Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MINI RISET

“JAMUR TIRAM SIPUTIH YANG MENGUNTUNGKAN”

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Ceisar Octaviani Efendi Nst 7183210025

Sinta Fitria 7181210002

Rani Sartika 7182210005

Junedi Setiawan 7182210003

Dosen Pengampu : Khafi Puddin, SE.,M.Si


Mata Kuliah : Manajemen Agribisnis

PROGRAM S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

            Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada pencipta alam beserta isinya Allah yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan berjuta karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyusun serta menyelesaikan tugas mini riset yang berjudul “Jamur Tiram Siputih yang
Menguntungkan”.
Selama proses penyusunan ini penulis mendapatkan banyak rintangan dan kesulitan.
Namun berkat doa, bimbingan, motivasi, serta arahan dari berbagai pihak, semuanya dapat
penulis lewati, sehingga mampu menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan. Harapan kami semoga penulisan
karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis.
Amin..

Medan, Maret 2020

          

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN/UKM...........................................


A. Sejarah Perusahaan/UKM..................................................................................
B. Lokasi Perusahaan/UKM...................................................................................
C. Keadaan Perusahaan/UKM Saat Ini..................................................................
D. Visi dan Misi Perusahaan/UKM .......................................................................
E. Struktur Organisasi Perusahaan/UKM..............................................................

BAB IV MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN/UKM................

A. Manajemen Dalam Agribisnis...........................................................................


B. Bentuk Badan Usaha Agribisnis........................................................................
C. Strategi Pemasaran Jamur Tiram.......................................................................
D. Aspek Analisis Pemasaran Jamur Tiram...........................................................

BAB V PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM BUDIDAYA


JAMUR TIRAM.....................................................................................................

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................


DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LAMPIRAN............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor penting yang harus ditangani secara


sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan pendapatan
masyarakat. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar
untuk mengembangkan produk-produk pertanian yang mencakup usahatani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, pertenakan, perikanan dan kehutanan untuk
mewujudkan ketahanan pangan. Peningkatan kebutuhan produk hortikultura menuntut
adanya suatu cara yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi. Sistem
pertanian hortikultura dengan penggunaan bahan-bahan anorganik dan kimia dalam
proses budidaya ternyata membawa dampak negatif, akibatnya terjadi masalah baru
pada komoditas hortikultura seperti pencemaran lingkungan dan penurunan kesehatan
akibat penggunaan bahan tersebut.

Salah satu komoditas pangan hortikultura yang sedikit mengandung bahan


kimia adalah jamur tiram putih putih (Pleurotus Ostreatus), yang telah dibudidayakan
secara meluas di Indonesia. Jamur merupakan salah satu jenis produk hortikultura
yang dapat dikembangkan dan diarahkan untuk memperbaiki keadaan gizi
masyarakat. Keunggulan jamur tiram putih bila dibandingkan dengan tanaman yang
lain adalah Jamur tiram putih merupakan makanan yang aman untuk dikonsumsi
karena penggunaan pestisida dan bahan-bahan kimia yang relatif sedikit dan mudah
dibudidayakan karena dapat tumbuh di media limbah Lignoselulosa.

Peluang pasar domestik jamur tiram putih sangat potensial, ditinjau dari
populasi penduduk Indonesia yang demikian besar dan tersebar di beberapa provinsi
disertai dengan perkembangan industri pengolahan,
pariwisata, yang didalamnya terkait dengan industri perhotelan, restoran dan rumah
makan, maka peluang pemasaran produk jamur tiram putih di dalam negeri dan luar
negeri memberikan prospek yang cerah.

Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik


dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-
faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-
faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal
bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus
ada pengetahuan khusus terhadap budidaya tersebut.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm.
Jamur ini memiliki miselium.  Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi
dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai
dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-

4
benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun
pengendalian hama tanaman. Sehingga tidak kegagalan dalam usaha budidaya jamur
ini.

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari
serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita
melakukan budidaya jamur tiram.

Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh
berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal ini
penting untuk jadi patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram dan perlu diingat
Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak .

Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini
sebagai salah satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk
ditemukan di alam saat ini dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu di
perlukanlah suatu budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak
sedikit jamur yang berasal dari indonesia di impor ke luar negri.

Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi
sebuah usaha menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini
karena pengangguran setiap tahun semakin meningkat.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

     Budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara dan mengembangkan


sesuatu yang dinyatakan hampir punah. Budidaya dapat dilakukan pada  suatu area lahan
untuk diambil manfaat atau hasil dari panen. Kegiatan budidaya dianggap sebagai inti dari
usaha tani.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari


kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram putih masih satu kerabat
dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.

Jamur tiram putih memiliki karakteristik tubuh yaitu memiliki tangkai yang tumbuh


menyamping (pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram putih
mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah
warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir
licin, ukuran jamur tiram putih berdiameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit
berlekuk. Selain itu, jamur tiram putih juga memiliki miselium berwarna putih yang bisa
tumbuh dengan cepat.  Jamur tiram putih banyak mengandung gizi yang sangat bermanfaat
bagi  kesehatan tubuh manusia, salah satunya kandungan protein yang tinggi, kaya vitamin
dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Kandungan jamur tiram putih antara lain
sebagai berikut

Kandungan Gizi JamurTiram

No Komposisi Dalam%

1 Protein 27
2 Karbohidrat 58
3 Abu 9,3
4 Lemak 1,6
5 Serat 11,5
6 Kalori 265,5 kl 6
Kandungan Gizi Jamur tiram putih Segar Per 100 Gram

No Kandungan Dalam gram


.
1 Protein 13,8
2 Serat 3,5
3 Lemak 1,41
4 Abu 3,6
5 Karbohidrat 61,7
6 Kalori 0,41
7 Kalsium 32,9
8 Zat besi 4,1
9 Fosfor 0,31
10 Vitamin B1 0,12
11 Vitamin B2 0,64
12 Vitamin C 5
13 Niacin 7,8

7
BAB III
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN/UKM
A. Sejarah Perusahaan/UKM

Awal mula berdirinya budidaya jamur ini berawal dari sang pemilik yang sedang
melakukan kegiatan PKL di salah satu daerah, dimana anak-anak nya banyak yang sudah
ditinggal oleh orang tuanya. Jadi mereka berfikir bagaimana cara agar bisa mendapatkan
uang. Awalnya sang pemilik hanya iseng membudidayakan jamur. Namun dari keisengan
beliau justru malah ramai yg membeli budidaya jamur beliau sehingga beliau serius untuk
membangun budidaya jamur tersebut. Dimana awal beliau membudidayakan jamur dengan
jumlah bibit 6000 jamur. Namun setelah semakin berkembangnya usaha yg beliau jalankan
beliau menambah menjadi 14.000 bibit jamur. Untuk pemasaran jamur beliau sudah
memasarkan nya ke supermarket ternama di Sumatera Utara dan para pedagang jamur crispy.
Masa panen budidaya jamur yang relative singkat budidaya jamur tiram setelah 40 hari masa
inkubasi maka sudah bisa di panen setiap hari selama masa produksi 3 bulan. Hal ini dari segi
bisnis sangat menguntungkan Karena perputaran keuangan yang relative cepat . selain itu
untuk memulai bisnis bisa di mulai dengan modal kecil ini yang menjadi alasan beliau kenapa
membudidayakan jamur.

B. Lokasi Perusahaan/UKM

JAMUR TIRAM
Jalan. Anggrek III No.215, Bandar Khalipah, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara Kode pos 20371
C. Keadaan Perusahaan/UKM Saat Ini
Untuk keadaan budidaya jamur untuk saat ini yang dimiliki oleh pak Ardi cukup
berkembang. Untuk saat ini beliau sudah memilik dua tempat untuk mengelola 14.000 bibit
jamur yang ia miliki. Untuk masalah pemasaran beliau sudah memasok hasil budidaya jamur
beliau ke supermarket-supermarket besar di Sumatera Utara

D. Visi dan Misi Perusahaan/UKM


Untuk visi dan misi budidaya jamur ini, sang pemilik yaitu Pak Ardi belum memiliki visi
dan misi karena beliau mengatakan bahwa dia hanya menjalanin aja, dia yakin seiring
berjalannya waktu budidaya jamur beliau pasti terus berkembang.

E. Struktur Organisasi Perusahaan/UKM

Budidaya jamur ini tidak memiliki struktur organisasi karena beliau lah yang mengurus
pembudidayaan jamur ini dengan dibantu oleh ibunya sendiri yang dimana rumah orang
tuanya tepat didepan pembudidayaan jamur yang ia miliki saat ini.

