(Proposal Penelitian)
OLEH:
INAYAH
18110015
Puji syukur penulis haturkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
yang berjudul “Respons Hama Ulat Daun (Plutella xylostella) Terhadap Pestisida
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A, selaku Ketua STIPER Dharma Wacana Metro
2. Bapak Ir. Yatmin, M.T.A, selaku Wakil Ketua I STIPER Dharma Wacana
Metro sekaligus pembimbing 1, yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
dalam penyusunan skripsi
Penulis
I. PENDAHULUAN
Kubis bunga (Brassica oleraceea var. botrytis L.) merupakan jenis tanaman
yang berasal dari Eropa, dan pertama kali ditemukan di Cyprus, Italia Selatan dan
merupakan sayuran yang dikonsumsi pada bagian krop bunga (curd). Setiap 100
gram curd kubis bunga mengandung 245 kalori; 88 air (g); 4 protein (g); 0,3
lemak (g); 6 karbohidrat (g); 1,5 serat (g); 150 kalsium (mg); 325 kalium (mg);
Badan Pusat statistik (2021), produksi tanaman kubis bunga pada provinsi
Lampung masih rendah yaitu 19% dari produksi di Indonesia. Menurut Hidayati
beberapa masalah seperti serangan hama ulat daun (Plutella xylostella). Plutella
xylostella merupakan salah satu hama utama tanaman kubis bunga. Menurut
sehingga kubis bunga tidak dapat membentuk krop. Ulat daun merupakan hama
yang menyerang kubis bunga sejak awal tumbuh sampai menjelang panen
1
2
Pengendalian hama ulat daun pada tanaman kubis bunga dapat dilakukan dengan
sintetik misalnya dalam bidang ekonomi yaitu banyak negara yang menolak
pestisida. Efek residu dari penggunaan pestisida dapat mencemari tanah serta
rantai makanan bagi hewan pemakan serangga. Tujuan yang semula untuk
kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu alternatif lain dalam pengendalian hama
dengan cara yang lebih aman, efektif, dan tidak meninggalkan residu, yaitu
Dengan adanya pestisida alami ini, akan memberikan beberapa manfaat bagi para
petani. Diantaranya ramah lingkungan, bahan baku yang relatif mudah untuk
diperoleh merupakan salah satu keungulan yang dimiliki oleh pestisida alami.
3
Untuk menanggulangi serangan hama ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman
memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu lebih ramah terhadap alam, residu
pestisida nabati tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga tanaman yang
yang terkandung pada tembakau merupakan racun saraf, racun kontak, racun
perut, fumigan dan dapat meresap dengan cepat ke dalam kulit (Basuki,
2019).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Rauf(2011), pemberian 0,5
konsentrasi 60 g/L.
1.4 Hipotesis
var. botrytis L. Bagian yang dikonsumsi dari sayuran ini adalah massa bunganya
atau disebut dangan “Curd”. Massa bunga kubis bunga umumnya berwarna putih
bersih atau putih kekuning – kuningan (Kindo, 2018). Sistematika tanaman kubis
Ordo : Rhoeadales(Brassicales).
Genus : Brassica 6 xv
protein, dan dengan jumlah lemak jenuh yang sangat rendah, daripada lemak
lemak tak jenuh dan asam omega-3 lemak esensial yang bermanfaat.
6
7
Kandunganserat dan gula alami kubis bunga lebih rendah jika dibandingkan
Kubis bunga mempunyai batang agak pendek, daun berbentuk bujur telur atau
panjang dan bergerigi, tangkai bunga dan pangkal daun menebal, menghasilkan
massa bunga yang bewarna putih dan lunak. Daun kubis bunga umumnya lebih
panjang dan lebih sempit dibandingkan kubis krop. Daun-daun yang tumbuh
Biji kubis bunga berbentuk bulat kecil berwarna coklat sampai kehitam-hitaman.
panjangnya sekitar 3-5 cm(Aidah, 2020). Massa bunga terdiri dari bakal bunga
yang belum mekar, tersusun lebih dari 5000 kuntum bunga dengan tangkai yang
pendek, sehingga tampak membulat padat dan tebal berwarna putih bersih atau
putih kekuning-kuningan. Diameter massa bunga kubis bunga bisa mencapai lebih
dari 20 cm dan memiliki berat antara 0,5–1,3 kg, tergantung varietas dan
Kubis tumbuh baik di dataran tinggi 1000 – 2000 m diatas permukaan laut.
