Anda di halaman 1dari 21

UJI EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI EKTRAK ETANOOL KAYU MANIS

(CINNAMOMUM BURNAMMI BLUME) TERHADAP


BAKTERI STAHPHYLOCCUS AUREUS METODE DISC DIFFUSION

Oleh:

RAHMAD ARIMAGA

1908260054

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN

2023
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. i


HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
2.1 Kayu manis(Cinnamomum burmanni)................................................... 4
2.1.1Klasifikasi Kayu manis........................................................................ 4
2.1.2Morfologi Kayu manis......................................................................... 4
2.2 Kandungan Kayu manis......................................................................... 7
2.3 staphylococcus aureus............................................................................ 8
2.3.1Morfologi staphylococcus aureus....................................................... 8
2.3.2 Klasifikasi staphylococcus aureus.................................................... 9
2.4 Hipotesis................................................................................................. 9
2.5 kerangka Teori ...................................................................................... 10
2.6 Kerangka Konsep................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 11
3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 11
3.1.1Variabel Penelitian............................................................................... 11
3.2 Jenis Penelitian ...................................................................................... 12
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................ 12
3.4 Sampel ................................................................................................. 12
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 13
3.6 Teknik Analisa Data............................................................................... 14
3.6.1 Alat dan Bahan.................................................................................... 14
3.6.2 Cara Kerja........................................................................................... 15
3.7 Pengolahan Data dan Analisa................................................................ 16
3.8 Tahapan Penelitian................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 18
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya hidup beradaptasi dengan lingkungan, term


asuk mikroorganisme. Pada umumnya manusia mempunyai sejumlah besar mikro
organisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit (flora normal). Namun dala
m perjalanannya, beberapa bakteri yang merupakan penyebab penting penyakit u
mumnya berasal dari flora normal, sehingga terjadi suatu infeksi (1) Penyakit infek
si merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi di dunia. Berdasarka
n profil kesehatan Indonesia tentang 10 penyakit terbanyak di rumah sakit, penya
kit infeksi menempati beberapa peringkat, diantaranya diare pada peringkat satu d
an pneumonia pada peringkat 10 . Staphylococcus aureus dan Escherichia coli ad
alah dua penyebab utama berbagai infeksi pada manusia, salah satunya infeksi me
lalui aliran darah atau bloodstream infections (BSI) pada manusia. Data menunjuk
kan angka insidensi Staphylococcus aureus bacteremia (SAB) di negara Skandina
via sebanyak 26/100.000 populasi setiap tahunnya, dengan angka kematian sekitar
20% dalam jangka waktu sakit 30 hari. (2)
Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen yang paling banyak
diisolasi dari penderita yang dirawat di rumah sakit Amerika Serikat, dan berada p
ada nomor dua pada penderita di luar rumah sakit. Saat ini infeksi bakteri Staphyl
occocus aureus semakin sulit diterapi karena adanya resistensi terhadap berbagai
antibiotik, yaitu MRSA, VISA, hVISA, dan VRSA. Munculnya strain yang resiste
n terhadap pengobatan menyebabkan semakin meningkatnya kejadian infeksi Sta
phylococcus aureus (3)
Staphylococcus aureus adalah bagian dari flora normal yang hidup di kulit
dan mukosa tubuh manusia, setidaknya terdapat 30% koloni bakteri ini pada tubuh
manusia. Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi pada kulit dan jaringan lun
ak, bekas operasi, serta infeksi pada tulang dan sendi. Staphylococcus aureus adal
ah salah satu penyebab bakteremia yang didapat dari rumah sakit atau hospital-ac
quired bacteraemia (HAB) dan infeksi saluran pernapasan yang didapat dari ruma
h sakit (2,3)