8
BAB IV

MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN/UKM

A. Manajemen Dalam Agribisnis

Pada prinsipnya setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia untuk mencapai
tujuan tertentu selalu berupaya agar kegiatan tersebut dapat terlaksana secara efisien dan
efektif. Untuk memperoleh hal tersebut, hal yang perlu dilaksanakan adalah kegiatan kerja
yang sistematis dan terencana (memiliki manajemen yang baik). Di sisi lain, adanya
keterbatasan kemampuan manusia dalam melaksanakan kegiatan tersebut maka penting
adanya kerja sama dengan orang lain dalam bentuk kelompok kerja, baik itu secara formal
ataupun informal.
Jamur adalah salah satu komoditas hortikultura yang dapat digunakan untuk pangan
dan nutraceutical (makanan dan minuman untuk pencegahan dan pengobatan penyakit).
Budidaya jamur memiliki prospek yang cukup cerah di Indonesia karena kondisi alam yang
sangat mendukung, selain itu bahan baku untuk membuat substrat atau log tanam jamur
cukup melimpah. salah satunya usaha jamur tiram yang mulai menarik perhatian masyarakat
untuk dikembangkan sebagai usaha utama maupun usaha sampingan.
Budidaya jamur tiram merupakan peluang yang sangat menguntungkan Salah satunya
Jamur tiram putih yang merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini menjadi alternative
pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi. Berangkat dari potensi yang banyak
untuk dikembangkan dari budidaya jamur tiram dan melihat respon dari masyarakat yang
banyak berkeinginan untuk membudidayakan jamur tersebut.

B. Bentuk Badan Usaha Agribisnis

Badan usaha atau corporate merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengolah
sumber-sumber ekonomi atau faktor produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi
masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan
masyarakat. Badan usaha agribisnis berarti sumber – sumber ekonomi atau fakor – faktor
produksi yang mengelolah sumberdaya pertanian.
Budidaya Jamur Tiram bisa menjadi salah satu alternatif bagi pengurus Badan Usaha
Milik Desa untuk dijadikan sebagai jenis unit usaha Bumdesa. Sekarang ini, makanan yang
berasal dari olahan jamur tiram sedang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia dari
berbagai kalangan.
Mau muda atau tua, dari kalangan ekonomi menengah hingga ke atas, senang sekali
mengonsumsi beraneka ragam olahan jamur tiram. Lalu, hal itu membuat berbagai restoran
maupun kedai rumahan, butuh banyak suplai jamur tiram guna memenuhi kebutuhan yang
diminta oleh konsumen. Oleh karena itu, melakukan budidaya jamur tiram di desa bisa
menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat desa maupun pengurus Bumdes sebagai unit
usaha.

9
Alasan ini sangat masuk akal, karena kondisi kelembapan udara di desa dan bahan-
bahan pendukung untuk membuat budidaya jamur tiram ini terbilang cukup mudah di
temukan di daerah perdesaan. Budidaya jamur tiram sebenarnya tak terlalu sulit juga tanpa
perlu modal besar. Maka, hal tersebut bisa dilakukan supaya kemudian menjadi lahan
pekerjaan bagi masyarakat desa. Dengan begitu, kehidupan perekonomian menjadi lebih baik
dan membawa kemajuan bagi daerah itu sendiri.

C. Strategi Pemasaran Jamur Tiram

Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan sebuah
usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram. Sebagus apapun
kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi pemasaran jamur yang
tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan produk tersebut.
Sehingga pemasaran produk jamur tersebut kurang berjalan lancar, dan akhirnya mengalami
kerugian hingga harus tumbang di tengah jalan.

Berdasarkan hal tersebut, sebelum menjalankan bisnis budidaya jamur tiram, sebaiknya
perhatikan kondisi pasar sehingga dapat ditentukan strategi pemasaran yang akan digunakan.
Saat ini permintaan produk jamur segar masih sangat mendominasi pasar, sehingga dapat
memanfaatkan keadaan tersebut sebagai sebuah peluang untuk memperluas bisnis jamur
tiram. Oleh karena itu, maka dapat digunakan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

