net/publication/344592432
CITATIONS READS
0 160
4 authors, including:
Aini Aini
University of Mataram
14 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Aini Aini on 11 October 2020.
ABSTRAK
Serum Glutamic Piruvat Transminase (SGPT) merupakan enzim utama yang banyak ditemukan di sel
hati serta efektif untuk mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis kadar SGPT pada petani di Desa Sembung Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat
yang terpapar pestisida. Jenis penelitian ini penelitian Analitik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Pemeriksaan kadar SGPT ini menggunakan 22 sampel
dari petani yang terapar pestisida. Sampel diperiksa dengan menggunakan metode IFCC (Interational
Federation Of Clinical Chemistry) dengan alat Fotometer Star Dust MC-15. Hasil menunjukan rata-rata
27,77 yaitu 95,5% normal. Berdasarkan Uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS versi 20.00, dengan
taraf signifikan 5% yang diperoleh P=0,746 maka, p < α (0,746 < 3,481) ini menunjukan bahwa paparan
pestisida tidak ada hubungan yang sgnifitas terhadap kadar SGPT maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara paparan pestisida dengan kadar SGPT pada Petani Di Desa Sembung Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 120
Volume 3. No. 2 – Oktober 2017
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm-politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 121
Volume 3. No. 2 – Oktober 2017
a. Reagen dari produk DSI Hasil pemeriksaan kadar SGPT pada petani yang
b. Serum control true lab N (Produk DSI) terpapar pestisida menggunakan Fhotometer Star
Alur Kerja Dust MC-15 maka diperoleh hasil seperti terlihat
pada table 4.1.
Persiapan Alat Dan Bahan Table 4.1 Data Karakteristik Responden
petani pang terpapar pestisida
Pengambilan Data
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 122
Volume 3. No. 2 – Oktober 2017
manusia yaitu timbulnya keracunan dan berbagi
Nilai Kadar SGPT gangguan kesehatan seperti gangguan fungsi hati
(Zulkarenain, 2010).
4,5% Berdasarkan data yang telah disajikan dalam
Normal hasil penelitian bahwa, Serum Glutamic Piruvat
Transminase (SGPT) yang merupakan enzim
95,5%
Tidak utama yang banyak ditemukan di sel hati serta
Normal efektif untuk mendiagnosis dekstruksi
hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan dalam
jumlah sedikit di otot jantung, ginjal serta otot
Gambar 4.1. Persentase Nilai Kadar SGPT rangka.Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih
Tabel 4.3.Chi-Square Tests tinggi dari pada SGOT/AST pada kerusakan
Value Df Asymp. Exact Sig. Exact parenkim akut.Nilai rujukan SGPT/ALT untuk
Sig. (2- (2-sided) Sig. (1- laki-laki dan perempuan adalah 0-41 U/L.
sided) sided)
Pearson Chi-Square .105a 1 .746 Peningkatan aktivitas Serum Glutamic Piruvat
Continuity Correctionb .000 1 1.000 Transminase (SGPT), jika terjadi peningkatan
Likelihood Ratio .195 1 .659 yaitu >20 kali lebih besar dari nilai normal
Fisher's Exact Test 1.000 .909
Linear-by-Linear Association .100 1 .752 menunjukan hepatitis viral akut, nekrosis hati
N of Valid Cases 22 (toksisitas obat atau kimia).Peningkatan 3-10 kali
nilai normal menunjukan infeksi mononuclear,
hepatitis kronis akut, sumbatan empedu ekstra
Berdasarkan Uji Chi-Square dengan
hepatic, sindrom rey, dan infark miokard
menggunakan SPSS versi 20.00, dengan taraf
(SGOT>SGPT), dan peningkatan 1-3 kali nilai
signifikan 5% yang diperoleh P=0,746 maka, p <
normal menunjukan pancreatitis, pelemakan hati
α (0,746< 3,481) ini menunjukan bahwa paparan
(Gunawan, 2009).