1
5

Banyaknya kejadian antimicrobial resistance (AMR) akibat penyalahguna


an antibiotik menyebabkan penemuan-penemuan baru agen antibakteri sangat pen
ting dan dianggap menjadi salah satu pilar ilmu kedokteran modern dalam menceg
ah jutaan kematian dini diakibatkan penyakit infeksi khusunya infeksi bakteri. Cin
namomum burmannii (kayu manis) Blume adalah pohon kecil dari keluarga Laura
ceae yang disebut cassia Indonesia dengan Distribusi luas di Vietnam, india, Filipi
na, Myanmar, India dan Cina, dapat digunakan sebagai mentah bahan untuk remp
ah-rempah dan juga dianggap ramuan tradisional dalam cerita rakyat untukpengob
atan beberapa kesehatan gangguan.Ekstrak C. burmannii telah dibuktikan memilik
i aktivitas antioksidan , antiinflamasi,antibakteri, dan antikanker Komposisi fitoki
mia C.burmannii beragam dan kaya akan flavonoid dan alkaloid (4)
Kayu manis (Cinnamon ) merupakan salah satu agen penguat rasa yang ser
ing digunakan dalam dunia kuliner dan industri. Selain itu, kayu manis juga berfu
ngsi sebagai pemanis dan pemberi aroma.Kayu manis juga digunakan dalam pem
buatan kosmetik dan industri medis karena memiliki efek antibakteri, antioksidan,
dan antikarsinogenik. Dalam dunia pengobatan tradisional Cina, kayu manis digu
nakan sebagai agen neuroprotektif, terapi diabetes, serta penyakit-penyakit lain se
perti inflamasi, gangguan saluran cerna, dan infeksi saluran kemih. (5) Kulit dan d
aun kayu manis memiliki kandungan minyak atsiri, saponin, dan flavonoid. Kand
ungan utama minyak atsiri kayu manis adalah sinamaldehid (60,72%), eugenol (1
7,62%), dan kumarin (13,39%) yang memiliki efek Antibacterial.
Hasil penelitian ini sama seperti penelitian di Guangzhou, China, yang dila
kukan oleh Wang. Cinnamomum burmannii memiliki kandungan utama sinamald
ehid (60-77%), Cinnamomum zeylanicum kandungan utamanya adalah eugenol se
banyak 65-89%.Kayu manis jenis Cinnamomum burmannii telah berkembang seja
k lama di Indonesia, bahkan menjadi salah satu komoditi utama perdagangan Indo
nesia sejak zaman Belanda. Pertumbuhan Cinnamomum burmannii di Indonesia di
dukung oleh ketersediaan lahan pegunungan yang terbentang sepanjang pulau Su
matera, Jawa, dan Sulawesi dengan curah hujan yang memadai.Pemanfaatan kayu
manis spesies Cinnamomum burmannii sebagai antimikroba cukup potensial dike
mbangkan di Indonesia. (6)
1.2. Rumusan Masalah
6

1. Apakah ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki aktivitas


antibakteri terhadap Staphylococcus aureus disc diffusion
2. Bagaiman zona hambat pertumbuhan pada ekstrak kayu manis terhadap St
aphylococcus aureus?
3. Apa saja senyawa antibakteri yang terkandung dalam ekstrak kayu manis?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1.Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) seb
agai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus secara disc diffusion.

1.3.2.Tujuan Khusus
1. Mengetahui diameter zona hambat dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KB
M) ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) terhadap Staphylococc
us aureus
2. Mengetahui kesesuaian ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) den
gan amoksisilin.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian dapat digunakan sebagai dasar ilmiah para peneliti untuk
melakukan penelitian lanjutan mengenai ekstrak kayu manis (Cinnamomum
burmannii) sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus , seperti pada
hewan coba (in vivo) maupun uji klinis ke manusia.
1.4.1Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi rujukan dan bahan informasi bagi masyarakat
dalam menggunakan ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai terapi
alternatif untuk penyakit infeksi Staphylococcus aureus .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7

2.1 Kayu manis(Cinnamomum burmanni)


2.1.1Klasifikasi Kayu manis
Kayu manis (gambar 1) termasuk famili Lauraceae yang banyak mempuny
ai nama daerah seperti Batak (Holim), Melayu (Kayu manis), Minangkabau (Kuli
k manih), Sunda (Mentek), Jawa Tengah (Manis Jangan), Madura (Cingar Kanyen
gar, Sasak (Onte), Sumba (Kaninggu) dan Flores (Puudinga).
Klasifikasi dari kayu manis adalah sebagai berikut:
Divisio/Devisi : Spermathophyta
Sub Divisio/Anak Devisi : Angiospermae
Classis/Klas : Dicotuledonae
Ordo/Bangsa : Ranales
Family/Suku : Lauraceae
Genus/Marga : Cinnamomum
Species/Jenis : Cinnamomum burmanii (Ness) BL (7)

