Anda di halaman 1dari 6

A.

Fungsi Hepar
Hati adalah organ manusia dengan berat 1200-1500 gram dan merupakan
organ kelenjar yang paling besar. Hati menerima perdarahan dari aliran sistemik
arteri hepatica dan menampung aliran darah yang mengandung zat makanan
yang diabsorpsi usus dari sistem porta. Hati memiliki peran seperti metabolisme
glukosa dan lipoid, membantyu proses pencernaan, serta absorpsi lemak dan
vitamin larut lemak, Selain itu, hepar bertanggung jawab atas botranformasi
zat-zat berbahaya menjadi tak berbahaya (Nugraha et al., 2018).
Hati merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam empedu dan
tempat degradasi hormone steroid seperti enterogen. Terdapat pula enzim yang
mengkatalisis perpindahan gugus amino anatara asam amino dan alfa-keto yaitu
enzim aminotransferase. Apabila terdapat gangguan pada hati, maka enzim
aminotransferase masuk ke peredaran darah, karena ada perubahan
permeabilitas membrane sel sehingga kadar enzim tersebut dalam darah
meningkat (Kahar, 2017)

B. Pemeriksaan Fungsi Hepar


Pemeriksaan fungsi hepar yaitu tes untuk mengukur enzim atau
protein tertentu dalam darah untuk membantu mendeteksi menilai dan
memantau penyakit yang dinyatakan dalam SGPT/SGOT. Nilai normal
SGOT adalah kurang dari 33 U/L dan nilai normal SGPT adalah kurang dari
43 U/L. (Saudo et al., 2016). Pemeriksaan laboratorium tes fungsi hepar
meliputi aminotransferase, bilirubin, dan albumin. Nilai aspartate
aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT) atau serum
glutamil oksaloasetat transaminase (SGOT) atau serum glutamil piruvat
transaminase (SGPT) dapat menunjukkan peningkatan (Maharani et al.,
2018).

1. SGPT/ALT
Pemeriksaan SGPT/ALT adalah pemeriksaan enzim yang
spesifik memberikan hasil yang signifikan terhadap adanya
peningkatan penyakit hepatobiliary di hepar. Kadar SGPT
meningkat pada hepatitis akut, hepatotoksisitas yang menyebabkan
nekrosis hepar, dan sedikit terjadi peningkatan pada sirosis hepar,
kanker hepar, gagal jantung kongestif, dan infark miokard akut.
Kadar SGPT serum dapat meningkat dari pada AST dalam kasus
hepatitis akut akibat penggunaan obat dan zat kimia dengan setiap
serum mencapai 200-4000 U/L (Widarti dan Nuqaidah, 2019).
SGPT yaitu suatu enzim yang dapat ditemukan pada jaringan hati,
jantung, otot, dan ginjal. Enzim tersebut berfungsi untuk
pembentukan asam amino yang tepat untuk menyusun protein di
hati (Farihatun et al., 2020)
Metode kinetic untuk pengukuran aktivitas SGPT yaitu Expert
Panel berdasarkan rekomendasi International Federation of
Clinicaal Chemistry (IFCC). Alanin mengkatalisis reaksi
pemindahan gugus NH2 Dari asam amino ke asam alfa
ketoglutarat. Maka akan terbentuk asam keto yang lain, yaitu asam
piruvat dan asam amino yang berasal dari asam alfa ketoglutarat
yaitu asam glutamat. Prinsip kerja enzim SGPT/ALT yaitu:

GPT L-alanin + alfa-ketoglutarat >> Piruvat + L-Glutamat


LDH Piruvat + NADH+ H+ >> Laktat+NAD+

Dengan adanya NADH dan laktat dehydrogenase maka piruvat


akan direduksi menjadi laktat dan NAD. Reaksi diamati dengan
mengikuti penurunan konsentrasi NADH pada panjang gelombang
340nm (Kahar, 2017).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1792/MENKES/SK/XII/2010, pemeriksaan SGPT sampel
yang dapat digunakan yaitu serum dan plasma heparin atau EDTA.
Sebelum pemeriksaan SGPT, sampel harus disentriguse dahulu
untuk menghindari terjadinya hemolysis. Adanya hemolysis dapat
meningkatkan kadar SGPT karena adanya pemecahan eritrosit,
sehingga hemoglobin bebas ke plasma (Kahar, 2017)
Lokasi enzim ALT pada hepar (Kahar, 2017)

