Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH JAMUR KANCING

MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN

DOSEN PEMBIMBING
Ir. Tri Rini Kusparwanti, MP

DISUSUN OLEH
Arinda Khumairoh / A31180065
Muhammad Noer Kholis / A31180214
Najwa Sawila Rahma / A31180280
Arneta Veronica / A31180406
Indah Puspita Sari / A31180560
Isyrafil Arbi Juliantoro / A31180769
Nur Hidayah / A31180794
Azizah Nurrohmah / A31180809

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayat serta inayahnya atas selesainya makalah saya yang
berjudul “Budidaya Jamur Kancing”. Tak lupa kami panjatkan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Makalah ini ditujukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Budidaya Sayuran.

Sesuai judul di atas, kami akan menyampaikan sedikit banyak tentang


jamur kancing dan budidaya jamur kancing. Disamping itu juga kami menjelaskan
tentang cara budidaya dari awal-pemanenan,

Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari unsur kesempurnaan
dan segala kesempurnaan itu hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Maka dari
itu kami mohon saran supaya makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan kami
dari dibuatnya makalah ini semoga dapat berguna bagi semua pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Pengertian dan Karakteristik Jamur Kancing......................................................2
2.2 Kandungan Gizi pada Jamur Kancing...............................................................4
2.3 Budidaya Jamur Kancing...................................................................................5
BAB 3. KESIMPULAN...........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Jamur dapat ditemukan dipasaran, salah satunya adalah jenis jamur
kancing. Jenis jamur yang satu ini memiliki bentuk yang kecil hampr mirip
dengan kancing. Sehingga dinamakan dengan sebutan jamur kancing. Jenis
jamur yang satu ini memiliki tampilan dengan bentuk bulat, waran purtuh
bersih, coklat ataupun krem. Jika diolah untuk dijadikan masakan memang
jamur ini sangat nikmat dan lezat. Aroma dari jamur kancing memang sangat
unik dan sedikit manis seperti daging. Kandungan gizi yang terdapat pada
jamur kancing ini memang tinggi. Harga jual dari jamur kancing di pasaran
memang terbilang tinggi. Peluang usaha budidaya jamur kancing sangat
menjanjikan. Permintaan budidaya jamur kancing di pasaran memang
tergolong tinggi namun ketersediaannya sangat minim, sehingga bisnis
budidaya jamur kancing dapat dijadikan peluang usaha karena prospeknya
sangat bagus dan cerah. 
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana pengertian dan karakteristik jamur kancing?
b. Apa saja kandungan gizi yang terkandung dalam jamur kancing?
c. Bagaimana budidaya jamur kancing?
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mampu dapat menjelaskan pengertian dan katakteristik
jamur kancing
b. Mahasiswa mengetahui apa saja kandungan gizi pada jamur kancing
c. Mahasiswa mampu melakukan budidaya jamur kancing
1.4 Manfaat
a. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam berbudidaya jamur
b. Menambah motivasi dalam usaha jamur kancing

1
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Karakteristik Jamur Kancing


Jamur kancing (Agaricus bisporus), jamur kompos atau
champignon adalah jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti
kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Jamur
kancing merupakan jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia.
Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom, white
mushroom, common mushroom atau cultivated mushroom. Di Prancis
disebut sebagai champignon de Paris, tetapi penutur bahasa Inggris sering
menyebutnya sebagai champignon yang dalam bahasa Prancis mencakup
segala jenis fungi, termasuk jamur pangan, jamur beracun, dan jamur
penyebab infeksi.

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Fungi

Divisi: Basidiomycota

Kelas: Homobasidiomycetes

Subkelas: Homobasidiomycetidae

Ordo: Agaricales

Famili: Agaricaceae

Genus: Agaricus

Spesies: A. bisporus

2
Ciri-ciri jamur kancing :

 Jamur kancing ini memiliki bentuk bulat yang hampir menyerupai

kancing.

 Berwarna putih bersih, krem atau coklat muda.


 Tidak memiliki klorofil
 Memiliki tangkai yang relatif pendek.
 Memiliki tudung yang hampir menyerupai kancing.
 Memiliki perakaran yang serabut dan juga melekat pada substrat.

Struktur jamur kancing

Jamur kancing memiliki struktur sebagai berikut :

1. Tudung (pileus) : bagian yang ditopang oleh stipe dan di bagian


bawahnya mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus
dibungkus oleh selaput (vileum universal) dan menjelang dewasa
pembungkus tersebut akan pecah. Pda bagian dalam tudung terdapat
bilah yang didalamnya terdapat basidiospora (spora yang terdapat di
dalam basidium).