Gambar 1. Tanaman kayu manis

2.1.2Morfologi Kayu manis


MORFOLOGI Morfologi tanaman kayu manis (Cinnamomum burmannii,
Bl) terdiri dari bagian tumbuhan yang berguna untuk mengambil dan mengolah za
t hara seperti alat hara (organum nutritivum), yang terdiri dari akar dan daun, sem
ua ini disebut organ pertumbuhan atau organ vegetatif. Bagian lain yang berfungsi
untuk menghasilkan organ perkembangbiakan untuk menghasilkan keturunan baru.
Organ perkembangbiakan atau alat untuk memperbanyak diri disebut, organum re
4 dan biji. Yang termasuk organum nutritivum
productivum, misalnya: bunga, buah
dan organum reproductivum pada tumbuhan kayu manis
8

1. Organum Nutritivum. Tumbuhan Kayu manis tergolong tumbuhan kormus (org


anum nutritivum) dengan ciri-ciri morfologinya (Harmoko, 2012) sebagai berikut:
a. Akar (radix): memiliki akar tunggang, berpembuluh dan berwarna kecokla
tan.
b. Batang (caulis) Batang kayu manis (gambar 2) berdiameter 125 cm, batang
nya berkayu, bercabang dan berwarna abu-abu tua. Kayunya berwarna cok
lat muda dan berkulit halus. Kulit batang dapat dimafaatkan sebagai bumb
u masakan, kesehatan dan lain sebagainya (7)

Gambar 2. Batang tanaman kayu manis


c. Daun (Folium) Daun kayu manis (gambar 3) memiliki daun tunggal, berbe
ntuk elips memanjang dan kaku seperti kulit. Letak daun berseling, panjan
g tangkai daun 0,5- 1,5 cm. Panjang daun 4-14 cm, dengan lebar 1,5-6 cm.
Ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan
bawah bertepung dan warna keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pu
cat (7).
9

Gambar 3. Daun kayu manis

2. Organum Reproduktivum
Organum reproduktivum kayu manis serta ciri-ciri morfologinya:
a. Bunga (Flos)
Bunga kayu manis (gambar 4) berkelamin dua atau bunga sempurna, dan
berwarna kuning. Ukuran sangat kecil, kelopak bunga berjumlah 6 helai
dalam dua rangkaian. Bunga tidak bertajuk bunga. Benang sari berjumlah
12 helai yang terangkai dalam empat kelompok, kotak sari beruang
empat, penyerbukan dibantu oleh serangga (7).

Gambar 4. Bunga kayu manis


a. Buah (Fructus)
Buahnya seperti buah buni, berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat
memanjang. Warna buah yang masih muda berwarna hijau tua, dan buah yang
sudah tua berwarna ungu tua. Panjang buah sekitar 1,3- 1,6 cm, dan diameter
0,35- 0,75 cm. Panjang biji 0,84-1,32 cm dan diameter 0,59-6,8 cm (7)
10

Gambar 5. Buah kayu manis

2.2 Kandungan Kayu manis


Kandungan kimia dalam batang kulit kayu manis adalah minyak atsiri,
eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, dammar, kalsium
oksalat, flafonoid, triterponoid, saponin dan zat penyamak . Dikenal 2 aksesi kayu
manis, aksesi pertama yang berdaun muda berwarna merah pekat dan varietas ke
dua berdaun hijau ungu. Aksesi pertama terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe pucuk merah
tua dan tipe pucuk merah muda. Pucuk merah tua banyak ditanam di daerah sentra
produksi di Sumatera Barat dan Kerinci, sedangkan pucuk merah muda hanya
didapat dalam jumlah populasi yang kecil. Kayu manis pucuk merah mempunyai
kualitas yang lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah dari pada kayu manis
yang berpucuk hijau ungu (7)
Saponin berfungsi sebagai pembersih dan memiliki sifat - sifat antiseptik.
Saponin mempunyai kemampuan sebagai surfaktan, sehingga mampu
menurunkan tegangan permukaan. Efek surfaktan sebagai bahan aktif dapat
mengemulsi organisme dan debris. Kemampuan saponin sebagai antibakteri
dengan mekanisme mengubah tegangan muka dan mengikat lipid sehingga
menyebabkan lipid tersekresi dari dinding sel sehingga permeabilitas sel menjadi
rusak (8)
Senyawa fenol bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri
bersifat irreversibel atau tidak dapat diperbaiki lagi sehingga pertumbuhan bakteri
terhambat. flavonoid dapat menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas
dinding sel bakteri dan flavonoid mampu menghambat mortilitas bakteri. Tanin
memiliki kemampuan
11

dalam mengendapkan protein yang dapat menyebabkan kematian bakteri.


