Oleh :
RENDI ALDIKA GIRI GAHANA
XII MIPA 1
(25)
SMA N 1 BATURADEN
Jalan Raya Baturraden km.7 Rempoah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................
........................................ i
DAFTAR
ISI.....................................................................................
...................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................
.................................... 1
B. Rumusan
Masalah...........................................................................
.............................. 2
C. Tujuan
Penelitian.........................................................................
................................. 2
D. Mamfaat
Penelitian.........................................................................
.............................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi
Jamur...............................................................................
................................ 4
B. Kandungan Gizi
Jamur...............................................................................
.................. 5
C. Syarat Tumbuhnya
Jamur...............................................................................
.............. 7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu
Penelitian.........................................................................
........... 11
B. Subjek
Penelitian.........................................................................
............................... 11
C. Instrumen
Penelitian.........................................................................
.......................... 11
D. Prosedur
Penelitian.........................................................................
............................ 11
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Pembudidayaan
Jamur...............................................................................
. 12
B. Proses Pembudidayaan
Jamur...............................................................................
...... 13
C. Pengendalian Hama Penyakit Jamur
Tiram................................................................ 14
D. Pengemasan Dan Transportasi Hasil Panen Jamur
Tiram.......................................... 16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................
.............................................. 18
B. Saran............................................................................
............................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami
kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang
kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan
faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta
konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor
tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya
pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan
berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu
harus ada pengetahuan khusus terhadap budidaya
tersebut.
Jamur tiram putih berwarna putih agak krem
dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki
miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai
ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya
jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari
persiapan hingga pasca panen sangat perlu
diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar
memahami sehingga lebih menguasai dalam
pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.
Sehingga tidak kegagalan dalam usaha budidaya jamur
ini.
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam
media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas
dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai
kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum
kita melakukan budidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di
hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah
pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu.
Hal ini penting untuk jadi patokan dalam melakukan
budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur
Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang
banyak .
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat
laku di pasaran saat ini sebagai salah satu bahan
makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk
ditemukan di alam saat ini dan kemunculannya juga
hanya sedikit. Dari sebab itu di perlukanlah suatu
budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan
pasar. Dan tidak sedikit jamur yang berasal dari
indonesia di impor ke luar negri.
Selain sebagai bahan makanan produksi jamur
tiram juga dapat menjadi sebuah usaha menjanjikan
dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini
karena pengangguran setiap tahun semakin meningkat.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang
diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Apa saja persiapan yang harus dilakukan dalam
budidaya jamur tiram?
2. bagaimana proses dalam penanaman jamur tiram?
3. Bagaimana cara pengendalian hama penyakit dalam
budidaya jamur tiram?
4. Bagaimana pengemasan dan transportasi hasil
panen jamur tiram?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang penulis teliti, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui persiapan-persiapan yang harus
dilakukan dalam pembudidayaan jamur tiram.
2. Mengetahui bagaimana proses penanaman jamur
tiram.
3. Mengetahui cara bagaimana pengendalian hama
penyakit dalam proses pembudidayaan jamur tiram.
4. Mengetahui bagaimana proses pengemasan dan
pengiriman jamur tiram yang siap dipasarkan.
D. Mamfaat Penelitian
Penyusun mengharapkan karya tulis ilmiah ini bisa
bermamfaat bagi siapun yang membacanya, baik
secara teoritis maupun praktis. Agar makin banyak
yang bisa membudidayakan tamana jamur dan dapat
menggurangi pengganguran yang ada saat ini yang
semakin hari semakin tidak terkendali.
BAB II
LANDASAN TEORI
Budidaya jamur merupakan salah satu usaha
peningkatan ekonomi dan pangan yang sangat marak
berkembang di masyarakat belakangan ini, bisnis dari
budidaya jamur memang menjanjikan hasil yang
lumayan saat ini, maka dari itu banyak masyarakat
yang turut serta dalam usaha budidaya jamur ini. Selain
mudah dalam proses pengerjaannya, budidaya jamur
tidak membutuhkan modal yang terlalu besar sehingga
sangat tepat diterapkan pada masyarakat yang taraf
ekonominya sedang ataupun rendah.
Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam
kehidupan sehari-hari antara lain sebagai bahan
pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang
dapat berbagai macam penyakit kronis. Sebagai bahan
pangan, jamur tiram dapat dikonsumsi sebagai
campuran sayur sop, jamur krispi maupun keripik
jamur. Banyak restoran berkelas yang mengandalkan
hidangan utamanya adalah berbahan dasar dari jamur,
dan bisa dikonsumsi juga sebagai bahan pengobatan.
Jamur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan
manusia, protein nabati yang tidak mengandung
kolesterol dapat digunakan sebagai obat pencegah
timbulnya penyakit darah tinggi dan serangan jantung,
serta dapat mencegah penyakit diabetes dan
mengurangi berat badan atau obesitas. Kandungan
asam folat yang tinggi dapat menyembuhkan penyakit
anemia dan obat anti tumor, juga dapat digunakan
untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi
dan pengobatan kekurangan zat besi.
