TESIS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Biomedis
Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan
RONI LINSON
223307044026
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengonsumsi parasetamol melebihi dosis maksimal, yaitu 4 gram selama 24 jam.
Sekitar 5,2 % mengonsumsi parasetamol lebih dari 6 gram selama 24 jam, serta
45,6 % mengalami overdosis.9 Pada tahun 2016, Sentra Informasi Keracunan
BPOM mencatat sebanyak 898 kasus keracunan obat. Di Indonesia, jumlah kasus
keracunan parasetamol sejak 2002 – 2005 yang dilaporkan ke Sentra Informasi
Keracunan BPOM adalah sebesar 201 kasus.10
Penelitian di Rumah Sakit Tasikmalaya tahun 2010-2011, menunjukkan bahwa
obat yang paling banyak menyebabkan kerusakan hati adalah ranitidin (31,3%),
seftriakson (23,1%), dan parasetamol (16,4%). 11 Kerusakan hati terjadi akibat
stres oksidatif dan nekrosis hepatoselular.5 Stres oksidatif terjadi akibat reaksi
oksidasi yang menghasilkan radikal bebas berlebih sehingga dapat merusak
struktur dan fungsi sel. Radikal bebas dapat dicegah atau dikurangi dengan
senyawa yang bersifat antioksidan.5
Antioksidan merupakan senyawa penting yang berguna menangkap
elektron bebas pada molekul radikal bebas. 5 Antioksidan yang tidak diproduksi
oleh tubuh diperoleh dari sayuran dan buah-buahan seperti tokoferol, karotenoid,
asam askorbat, flavonoid, dan tanin.12 Salah satu buah dengan kandungan
antioksidan adalah tumbuhan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman
mahkota dewa adalah tanaman perdu yang berasal dari family Thymelaceae.
Tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-1.200 meter dari
permukaan laut, dan tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 5 meter. Manfaat
mahkota dewa memiliki kandungan bahan aktif yang yaitu mineral, vitamin
C, vitamin E, alkaloid, flavonoid, polifenol dan saponin. Tumbuhan yang
mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, vitamin
C, dan vitamin E merupakan bahan baku yang berpotensi sebagai antioksidan
alami.
Berdasarkan latar belakang ini, perlu diteliti efek pemberian ekstrak
metanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap kadar SGOT
dan SGPT pada tikus Wistar yang diinduksi parasetamol sehingga dapat dijadikan
sebagai hepatoprotektor.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah:
Apakah ekstrak metanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat
menurunkan kadar SGOT dan SGPT tikus Wistar jantan yang diinduksi
parasetamol?
1.4 Hipotesis
3
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Akademik
Menambah wawasan dunia kedokteran dalam bidang herbal dan gizi tentang
manfaat daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dalam menurunkan
kadar SGOT dan SGPT tikus Wistar jantan yang diinduksi parasetamol.
4
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
5
r = pengulangan (replication) atau n (jumlah pengulangan yang diperlukan
dalam tiap kelompok percobaan)
r = minimal 5 ekor
Maka jumlah hewan coba minimal untuk 5 kelompok perlakuan adalah 5
ekor untuk setiap kelompok yang dibagi secara acak. Dengan
mempertimbangkan drop out (DO) sebesar 10%.
Drop out 10% = 10% x 5 = 0,5 ~ 1
Jumlah =1+5 =6
n=6 dalam 5 kelompok perlakuan
Jadi, sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 6 ekor
dalam 5 perlakuan kelompok, sehingga penelitian ini membutuhkan 30 ekor
tikus Wistar jantan
6
3.5 Definisi Operasional
● ekstrak metanol daging buah mahkota dewa dibuat dalam dosis 300
● Kontrol mhkota dewa adalah ekstrak metanol daging buah mahkota dewa
● Sonde oral
● Tempat makan
● Silet bedah
7
● Kandang tikus
● Spuit 3cc
● Alat sentrifugasi
● Akuades
● Etanol 95%.
● CMC 1%
8
Hewan coba diadaptasi dalam kandang selama 1 minggu sebelum penelitian
untuk menghindari stres.
9
2. Kelompok EMDBMD 600: Diberikan ekstrak metanol daging buah
mahkota dewa (EMDBMD) 600mg/kgBB setiap hari dan induksi
parasetamol 2g/kgBB.
3. Kelompok kontrol negatif (KN): Kontrol negatif diberikan induksi
parasetamol dosis 2g/kgBB.
4. Kelompok kontrol positif (KP): Kontrol positif diberikan CMC 1 %.
5. Kelompok kontrol Mahkota Dewa (KMD): Diberikan ekstrak metanol
daging buah mahkota dewa 600mg/kgBB setiap hari tanpa induksi
parasetamol.
Pengambilan sampel darah serum tikus pada hari ke-14 (H14). Sampel darah
diambil melalui langkah-langkah berikut:50
dada.
10
● Darah tikus diambil secara intrakardiak.
metode spektrofotometri.
Pengukuran kadar SGOT dan SGPT tikus Wistar jantan dilakukan dengan
metode spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer
11
12
13