Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANTI TUKAK LAMBUNG KOMBINASI EKSTRAK AIR DAUN


BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) DENGAN
KURKUMINOID PADA LESI MUKOSA AKUT TIKUS
WISTAR

BIDANG
KEGIATAN PKM
PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Tanti Melani Ketua NIM A 161 093 (Angkatan 2016)
Sandy Fakhrizal Ghani Anggota NIM A 183 036 (Angkatan 2018)
Neni Safitri Anggota NIM A 171 090 (Angkatan 2017)

SEKOLAH TINGGI FARMASI


INDONESIA KOTA BANDUNG
TAHUN 2019
i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
1.4 Luaran ....................................................................................... 2
1.5 Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
2.1 Tanaman Binahong ................................................................... 3
2.2 Kurkuminoid ............................................................................. 4
2.3 Lambung .................. ................................................................. 4
2.4 Tukak Lambung ........................................................................ 4
2.5 Uraian Hewan Uji ..................................................................... 5
2.6 Induksi Tukak Oleh NSAID (Aspirin)....................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 6
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 6
3.2 Instrumen Penelitian .................................................................. 6
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................... 7
3.4 Alur Penelitian ........................................................................... 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 9
4.1 Anggaran Biaya........................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan .......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen
Pendamping Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis).......................3

Gambar 2. Tikus putih (Rattus norvegicus).............................................................5

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P.........................................................9

Tabel 2. Jadwal Kegiatan PKM-P............................................................................9

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tukak lambung merupakan penyakit akibat gangguan pada saluran
gastrointestinal atas yang disebabkan sekresi asam (HCl) dan pepsin yang
berlebihan oleh mukosa lambung. Menurut WHO, angka kematian akibat tukak
lambung di Indonesia mencapai 0,99%. Menurut BPPK Depkes tahun 2008,
menyatakan bahwa penyakit tukak lambung berada di urutan ke-10 sebagai
penyebab kematian pada kelompok usia 45-54 tahun pada laki-laki di Tahun
2005-2008.
Selama ini terapi tukak lambung dilakukan dengan memberikan obat kimia
yang memiliki efek samping tinggi. Pengobatan tukak lambung dapat
menggunakan beberapa jenis obat yang mempunyai mekanisme kerja antara lain
sebagai antagonis reseptor H2 (Simetidin, Ranitidin), penghambat pompa proton
(Omeprazol, Lansoprazol), agen pelindung (Sukralfat), analog prostaglandin
(Misoprostol) maupun antasida. Selain obat kimia, tanaman obat tradisional dapat
dimanfaatkan untuk mengobati tukak lambung. Adapun beberapa tanaman obat
tradisional tersebut, diantaranya daun pisang (Musa paradisiaca L.), meniran
(Phyllantus niruri Linn.), sambiloto (Andrographis paniculata Ness.), kunyit
(Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga L.), jombang (Taraxacum
officinale), dan daun sikas (Cycas revoluta) (Setiawan Dalimartha, 2008).
Namun, dari beberapa penelitian tanaman diatas belum ada penentuan dosis yang
pasti untuk pengobatan tukak lambung. Oleh sebab itu daun binahong yang telah
diketahui dosis tepatnya 200 mg, dilakukan penelitian yang dikombinasikan
dengan kurkuminoid.
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) merupakan salah
satu dari beberapa tanaman obat yang berkhasiat sebagai anti tukak lambung.
Adapun kandungan senyawa dalam Daun Binahong adalah flavonoid, alkaloid,
terpenoid, dan saponin. Zat aktif utamanya yaitu flavonoid yang merupakan
senyawa polifenol untuk melancarkan peredaran darah keseluruh tubuh,
mengandung antiinflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan, serta
pemeliharaan membran mukosa (Sukandar, dkk. 2011). Aktivitas kurkuminoid
sebagai antiulcer, dijelaskan melalui mekanisme penurunan sekresi dari asam
lambung. Kurkuminoid dapat meningkatkan produksi mukus pada mukosa.
Tanaman tersebut, mampu menghambat atau menahan pengeluaran asam-pepsin
oleh H. Pylori, NSAID atau faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan pertahanan mukosa lambung (Berardy dan Lynda, 2005).
Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan data perbandingan dan dosis
optimal anti tukak lambung kombinasi ekstrak air Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Tenore) Steenis) dengan Kurkuminoid pada lesi mukosa akut tikus
wistar yang di induksi aspirin. Luaran penelitian ini diharapkan dapat menjadi
2

