Anda di halaman 1dari 9

Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

UJLS 4 (1) (2015)

Unnes Journal of Life Science

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci

PENGARUH EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI


DAN KADAR SGOT-SGPT HEPAR TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

Ita Dwi Rafita, Lisdiana, Aditya Marianti

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak

Diterima Januari Kayu manis (Cinnamomum burmanii) memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan dapat digunakan untuk
2015 menghambat atau memperlambat proses oksidasi. Proses oksidasi pada tubuh salah satunya karena sering mengkonsumsi
Disetujui Maret obat-obatan misalnya parasetamol. Efek negatif dari overdosis parasetamol akan menyebabkan kerusakan hepar.
2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis terhadap gambaran histopatologi dan kadar
Dipublikasikan Mei SGOT- SGPT hepar tikus yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini menggunakan sampel 20 ekor tikus putih jantan
2015 Wistar berumur 2-3 bulan dengan berat badan ± 200 gram. Sampel dibagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan perlakuan (P1, P2, P3). Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok kontrol diberi pakan
Keywords: standar dan air minum, kelompok perlakuan diberi pakan standar, air minum, parasetamol, dan ekstrak kayu manis
cinnamom, selama 21 hari. Pada hari ke-22, tikus dinekropsi, diambil darah dan organ heparnya untuk selanjutnya dibuat preparat
histopatology’s of histologi dan menghitung kadar SGOT-SGPT. Perubahan histopatologi yang diamati berupa degenerasi parenkimatosa,
hepar, SGOT, SGPT hidropik, dan nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji One Way Anova. Analisis data
menggunakan One Way Anova diperoleh hasil nilai sig. 0,039< 0,05, hal ini membuktikan bahwa rata-rata skor sel hepar
yang rusak antar kelompok perlakuan berbeda signifikan. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa rata-rata skor kerusakan
hepar kelompok parasetamol berbeda dengan kelompok kontrol, P2, dan P3. Hasil nilai sig. 0,001< 0,05, untuk kadar
SGOT-SGPT membuktikan bahwa kelompok parasetamol berbeda dengan kelompok kontrol, P2, dan P3. Hasil uji LSD
kadar SGOT-SGPT menunjukkan bahwa kelompok P1 lebih tinggi daripada kelompok kontrol, P2, dan P3. Hasil uji
regresi linier, dosis ekstrak kayu manis 320 mg/KgBB adalah dosis yang paling efektif, sehingga dengan ekstrak kayu
manis dapat memperbaiki dan menurunkan kadar SGOT-SGPT hepar tikus yang diinduksi parasetamol.

Abstract

Cinnamonhasantioxidant activity. Antioxidant compoundscanbe usedas a compoundthat can inhibitorslow theoxidation process. The
process of oxidationin the body ofone of them caused often consumedrugssuch asparacetamol. The negativeeffectsofoverdose
ofparacetamolwouldcauseddamage tothe liver. This studyaimed to determinethe effect ofcinnamon
extractonhistopathologicalpictureSGPTandSGOTparacetamol-induced ratliver. This study used a sample of 20 male Wistar rats aged 2-
3 months with body weight ± 200 grams. The samples were divided into four groups, namely the control and treatment groups (P1, P2,
P3). Each group consists of five rats. The control group was given the standard feed and drinking water, the treatment groups were given
the standard feed, drinking water, paracetamol and cinnamon extract for 21 days. On day 22nd, the mice were sacrificed, blood and hepar
organs were taken then made preparations for histology and calculate SGOT-SGPT. Histopathological changes were observed as
parenchimatose degeneration, hydropic and necrosis. Data were analyzed by using One Way Anova. Data analysis using One Way
Anova results obtained sig. 0.039 <0.05, this proves that the average scores of damaged liver cells differ significantly between treatment
groups. LSD results indicate that the average score og liver damage paracetamol group different from the control group, P2, and P3.
Results sig. 0.001 <0.05, for SGOT-SGPT proved that paracetamol group different from the control group, P2, and P3. LSD test results
showed that the levels of SGOT-SGPT group P1 is higher than the control group, P2, and P3. Regression analysis, a cinnamomum dose
of 320 mg/KgBW is the most effective dose, so that the cinnamon extract can improve and reduce levels of SGOT-SGPT paracetamol-
induced rat liver.
© 2015 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6277
E-mail: itadwi_rafita@yahoo.com