Setelah adanya kultur atau varietas yang tahan panas, kubis dapat diusahakan pada
dataran rendah 100-200 m diatas permukaan laut.Keadaan iklim yang cocok untuk
tanaman kubis adalah daerah yang relatif lembab dan dingin. Perbedaan
tumbuh baik di lingkungan dataran tinggi (800 m dpl) dan beberapa varietas
8
dipengaruhi faktor internal (bahan) saja tetapi juga dipengaruhi faktor eksternal
(lingkungan) seperti iklim, tanah, pH tanah, intensitas cahaya matahari, dan OPT.
Hal ini mengindikasikan bahwa diperlukan cara budidaya yang tepat untuk
kubis bunga memerlukan udara yang dingin, air yang banyak, dan lembab. Jenis
tanah yang sesuai untuk tanaman kubis bunga yaitu tanah lepung berpasir yang
subur dan gembur. Sedangkan derajat keasaman pH tanah yang sesuai berkisar
antara 5,5-6,5.
merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis bunga. Apabila tidak
ada tindakan pengendalian,kerusakan tanaman kubis bunga oleh hama ulat daun
dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Yponomeutidae
Genus : Plutella
9
Spesies : P. xylostella.
Plutella berukuran kecil (sekitar 0,33 inci ketika tumbuh penuh). Tubuh ulat daun
melebar di bagian tengah dan meruncing ke arah depan (anterior) dan belakang
huruf-V. Ketika terganggu, ulat daun bergerak cepat atau panik lalu menempel
pada garis sutra menuju daun. Larva sebagian besar memakan daun bagian luar
atau daun tua baik pada tanaman tua maupun titik-titik tumbuh tanaman muda.
Ulat daun juga memakan tangkai bunga dan kuncup bunga. Siklus hidup ulat daun
berlangsung 10 sampai 14 hari dan membentuk kokon pada daun atau tangkai
untuk pupasi. Telur ngengat atau ulat daun berukuran sangat kecil, agak bulat
telur, diletakkan secara tunggal pada sisi bawah daun. Kerusakan paling serius
terjadi pada saat hama ulat daun menyerang mahkota atau titik tumbuh pada
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Nicotiana L
Tembakau atau Nicotiana tabacum adalah tanaman herba yang tumbuh sepanjang
tergantung faktor spesies, jenis tanah, dan kondisi cuaca di mana tanaman tersebut
Tembakau dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati karena cara kerja dari
Pestisida tembakau tidak kalah cepat dengan pestisida kimia atau residu.
Kandungan racun syaraf dari tembakau ini bersifat antifedant atau menghambat
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami antara lain mudah terurai
aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang, dapat membunuh
hama penyakit, dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman, bahan
yang digunakan murah serta mudah dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar
dan bisa dibuat sendiri, mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga
(Administrator, 2014).
(Administrator, 2014).
12
yang terletak di jl. Budi Utomo, Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota
Metro, Lat S -5 ﹾ9' 3" Long E 105 ﹾ18'". Penelitian ini dilakukan pada bulan
Alat yang digunakan untuk penelitian ini meliputi: Cangkul, Patok, pengayak atau
elektrik tipe Nagata LCS -3000, kalkulator,kamera atau hp, alat-alat tulis, gunting,
plastik kantong, label dan peralatan lainnya yang menunjang penelitian ini. Bahan
yang akan digunakan antara lain bibit kubis bunga, tanah top soil, pupuk kandang
kambing, polibag ukuran 10x10 cm, tembakau, dan bahan pendukung lainnya.