salah satu referensi untuk mempertahankan eksistensi pengembangan dan


penggunaan obat tradisional.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah yang dapat
dirumuskan adalah berapakah dosis optimal untuk anti tukak lambung kombinasi
ekstrak air Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dengan
Kurkuminoid pada lesi mukosa akut tikus wistar?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan dosis optimal anti tukak lambung kombinasi ekstrak air Daun
Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dengan Kurkuminoid pada lesi
mukosa akut tikus wistar.

1.4 Luaran
Luaran yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dipublikasikan sebagai
jurnal ber-ISSN.

1.5 Kegunaan
Hasil dari penelitian ini dapat melengkapi database efek anti tukak lambung
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis), sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi dan
dapat mempertahankan eksistensi pengembangan dan penggunaan obat
tradisional.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tanaman Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

Gambar 1. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)


(Mus, 2008)

1.1.1 Klasifikasi Tanaman


Menurut Mus (2008), tanaman Daun Binahong memiliki klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Trachebionta
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hammelidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Tenore) Steenis

1.1.2 Kandungan kimia


Menurut penelitian Kumalasari dan Nanik (2011), menyatakan bahwa
hasil skrining fitokimia ekstrak etanol 70% dari binahong mengadung
senyawa polifenol, flavonoid, dan saponin. Senyawa ini diduga memberikan
konstribusi dalam aktivitas antimikroba. Flavonoid merupakan salah satu
senyawa fenol yang terdiri dari 15 atom karbon pada umumnya tersebar di
berbagai tumbuhan. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah,
ungu, biru, dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan (Susetya, 2012).
Flavonoid dari ekstrak daun binahong memiliki aktivitas farmakologi
sebagai antiinflamasi, analgesik, dan antioksidan (Mardiana, 2013).
4

1.2 Kurkuminoid
Kurkuminoid adalah serbuk kristal oren kekuningan yang praktis tidak larut
dalam air tetapi larut dalam etanol, dimetilsulfoksida, dan aseton. Kurkuminoid
memiliki titik leleh 183oC. Efek anti tukak dari kurkuminoid dikarenakan sifatnya
yang menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan mekanisme
pertahanan mukosa melalui penekanan peradangan yang diperantai enzim NO
sintase (Ravindran, et al., 2007).

1.3 Lambung
Lambung adalah organ yang mengalami perluasan berongga besar
menyerupai kantung dalam rongga peritoneum terletak diantara esophagus dan
usus halus. Lambung terdiri dari antrum kardia (yang menerima esophagus),
fundus besar seperti kubah, badan utama atau korpus dan pilorus yang menyerupai
corong (Eroschenko, 2010). Lambung merupakan reservoir yang berfungsi
menerima makanan/ minuman, mengiling, mencampur, dan mengosongkan
makanan ke dalam duodenum. Lambung sebenarnya terlindungi oleh lapisan
mukus, namun beberapa faktor iritan seperti makanan, minuman dan obat-obatan
antiinflamasi non-steroid (NSAID), dan alkohol yang dapat menimbulkan efek
lapisan mukosa sehingga timbul tukak peptik (Tarigan, 2001).

