Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada pencipta alam beserta isinya
Allah yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berjuta karunia dan nikmat-
Nya sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Budidaya Jamur Tiram”.
Selama proses penyusunan karya ilmiah ini penulis mendapatkan banyak
rintangan dan kesulitan. Namun berkat doa, bimbingan, motivasi, serta arahan
dari berbagai pihak, semuanya dapat penulis lewati, sehingga mampu
menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat
penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada ibu Maya
oktarina, S.Pd selaku pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Serta
rekan-rekan yang telah memberikan motivasi serta semangat selama proses
penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan khususnya dari
Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk dijadikan pedoman pada penulisan
berikutnya. Harapan kami semoga penulisan karya tulis ilmiah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis. Amin..
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................
D. Mamfaat Penelitian.......................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Jamur...............................................................................................................
B. Kandungan Gizi Jamur.................................................................................................
C. Syarat Tumbuhnya Jamur.............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian....................................................................................
B. Subjek Penelitian........................................................................................................
C. Instrumen Penelitian...................................................................................................
D. Prosedur Penelitian.....................................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Pembudidayaan Jamur................................................................................
B. Proses Pembudidayaan Jamur.....................................................................................
C. Pengendalian Hama Penyakit Jamur Tiram................................................................
D. Pengemasan Dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram..........................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena
teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi
selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik
maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi
mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus ada pengetahuan khusus
terhadap budidaya tersebut.
Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14
cm. Jamur ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai
ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik
budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu
diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih
menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman. Sehingga
tidak kegagalan dalam usaha budidaya jamur ini.
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat
dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur
tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,
kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya
sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apa saja persiapan yang harus dilakukan dalam budidaya jamur tiram?
2. bagaimana proses dalam penanaman jamur tiram?
3. Bagaimana cara pengendalian hama penyakit dalam budidaya jamur tiram?
4. Bagaimana pengemasan dan transportasi hasil panen jamur tiram?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang penulis teliti, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam pembudidayaan
jamur tiram.
2. Mengetahui bagaimana proses penanaman jamur tiram.
3. Mengetahui cara bagaimana pengendalian hama penyakit dalam proses
pembudidayaan jamur tiram.
4. Mengetahui bagaimana proses pengemasan dan pengiriman jamur tiram yang
siap dipasarkan.
D. Manfaat Penelitian
2) Kelembapan
Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
akan terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air,
miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman
akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak
menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract
yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang
pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-
85%.
3) Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap.
Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya
diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan
tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial
tidak memperoleh penyiraman.
Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat
merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil.
Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar.
Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat
pemeliharaan jamur.
4) Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang
membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi
udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan
oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan
tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen
memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada
tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga
memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu,
harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida
yang agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada
tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh
buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil
dibandingkan tangkainya.
b. MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan
di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik.
Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan
(log) yang dibuat dalam bentuk silinder.
1) Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta
tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan
nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga
diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan
disbanding dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan
protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur.
2) Kehadiran Mikroorganisme lain
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram.
Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam
mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh
dengan optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa
yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media
tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.
c. KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-
800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil,
asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan
kebutuhan jamur.
d. PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau
diperoleh dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk
membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini
sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa
menggunakan laminar flow atau transfer box.
a. Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada
dari substrat tanam. Bagian batang/akar jamur tiram yang menembus substrat
harus diangkat bersamaan dengan jamur yang dipanen. Bekas batang atau akar
jamur tiram yang mungkin tertinggal dalam media harus dibersihkan karena
cepat atau lambat ujung batang tersebut akan membusuk. Akibatnya, bagian
substrat di sekitar batang yang membusuk juga akan membusuk. Pembusukan
ini akan menyebar ke bagian lain, sehingga media tidak akan ditumbuhi jamur
baru.
b. Pascapanen
Jamur yang sudah dipanen dibersihkan dari kotoran yang menempel di bagian
akarnya saja, dengan cara tersebut, disamping kebersihanya lebih terjaga, daya
simpan jamur pun akan lebih tahan lama.
Kondisi ruang penyimpanan untuk jamur yang dianjurkan adalah pada suhu 0- -
150C, jamur dapat tetap segar selama 10-12 hari (Maulana, 2011). Pasca panen
jamur tiram meliputi, pengumpulan, pembersihan, sortasi, pengemasan dan
penyimpanan.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik
pembudidayaan jamur tiram
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Melalui wawancara dengan pembudidayaan jamur tiram
2. Melakukan observasi melalui internet dan melihat kelapangan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pergi ketempat penelitian.
2. Wawancara dengan pemilik pembudidayaan jamur tiram.
3. Melihat proses pembuatan jamur tiram.
4. Melihat tanaman jamur tiram.
5. Melihat pemanenan jamur tiram.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
2. Setiap 100 gram jamur tiram segar terdapat 8,9 mg kalsium, 1,9 mg
besi, 17 mg fosfor, 0,15 mg vitamin B-1 (taimin), 0,75 mg vitamin B-2
(riboflavin dan 12,40 mg vitamin C.
5. Jamur tiram juga memiliki sembilan asam amino esensial yang tidak
dapat disintesis tubuh seperti fenilalanin, histidin, isoleusin, lisin, leusin,
metionin, triptofan, treonin dan valin.
http://penjagagunung.wordpress.com/2013/05/30/teknik-dan-cara-budidaya-
jamur-tiram/
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Jamur-
Tiram-dan-Penjelasan-Tata-caranya.html
http://newknowledgehere.blogspot.com
http://tavidibm.blogspot.com