29
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

PENDAHULUAN sel hati terhadap cedera oleh oksidan dan juga


memungkinkan N-asetil-p-benzokuinon (NAPQI)
Kayu manis memiliki aktivitas sebagai berikatan secara kovalen pada makromolekul sel
antioksidan (Bisset & Wichtl, 2001). Tanaman yang menyebabkan disfungsi berbagai sistem
kayu manis merupakan salah satu hasil bumi enzim (Goodman & Gilman, 2008).Penggunaan
yangmurah dan mudah didapat. Dalam parasetamol yang salah, dalam dosis tinggi dan
penelitian sebelumnya diketahui bahwa kayu waktu yang lama dapat menimbulkan efek
manis merupakan jenis rempah dengan samping yang tidak diinginkan, di antaranya
kandungan antioksidan paling tinggi dibanding adalah efek hepatotoksisitas yang merusak sel-
dengan rempah-rempah lainnya (Ravindran et sel hati (Sheen, et al. 2002). Kerusakan hepar
al., 2004). Ekstrak kulit batang kayu manis terjadi karena pada dosis yang berlebihan, hasil
dengan kandungan kadar trans-sinamaldehid metabolisme parasetamol yang berupa NAPQI
menjadi sumber senyawa antioksidan dengan tidak dapat dinetralisir semuanya oleh
kemampuannya menangkap radikal bebas atau glutathion hepar. Senyawa NAPQI bersifat
radical scavenger. Kayu manis merupakan toksik dan dapat menyebabkan terjadinya reaksi
tanaman rempah yang mengandung banyak rantai radikal bebas (Correia & Castagnoli,
senyawa fitokimia dengan mekanisme khusus 1989). Efek yang ditimbulkan yaitu adanya
yang berguna bagi manusia. Dalam kayu manis kerusakan pada organ-organ seperti organ hepar.
banyak ditemukan senyawa fitokimia dari kelas Salah satu indikator kerusakan hati yaitu dengan
phenylproponoids berupa cinnamic acid. Senyawa melihat kadar SGOT-SGPT. Kadar SGOT-
ini dapat berfungsi sebagai antioksidan yang SGPT digunakan untuk tujuan diagnostik. Dua
dapat mencegah pembentukan radikal bebas, enzim yang paling sering berkaitan dengan
menghilangkan radikal sebelum kerusakan kerusakan hepatoselular adalah
muncul, memperbaiki kerusakan oksidatif, aminotransferase yang terdiri dari Serum
menghilangkan molekul rusak di dalam sel. Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT)
Senyawa antioksidan dapat digunakan sebagai dan Serum Glutamik Piruvat Transaminase
senyawa yang dapat menghambat atau (SGPT). Kedua enzim ini berfungsi penting
memperlambat proses oksidasi. Proses oksidasi pada pembentukan asam-asam amino yang tepat
pada tubuh salah satunya karena sering yang dibutuhkan untuk menyusun protein di
mengkonsumsi obat-obatan. Obat-obatan hepar.
merupakan salah satu penginduksi tidak Mencermati uraian pada latar belakang
langsung terbentuknya reactive oxygen species tentang khasiat kayu manis dan efek negatif dari
(ROS) yang selanjutnya menyebabkan disfungsi overdosis parasetamol yang menyebabkan
mitokondria, seperti terjadi pada orang kerusakan hepar, maka perlu dilakukan
mengkonsumsi parasetamol dengan dosis toksik. penelitian tentang pengaruh ekstrak kayu manis
Paracetamol merupakan obat yang sering (Cinnamomum burmanii) terhadap gambaran
digunakan untuk mengobati demam dan nyeri histopatologi dan kadar SGOT-SGPT hepar
ringan seperti sakit kepala dan nyeri otot. dengan menggunakan hewan uji tikus yang
Meskipun aman dikonsumsi pada dosis diinduksi parasetamol.
terapeutik, namun overdosis obat yang
disebabkan oleh pemakaian jangka panjang METODE PENELITIAN
ataupun penyalahgunaan masih sering terjadi.
Overdosis paracetamol akan mengakibatkan Penelitian ini adalah penelitian
terjadinya nekrosis sel hepar daerah eksperimental dengan rancangan The Post Test
sentrolobuler yang dapat menyebabkan gagal Only Control Group Design dengan populasi tikus
hepar akut. Ketika terjadi overdosis, kadar (Rattus norvegicus) Wistar dan sampel 20 ekor
glutathion-SH (GSH) dalam sel hati menjadi tikus jantan yang berusia 2-3 bulan dengan berat
sangat berkurang yang berakibat kerentanan sel- badan 180-200 gram. Sampel dibagi menjadi