1.4 Tukak lambung


Tukak lambung merupakan penyakit akibat gangguan pada saluran
gastrointestinal atas yang disebabkan sekresi asam dan pepsin yang berlebihan
oleh mukosa lambung. Saat ini dianggap Helicobacter pylori merupakan
penyebab utama tukak lambung, disamping NSAID, alkohol, dan sindrom
Zollinger Ellison (Tarigan, 2001). Sampai saat ini diketahui terdapat tiga
penyebab utama tukak lambung, yaitu NSAID, infeksi H. Pylori, dan kondisi
hipersekresi asam seperti Zollinger-Ellison syndrome. Adanya infeksi H. Pylori
atau penggunaan NSAID harus ditelusuri pada semua penderita dengan tukak
peptikum (Sanusi, 2011). Dengan adanya kuman Helicobacter pylori pada
kelainan saluran cerna, Helicobacter pylori merupakan penyebab utama dari tukak
peptik, disamping NSAID, alkohol, dan sindrom Zollinger Ellison (Tarigan,
2001). Organisme ini melekat pada epitel lambung dan merusak lapisan mukosa
pelindung dan meninggalkan daerah-daerah epitel yang rusak (Mc.Guigan, 2001).
5

1.5 Uraian Hewan Uji

Gambar 2. Tikus putih (Rattus norvegicus) (Akbar, 2010)

Galur tikus yang sering digunakan untuk penelitian adalah galur Wistar.
Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar memiliki ciri-ciri, yaitu bertubuh
panjang dengan kepala lebih sempit, telinga tebal dan pendek dengan rambut
halus, mata berwarna merah, dan ekornya tidak pernah lebih panjang dari
tubuhnya. Bobot tikus jantan pada umur dua belas minggu mencapai 240 gram
sedangkan bobot betina mencapai 200 gram. Tikus biasanya mempunyai masa
hidup berkisar 4-5 tahun dengan berat badan umum tikus jantan berkisar antara
267-500 gram dan betina 225-325 gram (Sirois, 2005).

1.6 Metode Induksi Oleh NSAID (Aspirin)


Metode ini biasa diterapkan untuk metode induksi dengan pengikatan
pilorus yang digunakan untuk meningkatkan akumulasi asam lambung (Lahiri dan
Palit, 2012). Aspirin merupakan salah satu antiinflamasi non-steroid yang bekerja
dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempengaruhi produksi
prostaglandin, dan salah satu efek sampingnya adalah meningkatkan resiko
terjadinya tukak lambung (Musumba, 2009). Pemberian aspirin dapat
menimbulkan perubahan perubahan kualitatif mukus lambung sehingga
mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pembuluh darah.
Penelitian ini menggunakan agen non infeksi aspirin sebagai penyebab
gastritis, karena aspirin dikenal sebagai senyawa yang menyebabkan kerusakan
mukosa lambung. Lambung dapat mengalami inflamasi yang disebabkan oleh
agen infeksi atau non infeksi pada semua bagian. Gastritis merupakan suatu
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung yang dapat
bersifat akut maupun kronis. Kemungkinan terjadinya hipersekresi asam lambung
menjadi penyebab utama timbulnya lesi mukosa lambung. Kerusakan mukosa
lambung disebabkan oleh aspirin dosis toksik disertai oleh peningkatan infiltrasi
granulosit. Sel-sel mukosa mensintesis hemostatik proinflamasi sebagai mediator
inflamasi yang dapat menarik datangnya eosinofil kearah agen perusak mukosa
(Dunlop and Charles, 2004). Lesi yang terbentuk karena aspirin dapat dinilai dari
ketahanan mukosa lambung dimulai dari mukus, baik ketebalan maupun kualitas
mukus, struktur epitel serta kemampuan perbaikan epitel (Halter et al., 2001).
6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara completely randomized design atau
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Farmakologi STFI Bandung selama 3-5 bulan. Pengelompokan dibagi menjadi 9
kelompok, yang di dalamnya terdiri dari 3 ekor tikus pada masing-masing
kelompok. Pembagian kelompok terdiri dari kelompok normal, kelompok kontrol
negatif (CMC-Na 0,5%), kelompok kontrol positif (Omeprazol 0,72 mg/KgBB),
kelompok uji ekstrak daun binahong (dosis 200 mg/KgBB), kelompok uji
kurkuminoid (dosis 5 mg/KgBB), kelompok uji kombinasi ekstrak daun binahong
dan kurkuminoid (dosis 100 mg dan 5 mg/KgBB), kelompok uji kombinasi
ekstrak daun binahong dan kurkuminoid (dosis 100 mg dan 2,5 mg/KgBB),
kelompok uji kombinasi ekstrak daun binahong dan kurkuminoid (dosis 200 mg
dan 5 mg/KgBB), serta kelompok uji kombinasi ekstrak daun binahong dan
kurkuminoid (dosis 200 mg dan 2,5 mg/KgBB).