disusun secara faktor tunggal, terdiri dari 1 faktor , yaitu pemberian pestisida
nabati tembakau (K) yang terdiri dari 6 perlakuan dimana setiap perlakuan
12
13
ulangan, sehingga diperoleh 24 plot percobaan. Setiap plot percobaan terdiri dari 5
data diuji homogenitasnya dengan uji Bartlett dan sifat ketidakaktifan dengan uji
Tempat penelitian dibersihkan dari gulma yang ada dan diberikan paranet 60%
Media tanam yang digunakan untuk mengisi polybag terdiri dari pupuk kandang
kambing dan tanah top soil, dengan perbandingan volume 1:1 kemudian media
batu, dedaunan, dan sampah lainnya. Pengisian media tanam kedalam polybag
tersebut padat dan tidak terjadi adanya rongga-rongga udara yang besar didalam
disiram dengan air, apabila permukaan media turun maka diisi kembali hingga
Penanaman dilakukan dengan cara media tanam pupuk kandang kambing dan
tanah top soil yang sudah dibuat kemudian disiram dengan air jangan terlalu
basah, lalu buat lubang pada bagian tengah sedalam 3 cm, Setiap lubang ditanam
1 bibit kubis bunga . Kemudian jika dalam waktu 3-7 hari terdapat tanaman yang
layu atau mati segera dilakukan penyulaman, agar pertumbuhan seragam dengan
Hama ulat daun yang digunakan dalam penelitian adalah larva dengan kriteria :
sampai 14 hari. Ulat daun ditempatkan dalam satu wadah toples berukuran 1000
gram , didalam toples ini diletakkan beberapa daun kol sebagai pakan selama 7
pestisida yang akan digunakan selalu dalam keadaan fresh. selain itu larutan
pelekat. Adapun cara membuat larutan pestisida tembakau adalah sebagai berikut :
Siapkan 500 gram tembakau, 1 liter air dan 1 gram diterjen, kemudian masukkan
tembakau, air dan diterjen kedalam wadah atau toples kemudian aduk adukdan
ditutup rapat, diamkan selama (24 jam). Setelah didiamkan selama 24 jam
Uji mortalitas hama ulat daun dilakukan pada tanaman kubis bunga berumur 14
hst yang ditanam pada polybag yang diberi sungkup. Kerangka dibuat dari kayu
berbentuk segi panjang denga lebar 40cm x 40cm dan tinggi 70 cm x 70 cm. Dua
hari sebelum aplikasi pestisida nabati, di setiap tanaman kubis bunga disungkup
yaitu penyiraman yang dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.
3.5.9 Panen
3.6 Pengamatan
1. Mortalitas
M 100%
Keterangan:
M = Persentase Mortalitas hama
a = Jumlah hama plutella yang mati
b = Jumlah hama plutella keseluruhan.
2. Kecepatan Kematian
V=
Keterangan:
V = Kecepatan kematian
T = Waktu pengamatan
N = Jumlah serangga yang mati
n = Jumlah serangga yang diujikan
tembakau terhadap kematian hama ulat daun pada tanaman kubis bunga,
Efikasi = M 100%
17
Keterangan :
Ta = Jumlah hama ulat daun hidup dalam sungkup sesudah aplikasi dihari
terakhir
Tb = Jumlah hama ulat daun hidup dalam sungkup sebelum aplikasi
Ca = Jumlah hama ulat daun dalam sungkup kontrol sebelum aplikasi
Cb =Jumlah hama ulat daun hidup dalam sumgkup kontrol sesudah
aplikasi
Lethal Time 50 (LT50) adalah waktu dalam hari yang diperlukan untuk
50%.
Tinggi tanaman diamati setiap satu minggu sekali, dengan cara mengukur
tinggi tanaman (batang primer) dari permukaan tanah sampai dengan titik
6. Jumlah Daun
tanaman berumur 7 hts, 14 hst, dan 21 hst, dan 28 hst. satuan yang
atau bobot kering tanaman pada tanaman korban setiap 2 minggu sekali.
8. Jumlah Anakan
dihitung pada umur 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst dan 49 hst.
19
DAFTAR PUSTAKA
Da-Lopez, Y. F., dan Djaelani, A. K. (2021). Ulat Daun Kubis Plutella xylostella.