Dengan banyaknya manfaat tersebut, maka tidak
salah jika pada jurusan Tadris Biologi IAIN Walisongo
Semarang mencoba mempraktekkan sebagai bentuk
realisasi mata kuliah bioteknologi. Dengan adanya
praktek lapangan seperti ini, diharapkan mahasiswa
dapat berlatih untuk membudidayakan jamur yang
bermanfaat dalam kehidupan manusia yang nyata dan
nantinya dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Salah satu praktikum dari budidaya jamur adalah
budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang
juga memiliki banyak manfaat. Tahap yang diperlukan
untuk budidaya jamur yaitu tahap pencampuran
bahan, tahap pembuatan log, tahap sterilisasi log,
tahap inokulasi bibit jamur ke dalam log, tahap
inkubasi log, dan pengamatan pertumbuhan miselium
serta tahap penanaman log.
2) Kelembapan
Kandungan air di dalam subtract sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu,
bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu
banyak air, miselium akan membusuk dan mati.
Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat
dengan baik bila dilakukan penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab,
tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium
jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang
memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk
merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah,
memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%.
3) Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada
keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak
dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan
untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai
jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh
abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak
memperoleh penyiraman.
Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus
secara langsung dapat merusak dan menyebabkan
kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil.
Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya
yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan
peneduh pohon di dekat bangunan tempat
pemeliharaan jamur.
4) Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit
fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai
senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang
lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya
pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur
dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang
kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan
abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada
tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu
dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara
segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus
diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan
secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan
kandungan karbon dioksida yang agak tinggi, yaitu
15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada
tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu
tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya,
tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil
dibandingkan tangkainya.
b. MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di
dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan
dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik.
Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang
digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam
bentuk silinder.
1) Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila
lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup.
Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi
lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan
protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energy.
Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan disbanding
dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam
nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk
pembentukan dinding sel jamur.
2) Kehadiran Mikroorganisme lain
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy
utama bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme
lain dapat menyebabkan persaingan dalam
mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan
tidak dapat tumbuh dengan optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat
mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap
organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif
untuk membebaskan media tanam dari kehadiran
jasad asing di dalam media tanam yang tidak
diharapkan.
c. KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah
dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan
budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil,
asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan
disesuaikan dengan kebutuhan jamur.
d. PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini
dapat dibuat atau diperoleh dari petani jamur yang s
udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat
bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril
karena proses ini sangat rentan terhadap kontaminasi.
Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar
flow atau transfer box.
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Melalui wawancara dengan pemilik pabrik
pembudidayaan jamur tiram
2. Melakukan observasi melalui internet dan melihat
kelapangan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pergi ketempat penelitian.
2. Wawancara dengan pemilik pembudidayaan jamur
tiram.
3. Melihat proses pembuatan jamur tiram.
4. Melihat tanaman jamur tiram.
5. Melihat pemanenan jamur tiram.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ternyata pembudidayaan jamur itu tidaklah
mudah ada beberapa tahapan yang harus dilalui dan
butuh kesabaran, ketelatenan dan keuletan dalam
menjaga jamur tersebut supaya tidak terkena hama
penyakit yang dapat menumbulkan gagal panen.
Keberhasilan pembudidayaan jamur itu sendiri terletak
pada kebersihan yang dilakukan pembudidaya
terhadap tanaman jamur. Mulai dari persiapan
penanaman jamur, sterilisasi bahan, sterilisasi bagbog
hingga penanaman bibit jamur tersebut ke bablog tidak
cukup sampai di sisni saja petani juga harus tetap
menjaga suhu yang ada di ruangan pembudidayaan
tetap stabil untuk memperoleh hasil yang maksimal
atau jamur yang berukuran besar yang sangatlah laku
di pasaran.
Pemanenan jamur tiram dilakukan 30 hari setelah
pembibitan dimulai. Atau setelah 2-3 minggu hingga
buah berbentuk. Setelah pemanenan jamur tiram
haruslah di sortir terlebih dahalu untuk membagi hasil
yang besar dan kecil bisasnya hasil yang besar oleh
petani langsung di jual ke pasaran namun untuk hasil
yang kecil petani pengolah kembali jamur tersebut
menjadi makanan misal jamur krispy yang di jual di
sekitar pembudidayaan tersebut. Pengemasan jamur
tiram yang akan di jual kepasaran dengan
menggunakan plastik kedap udara supaya jamur dapat
bertahan lama atau jika jamur tidak laku bisa di simpan
di lemari pendingan agar jamur tetap segar.
B. SARAN
- Hendaknya kita sebagai generasi muda dan pelajar
mau mengetahi proses dalam pembudidayaan jamur
tiram.
- Pembudidayaan tanaman jamur harus
ditingkatkan guna mengwujudkan kebutuhan pasar
dan menggurangi pengangguran yang ada saat ini.
- Kegiatan pembudidayaan harus di perkenalkan
kepada generasi muda atau pelajar, hal ini dapat
dilakukan dengan adanya campur tangan dari orang
tua, pihak sekolah maupun masyarakat yang ada di
sekitar lingkungan mereka.