Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIKA EKSPERIMEN

Pemanfaatan Kayu Bawang dan Sari Lidah Mertua


sebagai Obat Nyamuk Elektrik

DIUSULKAN OLEH :

Sujatul Laeni 1505035011/ ANGKATAN : 2015

Laylatul Syamsiah 1505035014/ ANGKATAN : 2015

Annisa Aprilia Afiesta 1505035016/ ANGKATAN : 2015

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Eksperimen ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Eksperimen ........................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu Bawang .................................................................................................... 3
2.2 Lidah Mertua ..................................................................................................... 3
2.3 Nyamuk ............................................................................................................. 4
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Nama Penelitian ................................................................................................ 5
3.2 Tempat dan Waktu ............................................................................................ 5
3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................... 5
3.4 Alat dan Bahan ................................................................................................. 5
3.5 Prosedur Percobaan .......................................................................................... 6
3.6 Diagram Alir ..................................................................................................... 6
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan ............................................................................................. 7
4.2 Grafik ................................................................................................................. 7
4.3 Pembahasan ...................................................................................................... 8
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 9
5.2 Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Pengamatan................................................................................................ 7

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Penelitian ............................................................................................. 7


Gambar 2. Kulit Kayu Bawang ......................................................................................... 11
Gambar 3. Proses Penumbukan Kulit Kayu Bawang menjadi serbuk .............................. 11
Gambar 4. Potongan Lidah Mertua ................................................................................... 11
Gambar 5. Proses Penghalusan Lidah Mertua .................................................................. 11
Gambar 6. Lidah Mertua yang Telah dihaluskan .............................................................. 12
Gambar 7. Proses Pengambilan Sari Lidah Mertua .......................................................... 12
Gambar 8. Sari Lidah Mertua ........................................................................................... 12
Gambar 9. Proses Pencampuran dan Pemanasan Bahan................................................... 12
Gambar 10. Sampel dengan 20 gram serbuk Kayu Bawang ............................................ 13
Gambar 11. Sampel dengan 30 gram serbuk Kayu Bawang ............................................ 13
Gambae 12. Sampel dengan 40 gram serbuk Kayu Bawang ............................................ 13
Gambar 13. Sampel dengan 50 gram serbuk Kayu Bawang ............................................ 13
Gambar 14. Sampel dengan 60 gram serbuk Kayu Bawang ............................................ 14
Gambar 15. Sampel yang akan diuji ................................................................................. 14
Gambar 16. Pengujian Obat Nyamuk Elektrik ................................................................. 14

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyamuk adalah serangga yang banyak tidak di sukai oleh manusia, karena
dapat menularkan penyakit, gatal-gatal dan gigitannya membuat tidak nyaman serta
menganggu istirahat. Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan
masalah bagi manusia. Selain gigitan dan dengungannnya yang mengganggu, nyamuk
merupakan vector atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan
bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya (Farida,
2008). Beberapa nyamuk termasuk jenis antropofilik (lebih menyukai darah manusia)
dan zoofilik (hanya menyerang hewan) (Ghozali, 2009). Berbagai cara telah dilakukan
oleh manusia untuk menciptakan berbagai jenis anti nyamuk untuk menjauhkan
nyamuk dari aktivitas dan kegiatan manusia.
Manusia telah menciptakan berbagai macam anti nyamuk, diantaranya seperti
liquid, spray, bakar, dan elektrik. Jenis obat mengusir nyamuk dijual secara komersil
dipasaran pada umumnya terbuat dari bahan kimia sintesis. Bahan aktif kimia sintesis
tersebut adalah diethyl toluamide (DEET). DEET merupakan bahan kimia beracun
yang berbahaya, khususnya bagi anak-anak dan juga orang dewasa apabila
penggunaannya kurang hati-hati (Akbarinnisa, 2012).
Pulau Kalimantan yang kaya akan keragaman hayati dan sebagai salah satu
hutan tropis di dunia memiliki banyak jenis pohon dengan khasiat yang berbeda-beda,
salah satunya adalah Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis). Kayu bawang atau
bawang hutan adalah sejenis pohon kayu yang mengeluarkan aroma seperti bawang
(Fidayanti, 2011). Aroma bawang tidak disukai oleh nyamuk, sehingga kayu bawang
sangat cocok sebagai bahan alami untuk mengusir nyamuk.
Lidah mertua memiliki nama latin Sansevieriae merupakan tanaman yang
sudah dikenal lama di Indonesia. Lidah mertua biasanya digunakan sebagai penghias
pagar karena warna dominan hijau kuning dan bentuk unik sehingga cocok sebagai
elemen taman (Budiarso, 2016).
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk membuat anti nyamuk dari kayu bawang
dan tanaman lidah mertua sebagai upaya dalam memanfaatkan sumber daya alam
yang ada di Pulau Kalimantan yang diharapkan dapat membantu masyarakat
mendapatkan obat nyamuk yang berbahan alami tanpa mengandung bahan kimia yang
dapat mengganggu kesehatan tubuh, dan menciptakan inovasi baru dalam penelitian
yang menggunakan Kayu Bawang.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah komposisi kayu bawang dan tanaman lidah mertua yang sesuai
untuk mematikan nyamuk secara efektif?