30
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

empat kelompok, kelompok kontrol dan tiga dosis 1350 mg/KgBB, kel. II diberi parasetamol
perlakuan yang terdiri dari kelompok 1350 mg/KgBB + ekstrak kayu manis dosis 160
parasetamol dosis 1350 mg/KgBB, kelompok mg/KgBB, dan kel. III diberi parasetamol 1350
ekstrak kayu manis dosis 160 mg/KgBB, dan mg/KgBB + ekstrak kayu manis dosis 320
ekstrak kayu manis dosis 320 mg/KgBB. mg/KgBB. Data yang diambil berupa gambaran
Penelitian dilakukan di empat lokasi yaitu hasil pengamatan mikroskopik preparat,
Laboratorium Biologi Unnes, Laboratorium penskoran derajat perubahan struktur
Balai Besar Veteriner Wates (BBVET), mikroanatomi, dan kadar SGOT-SGPT hepar
Laboratorium Diagnostik Waspada dan Balai tikus.
Laboratorium Kesehatan Semarang pada bulan
Januari sampai Maret 2015. Gambaran Hasil Pengamatan Mikroanatomi
Tahapan penelitian ini meliputi tahap Hepar Tikus
persiapan penelitian yaitu menyiapkan tikus Data gambaran histopatologi hepar tikus
jantan wistar sejumlah 20 ekor dengan umur 2-3 tiap kelompok, dianalisis secara deskriptif dan
bulan berat badan 180-200 gram. Menyiapkan kuantitatif dengan membandingkan perubahan
alat dan bahan penelitian. Tikus diambil secara struktur histopatologi hepar tikus pada empat
acak dan dikelompokkan menjadi empat kelompok menggunakan literatur atlas
kelompok satu kandang untuk lima ekor tikus histopatologi (Zhang, 1999; Ferrel & Kakar,
Wistar jantan. Tikus diadaptasikan dengan 2011). Gambaran mikroanatomi sel hepar pada
lingkungan selama 1 minggu sebelum diberi kelompok kontrol menunjukkan struktur
perlakuan serta diberi pakan standar dan minum penyusun sel hepar normal, sel berbentuk
secara ad libitum. Pemberian perlakuan poligonal, sitoplasma berwarna merah homogen
dilakukan per oral dengan menggunakan sonde dan dinding sel berbatas tegas (Gambar 1).
gavage. Selama perlakuan tikus diberi pakan
standar dan minum secara ad libitum. Pada hari
ke-22 semua tikus diambil darah dan organ Hp N
heparnya untuk dibuat preparat histologi hepar.
Data diperoleh dari hasil pengamatan
miskroskop histopatologi hepar. Gambaran
histopatologi hepar tikus dianalisis secara Snd
deskriptif, kemudian kadar SGOT-SGPT dan
hasil penskoran derajat histopatologi hepar
dianalisis secara statistik menggunakan uji One
Way Anova, jika hasilnya berbeda signifikan Gambar 1. Gambaran sel hepar kontrol
maka dilakukan uji lanjut dengan LSD.Pada Keterangan: Sel berbentuk poligonal, hepatosit
dosis ekstrak kayu manis yang optimum normal (Hp N), sinusoid (Snd), sitoplasma berwarna
merah homogen dan dinding sel berbatas tegas.
dianalisis menggunakan uji regresi. Semua data Pewarnaan HE dengan perbesaran 400X.
diolah dengan bantuan program SPSS (Statistical
Package for Social Science)for Windows versi 18. Pada kelompok P1 (Parasetamol dosis
1350 mg/KgBB) terdapat kerusakan terlihat
HASIL DAN PEMBAHASAN jelas yaitu terjadi degenerasi sel-sel hepar berupa
degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik,
Penelitian ini merupakan penelitian dan nekrosis yang terletak di sekitar vena
eksperimental dengan desain penelitian The Post sentralis. Kerusakan struktur hepar pada
Test Only Control Group Design. Tikus jantan pemberian parasetamol dosis 1350 mg/KgBB
Wistar sebanyak 20 ekor dibagi menjadi empat berupa degenerasi parenkimatosa, degenerasi
kelompok yaitu: kelompok kontrol dan tiga hidropik dan nekrosis, ditampilkan pada
kelompok perlakuan. Kel. I diberi parasetamol Gambar 2.