pestisida tidak ada hubungan yang sgnifitas
Data pada Tabel 4.1 Dalam pemeriksaan 22
terhadap kadar SGPT maka dapat disimpulkan
sampel diperoleh hasil SGPT normal 21 orang
Bahwa Hepotesis tidak ada hubungandengan kata
(27.77%).Sampel tidak mengalami peningkatan
lain tidak ada hubungan paparan pestisida dengan
karena beberapa faktor yaitu, tidak adanya
kadar SGPT pada Petani Di Desa Sembung
gangguan fungsi hati. Penelitian yang dilakukan
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.
Jenni (2014) Hubungan Riwayat Paparan
Pembahasan
Pestisida dengan Kajian fungsi Hati (Studi Pada
Pestisida merupakan zat atau campuran yang
Wanita Usia Subur di Daerah Pertanian Kota
digunakan unuk mencegah, memusnahkan,
Batu)” didapatkan hasil paparan pestisida
menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk
berpengaruh terhadap kejadian gangguan fungsi
hewan, tanaman dan mikroorganisme pengganggu
hati walaupun dengan nilai koefisiean yang
(Soemirat, 2003 dalam Zulkanain, 2010).
rendah (hubungan lemah).
Penggunaan pestisida oleh para petani di Desa
Analisis bivariat menunjukkan hasil bahwa
Sembung Kecamatan Narmada memiliki jenis
tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat
antara lain berjenis padat dan cair. Biasanya
pajanan pestisida dengan kejadian gangguan
pupuk padat digunakan dengan cara ditaburkan
fungsi hati pada WUS di Kecamatan Kersana
pada tanaman pada saat pemukukan dan bahan
Kabupaten Brebes Tahun 2009 (p=0,538).
yang cair digunakan dengan cara menyemprotkan
Analisis multivariat juga menunjukkanhasil yang
pada tanaman secara langsung.
sama yaitu bersama-sama dengan variabel-
Kebiasaan petani dalam menngunakan
variabelperancu, riwayat pajanan pestisida
pestisida kadang-kadang menyalahi aturan, selain
tidakberhubungan dengan kejadian gangguan
dosis yang digunakan melebihi takaran,petani
fungsi hatipada WUS di Kecamatan Kersana
juga sering mencampurkan beberapa jenis
Kabupaten BrebesTahun 2009 (p=0,651).
pestisida, dengan alasan untuk meningkatkan daya
Dari 22 sampel SGPT yang diperika
racun pada hama tanaman (Sastroutomo, 2000).
diperoleh 1 sampel sebanyak (9.1%) tidak normal
Selainitu penyemprotan pestisida yang tidak
atau meningkat dari kadar normalnya. Sampel
memenuhi aturan akan mengakibatkan banyak
yang mengalami peningkatan adalah sampel
dampak, diantaranya dampak kesehaan bagi
dengan lama sebagai petani > 5tahun yaitu sampel
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 123
Volume 3. No. 2 – Oktober 2017
(S13) dengan nilai 47 U/L. berdasarkan hasil lama bekerja > 5tahun terdapat 1 sampel dengan
wawancara yang dilakukan, peningkatan tersebut nilai kadar SGPT tidak normal sebesar 4.5%.
kemungkinan disebabkan oleh lama penyempotan Pemeriksaan pada sampel dengan lama kerja
dan petani yang mengalami peningkatan tersebut lebih < 5 tahun diperoleh 2 sampel dengan hasil
pada saat penyemprotan pestisida kadang-kadang normal dengan kadar SGPT sebesar 9.1 %.
tidak searah mata angin dan sering
mencampurkan beberapa jenis pestisida,dosis
DAFTAR PUSTAKA
yang digunakan melebihi takaran, sehingga
menunjukan terjadinya gangguan fungsi hati.