1.3 Tujuan Eksperimen


Mengetahui komposisi kayu bawang dan tanaman lidah mertua yang sesuai
dalam pengolahan anti nyamuk elektrik untuk mematikan nyamuk secara efektif

1.4 Manfaat Eksperimen


1. Menggali manfaat tumbuhan di sekitar rumah dan di Pulau Kalimantan
2. Mencari alternatif anti nyamuk yang tidak mengganggu, alami dan ramah
lingkungan serta tidak mahal

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kayu Bawang


Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis) mampu tumbuh pada jenis tanah
Aluvial dan Podsolik merah kuning serta tidak memerlukan persyaratan tempat
tumbuh yang spesifik. Kayu bawang banyak tumbuh di Kalimantan, Sumatera,
Semenanjung Malaysia dan Thailand. Tanaman kayu bawang dapat mencapai tinggi
30 meter dengan diameter 75 sentimeter. Kondisi fisik kayu bawang antara lain
batangnya lurus dengan tajuk yang relatif sempit. Selain itu batangnya berwarna
kuning kemerahan, mudah diolah dan memiliki aroma khas seperti bawang yang
menjadikannya relatif tidak diserang rayap. Kayu bawang memiliki tingkat ketahanan
B atau tingkat ketahanan cukup tahan sampai tahan terhadap serangan rayap. Sifat
mekanik kayu bawang memiliki berat jenis 0,56, kelas awet IV, kelas kuat III dan
terapung +. Bunga kayu bawang berdiameter 13 mm dan berwarna kuning
kemerahan. Buahnya memiliki diameter 38 mm, berwarna hijau kuning kecoklatan
dan berbentuk seperti buah pir. Kayu bawang memiliki kegunaan yaitu kayunya
digunakan untuk konstruksi dalam ruangan. Kulit dan buahnya digunakan untuk
memberi rasa pada makanan (seperti pengganti bawang merah atau bawang putih).
Daunnya digunakan sebagai sayuran dan buahnya juga dapat di konsumsi.

2.2 Lidah Mertua


Serat dari Sansevieria dapat digunakan sebagai bahan pakaian, sedangkan
kegunaan Sansevieria lainnya ialah dapat menuburkan rambut, mengobati diabetes,
wasir, hingga kanker ganas (Joyner & Wilson 1964). Lidah mertua (Sansevieria sp)
merupakan jenis tanaman yang telah lama dikenal oleh banyak orang dan mulai
dibudidayakan sebagai tanaman hias mulai abad ke-19. Selain bermanfaat sebagai
tanaman hias, lidah mertua juga dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil dengan
cara diambil seratnya, yang banyak digunakan di Cina dan New Zealand (Purwanto
2006).
Lidah mertua (Sansevieria sp) memiliki daun keras, tegak, dengan ujung
meruncing dengan panjang antara 30-120 cm sedangkan lebarnya sekitar 2,5-8 cm.
Lidah mertua termasuk ke dalam kelas Liliopsida (berkeping satu atau monokotil) dan
family nya Agaveceae tumbuhan lidah mertua ini bahkan dapat bertahan hidup di
Negara yang memiliki 4 musim sehingga banyak mengalami penyimpangan bentuk,
corak dan warna. Dalam uji fitokimia yang dilakukan oleh Yoshihiro et al (1997), S.
trifasciata mengandung karbohidrat, saponin, glikosida, dan steroid. Menurut
departemen kesehatan RI (1997) kandungan mimia yang terdapat dalam tumbuhan
lidah mertua antara lain saponin polifenol, kardenolin, kardamin, dan abamagenin.
Warna daun lidah mertua sangat beragam mulai dari hijau tua, hijau muda, hijau abu-
abu, perak, dan warna kombinasi putih-kuning dan hijau kuning.