31
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

parasetamol dan kayu manis per oral, didapatkan


data hasil pengamatan pada masing-masing
kelompok. Data hasil pengamatan untuk
DP masing-masing kelompok, yaitu kelompok
DH
kontrol, P1, P2, dan P3 disajikan pada Tabel 1.
Perubahan histopatologi yang diamati adalah
adanya kerusakan berupa degenerasi
NK parenkimatosa, hidropik, dan nekrosis yang
diberi skor berdasarkan Manja Roenigk
(Ramachandran & Kakar 2008). Hasil rata-rata
penskoran sel yang rusak disajikan dalam Tabel
1.
Gambar 2. Gambaran sel hepar kelompok P1
(parasetamol dosis 1350 mg/KgBB).
Keterangan: Terjadi degenerasi sel-sel hepar berupa
degenerasi parenkimatosa (DP), hidropik (DH), dan
nekrosis (NK) yang terletak di sekitar vena sentralis.
Pewarnaan HE dengan perbesaran 400X.

Pada kelompok P2 (Parasetamol 1350


mg/KgBB, ekstrak kayu manis dosis 160 DH DP
mg/KgBB) didapatkan gambaran degenerasi
hidropik dan degenerasi parenkimatosa yang
masih reversibel, dan kelompok P3
(Parasetamol 1350 mg/KgBB, ekstrak kayu
Gambar 4. Gambaran sel hepar kelompok P3
manis dosis 320 mg/KgBB). Didapatkan
(parasetamol dosis 1350 mg/KgBB, ekstrak
gambaran degenerasi hidropik dan degenerasi
kayu manis dosis 320 mg/KgBB).
parenkimatosa yang masih reversibel (Gambar 3
Keterangan: Terjadi degenerasi sel-sel hepar berupa
dan 4). degenerasi hidropik (DH) dan degenerasi
parenkimatosa (DP) yang masih reversibel.
Pewarnaan HE dengan perbesaran 400X.

DH
Tabel 1. Skor rata-rata kerusakan histopatologi
hepar pada semua kelompok

Kel. Normal Kerusakan Hepar


(DP+DH+NK)
DP K 46,6±7,63 128,8±14,1
P1 35,2±35,37 179,4±40,7
P2 37,0±28,11 155±18,8
P3 36,0±19,17 138±23,7
Gambar 3. Gambaran sel hepar kelompok P2
parasetamol dosis 1350 mg/KgBB, ekstrak kayu Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
manis dosis 160 mg/KgBB).
skor sel hepar yang mengalami kerusakan
Keterangan: Terjadi degenerasi sel-sel hepar berupa
kelompok P1 lebih tinggi dari pada kelompok
degenerasi hidropik (DH) dan degenerasi
P2, P3 dan kontrol. Data mengenai skor
parenkimatosa (DP) yang masih reversibel.
Pewarnaan HE dengan perbesaran 400X. kerusakan sel hepar yang diperoleh diuji dengan
uji statistik Kolmogorov-Smirnov test, Homogenitas
Setelah dilakukan penelitian tentang studi of varians, dan One Way Anova menggunakan
histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi program SPSS ver.16.