3.2 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian ini meliputi alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian.
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya alat suntik oral
tikus, mikroskop binokuler elektrik, kaca objek, kaca pembesar, timbangan
digital (gram dan miligram), kertas indicator pH, styrofoam jarum pentul,
jangka sorong, Beaker glass 50 mL, 100 mL dan 250 mL (Pirex), gelas ukur
10 mL dan 100 mL (Pirex), labu ukur 100 mL (Pirex), corong gelas, batang
pengaduk, pipet volume dan ball pipet, tabung reaksi, pipet tetes, alat bedah,
seperangkat alat dekoktasi, blender, spatula, kompor listrik, kandang hewan,
oven, Freeze dry dan homogenizer.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun binahong
(Manoko, Lembang), akuades, toluen, kloroform P, ammonia, pereaksi
dragendroff (bismuth subnitrat dan kalium iodida dalam asam klorida pekat
dan air), pereaksi mayer (raksa (II) klorida dan kalium iodida dalam asam
klorida pekat dan air), HCl pekat, natrium hidroksida, serbuk magnesium,
amil alkohol, larutan besi (III) klorida, gelatin, natrium stearat, Liberman-
Burchard (asam asetat anhidrat:asam sulfat pekat 2:1), pereaksi Steasny
(formaldehid:HCl pekat 2:1) buffer formalin 10% alkohol 95%, pakan
hewan standar, Kurkuminoid, Omeprazole, Na-CMC 0,5%, Hematoxylin-
Eosin, Aspirin.
7

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Prosedur Pembuatan Simplisia dan Ekstrak
Pada proses pembuatan simplisia, dikumpulkan bahan daun
binahong dan dideterminasi. Kemudian dikeringkan sampai menjadi
simplisia. Dilanjutkan dengan pemeriksaan karakteristik simplisia dan
skrining fitokimia. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi dengan metode
dekoktasi selama 30 menit, dimana rasio antara daun binahong dan air
adalah 1:8. Hasil air rebusan yang diperoleh dari dekoktasi disaring,
kemudian dilakukan penapisan fitokimia kembali dan kromatografi lapis
tipis untuk melihat kandungan senyawa flavonoid. Selanjutnya air rebusan
diserbukan dengan menggunakan freeze dryer untuk membentuk serbuk
kristal ekstrak daun binahong. Bobot serbuk ditimbang dan kemudian
ditentukan nilai rendemen (%b/b) terhadap bobot awal simplisia. Dilakukan
penapisan fitokimia kembali dan kromatografi lapis tipis untuk melihat
kandungan senyawa flavonoid pada serbuk hasil freeze dryer (Ulfah, 2016).

3.3.2 Uji Pendahuluan


Sebanyak 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
diadaptasikan selama 1 minggu. Kemudian 3 ekor tikus digunakan untuk uji
pendahuluan dengan induksi menggunakan NSAID (Aspirin) selama 7 hari.
Setelah 7 hari diinduksi, tikus dipuasakan selama 18 jam. Selanjutnya tikus
dibedah, dilakukan pengecekan secara makroskopis dan mikroskopis.