Alkaloid memiliki juga memiliki sifat antibakteri karena memiliki kemampuan
menginterkalasi DNA. bahwa senyawa-senyawa kimia dari ekstrak kayu manis
yang berperan sebagai antibakteri diantaranya adalah flavonoid 5,05%, saponin
3,65% dan tanin 1,30% (9)
2.3 staphylococcus aureus
Staphylococcus aureusadalah salah satu patogen bakteri yang paling
terkenal dan tersebar luas, menyebabkan jumlah infeksi kulit tanpa komplikasi
yang sulit diperkirakan dan mungkin ratusan ribu hingga jutaan infeksi invasif
yang lebih parah secara global per tahun. Ini adalah agen penyebab utama
pneumonia dan infeksi saluran pernapasan lainnya, situs bedah, sendi prostetik,
dan infeksi kardiovaskular, serta bakteremia nosokomia. S.aureusbakteremia
memiliki tingkatkejadian berkisar antara 20 sampai 50 kasus/100.000 per tahun,
dan 10% sampai 30% dari pasien ini akan meninggal akibat infeksi.S.aureus
bakteremia telah tercatat menyebabkan jumlah kematian yang lebih besar daripada
yang disebabkan oleh sindrom defisiensi imun yang didapat (AIDS), tuberkulosis,
dan gabungan virus hepatitis. LainnyaS.aureusinfeksi, seperti infeksi kulit yang
cukup parah, termasuk furunkel, abses, dan infeksi luka, biasanya tidak
mengancam jiwa tetapi dapat disertai dengan morbiditas dan nyeri yang
signifikan. (10)
2.3.1Morfologi staphylococcus aureus
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak
teratur mungkin sisi nya agak ratakarena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-
1,0mikron. Pada sedian langsung berasal dari nanah dapat terlihat
sendiri,berpasangan,bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek.Susunan
gerombolan yang tidak teratur di dapatkan pada sediaan yang di buat dari
pembenihaan padat sedakangkan dari perbenihaan kaldu biasanya seperti rantai
pendek . Kuman ini tidak bergerak,tidak berspora dan positif gram.Hanya Gramn
negatife dapat ditemukan pada bagian tengah gerombolan kiman yang telah
difagositiosis dan pada biakan yang hamper mati (10,11)
12

2.3.2 Klasifikasi staphylococcus aureus


Klasifikasi Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Ordo : Bacillales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus (11)
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak kayu manis (Cinnamomum burman
nii) efektif sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secar
a disc diffusion
13

2.5 kerangka Teori

kayu manis (Cinnamom


um burmannii)

saponin minyak atsiri flavonoid

sinamaldehid eugenol kumarin

Antibakteri

Staphylococcus aur
eus

2.6 Kerangka Konsep

Ekstrak kayu manis (Cinn zona hambat dan Konsentrasi Bunuh


Minimum (KBM)
amomum burmannii)

Variabel independen variabel Dependen


14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Variable Definisi operasional Alat ukur Skala skor


Hasil

Kayu manis pohon kecil dari keluarga Timbangan Nominal

Lauraceae yang disebut digital

cassia Indonesia yang sering

digunakan dalam dunia kuliner

dan industri

zona hambat Wilayah jernih yang berada Jangka sorong Rasio

di media pertumbuhan bakteri

uji yang tidak tumbuh bakteri

disekitar nya

Konsentrasi Bunuh konsentrasi antibakteri minimum visual Rasio

Minimum (KBM) yang dapat menghasilakan dengan

tumbuhnya bakteri terkecil colony counter

3.1.1Variabel Penelitian
Variabel independent merupakan variable yang mempengaruhi atau
menjadi sebab timbulnya suatu perubahan bagi variable dependen. Variable
independent dalam penelitian ini Ekstrak kayu manis Variabel dependen
merupakan variabel output, atau konsekuen. Variabel ini adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah zona hambat dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

11
15

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian True eksperimental yang
menggunakan desain penelitian “the post-test only control group
design”.Digunakan uji Disc Diffusion untuk melihat respon pertumbuhan bakteri

terhadap agen antibakteri mengunakan “Ekstrak kayu manis (Cinnamomum bu

rmannii)”.