32
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

Tabel 2. Skor rata-rata SGOT-SGPT pada (p<0,05), Hasil uji statistik kadar SGOT dan
semua kelompok SGPT dapat dilihat pada Tabel 4.
Kel SGOT SGOT
(Rerata ±SD) (Rerata ±SD) Tabel 4. Hasil Uji One Way Anova Kadar SGOT
K 128,64±25,32a 15,49±4,37a dan SGPT (U/L)
P1 219±40,48b 24,67±9,33b SGOT
P2 173,14±23,93c 14,28±2,53c Sum of Mean
d d Squares df Square F Sig.
P3 144,44±21,26 11,02±2,49 Between 23601.1 3 7867.0 9.51 .001
Groups
Berdasarkan hasil perhitungan uji Within 13223.4 16 826.5
Groups
normalitas kelompok kontrol dan kelompok Total 36824.4 19
perlakuan diperoleh bahwa nilai sig.= 0,216 dan SGPT
0,308 (sig.>0,05.), maka Ho diterima yang Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
berarti kedua kelompok berdistribusi normal.
Between 23601.1 3 7867.0 9.51 .001
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas Groups
diperoleh bahwa nilai sig. 0,315. Karena sig. Within 13223.4 16 826.5
Groups
0,315>0,05., maka H0 diterima yang berarti
Total 36824.4 19
kedua kelompok memiliki varians yang
homogen. Kemudian dilakukan uji lanjut LSD Pada penelitian ini untuk mengetahui
pada taraf 0,05 antar kelompok perlakuan dosis ekstrak kayu manis yang paling efektif
berbeda nyata satu dengan yang lainnya untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT
(p<0,05). Hasil uji lanjut LSD kerusakan hepar hepar tikus, maka dilakukan uji statistika berupa
disajikan dalam Tabel 3. regresi linier. Hasil uji regresi linier data SGOT
menunjukkan adanya hubungan antara dosis
Tabel 3. Hasil uji LSD kerusakan hepar ekstrak kayu manis dan kadar SGOT dengan
Uji LSD kerusakan hepar model persamaan regresi liniernya adalah Y =
Kel (DP+DH+NK) 201,8 + (-28,7)X. Hasil uji regresi linier data
K 0,025 a SGPT menunjukkan adanya hubungan antara
P1 0,025 b dosis ekstrak kayu manis dan kadar SGPT
P2 0,016 c dengan model persamaan regresi liniernya
P3 0,001 d adalah Y = 17,55 + (-3,26)X.
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang
berbeda pada kolom yang sama menunjukkan Pengaruh Ekstrak Kayu Manis terhadap
beda nyata (p<0,05) pada uji lanjut LSD dengan Gambaran Histopatologi Hepar Tikus yang
taraf 5%. Diinduksi Parasetamol.
Sesuai hasil analisis data di atas,
Hasil Penghitungan Kadar SGOT-SGPT kelompok parasetamol memiliki skor sel yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rusak lebih besar dibanding dengan kelompok
setiap kelompok tikus memperlihatkan adanya kontrol, P2 dan P3, karena kelompok kontrol
variasi kadar SGOT dan SGPT. Hasil uji One hanya mendapat akuades dan pakan standar
Way Anovamenunjukkan bahwa data SGOT dan tanpa diberi parasetamol. Adanya sedikit sel
SGPT berdistribusi normal (p>0,05) dan yang rusak pada kelompok kontrol yang tidak
memiliki varian data yang homogen (p>0,05). diinduksi parasetamol adalah sesuatu yang
Hasil uji One WayAnova menunjukkan kadar masih wajar sebagai proses mekanisme fisiologis
SGOT dan SGPT yang signifikan, kemudian dalam tubuh. Pada kelompok P2 dan P3 skor sel
diuji lanjut LSD memiliki nilai sebesar 0,001 yang rusak sedikit karena adanya pengaruh
atau lebih kecil dari derajat kemaknaan 0,05 ekstrak kayu manis, sedangkan pada kelompok

33
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

parasetamol terlihat begitu tingginya skor sel merupakan prekursor dari metabolit reaktif
yang rusak hampir pada semua hewan coba. NAPQI. Metabolit NAPQI ini oleh glutathion
Pada pemberian parasetamol dosis 1350 hati diubah menjadi metabolit sistin dan
mg/KgBB, sel hepar mengalami kerusakan lebih merkapturat yang kemudian dibuang melalui
tinggi daripada kelompok kontrol yaitu urin (Wilmana & Gunawan, 2007). Pada
kerusakan berupa degenerasi parenkimatosa, penelitian ini parasetamol yang digunakan
hidropik, dan nekrosis yang terletak di sekitar merupakan dosis toksik, maka asam glukoronat
vena sentralis. Perubahan degenerasi merupakan dan asam sulfat dalam hepar akan habis
perubahan yang bersifat reversibel. Degenerasi cadangannya, kemudian terbentuklah metabolit
yang berlangsung terus-menerus dapat reaktif NAPQI yang berlebihan. Selama
mengakibatkan kematian sel (nekrosis). Nekrosis glutathion tersedia untuk mendetoksifikasi
adalah perubahan yang prosesnya bersifat NAPQI tersebut, maka tidak akan terjadi reaksi
irreversible (Maulida et al., 2013). hepatotoksisitas. Namun, bila glutathion terus
Struktur mikroanatomi sel hepar pada terpakai, akhirnya terjadi pengosongan
kelompok kontrol menunjukkan struktur glutathion dan terjadi penimbunan metabolit
penyusun sel hepar normal, sel berbentuk NAPQI yang toksik dan reaktif. Senyawa
poligonal, sitoplasma berwarna merah NAPQI merupakan metabolit minor dari
homogeny, dan dinding sel berbatas tegas. parasetamol yang sangat aktif dan bersifat toksik
Kelompok P1 diberi parasetamol dosis 1350 bagi hepar dan ginjal. Metabolit ini akan
mg/KgBB, struktur mikroanatomi sel hepar bereaksi dengan gugusan nukleofilik yang
terdapat kerusakan yang terlihat jelas yaitu terdapat pada makromolekul sel hepar, seperti
terjadi degenerasi sel-sel hepar berupa protein, menimbulkan hepatotoksisitas yang
degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik menyebabkan nekrosis hepar (Wilmana &
dan nekrosis yang terletak di sekitar vena Gunawan, 2007).
sentralis. Hal ini disebabkan parasetamol dosis Pengaruh ekstrak kayu manis terhadap
toksik mengalami biotransformasi oleh sitokrom gambaran sel hepar kelompok perlakuan P2 dan
P450 (isozim CYP2E1) menghasilkan metabolit P3 yang diberi parasetamol kemudian diberi
toksik reaktif yang tidak stabil, yaitu N-asetil- ekstrak kayu manis didapatkan gambaran
para-benzoquinoneimine (NAPQI). Pada keadaan degenerasi hidropik dan degenerasi
normal, metabolit ini didetoksikasi dengan parenkimatosa yang masih reversibel. Hasil
berkonjugasi bersama glutathion dalam bentuk penelitian menunjukkan adanya penurunan
asam merkapturat. Konsumsi parasetamol yang bermakna (p<0,05) terhadap jumlah sel
dengan dosis yang sangat besar menyebabkan yang mengalami kerusakan antara kelompok
metabolit reaktif toksik banyak terbentuk. yang hanya diberi parasetamol dengan
Banyaknya metabolit reaktif toksik yang kelompok yang diberi parasetamol dan ekstrak
terbentuk membuat persediaan glutathion untuk kayu manis. Hal ini terjadi karena kayu manis
mengkonjugasi zat tersebut habis, sehingga mampu meningkatkan aktivitas enzim
metabolit obat yang reaktif tersebut berikatan antioksidan dan menurunkan aktivitas enzim
dengan komponen protein sel hepar lipid peroksidase. Karena kemampuannya ini
mengakibatkan kerusakan hepar. Oksidasi kayu manis dapat mencegah terbentuknya dan
parasetamol oleh enzim sitokrom P450 juga menetralisir radikal bebas yang terbentuk hasil
menghasilkan radikal bebas. Jika radikal bebas metabolisme parasetamol, serta mencegah
tersebut berikatan dengan lemak tidak jenuh terjadinya reaksi peroksidasi lipid sehingga tidak
seperti pada membran sel, maka akan terjadi terjadi kerusakan sel hepar. Kerusakan sel hepar
peroksidasi lipid yang mengakibatkan kerusakan tidak terjadi karena metabolit reaktif toksik
struktur membran sel dan gangguan fungsi NAPQI akan berkonjugasi dengan glutathion
secara irreversible. Selain berefek langsung yang jumlahnya cukup banyak. Dalam kayu
terhadap membran sel, radikal bebas juga manis terkandung enzim GST (Glutathion-S