3
2. Bilah (lamella/gills) : bagian di bawah tudung berbentuk helaian
berbilah-bilah.
3. Cincin / Annulus : bagian yang melingkari tangkai, berbentuk seperti
cincin.
4. Tangkai tubuh buah (stipe) : massa miselium yang sangat kompak
dan tumbuh tegak.
5. Volva : bagian sisa pembungkus yang terdapat pada dasar tangkai. 
6. Micelial threads : serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat.

2.2 Kandungan Gizi pada Jamur Kancing


Agaricus bisporus atau “jamur kancing”, merupakan salah satu
jenis jamur tertua di dunia dan sangat populer dalam diet bangsa Barat. Di
dalam masyarakat bangsa Barat, jamur kancing ini paling populer dan
jamur kancing tersebut secara rutin dikonsumsi dengan cara
menambahkan jamur tersebut kedalam menu makanan mereka. Selain
rasanya yang unik, mengkonsumsi jamur ini dapat memberikan manfaat
kesehatan dan manfaat nutrisi saat digunakan sebagai bagian makanan
rutin dari diet. Kandungan nutrisi Agaricus bisporus cukup lengkap yaitu
mengandung protein, karbohidrat, serat dan berbagai macam vitamin dan
mineral.

4
Tabel nilai nutrisi per 100 gram jamur kancing

Sumber: Valverde et al. (2015); Carneiro et al. (2013); Kalac (2013);


Phan et al. (2012); Reis et al. (2012); Dhamodharan dan Mirunalini
(2010); Jansson dan Kuttin (2004); Mattila et. al.

(2001, 2002).

2.3 Budidaya Jamur Kancing


Berikut adalah langkah-langkah budidaya jamur kancing :

1. Persiapan Bibit
Bibit yang digunakan untuk budidaya jamur kancing sebaiknya lebih
mudah dengan membeli bibit jamur kancing siap pakai untuk lebih
memudahkan proses pembibitan dan lebih praktis. Sehingga petani
jamur kancing dapat lebih fokus pada tahap budidaya dan
pemeliharaan jamur kancing.

5
Saat membeli bibit jamur kancing sebaiknya perhatikan hal-hal
berikut :

1. Pilih bibit jamur yang miselliumnya tumbuh merata ke seluruh


media tumbuh. Pilih bibit yang sehat dan tidak kontaminasi,
seperti lalat, tungau, cendawan, dan bakteri.
2. Pilih bibit jamur yang miselliumnya tidak mengalami penebalan
(stroma).
3. Tanya tanggal inokulasi bibit jamur sehingga dapat diprediksi
tanggal kadaluarsanya sebelum bibit jamur tersebut disemai.
4. Tanya kepada penjualnya tentang strain bibit jamur, asal turunan
bibit jamurnya, teknis budi daya jamur, dan produktivitas jamur
yang dihasilkan dari bibit jamur tersebut.
5. Setelah bibit diterima segera tempatkan bibit pada ruangan
inkubasi yang mempunyai suhu udara sesuai dengan syarat
tumbuh jamur.

2. Persiapan Media Tanam


Untuk membuat media tanam, siapkan jerami padi, bekatul, dan
kapur dolomit. Campur ketiga bahan tersebut. Untuk menambah
kandungan Phospor, Nitrogen, dan Kalium, media tanam perlu ditambah
dengan Urea, ZA, dan TSP. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan
kesuburan media tanam.

3. Pengomposan

Pengomposan dilakukan dengan tujuan untuk mematikan mikroba-


mikroba liar yang mengganggu. Pengomposan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

6
1. Jerami dipotong sekitar 10-15 cm, cuci bersih, dan keringkan hingga
cukup kering, yaitu dengan kelembaban 65%.
2. Susun jerami dengan ketinggian sekitar 10-15 cm, kemudian taburkan
media tanam berupa campuran bekatul dan dolomit. Susun lapisan
media berselang-seling antara jerami dengan bekatul dan kapur
dolomit.
3. Keesokan harinya, campuran jerami, kapur dolomit, dan bekatul
dibolak-balik dan ditambahkan urea. Jika media tanam berkurang
kelembabannya, segera tambahkan air secukupnya. Usahakan media
tidak sampai mengering.
4. Selanjutnya, tambahkan ZA pada hari ke-6 dan tambahkan TSP juga di
hari ke-10. Setiap masing-masing penambahan, aduk-aduk campuran
media tersebut hingga merata. Diamkan hingga hari ke 12-17.

4. Sterilisasi Media Tanam dalam Kumbung

Dalam hal ini, starilisasi dilakukan untuk menyempurnakan proses


pengomposan dan menetralkan gas-gas beracun yang mungkin ada di
dalam kumbung. Tahap-tahap yang dilakukan saat proses pengomposan
antara lain:

1. Bersihkan kumbung terlebih dahulu.


2. Kemudian, masukkan media tanam yang telah siap ke dalam kumbung
dengan disusun di atas rak-rak. Media tanam disusun di atas rak
dengan ketebalan sekitar 15 cm.
3. Alirkan uap air menggunakan pipa uap air dari mesin pemanas hingga
suhu ruangan kumbung meningkat sekitar 65o-70°C. Saat proses
penguapan, pastikan ventilasi kumbung tertutup rapat agar tidak ada
uap yang bocor keluar.