 Pemasaran
Dalam jangka pendek mengembangkan usaha budi daya jamur tiram dalam skala usaha
mikro dan berusaha mencukupi permintaan pasar akan jamur tiram dalam skala local. Jika
dalam jangka panjang mengembangkan usaha budi daya jamur tiram menjadi usaha berskala
kecil atau menengah agar dapat memenuhi skala permintaan pasar yang lebih besar.
Pengembangan usaha dalam hal pembibitan dan pembuatan baglog siap pakai.
Mengembangkan berbagai variasi jamur dan membuat berbagai olahan jamur.
 Harga
Dalam menentukan harga jual per-Kg dari jamur tiram sekitar Rp 7.500 karena harga
tersebut merupakan harga pasaran. Dan penetapan harga seperti itu telah sesuai dengan
kualitas produk yang mereka berikan dan telah mendapatkan laba yang cukup sepadan.
Namun harga tersebut dapat berubah baik turun ataupun naik sesuai dengan produk yang
dihasilkan dari permintaan konsumen ataupun dari pengaruh musim.
 Promosi
Dalam mempromosikan usaha jamur tiram ini, hanya dari mulut ke mulut karena menurut
beliau promosi ini sudah cukup untuk memasarkan produknya yang masih tergolong usaha
mikro dengan hasil produksi masih relative kecil

10
D. Aspek Analisis Pemasaran Jamur Tiram

 Segmentasi Pasar
Untuk penjualan nya pak Ardi memilih menjual jamur tiram ke pasar/supermarket besar
yang ada di kota Medan,karena disana banyak permintaan konsumen terhadap jamur tiram. di
pasar/supermarket besar dikota Medan permintaan dari waktu ke waktu sangat meningkat
terbukti dengan pengiriman 15-20 Kg dalam jarak waktu 2 hari saja.

 Cara Penjualannya
Pada tahap ini penjualan sudah meningkat karena produk jamur sudah diketahui oleh
konsumen, dan tidak memerlukan promosi yang besar besaran,seperi biaya promosi, biaya
pendistribusian, dan biaya produksi, dikenalnya produk menyebabkan laba yang akan
meningkat secara cepat.

 Strategi Pemasaran
Dalam menjalankan strategi ini yang terpenting adalah menjaga kualitas jamur yang di
hasilkan, dan memberikan harga yang sesuai dengan target pasar yang telah di tentukan.

 Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran yang diberlakuakan pak Ardi biasaya mempunyai 2 pilihan

1.Berupa cash /tunai


2,Pembayaran via ATM/bank

Dan pak ardi memiliki prinsip untuk tidak membiarkan para konsumennya untuk
mnerima bahan baku tanpa membayarnya terlebih dahulu(piutang)

11
BAB V
PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Dalam pembuatan jamur tiram, seringkali timbul yellow spot, green spot, gagal
menumbuhkan miselium, perkembangan miselium lambat, baglog membusuk, dsb.
Kegagalan ini sebenarnya disebabkan oleh berbagai macam faktor, memang faktor kegagalan
ini harus juga diperhitungkan agar kita siap dalam mengantisipasinya.
Seringkali faktor sterilisasi media dianggap sebagai satu-satunya sebab dalam kegagalan.
Padahal proses sterilisasi media hanya merupakan salah satu penyebab saja. Dalam berbagai
analisa rekan-rekan, literatur, pengalaman, faktor-faktor kegagalan ini dapat disebabkan
berbagai macam sebagai berikut:

a.Faktor dari serbuk kayu yang digunakan.


Media kayu adalah media utama dalam penumbuhan jamur ini. Jadi sangat penting untuk
memperhatikan jenis serbuk kayu yang digunakan. Hendaknya untuk mempermudah
budidaya, jenis kayu yang digunakan homogen atau tidak bercampur. Ini berpengaruh dalam
lamanya waktu pengomposan dan juga tentunya perkembangan miselium. Untuk wilayah di
pulau jawa, paling mudah menggunakan jenis kayu sengon laut. Pencampuran dengan jenis
lainnya boleh dilakukan tetapi hendaknya 80% bersifat homogen.Seringkali kegagalan timbul
karena pencampuran ini tidak terkontrol, apalagi tercampur dengan jenis kayu yang bergetah
seperti kayu pinus, damar, cemara, dan sebagainya.
Penting juga untuk memperhatikan apakah dari penggergajian kayu, serbuk gergaji tersebut
terkena tumpahan oli atau tidak, karena sangat beresiko jika digunakan dalam budidaya

b. Faktor PH
Dalam pencampuran media baglog, tingkat PH dari serbuk gergaji harus diperhatikan dengan
benar di kisaran 7. PH yang terlalu basa (poin 7 keatas hingga 8) akan menyebabkan
kegagalan. Karena faktor PH ini lah, dalam budidaya diperlukan pengomposan. Metoda
pengomposan dari masing-masing pebudidaya memang lain-lain, tapi tujuannya satu yaitu
menurunkan PH serbuk gergajian. Metoda itu antara lain:

 Setelah mencampur, dibiarkan semalam, lalu baru dimasukkan ke dalam kantong


baglog
 Dengan mencampurkan EM4 untuk mempercepat pengomposan
 Mencampur serbuk gergajian dengan kapur lalu dibiarkan minimal 3 minggu untuk
pengomposannya.

Penting sekali untuk memeriksa kondisi PH ini sebelum dimasukkan ke dalam kantong.
Pemeriksaan bisa dengan PH meter atau kertas lagmus. Ada pengalaman dari rekan-rekan,
jika PH masih di kisaran 7,5 - 8, campuran diberi sedikit campuran air cuka.. lalu diperiksa
kembali, setelah PH di sekitar 7, baru dimasukkan ke dalam kantong.

12
c.Faktor AIR
Dalam menambahkan kadar air, seringkali kita memang tidak memeriksa air yang digunakan.
Ada yang menggunakan air sumur, air PDAM, atau malah air kali biasa. Kandungan kimia
pada air tersebut terkadang tidak kita ketahui, jika terdapat kandungan yang mungkin saja
bisa menggagalkan dalam proses budidaya, hal ini tentunya tidak kita inginkan. Cara
sederhana untuk mengatasinya adalah, air yang akan kita gunakan hendaknya diendapkan
dahulu, bisa juga dengan mencampurkan arang untuk menetralisir dan memurnikan air.

d.Faktor campuran yang kurang baik

Kadar dari campuran memang bermacam-macam dari masing-masing pebudidaya,


tetapi rata-rata menggunakan nutrisi sekitar 10%-15%, ada yang maksimal hingga 20% dari
berat gergajian. Nutrisi yang kami maksud di sini adalah perbandingan bekatul atau jagung.
Pastikan bahan yang digunakan dalam campuran masih dalam kondisi segar dan baru,
tentunya kualitasnya juga harus baik.
Penting sekali untuk segera melakukan sterilisasi setelah campuran dimasukkan ke dalam
kantong baglog. Karena setelah dimasukkan ke dalam plastik, akan timbul gas fermentasi
yang dapat melambatkan tingkat kecepatan tumbuh miselium nantinya, atau bahkan
menghentikannya sama sekali.

e.Faktor sterilisasi

Faktor ini yang sering menjadi momok pada budidaya. Metodanya banyak sekali, ada
yang menggunakan tong, ada yang menggunakan steamer beton, plat baja. Ada yang
langsung dipanaskan, ada yang menggunakan boiler sebagai penghasil uap panasnya. Intinya
cuma satu, bagaimana metoda yang digunakan tersebut dapat memanaskan media baglog
hingga 100 derajat C dan mematikan semua bakteri yang ada. Sehingga baglog yang sudah
steril tersebut dapat tumbuh miseliumnya setelah ditanamkan bibit di dalamnya.
Air yang digunakan dalam memanaskan baglog juga sebaiknya harus selalu baru dan bersih.

f.Faktor kesalahan dalam inokulasi

Dalam melakukan inokulasi bibit jamur tiram putih, kondisi baglog setelah melalui
proses sterlilisasi harus memiliki suhu yang pas..
Suhu baglog yang masih terlalu panas dapat menyebabkan kegagalan, begitu juga sebaliknya,
suhu yang sudah terlalu dingin juga dapat menimbulkan kegagalan.
Suhu yang baik kira-kira di kisaran 35-38 derajat C (masih hangat sedikit, tapi tidak panas)
Jangan pula misalnya sudah lebih dari 2 hari keluar dari steamer proses sterilisasi, baru
dilakukan proses inokulasi, ini sudah terlalu dingin.
Indikasi faktor inokulasi berhasil dapat dilihat seperti foto di bawah ini, walau hanya baru 3
hari, perkembangan miselium sudah terpantau dengan menyebarnya pengapasan.