2. SGOT
Pemeriksaan SGOT adalah enzim yang sering dikaitkan saat
kerusakan sel hepar, maka enzim dalam keadaan normal terdapat
di dalam sel dan masuk ke dalam peredaran darah, serta termasuk
golongan aminotransferase. Semakin banyak sel hepar yang rusak,
maka kadar SGOT akan meningkat (Hasni, et al., 2018)
Pemeriksaan kadar SGOT dapat dilakukan dengan alat kimia klinik
otomatis yaitu metode NADH ureum dengan kolorimetrik
enzimatik dan kreatinin (Fadillah et al., 2021). Peningkatan SGOT
mengindikasikan adanya kerusakan sel hepar (Harahap dan
Pranata, 2019). SGOT/AST yaitu enzim tak spesifik yang hanya
ada di hati tetapi dapat pula ditemukan di sel darah, sel jantung dan
sel otot, dan oleh karenanya apabila ada peningkatan kadar SGOT,
itu tak selalu menunjukkan adanya kerusakan pada hati. Kadar
SGOT dapat meningkat karena ada kerusakan hepatosit. Penyebab
utamanya yaitu fatty liver, hepatitis virus, hepatitis autoimun, dan
penyakit hepar alkoholik (Widarti dan Nurqaidah, 2019)
3. Bilirubin
Salah satu fungsi hati adalah melakukan ekskresi bilirubin. Fungsi
tersebut dapat mengalami gangguan apabila terjadi kerusakan fungsi hati
(Nuraini dan Puspita, 2017). Bilirubin merupakan pigmen kristal, bentuk
akhir dari pemecahan hasil katabolisme dari proses oksidasi-reduksi
(Firdayanti, et al., 2019). Pada pasien hepatitis, nilai serum bilirubin total
naik mencapai 2,5 mg/Dl dan disertai dengan gejala penyakit kuning. Kadar
bilirubin dalam serum menggambarkan kemampuan hati dalam
mengkonjugasikan bilirubin dan diekskresikan empedu. Pemeriksaan
bilirubin total dengan menggunakan metode Jendrrasik-Groff dengan alat
spektrofotometer UV-Vis (Nuraini dan Puspita, 2017).
Sebagian besar bilirubin dalam darah normal terikat ke albumin, salah
satunya di dslam plasma terdapat sejumlah kecil bilirubin terkonjugasi
(direct). Peningkatan bilirubin direct disebabkan oleh adanya cedera iskemik
pada hati, sehingga pemindahan bilirubin dari plasma ke empedu terganggu,
sehingga bilirubin direct tidak dapat keluar dari empedu menuju usus
sehingga masuk kembali ke aliran darah. Kadar bilirubin direct meningkat
salah satunya karena hepatotoksik akibat obat anti tuberculosis (OAT)
(Yusrita dan Luciani, 2019). Setelah berada di hati, bilirubin dibebaskan dari
albumin . Karena bikirubin bebas larut lemak, maka itu meudahkan
bikirubin tersebut masuk kedalam sel hepatosit. Setelah di hepatosit,
bilkirubin berikatan dengan zat lain seperti glukuronat yang tempatnya
dianggap terkonjugasi. Bilirubin direct bersifat larut air dan tidak larut lemak
(Yunita dan Dewi, 2019)
Maharani, S., Efendi, D., Tampubolon, L. A. 2018. Gambaran Pemeriksaan
Fungsi Hati pada Pasien Sirosis Hepatis yang Di Rawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 2013-2015. JIK.
12(1):46-51.

Fadillah, R., Nasnul, E., Prihandani, T. 2021. Gambaran Pemeriksaan Kadar SGOT,
SGPT, Ureum, dan, Kreatinin Pasien COVID-19 dengam dan Tanpa Komorbid.
Jurnal Kesehatan Andalas. 10(2):108-113.

Farihatun, A., Janah, E. S. N., Yulianti, D. K., Edhiatmi, M., Yayuningsih, D. 2020.
SGPT Levels (Serum Glutamic Pyruvat Transaminase) on Pil KB Contraception
Acceptors. Jurnal Stikes Muhammadiyah Ciamis. 7(2):39-43.

Firdayanti, Fusvita, A., Umar, A. 2019. Gambaran Kadar Bilirubin Total pada penderita
Tuberkulosis Paru dengan Terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Puskesmas
Poasia Kota Kendari. Jurnal Kesehatan Vokasional. 4(3): 118-121.

Harahap, N, S., Pranata, R. 2019. Pengaruh Aktivitas Fisik Continous Running dan
Interval Running terhadap Serum Glutamic Oxaloactic Transaminase (SGOT)
Dan serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Jurnal Ilmiah Ilmu
Keolahragaan. 3(1):12-23.

Hasni, Syarif, J., Darwis, I. 2018. Gambaran Hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT pada
Penghirup Lem di jalan Abdul Kadir Kota Makassar. Jurnal Media Laboran.
8(2):43-49.

Kahar, H. 2017. Pengaruh Hemolisis terhadap Kadar Serum Glutamate Pyruvate


Transaminase (SGPT) sebagai Salah Satu Parameter Fungsi Hati. The Journal of
Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. 1(2):38-46.

Nugraha, A. P., Isdadiyanto,S., Silvana, T. 2018. Histopatologi Hepar Tikus Wistar


(Rattus norvegicus) Jantan setelah Pemberian Teh Kombucha Konsentrasi 100%
dengan Waktu Feermentasi yang Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi.
3(1):71-78.
Nuraini, D, F., Puspita, E. 2017. Gambaran Hasil Pemeriksaan Bilirubin Total pada
Pasien Hepatitis. Jurnal Insan Cendekia. 5(1):56-60.

Saudo, R.M., Rampengan, N.H., Mandei, J.M. 2016. Gambaran Hasil Pemeriksaan
Fungsi Hati pada Anak dengan Infeksi Dengue Periode Januari 2011-Oktober
2016 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic. 4(2):1-6.

Widarti, Nuqaidah. 2019. Analisis Kadar Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT)
dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) pada Petani yang
Menggunakan Pestisida. Jurnal Media Analisis Kesehatan. 10(1):35-43.

Yunita, C., Dewi, N. U. 2019. Studi Analisis Kadar Bilirunbin terhadap Lama Waktu
Konsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Penderita Tuberkilosis Paru.
Jurnal Media Analisis Kesehatan. 10(1):1-11.

Yustita, E., Luciani, S. 2019. Gambaran Kadar Bilirubin Direct pada Penderita
Tuberculosis (TB) Sebelum dan Sesudah Pengobatan Intensif Selama Aatu Bulan
di Puskesmas Pekanbaru. Jurnal Analisis Kesehatan Klinikal Sains. 7(1):37-42.

Anda mungkin juga menyukai