3.3 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Departemen Mikrobiologi
dan Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Adapun pertimbangan memilih lokasi dan waktu tersebut adalah:
 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
 Laboratorium Mikrobiologi dan Biokimia FK UMSU
 Waktu penelitian akan dilaksanakan

3.4 Sampel Penelitian


Adapun sampel penelitian yang digunakan adalah kayu manis (Cinnamom
um burmannii) Sedangkan bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bakteri Staphylococcus aureus Untuk uji antibakteri digunakan media Blood Agar
Plate (BAP) yang sudah disiapkan dan sudah dalam suasana anaerob. Media yang
telah disiapkan kemudian dibuat menjadi 7 bagian menggunakan spidol di bagian
bawah petridish untuk menandakan masing-masing ekstrak kayu manis (Cinnamo
mum burmannii) dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yaitu berdasarkan hasil zona hambat dan Konse
ntrasi Bunuh Minimum (KBM)menggunakan bakteri (Staphylococcus aureus)
mengunakan alat pengukuran visual dengan colony counter.
16

3.6 Teknik Analisa Data


Data disajikan dalam tabel distribusi, data yang didapat dari setiap variabel
pengalaman dicatat dan disusun kedalam bentuk tabel, lalu data yang terkumpul
akan dianalisa menggunakan program IBM SPSS (statistical Product and service
Solution). Dari data yang didapatkan dilakukan uji Test Normalitas dengan Uji
Shapiro Wilk setelah mendapatkan hasil normal maka dilanjutkan dengan
menggunakan Uji Beda Dua Mean (T-Test dependent dan independent) dengan
P<0,05. Jika hasil uji tanda beda P<0,05 maka terdapat pengaruh ekstrak kayu
manis (Cinnamomum burmannii). zona hambat dan Konsentrasi Bunuh Minimum
(KBM) terhada bakteri (Staphylococcus aureus).
3.6.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Timbangan
2. Alat tulis
3. Corong buchner
4. Laboratory bottle
5. Rotary vacuum evelator
6. Toples kaca
7. Timbangan analitik
8. Oven
9. Ose
10. Pinset
11. Bunsen
12. Tabung reaksi
13. Rak tabung reaksi
14. Micropipet
15. Jangka sorong
16. Incubator
17. Spektofotometer
18. Petridish
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Kayu manis
17

2. Staphylococcus aureus
3. Etanol
4. Aquades

3.6.2 Cara Kerja


1. Sterilisasi alat
Alat-alat yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu sebelum
digunakan menggunakan autoclave dengan suhu 121°C selama 15-30 menit. Alat
yang tidak dapat disterilkan menggunakan autoclave disterilkan dengan etanol
96%.
2. Pembuatan ekstrak etanol daun kayu manis
Daun kayu manis (C. burmannii) dicuci bersih dan dikeringkan dalam
lemari pengering selama 5 hari pada suhu 40°C. Daun yang sudah kering
dihaluskan dengan cara diremas dan diblender. Daun yang sudah halus dimaserasi
dengan pelarut etanol sebanyak 2 L dan dikocok selama 5 menit. Setelah 4 hari
proses maserasi dihentikan, dilanjutkan dengan melakukan penyaringan
menggunakan kertas saring Whatman no.Ekstrak yang disaring kemudian
dipekatkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator dan akan didapatkan
ekstrak daun kayu manis yang kental. (12)
3.Uji antibakteri
Untuk uji antibakteri digunakan media Blood Agar Plate (BAP) yang
sudah disiapkan dan sudah dalam suasana anaerob. Media yang telah disiapkan
kemudian dibuat menjadi 7 bagian menggunakan spidol di bagian bawah petridish
untuk menandakan masing-masing ekstrak etanol daun kayu manis (C. burmannii)
dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, amoksisilin 5bpj dan 10bpj dan
aquadest steril. Pertama-tama, celupkan kapas lidi steril cotton buds) ke dalam
tabung yang berisi suspensi biakan bakteri Staphylococcus aureus, lalu dioleskan
perlahan dan secara merata ke seluruh bagian permukaan media BAP. Pencelupan
dan pengolesan ini dilakukan beberapa kali untuk memastikan seluruh permukaan
terkena olesan dari suspensi bakteri tersebut secara merata. Kemudian, tempelkan
paper disc yang telah direndam dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%,
18