g.Faktor bibit jamur yang kurang baik

Bibit jamur tiram putih sangat penting sekali dalam menentukan tingkat keberhasilan
dalam budidaya jamur tiram putih. Kualitas bibit ini sangat menentukan keberhasilan. Jangan

13
menggunakan bibit yang sudah terlalu tua. Itu sebabnya sebaiknya jika membeli bibit,
janganlah yang kondisi sudah 100% miseliumnya, karena kita sendiri tidak tahu sudah berapa
lama umur bibit itu sendiri. Bibit yang sudah terlalu tua (apalagi sudah tumbuh jamurnya)
kurang baik untuk digunakan. Bibit yang berumur masih muda memiliki kekuatan yang lebih
baik.
Dalam membeli bibit sebaiknya dalam kondisi 70% atau 80% miseliumnya. Dan
segera digunakan setelah miselium menyelimuti botol (100%). Jika masih tertunda
penggunaannya, maksimal seminggu setelah miselium bibit mencapai 100% sudah harus
digunakan.
Dalam pembuatan bibit juga perlu diperhatikan dengan baik sejak dari proses di PDA. Jika
perkembangan miselium di PDA sangat tebal dan bagus, InsyaALLAH selanjutnya jika
diturunkan ke F1 dan F2 akan bagus terus. Contoh PDA yang bagus seperti pada foto botol
sebelah kiri.

h.Komposisi bibit
Ada baiknya kita juga tahu komposisi nutrisi dari bibit yang akan kita gunakan.
Komposisi nutrisi pada bibit jamur tiram menentukan kualitas kekuatan miselium dalam
perkembangan di baglog nantinya. Indikasi sederhananya dapat terlihat pada warna putih
miselium di botol bibit. Jika putihnya berwarna sangat putih, ini mengindikasikan nutrisi nya
baik, tapi jika warna putihnya hanya semu saja, ini mengindikasikan nutrisi yang digunakan
kurang.

i.Faktor kebersihan ruang inkubasi


Pada ruang inkubasi, faktor kebersihan, sirkulasi udara, kelembaban juga harus sangat
diperhatikan. Bisa jadi semua faktor sudah terlewati dengan baik, dan perkembangan
miselium juga baik, tetali karena ruang inkubasi kurang bersih, perkembangan miselium
justruk menjadi lambat dan malah terhenti sama sekali. Ada baiknya ruang inkubasi secara
rutin dilakukan sterilisasi dengan menyemprotkan formalin 2% sebelum diisi baglog, ini
untuk meyakinkan bersih dan sterilnya ruang inkubasi itu sendiri.

14
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Jamur adalah salah satu komoditas hortikultura yang dapat digunakan untuk pangan dan
nutraceutical (makanan dan minuman untuk pencegahan dan pengobatan penyakit). Budidaya
jamur memiliki prospek yang cukup cerah di Indonesia karena kondisi alam yang sangat
mendukung, selain itu bahan baku untuk membuat substrat atau log tanam jamur cukup
melimpah. salah satunya usaha jamur tiram yang mulai menarik perhatian masyarakat untuk
dikembangkan sebagai usaha utama maupun usaha sampingan.
Budidaya jamur tiram merupakan peluang yang sangat menguntungkan Salah satunya
Jamur tiram putih yang merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini menjadi alternative
pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi. Berangkat dari potensi yang banyak
untuk dikembangkan dari budidaya jamur tiram dan melihat respon dari masyarakat yang
banyak berkeinginan untuk membudidayakan jamur tersebut.

B. Saran

Dalam pembudidayaan jamur kualitas dan kuantitas harus tetap dijaga untuk kestabilan
pendapatan yang akan diperoleh,dan sebaiknya para pembudidaya jamur baiknya tetap fokus
untuk hal ekspansi usaha agar menjadika budidaya jamur menjadi aspek terdepan dalam
dunia agribisnis.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://infosemuapengetahuan.blogspot.com/2016/03/jamur-tiram-makalah.html

http://agustinawulan21.blogspot.com/2014/10/makalah-pembudidayaan-jamur-tiram.html

https://alamtani.com/cara-budidaya-jamur-tiram-putih/

http://aprilaplil.blogspot.com/2016/01/makalah-biologi-jamur-tiram.html

https://sababjalal.wordpress.com/2011/11/04/contoh-makalah-budidaya-jamur-tiram/

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190308/99/897459/cara-budidaya-jamur-tiram-nikmat-
keuntungan-dengan-modal-secuil

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai