinduksi parasetamol
dengan multifokal degenerasi melemak. (Guzy et al., 2004). Dalam penelitian yang
Hal yang sama penelitian yang dilakukan telah dilakukan oleh Novianto (2013)
oleh Tabassum et al.,(2005) pemberian kombinasi kunyit dan meniran mampu
ekstrak meniran mampu meregenerasi menurunkan parameter kadar SGPT,
nekrosis pada liver. SGOT, ALP, Bilirubin dan menaikkan
Pemberian kombinasi ekstrak kadar total protein serta mampu
kunyit dan meniran memberikan menaikkan kadar glutathione, katalase dan
gambaran histopatologi yang lebih baik menurunkan kadar lipid peroksida pada
dibandingkan dalam bentuk tunggalnya. hewan uji yang diinduksi parasetamol.
Kelompok kombinasi I yaitu ekstrak
kunyit 75 mg/kg BB dan meniran 50 KESIMPULAN
mg/kg BB mulai menunjukkan adanya
perbaikan secara histopatologi jika Hasil penelitian menunjukkan
dibandingkan dengan kelompok induksi bahwa kombinasi I yaitu ekstrak kunyit
parasetamol. Pada kelompok ini tidak ada dan meniran dosis 75 dan 50 mg/kg BB
perubahan signifikan pada sel hepatosit, mampu memberikan aktivitas
tidak terlihat nekrosis, terlihat multifokal hepatoprotektif yang optimal. Kombinasi
degenerasi melemak. ini mampu mencegah terjadinya
Kombinasi II ekstrak kunyit 50 multifokal nekrosis disekitar pembuluh
mg/kg BB dan meniran 100 mg/kg BB, darah.
terlihat adanya gambaran perubahan
histopatologi multifokal nekrosis pada DAFTAR PUSTAKA
pembuluh darah dengan tingkat kerusakan
yang sedang (++) bila dibandingkan Bigoniya, P., Singh, C.S., and Shukla, A.
dengan kelompok induksi parasetamol. 2009, A Comprehensive
Kelompok kombinasi III ekstrak kunyit Review of Different Liver
25 mg/kg BB dan meniran 150 mg/kg Toxicants used in Experimental
BB, terlihat adanya multifokal nekrosis Pharmacology, IJPSDR, 1(3):
pada daerah pembuluh darah dengan 124-135
tingkat kerusakan lemah (+) sampai Chang C.-C., Yang M.-H., Wen H.-M. and
sedang (++). Chern J.-C.,2002,Estimation of
Dalam penelitian yang dilakukan total flavonoid content in
oleh Singh et al (2013), pemberian propolis by two complementary
kurkumin mampu meningkatkan viabilitas colorimetric methods; J. Food
hepatosit, menurunkan jumlah Drug Analysis, 10, 178-182.
terbentuknya malondialdehide (MDA), Clark, R., Fisher, J.E., Sketris, I.S., and
dan meningkatkan aktivitas Calcium Johnston, G.M. 2012,
ATPase. Kurkumin sebagai antioksidan Population prevalence of high
alami mampu meningkatkan jumlah dose paracetamolin dispensed
glutathione dan meningkatkan aktivitas paracetamol/opioid
superoxide dismutase (SOD), glutathione prescriptioncombinations: an
peroxidase (GPx), glutathione reductase (GR),

Volume 2 Issue 1 (2013) 15


Agil Novianto, et al.