2.3 Nyamuk

3
Nyamuk (Culicidae) merupakan salah satu hewan yang mengakibatkan
banyak penyakit dengan gigitannya. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gigitan
nyamuk menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain. Tiga penyakit serius
yang dibawa oleh nyamuk sebagai perantara adalah malaria, demam berdarah dan
demam penyakit kuning. Nyamuk banyak berkembang biak di dalam air yang tidak
mengalir (air yang tidak bergerak) atau genangan air dan telur-telur akan menetas
dalam tujuh hari. Dengan membuang air yang tergenang seminggu sekali atau
mengalirkan air yang tergenang perkembangan nyamuk akan terputus, mati dan tidak
menyebarkan penyakit. Banyak cara yang telah dilakukan manusia untuk menghindari
gigitan dari nyamuk antara lain dengan menggunakan obat nyamuk bakar, obat
nyamuk elektrik dan lotion anti nyamuk.

4
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Nama Penelitian


Pemanfaatan Kayu Bawang dan Tanaman Lidah Mertua sebagai anti nyamuk
elektrik. Penelitian ini memanfaatkan kayu bawang dan sari tanaman lidah mertua
sebagai anti nyamuk elektrik yang sama seperti beredar dipasaran namun terbuat dari
bahan alami.

3.2 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
berlokasi di Jalan Muara Pahu, Universitas Mulawarman, Samarinda. Waktu
penelitian dimulai dari bulan Januari sampai Maret 2018.

3.3 Variabel Penelitian


1. Variabel bebas : Jumlah kayu bawang
2. Variabel terikat : Jumlah nyamuk yang mati
3. Variabel kontrol : Jumlah lidah mertua

3.4 Alat dan Bahan


a. Alat
Pada penelitian kali ini kami menggunakan alat yaitu panci dan kompor.
Panci digunakan sebagai tempat untuk memanaskan bahan-bahan pada penelitian dan
kompor digunakan untuk memanaskan bahan-bahan pada penelitian.

b. Bahan
Pada penelitian kali ini kami menggunakan bahan utama yaitu kayu bawang
(Scorodocarpus borneensis) dan Lidah mertua (Sansevieria sp). Kayu bawang
(Scorodocarpus borneensis) yang diperoleh dari Kebun Raya Universitas
Mulawarman Samarinda (KRUS), kegunaam kayu bawang pada penelitian kali ini
adalah sebagai pemberi aromoa bawang yang sangat khas dan tidak disukai oleh
nyamuk. Lidah mertua sebagai penetralisir aroma kayu bawang yang terlalu
menyengat. Air digunakan sebagai bahan untuk melarutkan bahan-bahan pada
penelitian.

3.5 Prosedur Penelitian


Pada penelitian kali ini terlebih dahulu kulit Kayu bawang diangin-anginkan
selama kurang lebih tiga pekan dimulai pada tanggal 8 Oktober – 24 Oktober 2017.
Setelah kulit kayu bawang diangin-anginkan, kulit kayu bawang ditumbuk hingga

5
menjadi serbuk. Selanjutnya lidah mertua dipotong-potong dan diblender hingga halus
lalu diambil sarinya. Kemudian serbuk kayu bawang, air dan sari lidah mertua
dimasukkan ke dalam panci sambil dipanaskan dan diaduk hingga mendidih. Setelah
itu diletakkan dalam botol.

3.6 Diagram Alir

6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

Massa Waktu (s)


Volume Lidah
No. Kayu
Mertua
Bawang 1 2 3 4 5

1. 20 gram 15 ml 973 1024 1203 1350 1411


2. 30 gram 15 ml 795 934 1005 1112 1208
3. 40 gram 15 ml 613 735 929 1025 1175
4. 50 gram 15 ml 489 632 748 890 952
5. 60 gram 15 ml 429 510 582 632 660
Tabel 1. Tabel Pengamatan

4.2 Grafik

Grafik Penelitian
7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
20 gram 30 gram 40 gram 50 gram 60 gram