34
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

Transferase) (Weirich et al., 2001) yang dapat mitokondria, dan retikulum endoplasma
meningkatkan glutathion serum dan hepar. sehingga terjadi peningkatan Ca2+
2+
Karena glutathion meningkat, maka metabolit sitosol.Peningkatan Ca sitosol akan
NAPQI yang bersifat toksik akan berikatan mengaktifkan enzim fosfolipase, protease,
dengan glutathion, menghasilkan asam endonuklease, dan ATPase yang menyebabkan
merkapturat yang non toksik (Greiner, 1990). terjadinya penurunan fosfolipid, gangguan
Antioksidan kayu manis mampu mengubah protein membran dan sitoskeleton, fragmentasi
oksidan menjadi molekul yang tidak berbahaya. DNA, dan penurunan ATP. Kondisi tersebut
Antioksidan juga dapat mencegah pembentukan akan menginisiasi terjadinya kematian pada sel
radikal bebas dan memperbaiki kerusakan yang hepar (nekrosis) atau kerusakan hepar
ditimbulkannya (Widjaja, 1997). Melalui (Sulistyowati et al. 2013). Kerusakan hepar akan
mekanisme antioksidan dan peningkatan menyebabkan keluarnya enzim intrasel, antara
glutathion ini kayu manis dapat mencegah lain SGOT dan SGPT. Enzim intrasel akan
kerusakan histologis hepar. meningkat kadarnya dalam serum sehingga
dapat menjadi indikator kerusakan hepar
Pengaruh Ekstrak Kayu Manis terhadap Kadar (Wahyuni, 2005).
SGOT-SGPT Hepar Tikus yang Diinduksi Pengaruh ekstrak kayu manis ditunjukkan
Parasetamol dari perbedaan kadar rata-rata SGOT dan SGPT
antara kelompok II, dengan kelompok III dan
Menurut Clark et al. (2012), parasetamol IV. Tikus putih yang diberikan parasetamol
dosis tunggal (15 g atau lebih), dapat dosis toksik dan kemudian diberi ekstrak kayu
menimbulkan kerusakan hepar melalui manis memiliki kadar rata-rata SGOT dan
metabolit toksik yaitu NAPQI (N-acetyl-para- SGPT lebih rendah dibanding dengan tikus
benzoquinoneimine).Pemberian parasetamol dosis putih yang tanpa diberi ekstrak kayu manis
toksik akan mengakibatkan peningkatan namun diberi parasetamol dengan dosis toksik.
pembentukan NAPQI dan konsentrasi lipid Pada tikus nilai normal kadar SGOT berkisar
peroksida. Lipid peroksida banyak terbentuk antara 141±67,4 IU/L dan SGPT antara
dikarenakan sel-sel hepar tidak mampu 12,6±4,40 IU/L (Iswara 2009). Hasil analisa
mencegah reaksi oksidasi yang diakibatkan oleh statistik uji one wayANOVA yang dilanjutkan
radikal bebas NAPQIhasil metabolisme dengan uji LSD menunjukkan bahwa kelompok
parasetamol. Proses antioksidan hanya II memiliki perbedaan yang nyata terhadap
dilakukan secara alami oleh enzim-enzim yang kelompok III dan IV. Artinya bahwa pemberian
terdapat di dalam tubuh yang jumlahnya lebih ekstrak kayu manis pada dosis 160 mg/KgBB,
sedikit daripada jumlah radikal bebas yang dan 320 mg/KgBB mampu memberikan
terbentuk, sehingga simpanan glutathione hati pengaruh akibat pemberian parasetamol dosis
semakin menurun. Hal ini sesuai dengan toksik. Pengaruh yang ditunjukkan oleh ekstrak
penelitian Rustandi (2006) yang menyatakan kayu manis kemungkinan disebabkan oleh
bahwa kelompok tikus yang diberi parasetamol adanya metabolit sekunder yang memiliki
mengalami peningkatan konsentrasi lipid aktivitas antioksidan. Mekanisme kerja senyawa
peroksida selama perlakuan dengan konsentrasi antioksidan dengan cara memberikan
60,42% lebih tinggi dari kelompok normal. elektronnya atau menghentikan reaksi dari
Terbentuknya metabolit reaktif NAPQI radikal bebas, sehingga dapat mencegah reaksi
dalam jumlah tinggi dan penurunan jumlah rantai berlanjut dari peroksidasi lemak dan juga
glutathione hepar akan meningkatkan radical protein akibat dampak radikal bebas. Dengan
oxygen species (ROS). Peningkatan ROS yang demikian kerusakan sel lebih lanjut dapat
tidak diimbangi dengan peningkatan antioksidan dicegah.
akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif. Ekstrak kulit batang kayu manis dengan
Radikal bebas akan merusak membran sel, kandungan kadar trans-sinamaldehid yang cukup

35
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

tinggi (68,65%) menjadi sumber senyawa DAFTAR PUSTAKA


antioksidan dengan kemampuannya menangkap
radikal bebas atau radical scavenger. Sebagai Bisset, N.G. and Wichtl, M. (2001). Herbal Drugs and
antioksidan ekstrak kayu manisberfungsi sebagai Phytopharmaceuticals, 2nd edition. 67-69.
donor ion hidrogen yang mampu mengubah Germany: Medpharm Scientific Publishers.
radikal peroksil menjadi radikal bebas yang
Correia, M.A. and Castagnoli, N. (1989).
kurang aktif, sehingga tidak mampu merusak
Farmakokinetik: Biotransformasi Obat.
rantai asam lemak (Wardlaw & Jeffrey, 2007).
Dalam: Bertram G. Katzung. Farmakologi
Ekstrak kayu manis mengandung cinnamic acid Dasar dan Klinik. Edisi III. Alih bahasa: Petrus
(senyawa sinamaldehid) yang berperan sebagai Adrianto dkk. Jakarta: EGC, pp: 45-51.
antioksidan dan berfungsi menekan dampak
negatif oksidan termasuk enzim dan protein Clark, R., Fisher. J.E., Sketris. I.S., Johnston, G.M.
pengikat logam. Antioksidan pada kayu manis (2012). Population prevalence of high dose
dapat menangkap radikal bebas serta mencegah paracetamol in dispensed parasetamol/ opioid
terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi prescription combinations: an observational
study. BMC Pharmacol Toxicol, 12(11): 1-8.
kerusakan yang lebih besar (Suryohusodo,
2000).
Ferrel, L.D., & Kakar, S. (2011). Liver Pathology.
Hasil uji regresi linier menunjukkan Pennsylvania: Demos Medical Publishing.
bahwa semakin besar dosis ekstrak kayu manis
yang diberikan, maka pengaruh terhadap kadar Greiner, J.C. (1990). Non invasive determination of
SGOT SGPT tidak terlalu signifikan, tetapi acetaminophen disposition in down
semakin rendah atau kecil dosis ekstrak kayu syndrome. Clinical Pharmacol. Therapeutics,
manis yang diberikan, maka dapat menurunkan 48(5): 520.-528.
kadar SGOT SGPT secara optimal. Pada
Goodman, L.S. and Gilman, A. (2008). Dasar
penelitian ini, dosis 320 mg/KgBB pada tikus
Farmakologi Terapi. Hardman KG, Limbird
putih adalah dosis yang paling efektif untuk
LE, Aisyah C. (eds). Edisi X. Jakarta: EGC,
mencegah adanya kerusakan hati akibat
pp: 682-684.
pemberian parasetamol dosis toksik, namun
belum dijadikan sebagai pengobatan kerusakan Iswara, A. (2009). Pengaruh Pemberian Antioksidan
hati. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian Vitamin E terhadap Kualitas Spermatozoa
lebih lanjut tentang pemanfaatan ekstrak kayu Tikus Putih Terpapar Allethrin [Skripsi].
manis sebagai pengobatan penyakit kerusakan Semarang: FMIPA, Universitas Negeri
hati. Semarang.