3.3.3 Pengujian Tukak Lambung


Hewan uji dibagi menjadi 9 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 3 ekor tikus. Selanjutnya 8 kelompok diinduksi selama 7 hari
menggunakan NSAID (Aspirin). Tikus dipuasakan selama 18 jam dengan
diberikan akses bebas minum. Lalu tikus diberikan perlakuan secara oral
selama 21 hari sesuai dengan kelompok uji masing-masing kecuali
kelompok normal dan negatif. Setelah diberi perlakuan hewan dibedah pada
hari ke 7, 14 dan 21 dengan cara bagian lambung diambil dan dibuka pada
bagian lengkung besar. Lambung dibentang diatas styrofoam dan diamati
lebih lanjut tukak yang terbentuk. Selanjutnya diukur dan dicatat masing-
masing tukak. Aktivitas anti tukak diperiksa dengan melihat parameter pH
lambung, jumlah tukak, keparahan tukak, indeks tukak, rasio penghambatan
atau penyembuhan tukak dihitung kemudian dibandingkan 1 kelompok
dengan kelompok yang lain (Ulfa, 2016).

3.3.4 Evaluasi Tukak Lambung


Lambung tikus diambil dan dibuka sepanjang lengkung besar lalu
diambil cairan lambungnya. Cairan lambung diukur pHnya dengan pH
8

universal. Lambung dibersihkan dengan air mengalir. Kemudian lambung


yang telah dibuka dibentangkan dan diamati lesi yang terbentuk pada
lambung dibawah kaca pembesar. Jumlah tukak dihitung dan dilakukan
skoring pada setiap lesi yang terbentuk untuk menentukan indeks tukak
masing-masing kelompok (Ulfa, 2016).

3.3.5 Teknik Analisis Data


Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Analysus of
variance (ANOVA) dan di uji lanjut menggunakan Least Significant
Difference (LSD). Adanya perbedaan bermakna jika nilai p < 0,05 (Ulfah,
2016).

3.4 Alur Penelitian


9

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1. Perlengkapan yang diperlukan Rp. 901,000.00

2. Bahan habis pakai Rp. 6,335,500.00

3. Perjalanan Rp. 2,200,000.00

4. Lain-lain Rp. 2,900,000.00

Jumlah Rp. 12,336,500.00

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P


Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Studi Kepustakaan
2 Persiapan Bahan dan
Alat
3 Penyiapan hewan
percobaan
4 Determinasi,
dekoktasi, skrining
fitokimia, KLT dan
Freze dryer
5 Uji anti tukak
lambung
6 Analisa hasil dan
data
7 Pembuatan laporan
8 Publikasi: jurnal atau
seminar
10

