FURQAN RACHMAN
I11112010
NASKAH PUBLIKASI
Intisari
Abstract
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hepar merupakan organ terbesar pada tubuh yang terlibat dalam
sintesis empedu, pembentukan faktor koagulasi dan pusat metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, hormon dan zat kimia termasuk obat dan
toksin yang lain dari tubuh. Sebagai pusat metabolisme di tubuh, hepar
rentan sekali untuk terpapar zat kimia yang bersifat toksik sehingga
menimbulkan kerusakan hepar. Kerusakan hepar dapat disebabkan
antara lain oleh obat, berbagai senyawa kimia lain dan virus. Salah satu
obat yang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hepar adalah
parasetamol.1,2
Persentase kejadian hepatotoksisitas pada pasien dengan pemakaian
parasetamol dosis berlebihan di berbagai negara antara lain : Amerika
Serikat (15%) ; Australia (14%) ; Hong Kong (6%) ; Jamaica (2%).3
Sedangkan di Indonesia sendiri, menurut data RISKESDAS (Riset
Kesehatan Dasar) tahun 2010, menyatakan bahwa terdapat sekitar 2000
kasus gagal hepar akut yang terjadi setiap tahun dan 50% diantaranya
disebabkan oleh toksisitas obat (Drug Induced Hepatitis).4
Toksisitas obat parasetamol disebabkan oleh biotransformasi
parasetamol di hepar yang menghasilkan N-asetil-p-benzoquinone imine
(NAPQI) yang bersifat sangat reaktif. NAPQI dapat menyebabkan
glutation hepar (antioksidan endogen) terdeplesi dan kemudian NAPQI
berikatan secara kovalen dengan makromolekul sel hepar, salah satunya
lipid pada membran sel dan menyebabkan peroksidasi lipid dengan hasil
pemecahan berupa malondialdehid (MDA).5,6 MDA merupakan salah satu
senyawa produk oksidasi lipid dalam tubuh dan sering digunakan sebagai
indikator terjadinya proses oksidasi lipid akibat radikal bebas. MDA dapat
dideteksi di dalam jaringan, plasma darah, maupun urin.6
Salah satu tumbuhan obat yang diketahui memiliki efek
hepatoprotektor adalah Sambiloto (A. paniculata).7,8 Sambiloto memiliki
senyawa aktif andrographolide dan flavonoid yang bersifat sebagai
2
direaksikan dengan 1.0 mL TCA 20% dan 1.0 mL TBA 1% dalam asam
asetat glasial 50%, kemudian diinkubasi selama 45 menit pada suhu 950C,
lalu dibiarkan dingin. Larutan disentrifugasi selama 15 menit pada
kecepatan 1000 rpm. Supernatan dipisahkan kemudian diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
532 nm. Konsentrasi sampel diperoleh dengan memplot data absorbansi
sampel ke dalam kurva standar.
Analisis Statistik
Data diolah dengan program komputer SPSS (Statistical Product and
Service Solution) 22.0 for Windows dengan menggunakan uji parametrik
One Way Anova dan bila ada perbedaan rata-rata yang bermakna
dilanjutkan dengan Post hoc test menggunakan analisa LSD dengan taraf
kepercayaan 95% atau tingkat kemaknaan (α) 0,05.