Maulida, A., Ilyas, S., Hutahaeans, S. (2013).


SIMPULAN
Pengaruh pemberian vitamin C dan E
terhadap gambaran histologis hepar mencit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Mus musculus L.) yang dipajankan
pemberian ekstrak kayu manis mampu monosodium glutamat (MSG). Saintia Biologi,
menurunkan kadar SGOT-SGPT dan 1(2): 15-20.
memperbaiki kerusakan hepar tikus yang
diinduksi parasetamol. Dosis ekstrak kayu manis Ramachandran, R. & Kakar, S. (2009). Histological
yang paling efektif dapat menurunkan kadar pattern in drug-induced liver disease. J. Clin.
Pathol., 62: 81-492.
SGOT-SGPT dan memperbaiki kerusakan hepar
tikus yang diinduksi parasetamol adalah dosis
320 mg/KgBB.

36
Ita Dwi rafita, Lisdiana, & Aditya Marianti / Unnes Journal of Life Science 4 (1) (2015) 29-37

Ravindran, P.N., Babu, N.K., and Shylaja, M. (2004). SGPT dan SGOT tikus putih. J Gamma, 1(1):
Cinnamon and Cassia The Genus Cinnamomum: 45-53.
Medicinal and Aromatic Plants–Industrial Profiles. Wardlaw, G.M. and Jeffrey, S.H. (2007). Perspectives
Washington. DC: CRC Press. in Nutrition: The Vitamin and Minerals. 7th ed.
New York: Mc Graw Hill.
Rustandi, M.I. (2006). Potensi antioksidan ekstrak
daun sangitan (Sambucus javanica Reinw ex Weirich, G.F., Collins, A.M., and Williams, V.P.
Blume) sebagai hepatoprotektor pada tikus (2001). Antioxidant enzymes in the honey bee,
[Skripsi]. Bogor: FMIPA, Institut Pertanian Apis mellifera. Apidologie,33: 3-14.
Bogor.
Widjaja, S. (1997). Antioksidan: Pertahanan tubuh
Sheen, C.L., Dillon, J.F., Bateman, D.N., Simpson, terhadap efek oksidan dan radikal bebas.
K.J., Macdonald, T.M. (2002). Paracetamol Majalah Ilmiah Fak. Kedokteran Usakti, 16(1):
toxicity: epidemiology, prevention and costs to 162.
the health care system. Q. J. Med., 95: 609-619.
Wilmana, P.F. & Gunawan, S.G. (2007). Analgesik-
Sulistyowati, E., Purnomo, Y., Nuri, S., Audra, F. antipiretik analgesik anti-inflamasi
(2013). Pengaruh diet sambal tomat ranti pada nonsteroid dan obat gangguan sendi
struktur dan fungsi hepar tikus yang diinduksi lainnya.Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi
tawas. J. Kedokteran Brawijaya, 27(3): 156-161. V. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 237-
239.
Suryohusodo, P. (2000). Ilmu Kedokteran Molekuler.
Cetakan Pertama. Jakarta: CV Sagung Setyo. Zhang, S. (1999). An Atlas of Histology. New York:
Springer-Verlag.
Wahyuni, S. (2005). Pengaruh daun sambiloto
(Andrographis paniculata, Ness) terhadap kadar

37

Anda mungkin juga menyukai