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, B., 2010. Tumbuhan Dengan kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi
Sebagai Bahan Antifertilitas. Jakarta: Adabia Press.
Berardy, R., & Lynda S., 2005, peptic Ulcer Disease, dalam Dioiro, J.T. et al.,
Pharmacotherapy a pathopysiologic approach, sixth Edition, Medical
publishing Division by The McGraw-Hill companies.
Dunlop, R.H and Charles. 2004, Veterinery Pathophysiology, Chapter 4, Irwa,
USA: Blackwell Publishing, 112-139.
Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Kolerasi Fungsional Edisi
11. Jakarta: EGC.
Halter, F., Tarnawski, A.S., Schmassmann, A., Peskar, B.M. 2001,
Cyclooxygenase-2 implication on mainte.
Mardiana, Lina. 2013. Daun Ajaib Tumpas penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Masumba, C, Pritcard, D.M., Pirmohamed, M., Pirmohamed, M., 2009. Review
article: cellular and molecular mechanisms of NSAID-induced peptic
ulcer. Aliment Pharm.
McGuigan, J.E. 2001, Ulkus Peptikum dan Gastritis, Dalam isselbacher, K,J.,
Braunwald, E., Wilson, J.D., Martin, J.B., fauci, A.S., Kasper, D.L. (Eds),
Prinsip-prinsip Ilmu penyakit Dalam, EGC, Jakarta, Ed. 2.
Mus, 2008, Informasi Spesies Binahong ()Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)
(Tenore) Steenis) (Ten). Steenis). www. Plantamor.com/spcdtail. Diaskes
pada tanggal 28 September 2012.
Ravindran, P.N., Babu, K. N. 2007. Ginger The Genus Zingiber. CRC press.
New York.
Sukandar, Prof. Dr. Elin Yulinah, dkk. 2011. ISO Farmakoterapi, PT. ISFI,
Jakarta.
Sutesya Darma. 2012. Khasiat dan Manfaat Daun Ajaib Binahong: Solusi Sehat
dengan daun ajaib binahong untuk menangkal berbagai penyakit. Penerbit
Pustaka Baru Press.
Sanusi, I. A. 2011. Tukak Lambung. In A. A. Rani, M. S. K. & A. F. Syam (Eds),
Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta: Interna Publishing.
Sirois, 2005, La boratory animal medicine: Principles and procedures, Elsevier,
USA.
Tarigan, P. 2001. Tukak Gaster. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K.,
& S. Setiati (Eds), Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FKUI.
Ulfah, Maria. 2016. Uji Aktivitas Preventif dan Kuratif Tukak lambung Pada
Penggunaan Ekstrak Air Daun Binahong. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Harga Satuan
1. Perlengkapan yang diperlukan Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Spuit oral (Sonde) 2 pcs 80,000.00 160,000.00
Pipa kapiler 1 pax 250,000.00 250,000.00
Plastik crap 2 pax 30,000.00 60,000.00
Kertas perkamen 1 pax 15,000.00 15,000.00
Kertas whatman 42 5 pax 9,300.00 46,500.00
Spatula 2 pcs 10,000.00 20,000.00
Pinset 2 pcs 20,000.00 40,000.00
Pipet kaca 10 pcs 3,000.00 30,000.00
Sarung tangan 1 pax 50,000.00 50,000.00
Masker 1 pax 22,000.00 22,000.00
Tissue 3 pax 15,000.00 45,000.00
Jarum pentul 1 pax 2,500.00 2,500.00
Sekam 1 karung 85,000.00 85,000.00
Materai 3000 10 pcs 4,000.00 40,000.00
Materai 6000 5 pcs 7,000.00 35,000.00
SUB TOTAL (Rp) 901,000.00
Harga Satuan
2. Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Daun binahong 10 kg 250,000.00 2,500,000.00
Kurkuminoid 1g 1,460,500.00 1,460,500.00
Tikus 30 ekor 50,000.00 1,500,000.00
Pakan standar 10 kg 15,000.00 150,000.00
Aquadest 10 liter 9,000.00 90,000.00
Aqua 5 liter 5,000.00 25,000.00
Aspirin 1 strip 120,000.00 120,000.00
Na-CMC 0.25 kg 160,000.00 40,000.00
Omeprazole 1 strip 50,000.00 50,000.00
Reagen 2 sampel 200,000.00 400,000.00
SUB TOTAL (Rp) 6,335,500.00
Harga Satuan
3. Perjalanan Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Pengumpulan bahan baku 2 kalli 700,000.00 1,400,000.00
Determinasi tanaman 2 kali 50,000.00 100,000.00
Uji histopatologi 2 kali 50,000.00 100,000.00
Pembuatan frezee dry ekstrak 2 kali 50,000.00 100,000.00
Kode etik 2 kali 50,000.00 100,000.00
Publikasi 2 kali 200,000.00 400,000.00
SUB TOTAL (Rp) 2,200,000.00
Harga Satuan
4. Lain-lain Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Publikasi 1 paper 2,000,000.00 2,000,000.00
Determinasi 1 sampel 100,000.00 100,000.00
Persetujuan Etik Penelitian
1 proposal 300,000.00 300,000.00
Praklinik
Freeze dryer 1 sampel 500,000.00 500,000.00
SUB TOTAL (Rp) 2,900,000.00
TOTAL (Rp) 12,336,500.00
(Terbilang Dua Belas Juta Tiga Ratus Tiga Puluh Enam Lima Ratus Rupiah)
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian
Program Bidang Alokasi Waktu
No Nama /NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
Neni Safitri / Persiapan bahan
1 Farmasi Farmasi 4 Minggu
A 171 090 baku dan proses
Tanti Melani /
2 Farmasi Farmasi 8 Minggu Pengujian
A 161 093
Sandy
Fakhrizal
3 Farmasi Farmasi 4 Minggu Analisis data
Ghani / A 183
036
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua

Anda mungkin juga menyukai