observational study, BMC Necrosis, Handb Exp


Pharmacology and Toxicology, I:1-8. Pharmacol.196: 369–405.
Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Kim, YW, Kang HE, Lee MG, Hwang SJ,
Indonesia, Jakarta. Kim, SC, Lee, CH, 2009,
Devaraj, V.C., Krishna, B.G., Liquiritigenin, a flavonoid
Viswanatha, G.L., Kamath, aglycone from licorice, has
J.V., and Kumar, S. 2011, choleretic effect and the ability
Hepatoprotective activity of to induce hepatic transporters
Hepax-A polyherbal and phase II enzyme, Am J
formulation, APJTB,1:142-146 Physiol Gastrointest Liver Physiol,
Donatus IA, Sardjoko, and Vermeulen 296:G372-G381.
NP.1990, Cytotoxic and Kiso Y, Suzuki Y, Watanabe N. 1983,
cytoprotective activities of Antihepatotoxic principles of
kurkumin.Effects on Curcuma longa rhizomes. Planta
parasetamol-induced Med, 49:185-187.
cytotoxicity, lipid peroxidation Manjrekar, A.P., Jisha, V., Bag, P.P.,
and glutathione depletion in rat Adhikary, B., Pai, M.M., Hegde,
hepatocytes.Biochem Pharmacol, A., and Nandini, M. 2008,
39:1869-1875. Effect of Phyllanthus niruri Linn
Farghaly, H., and Hussein, M. 2010, treatment on Liver Kideny and
Protective Effect of Kurkumin tests in CCl4 induced
Against Paracetamol-induced hepatotoxic rats, Indian Journal of
Liver Damage, Aust. J. Basic & Experimental Biology, 46:514-520.
Appl. Sci., 4(9): 4266-4274, Park EJ, Jeon CH, Ko G., 2000.
2010. Protective effect of kurkumin in
Goenarwo, E., Chodijah., Alimi, M.S. rat liver injury induced by
2009, Pengaruh Air Perasan carbon tetrachloride.Journal
Kunyit terhadap Kadar Serum Pharm Pharmacol;52:437-440.
Glutamic Oxaloacetic Pothitirat, W. and Gritsanapan, W. 2005,
Transaminase (SGOT), Serum Quantitative Analysis of
Glutamic Pyruvic Transaminase Kurkumin,
(SGPT), dan Bilirubin Total Demethoxykurkumin and
Serum, Sains Medika (Jurnal Bisdemethoxykurkumin in the
Kedokteran dan Kesehatan), 1 Crude Kurkuminoid Extract
(1):16-23. from Curcuma longa in Thailand
Guzy, J., Zuzana Chovanová, Z., by TLC Densitometry, Mahidol
Mareková, M., Zenóbia University Journal of Pharmaceutical
Chavková, Z., Tomeèková, V., Sciences, 32(1-2): 23-30
Mojizová, G., & Jaroslav Rajagopalan, R., Baskaran, M., and
Kusnír, J. 2004, Efect of Periyasamy, L.2010, Effect of
quercetin on paracetamol- Phyllanthus niruri on Alcohol and
induced rat liver mitochondria Polyunsaturated Fatty Acid
dysfunction, Biologia, Bratislava, Induced Oxidative Stress in
59 (3): 399|403. Liver, Int J Pharm Pharm Sci,,
Harish and Shivanandappa, 2006, 2(4): 5862.
Antioxidant activity and Sabate, M., Ibanez, L., Perez, E., Vidal,
hepatoprotective potential of X., Buti, M., and Xiol, X., et al.
Phyllanthus niruri, Food Chemistry, 2011, Paracetamol in
95(2):180–185. therapeutic dosages and acute
Hinson, J.A., Roberts, D.W., and James, liver injury: causality assessment
L.P. 2010, Mechanisms of in a prospective case series,
Acetaminophen-Induced Liver BMC Gastroenterology, I:1-7.

16 Volume 3 Issue 1 (2014)


Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Meniran pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol

Said, O., Khalil, K, Fulder S. 2002. Sciences and Medicine Research,


Ethnobotanical survey of 26:1-8.
medicinal herbs of the middle Somchit, M.N., Zuraini, A., Bustaman,
eastern region.Journal of A.A., Somchit, N., Sulaiman,
Ethnopharmacology, 83: 251-265. N,R., and Norantulina, R. 2005,
Salama, S.M., Abdulla, M.A., AlRashdi, Protective Activity of Turmeric
A.S., Ismail, S., Alkiyumi, S.S., (Curcuma longa) in Parasetamol
and Golbabapour, S. 2013, Induced Hepatotoxicity in Rats,
Hepatoprotective effect of International Journal of
etanolic extract of Curcuma Pharmacology,1 (3); 252-256.
longa on thioacetamide induced Suhad , S. Humadi., and Istudor, V. 2008,
livercirrhosis in rats, BMC Quantitative Analysis Of Bio-
Complementary and Alternative Active Compound In Hibiscus
Medicine, 13(56):1-17. sabdariffa L. Extracts. Note I
Setty, S. R., Quereshi, A.A., Swamy, Quantitative Analysis Of
A.H.M.V., Patil, T., Prakash, T., Flavonoids, Farmacia, 56 (6).
Prabhu, K., and Gouda, A.V.. Tabassum, N., Agrawal, and Shyam. S.,
2007, Hepatoprotective activity 2004, .Hepatoprotective
of Calotropis procera flowers Activity Of Eclipta alba Hassk.
against parasetamol-induced Against Parasetamol Induced
hepatic injury in rats, Hepatocellular Damage In
Fitoterapia,78:451–454. Mice, JK – Practitioner,11(4):278-
Singh, D. and Gupta, R.S. 280.
2011,Hepatoprotective Activity Zimmerman, H.J. 1978, Hepatotoxicity,
of Metanol Extract of Tecomella Appleton Century Crofts, New
undulate against Alcohol and York.
Parasetamol Induced
Hepatotoxicity in Rats, Life

Volume 2 Issue 1 (2013) 17

Anda mungkin juga menyukai