PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memegang peranan
satu Sub Sektor pertanian yang sangat strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan
penghematan dan penerimaan devisa negara serta menjadi penarik bagi industri hulu
dan pendorong pertumbuhan bagi industri hilir (Kementrian Pertanian Indonesia 2016).
Ubi kayu adalah salah satu bahan pangan pengganti beras yang cukup penting
dalam menopang ketahanan pangan disuatu wilayah. Dikarenakan peranan ubi kayu
sebagai bahan pangan pengganti beras. Namun demikian dalam rangka untuk menopang
keamanan pangan suatu wilayah perlu kiranya sosialisasi diversifikasi pangan berbahan
ubi kayu atau singkong sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras atau jagung,
selain itu juga menumbuhkan kreatifitas untuk menciptakan bahan pangan pengganti
berbahan dasar ubi kayu sebagai bahan pangan alternatif (Kementrian Pertanian
Indonesia 2016). Ubi kayu memiliki biaya penanaman dan pemeliharaan yang lumayan
rendah, sementara itu produksinya sangat berpengaruh terhadap pasar dan permintaan
lumayan ubi kayu yang cukup tinggi. Ada beberapa daerah yang sangat sulit untuk
memperoleh beras, ubi kayu dapat digunakan sebagai bahan makanan cadangan
makanan sehingga ubi kayu dapat digunakan masyarakat sebagai bahan makanan pokok
sebagai pengganti beras (Purwono dan Purnamawati, 2009). Data produksi ubi kayu di
Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan terdapat empat provinsi tempat produksi ubi
kayu di Indonesia, yaitu : Provinsi Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa
Barat. Provinsi Lampung merupakan tempat produksi ubi kayu terbesar di Indonesia
(BPS, 2016).
ketahan pangan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat. Data luas panen, produksi,
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Lampung, 2017.
Ubi Kayu/Cassava
Kabupaten/Kota Luas Prodkusi Production Produktivitas Productivity
Regency/Munici Panen (ton) (Ku/ha)
pitality Harveste
d Area
(ha)
Pada Tabel 1 terlihat bahwa tahun 2017 Kabupaten Lampung Timur merupakan
pertanian ubi kayu dengan produktifitas yang cukup tinggi yakni dengan angka
1279.623 ton dengan luas lahan pertanian 45.374 ha. Budidaya pertanian ubi kayu
sudah berkembang di Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur. Ubi kayu
Kecamatan Metro Kibang. Produksi tanaman ubi kayu menurut kecamatan di sajikan
Tabel 2. Luas Panen Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung
Timur, 2020.
Kecamatan Subdistric Luas Panen Produksi Produktivitas
(quintal/hectare)
(1) (2) (3) (4)
1. Metro Kibang 304 7.261 238,84
2. Batanghari 132 1.721 130,40
3. Sekampung 45 1.032 229,39
4. Marga Tiga 6.706 184.115 274,55
5. Sekampung Udik 2.069 49.249 238,03
6. Jabung 616 12.493 202,80
7. Pasir Sakti 90 1.798 199,82
8. Waway Karya 804 16.463 204,77
9. Marga Sekampung 715 15.087 211,00
10. Labuhan 101 2.356 233,23
Maringgai
11. Mataram Baru 81 2.013 248,49
12. Bandar Sribawono 161 2.192 136,13
13. Melinting 188 2.086 110,00
14. Gunung Pelindung 795 21.258 267,40
15. Way Jepara 1.466 31.212 212,8,7690
16. Braja Selebah 280 6.256 223,50
17. Labuhan Ratu 1.191 25.154 211,20
18. Sukadana 3.672 96.355 262,40
19. Bumi Agung 1.895 35.001 184,70
20. Batanghari Nuban 1.332 35.788 268,76
21. Peklongan 350 9.416 269,02
22. Raman Utara 114 2.925 256,58
23. Purbolinggo 114 2.956 259,30
24. Way Bungur 544 14.170 260,57
Lampung Timur 23.764 578.337 239,27
Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Lampung Timur
Berdasarkan tabel 2 Menurut Dinas Pertanian dan Pangan Lampung Timur, 2020
Kibang merupakan kecamatan dengan Produktivitas ubi kayu yang cukup tinggi yaitu
7.261ton/ha.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi oleh petani ubi kayu di Desa Margototo Kecamatan Metro
Kibang Kabupaten Lampung Timur dalam peningkatan pendapatan ubi kayu yang
sering di alami masyarakat mengalami harga tidak stabil saat terjadinya panen raya,
sehingga hasil dari pendapatan petani ubi kayu berkurang daikarenakan faktor harga
yang sangat rendah, sehingga resiko yang dihadapi petani ubi kayu sangat tinggi dan
bagaimana upaya agar saat panen ubi kayu mendapatkan harga yang cukup stabil
sehingga mengurangi resiko terhadap pendapatan petani ubi kayu di Desa Margototo
3. Mengetahui faktor faktor sosial ekonomi apa saja yang berpengaruh terhadap