Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Dwi Prasetyo Adi (12301193003)
2. Niken Larasingtyas (12301193008)
3. Safitri Khoirun Nisa (12301193018)
4. Lutfi Dewi Safitri (12301193043)
5. Fadhila Zulfa Finasari (12301193044)
SEMESTER 2
JURUSAN ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR 2-A
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah swt. Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan” sebagai salah satu bahan kajian pada tugas dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang semoga bermanfaat bagi kami dan untuk para
pembaca pada umumnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad saw., yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang. Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kesanggupan
dalam penyusunan kajian ini tidak lain berkat bantuan dan kerjasama seluruh pihak.
Penulis menyadari bahwa karya ini bukanlah proses akhir dari penulisan,
tetapi langkah awal yang masih memerlukan banyak perbaikan, kritik, dan saran
yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan informasi bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang
diwajibkan dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, hingga
Perguruan Tinggi. Hal ini bertujuan guna memupuk karakter siswa untuk
memiliki rasa nasionalisme, serta membentuk karakter sosial dan karakter
bangsa sejak dini. Karakter bangsa adalah perilaku yang harus dimiliki oleh
warga negara sebagai cerminan dari Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pondasi atau modal
utama bagi seluruh bangsa Indonesia untuk dapat mempelajari, memahami,
dan mencintai setiap aspek dari Indonesia sendiri.
Mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan tinggat tinggi di
Indonesia juga turut melaksanakan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, karena mahasiswa merupakan bibit untuk
mempertanggungjawabkan Indonesia kedepannya. Karena itulah
diperlukan pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok
pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan
waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan dan
akhirnya pemutusan prinsip diri. Di masa yang akan datang diperlukan ilmu
yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu negara dan
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela negara demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa juga
negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Apa hakikat Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Apa tujuan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan?
1
4. Apa kompetensi yang diperoleh setelah mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Mengetahui hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Mengetahui tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Mengetahui kompetensi yang diharapkan dalam mempelajari
Pendidikan Kewarganegaraan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lukman Ali, dkk.: Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Hlm: 232
3
cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
NKRI 1945. Istilah kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara.
Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara
yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang-
orang yang bersangkutan.2
Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan hampir di seluruh
dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah dan penamaan. Di Amerika
Serikat, Pendidikan Kewarganegaraan disebut dengan Civic Education, di
Inggris disebut Citizenship Education, di Timur Tengah disebut Ta’limatul
Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah, di Meksiko disebut Educacion
Civicas, di Jerman disebut Sachunterricht, di Australia disebut Civics Social
Studies, di Selandia Baru disebut Social Studies, di Afrika Selatan disebut
Life Orientation, di Hongaria disebut People and Society, di Singapura
disebut Civics and Moral Education, dan di Rusia disebut
Obscesvovedinie.3
2
Baso Madiong, dkk.: Pendidikan Kewarganegaraan: Civic Education. Hlm: 17
3
Minto Rahayu: Pendidikan Kewarganegaraan. Hlm: 9
4
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4
Istilah kewarganegaraan merupakan terjemah dari civic yang
merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membina dan
mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang
dilakukan atas dasar Pancasila, sebagai sarana dalam menumbuhkan,
mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai luhur atau yang disebut
dengan istilah pendidikan karakter bangsa yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membekali dan
memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
hubungan warga negara Indonesia yang pancasilais dengan negara dan
sesama warga negara.
Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan global
yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan
paradoks dan ketakterdugaan. Karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela
negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak
yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan seperti umumnya dilakukan
pada negara demokrasi yang telah mapan sebagai instrument Pendidikan
pada nilai-nilai HAM dan penguatan masyarakat madani (civil society).
4
Ibid. Hlm: 16
5
2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam
masalah dasar kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran
yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban
bagi nusa, bangsa, negara serta kemanusiaan.
Tegasnya tujuan utama dikuliahkannya Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang patriotik,
yang memiliki keinsyafan yang tinggi akan hak dan kewajibannya selaku
warga negara.5
5
Musthafa Kamal Pasha: Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Hlm: 4
6
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga Negara Indonesia
diharapkan mampu memahami, menganalisis dan menjawab masalah-
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional
seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945.6
6
Ibid. Hlm: 6
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menelaah pemahaman dari Pendidikan Kewarganegaraan,
maka dapat kami simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
berorientasi pada penanaman konsep kenegaraan dan juga bersifat
implementatif dalam kehidupan sehari-hari. Adapun harapan yang ingin
dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan
didapatkan generasi cerdas yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan
dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, serta tantangan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pendidikan Kewaraganegaraan Indonesia untuk
masa depan sangat ditentukan oleh pandangan Indonesia, eksistensi
konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan bagsa.
B. Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih
mengefisienkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini.
Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih kurang, dengan pembelajaran
yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran
lebih diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan, harus dapat memahami dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadi sebatas
teori di dalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus mendukung
setiap upaya dari pemerintahan dalam mengatasi setiap permasalahan di
negeri ini sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka. 1995
Madiong, Baso, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan: Civic Education. Makassar:
Celebes Media Perkasa. 2018
Pasha, Musthafa Kamal. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).
Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri. 2003
Rahayu, Minto. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Grasindo. 2007