Nyamuk 1 Nyamuk 2 Nyamuk 3 Nyamuk 4 Nyamuk 5

Gambar 1. Grafik Penelitian

7
4.3 Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti membuat obat nyamuk elektrik dengan
menggunakan bahan alami yaitu kayu bawang dan sari lidah mertua yang bertujuan
untuk mengetahui komposisi kayu bawang dan tanaman lidah mertua yang sesuai
dalam pengolahan anti nyamuk elektrik untuk mematikan nyamuk secara efektif. Obat
nyamuk ini bertujuan untuk memanfaatkan bahan alam yang ada di Pulau Kalimantan
dan untuk mencari alternatif anti nyamuk yang tidak mengganggu, alami dan ramah
lingkungan serta tidak mahal.
Bahan utama yang digunakan adalah kulit kayu bawang dan sari lidah mertua
dengan komposisi sari lidah mertua yang tetap dan komposisi massa kayu bawang
yang diubah-ubah. Nyamuk yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5 ekor
untuk masing-masing data. Pada percobaan yang pertama, komposisi massa kayu
bawang adalah 20 gram, waktu yang dibutuhkan untuk membasmi masing-masing
nyamuk secara berurutan adalah 973 sekon, 1024 sekon, 1203 sekon, 1350 sekon, dan
1411 sekon. Pada percobaan kedua, komposisi massa kayu bawang adalah 30 gram,
waktu yang dibutuhkan untuk membasmi masing-masing nyamuk secara berurutan
adalah 795 sekon, 934 sekon, 1005 sekon, 1112 sekon, dan 1208 sekon. Pada
percobaan ketiga, komposisi massa kayu bawang adalah 40 gram, waktu yang
dibutuhkan untuk membasmi masing-masing nyamuk secara berurutan adalah 613
sekon, 735 sekon, 929 sekon, 1025 sekon, dan 1175 sekon. Pada percobaan keempat,
komposisi massa kayu bawang adalah 50 gram, waktu yang dibutuhkan untuk
membasmi masing-masing nyamuk secara berurutan adalah 489 sekon, 632 sekon,
748 sekon, 890 sekon, dan 952 sekon. Pada percobaan kelima, komposisi massa kayu
bawang adalah 60 gram, waktu yang dibutuhkan untuk membasmi masing-masing
nyamuk secara berurutan adalah 429 sekon, 510 sekon, 582 sekon, 632 sekon, dan
660 sekon.

8
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak massa kayu bawang yang digunakan dalam pembuatan obat nyamuk
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk membasmi nyamuk.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka saran yang diusulkan
adalah :
5.2.1 Dalam percobaan yang akan dilakukan sebaiknya mengukur suhu yang ada
pada kotak kaca ketika mulai bereaksi terhadap nyamuk
5.2.2 Meneliti kandungan yang terdapat pada Kayu Bawang
5.2.3 Memberikan aroma tambahan terhadap obat nyamuk ini agar wangi dari kayu
bawang tidak terlalu menyengat

9
DAFTAR PUSTAKA

Akbarinnisa, Rizka. 2012. “Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Gel Anti Nyamuk Minyak Serai
Wangi (Cymbopogon nardus L)”. Skripsi. STFI. Bandung

Anggraeni, Dini Siti. 2010. Stop Demam Berdarah Dangue. Publishing House. Bogor

Budiarso F. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieriae trifasciata
folium) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan streptococcus sp. Jurnal
e-Biomedik (eBm).

Farida. 2008. Cara Alami Bebas Nyamuk. http://mommygadget.com/ Diakses pada tanggal 3
Oktober 2017

Firdayanti, Nurwulan. Karakteristik Kayu Bawang.


www.academia.edu/8145989/karakteristik_kayu_bawang Diakses pada tanggal 3
Oktober 2017

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi keempat.
Universitas Diponegoro. Semarang

Joyner JF, and Wilson FD. 1964. Diagnostic characters in Sansevieria. Journal of Heredity
55: 39-43

Mahardika, Ayu Dini. 2010. Ekstraksi Antioksidan dari Lidah Mertua (Sansevieriafasciata
Prain) Menggunakan Metode Microwave. Teknologi Industri Pertanian FTP UB.
Malang

Pratiwi, Farah Meirita. 2013. Etnobotani kelapa ( Cocos nucifera l ). Universitas Udayana.
Denpasar

www.asianplant.net/Olacaceae/Scorodocarpus_borneensis.htm. Diakses pada tanggal 3


Oktober 2017

http://www.scribd.com/mobile/doc/149852734/TANAMAN-LIDAH-MERTUA. Diakses
pada tanggal 3 Oktober 2017

10
Gambar 2. Kulit Kayu Bawang Gambar 3. Proses Penumbukan Kulit
Kayu Bawang menjadi serbuk

Gambar 4. Potongan Lidah Mertua Gambar 5. Proses Penghalusan Lidah


Mertua

11
Gambar 6. Lidah Mertua yang Telah Gambar 7. Proses Pengambilan Sari
dihaluskan Lidah Mertua

Gambar 8. Sari Lidah Mertua Gambar 9. Proses Pencampuran dan


Pemanasan Bahan

12
Gambar 10. Sampel dengan 20 gram Gambar 11. Sampel dengan 30 gram
serbuk Kayu Bawang serbuk Kayu Bawang

Gambar 12. Sampel dengan 40 gram Gambar 13. Sampel dengan 50 gram
serbuk Kayu Bawang serbuk Kayu Bawang

13
Gambar 15. Sampel yang akan diuji

Gambar 14. Sampel dengan 60 gram


serbuk Kayu Bawang

Gambar 16. Pengujian Obat Nyamuk


Elektrik

14

Anda mungkin juga menyukai