HASIL
Pengujian Efek Hepatoprotektor
Rerata dan + SD kadar MDA plasma pada setiap waktu perlakuan
(pretest, induksi hari pertama, dan posttest) ditampilkan pada tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1. Rerata dan + SD Kadar MDA Plasma 6 Ekor Tikus pada Tiap
Kelompok
Kadar MDA Plasma Tikus (nmol/L; Mean±SD)
Kadar MDA Kadar MDA Kadar MDA
Kelompok
Pretest Induksi Posttest
Hari Pertama
Kontrol (+) 0,540 + 0,031 3,154 + 0,239 2,554 + 0,233
Kontrol (-) 0,527 + 0,029 5,069 + 0,345 9,884 + 0,328
Dosis I 0,535 + 0,020 3,283 + 0,132 2,729 + 0,065
Dosis II 0,529 + 0,025 4,156 + 0,099 3,718 + 0,113
Dosis III 0,528 + 0,016 4,592 + 0,095 4,238 + 0,067
K + = Kontrol Positif, K - = Kontrol Negatif, Dosis I = Dosis sambiloto 500 mg/kgBB,Dosis
II = Dosis sambiloto 1000 mg/kgBB, Dosis III = Dosis sambiloto 2000 mg/kgBB
6
PEMBAHASAN
Uji Efek Hepatoprotektor
Pemberian prasetamol dosis toksik dapat menyebabkan kerusakan
oksidatif pada sel hepar yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan
kadar MDA plasma.11,12 Kondisi hepatotoksik parasetamol disebabkan
oleh meningkatnya kadar N-asetil-p-benzoquinone imine (NAPQI) yang
merupakan hasil hidroksilasi parasetamol oleh CYP P450.5 NAPQI bersifat
sangat reaktif dan dapat menimbulkan kerusakan oksidatif. Normalnya
NAPQI akan dikonjugasi oleh glutation hepar (GSH) dan menghasilkan
asam merkapturat yang bersifat nontoksik dan hidrofilik sehingga mudah
diekskresikan melalui urin. Namun, tingginya kadar NAPQI di dalam hepar
akan menyebabkan GSH terdeplesi sehingga NAPQI menjadi bebas dan
dapat bereaksi dengan makromolekul sel hepar seperti protein dan lipid.5
8
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
13. Murray K. Robert dkk. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC; 2009;
p.641, 657.
14. Trivedi NP, Rawal Um. Hepatoprotective and anti oksidant property of
Andrographis paniculata (Nees) in BHC induced liver damage in mice.
Indian journal Exp Biol. 39(1): 2001 Jan; p.41-6.
15. Kamdem, R.E., Ho, C.T., Transfer of Allylic Hydrogen as the
Antioxidant Mechanism of Diterpene Lactone Andrographolides. In:
Session: Nutraceuticals and Functional Foods, Annual Meeting and
Food Expo, Anaheim. California: 2002.
16. Dragan Amic’ et al. Structur-Radical Scavenging Activity Relationships
of Flavonoids. Croatica Chemica Actaccacaa. 76(1): 2003; p.55-61.
17. Croft KD. The Chemistry and Biological Effects of Flavonoids and
Phenolic Acids. Ann NY Acad Sci. 854: 2006; p.435–42.
18. Martín MÁ, Serrano ABG, Ramos S, Pulido MI, Bravo L, Goya L.
Cocoa Flavonoids Up-Regulate Antioxidant Enzyme Activity via The
ERK1/2 Pathway to Protect against Oxidative Stress-Induced
Apoptosis in HepG2 cells. J Nutr Biochem. 21: 2010; p.196–205.
19. Winarto W.P dan Tim Karyasari. Sambiloto dan Budidaya
Pemanfaatan untuk Obat. Cetakan Ke-2. Jakarta: Penebar Swadaya;
2004.
20. Ratnati R.D., dkk. Potensi Produksi Andrographolide dari Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) Melalui Proses Ekstraksi Hidrotropi.
Momentum, Vol. 8, No.1: 2012; p.6-10.
21. D. Procházková, I. Boušová, N. Wilhelmová. Antioxidant and
Prooxidant Properties of Flavonoids. Fitoterapia. 82: 2011; p.513-23.
22. Mary C.W., Harald Carlsen, Olov Nordstrom, Rune Blomhoff, Jan
Oivind Moskaug. Flavonoids Increase The Intracellular Glutathione
Level by Transactivation of The γ-Glutamylcysteine Synthetase
Catalytical Subunit Promoter. Free Radical Biology and Medicine.
32(5): 2002; p.386-93.
23. Yudo Prabowo. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Metanol Daun
Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Aktivitas ALT Plasma
Rattus Novergicus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Parasetamol.
Skripsi: Universitas Tanjungpura Pontianak; 2014.
24. Yulinah Elin, dkk. Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Etanol Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). JMS, vol. 1: 2001; p.13-20.
25. Cao G, Sofic E, Prior RL. Antioxidant and Prooxidant Behavior of
Flavonoids: Structure–Activity Relationships. Free Radic Biol Med. 22:
1997; p.749–60.
14