amoksisilin 5bpj dan 10bpj dan aquadest steril menggunakan pinset steril sambil
dilakukan penekanan ringan pada media yang telah ditandai dengan spidol.
Lakukan pengulangan sebanyak lima kali pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%,
50%, amoksisilin 5bpj dan 10bpj dan aquadest steril. Setelah itu, petridish
diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 35°C selama 24 jam. (13)
4. Pengukuran zona hambat
Setelah dilakukan inkubasi 24 jam dilakukan pengukuran zona hambat
atau zona inhibisi. Dilakukan pengukuran setiap zona bening di sekitar disc,
pengukuran zona hambat dilakukan menggunakan jangka sorong . Pengukuran
dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat lalu dikurangkan dengan
diameter disc. (14)
3.7 Pengolahan Data dan Analisa
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan aplikasi
SPSS. Data hasil pengujian antibakteri dianalisis dengan memakai uji statistik
sebagai
berikut:
1. Uji analisis varians satu arah (One way anova) untuk melihat pengaruh
ekstrak etanol daun kayu manis dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%,
50%, terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
2. Uji posthoc LSD (Least Significant Difference) dengan nilai kepercayaan
0,05 untuk melihat perbedaan pengaruh ekstrak etanol daun kayu manis
antar dua kelompok perlakuan.
Jika data terdistribusi normal, maka akan di analisis dengan one way
ANOVA dan jika bersifat homogen akan dilanjutkan dengan uji Bonferroni,
namun jika data tidak homogen akan dilanjutkan dengan uji Games-Howell, tetapi
jika uji ANOVA tidak memenuhi syarat akan dilakukan uji Kruskal Wallis
19

3.8 Tahapan Penelitian

Pengelompokan
bakteri menjadi 7
Ekstrak kayu manis Bakteri yang sudah
kelompok:control(-),
menjadi larutan di biakan
p1,p2,p3,p4,p5,p6

Setelah inkubasi
Olah data
lakukan zona Lakukan uji bakteri
inhibisi di inkubasi selama
24 jam

Analisis data
20

DAFTAR PUSTAKA

2. Vasconcelos NG, Croda J, Simionatto S. Antibacterial mechanisms of cinnamon a


nd its constituents: A review. Vol. 120, Microbial Pathogenesis. Academic Press; 2
018. p. 198–203.
3. Cheung GYC, Bae JS, Otto M. Pathogenicity and virulence of Staphylococcus aur
eus. Vol. 12, Virulence. Bellwether Publishing, Ltd.; 2021. p. 547–69.
4. Wang W, Cai T, Yang Y, Guo H, Shang Z, Shahid H, et al. Diversity of fungal com
munities and changes in antibacterial activity of articially culturable fungal second
ary metabolites from diseased and healthy fruits of Cinnamomum burmannii. 202
2; Available from: https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-2246960/v1
5. Dinastuti R, Abadi Kiswandono A, Fatimah S. SABUN SUSU SAPI DENGAN P
ENAMBAHAN KULIT KAYU MANIS SEBAGAI ANTIBAKTERI. ANALIT:A
NALYTICAL AND ENVIRONMENTAL CHEMISTRY. 2021 Apr 30;6(01):66–7
3.
6. UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum
burmannii) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN E
scherichia coli ATCC 25922 2020. 2020.
7. Teknologi I, Rempah T, Obat D, Pertanian K, Penelitian B, Pertanian P, et al. KAY
U MANIS KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) (Cinnamomum burmanii).
8. Syaifuddin Qomar M, Agus Krisno Budiyanto M, Wahyuni S, Biologi P. EFEKTI
VITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KAYU MANIS (Cinna
momum burmannii [Ness.] BI) TERHADAP DIAMETER ZONA HAMBAT PER
TUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis. Vol. 4, Jurnal Biota. 2018.
9. Yuni Astika R, Sani FK, Jurusan Farmasi E, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ
ersitas Jambi Alamat Kontak F, Jambi-Ma Bulian JK, Darat Jambi M. UJI AKTIV
ITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU MANIS (Cinnam
omum burmanni) PADA MENCIT PUTIH JANTAN. 8(1):2022.
10. Cheung GYC, Bae JS, Otto M. Pathogenicity and virulence of Staphylococcus aur
eus. Vol. 12, Virulence. Bellwether Publishing, Ltd.; 2021. p. 547–69.
11. BUKU AJAR tvilKP0BI0t00l I(TD()I(TTPAN.
12. Subrata A, Lawrence V. Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pan
danus Amarylifolius) Terhadap Enterococcus Faecalis (In Vitro). Jurnal Kedoktera
n Gigi Terpadu. 2021 Dec 21;3(2).
13. Clarissa C, Amir M, Asfirizal V. UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAU
N TAHONGAI (Kleinhovia hospita Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAK
TERI Actinobacillus actinomycetemcomitans IN-VITRO. Vol. 7, J. Ked. Mulawar
man.
21

14. Kirby-Bauer Disk Diffusion Susceptibility Test Protocol [Internet]. 2009. Availabl
e from: www.atcc.org

Anda mungkin juga menyukai