Berdasarkan Uji Chi-Square dengan
Afriyanto.2008.Kajian Keracunan Pestisida Pada
menggunakan SPSS versi 20.00, dengan taraf
Petani Penyemprot Cabe Di Desa Candi
signifikan 5% yang diperoleh P=0,746 maka, p <α
Kecamatan Bandungan Kabupaten
(0,746 < 3,481) ini menunjukan bahwa paparan
Semarang.Thesis. Universitas
pestisida tidak ada hubungan yang sgnifitas
Dipenogoro.
terhadap kadar SGPT maka dapat disimpulkan
Bahwa Hipotesis tidak ada hubungan dengan kata Depkes RI. 2000. Pengenalan Pestisida,
lain tidak ada hubungan paparan pestisida dengan Direktorat Jenderal Pemberantasan
kadar SGPT pada Petani Di Desa Sembung Penyakit Menular dan Penyehatan
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Lingkungan. Jakarta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
lingkungan karna berkaitan dengan waktu Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana
menyemprot, matahari semakin trik atau semakin Direktorat Pupuk dan Pestisida
siang maka suhu akan semakin panas. Kondisi Kementrian Pertanian 2011.Pedoman
demikian akan mempengaruhi efek pestisida pembinaan Penggunaan Pestisida.
melalui mekanisme penyerapan melalui kulit.
Cara pennganan pestisida sejak dari pembelian, Dorland. 1998. Pemeriksaan kadar SGPT.
penyimpanan, pencampuran, cara menyemprot Penerbit Swadaya, Jakarta.
hingga penanganan setelah penyemprotan
berfengaruh terhadap resiko keracunan bila tidak Djojosumarto. 2000. Toksikologi. Bagian
memenuhi ketentuan(Afriyanto, 2008). Farmakologi & Toksikologi Fakultas
World Health Organization (WHO) Kedokteran universitas Gadjah
mensyaratkan lama bekerja atau paparan di Mada.Yogyakarta.
tempat kerja yang berisiko menyebabkan
Gunawan arif. 2009. Tes Hepatitis SGOT dan
kontaminasi pestisida, yaitu 5-6 jam per hari atau
SGPT. Diperoleh 21 Januari 2015.Dari
30 jam per minggu. Syaratkesehatan dalam
http://farmasi 07 tb, wordpress.
keselamatan kerja yang mengelola pestisida antara
lain: kondisi lingkungan, menggunakan alat Hasan.2008. Pemeriksaan ALT kerusakan hati
pelindung diri (APD) lengkap seperti (topi, pada manusia. Penebit Buku Kedokteran
masker, kaca mata, celana panjang, baju lengan EGC, Jakarta.
panjang, sarung tangan dan sepatu (bot) Faktor
lain yang perlu diperhatikan adalah tempat Joyce. 2007. Definisi pemeriksaan fungsi hati
penyimpanan pestisida, waktu penyemprotan pada manusia. Rineka Cipta, Rineka
sebaiknya tidak dilakukan siang hariserta Cipta, Jakarta.
memperhatikan dosis dan cara penggunaan pada
label pestisida yang akan digunakan (WHO, Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian
2006). Kesehatan. Cetak Kedua. Penerbit Rineka
KESIMPULAN Cipta Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22
sampel tentang Pengaruh Paparan Paparan Panil. 2007. Patologi pemeriksaan SGPT darah.
Pestisida Terhadap Kadar SGPT (Serum Gultamic Fakultas Kedokteran Universitas
Piruvat Transminase) Pada Petani Di Desa Indonesia. Jakarta.
Sembung Kecamatan Narmada Kabupaten
Lombok Barat ,dipatat disimpulkan : Dengan
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 124
Volume 3. No. 2 – Oktober 2017
Ronald, 2004.Definisi pemeriksaan kadar SGPT.
http://qiyaqiy.
blogspot.com/2008/01/.html diakese
tanggal 28 Oktober 2016.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 125
Volume 3. No. 2 – Oktober 2017