20
https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-manajemen-
pertanian-lahan-kering/informasi-materi-kuliah-praktek1/138-ulat-daun-
kubis diakses tanggal 10 juni 2021.
Ginting, M. S., Pelealu, J. ., dan Pinaria, B. A. N. (2017). Efektivitas Beberapa
Insektisida Nabati Terhadap Hama Plutella xylostella Linn. (Lepidoptera;
Plutellidae) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di Kabupaten
Minahasa.Agri-Sosioekonomi,13(3A),295.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.13.3a.2017.18375
Harianie, L., Shinta, S., Biarrohmah, L., Rohmah, L. H., dan Maslahah, W.
(2020). Pendampingan Ibu-Ibu PKK Kecamatan Lowokwaru Malang melalui
Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati sebagai Pengendalian Hama Sayuran
Hidroponik. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat,5(1), 175–184.
https://doi.org/10.30653/002.202051.274
Hidayati, N. N., Yuliani, dan Kuswanti, N. (2013). Pengaruh Ekstrak Daun Suren
dan Daun Mahoni Terhadap Mortalitas dan Aktivitas Makan Ulat Daun (
Plutella xylostella) pada Tanaman Kubis. LenteraBio., 2(1), 95–99.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio
Iskarlia, G. R., dan Rahmawati, L. (2014). Fungisida Nabati Dari Tanaman Serai
Wangi (Cymbopogon nardus) Untuk Menghambat Pertumbuhan Jamur pada
Batang Karet (Hevea brasillensis Mueli, Arg). Polhasains Jurnal Sains Dan
Terapan Politeknik Hasnur Banjarmasin,3(April), 1–41.
Jaenudin, A., dan Sugesa, N. (2019). Pengaruh Pupuk Kandang dan Cendawan
Mikoriza Arbuskular Terhadap Pertumbuhan, Serapan N dan Hasil Tanaman
Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.). Agroswagati Jurnal
Agronomi, 6(1). https://doi.org/10.33603/agroswagati.v6i1.1948
Khairunnisa, Aqilah, Yumna, Sholahuddin, Sholahuddin, Sulistyo, dan Ato.
(2019). Efektivitas Limbah Debu Tembakau sebagai Insektisida Nabati
terhadap Ulat Grayak. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 21(2), 34.
https://doi.org/10.20961/agsjpa.v21i2.28686
Kindo, S. S. (2018). Varietal Evaluation of Cauliflower [Brassica oleracea L.
var. botrytis] Under Agro-climatic Condition of Allahabad.International
Journal of Pure dan Applied Bioscience, 6(1), 672–677.
https://doi.org/10.18782/2320-7051.5119
Kristanto, S. P., Stjipto, danSoekarto. (2013). Pengendalian Hama Pada Tanaman
Kubis dengan Sistem Tanam Tumpangsari. Berkala Ilmiah Pertanian,
Agustus1(1), 7–9.
Naufal, K. (2019). Tak Hanya Rokok, Kini Tembakau Bisa Jadi Pestisida yang
Efektif.https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/10/tak-hanya-
rokok-kini-tembakau-bisa-menjadi-pestisida-yang-efektif diakses tanggal 28
juni 2021.
Nugraha, S. P., dan Agustiningsih, W. R. (2015). Pelatihan Pemanfaatan Limbah
21
1 ha = 10.000 m2
1 plot = 10 tanaman
U1 U2 U3 U4
100cm
k3 k1 k4 k2
50 cm
k0 k5 k2 k5
k1 k0 k3 k1
k5 k4 k1 k3
k4 k2 k5 k0
k2 k3 k0 k4
Keterangan :
k1 : 5 ml/L k4 : 20 ml/L
k2 : 10 ml/L k5 : 25 ml/L
25
X X1 X X3 X
X X X2 X X4
Keterangan :
: Tanaman Sampel
2. X : Merupakan tanaman
3. X1 : Tanaman sampel 1
4. X2 : Tanaman sampel 2
5. X3 : Tanaman sampel 3
6. X4 : Tanaman sampel 4
26