7
4. Setelah suhu mencapai 65°-70°C, pertahankan suhu tersebut hingga 8
jam.
5. Setelah 8 jam, buka ventilasi kumbung agar suhu menurun hingga 40°-
45°C. Selama ventilasi dibuka, jaga suhu tetap stabil selama kurang
lebih 70 jam.
6. Proses sterilisasi dapat diakhiri dengan membuka ventilasi hingga
suhunya menurun menjadi 32°C.
7. Sterilisasi dapat juga dilakukan di rumah pengomposan, dengan cara
menutup media tanam dengan plastik agar suhu media meningkat.
Setelah suhu media meningkat hingga 60°C, pertahankan selama
kurang lebih 12 jam.
8. Kemudian, masukkan media tanam tersebut ke dalam rumah kumbung
dengan suhu 45°-50°C, pertahankan suhu tersebut selama 40 jam, dan
dinginkan kumbung hingga suhu 32°C.

5. Penanaman Bibit
Penanaman bibit dilakukan saat suhu kumbung telah menurun menjadi
32°C, dengan cara menebarkan bibit jamur kancing ke media tanam yang
telah disiapkan di atas rak tanam. Jumlah bibit yang disebar tidak akan
mempengaruhi jumlah tanaman yang dihasilkan. Setelah 12-14 hari,
miselium akan tumbuh di sekitar media tanam. Jamur kuping
membutuhkan suhu untuk pertumbuhan yang berbeda di dataran rendah
dan dataran tinggi. Di dataran rendah, suhu yang diperlukan adalah 24°-
26°C. Adapun di dataran tinggi, suhu optimal untuk pertumbuhan adalah
28°-30°C.

6. Casing

8
Casing merupakan proses pelapisan tanah dengan ketebalan sekitar 3-5
cm. Pelapisan tanah ini dilakukan di atas media yang telah ditumbuhi
miselium. Tujuan dilakukan casing adalah untuk merangsang
pertumbuhan tubuh jamur kancing, membantu penguapan air, dan
mengurangi kerusakan media kompos. Ciri-ciri tanah yang baik untuk
digunakan proses casing adalah:

1. Tanah berwarna cokelat dan berpori.


2. Tanah memiliki PH sekitar 6,2-8,0.
3. Tanah terbebas dari hama dan penyakit.
4. Sebelum tanah digunakan, tanah harus disterislisasi terlebih dahulu
dengan uap panas dengan suhu 70ºC selama 3-4 jam dan diberi
formalin 40% sebanyak 2 liter per m³ tanah.
5. Setelah 9-14 hari dari proses casing, tubuh jamur akan mulai
muncul. Untuk itu bukalah ventilasi pada rumah kumbung untuk
mempercepat proses pertumbuhan.

Masa panen

Jamur kancing dapat dipanen setelah 3 hari dari masa pertumbuhan


tubuh jamur. Pastikan untuk memanen tepat waktu, sebab jika telat
memanen, jamur akan cepat membusuk dan layu. Jika sudah busuk dan
layu jamur sulit untuk dipasarkan.

9
BAB 3. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jamur kancing yang umum dikembangkang untuk budidaya
biasanya bewarna Berwarna putih bersih, krem atau coklat muda, Tidak
memiliki klorofil, memiliki tangkai yang relatif pendek, memiliki tudung
yang hampir menyerupai kancing. Jamur kancing mengandung protein,
karbohidrat, serat dan berbagai macam vitamin dan mineral. Dalam
pembudidayan jamur memiliki beberapa tahapan yaitu, persiapan bibit,
media tanam, pengomposan,sterilisasi media, penanaman bibit, dan
cusing. Keberhasilan budidaya jamur itu sendiri terletak pada kebersihan
yang dilakukan pembudidaya terhadap tanaman jamur.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017.(http://pengetahuanbahanpanganb.blogspot.com/2017/06/jamur-
kancing.html). Diakses pada 10 Oktober 2019.

Dhamodharan G, & Mirunalini S. 2010. A Novel Medicinal Characterization of


Agaricus bisporus ( white button mushroom). Pharmacology online 2:456-463

Valverde et al. 2015. Edibel Mushrooms: Imroving Human Healt and Promoting
Quality Life. J. Microbiology, Article ID 376387, pages.
Dx.doi.org/10.1155/2015/376387.

Reis et al. 2012. Chemical composition and nutrional value of the most widely
appreciated cultivated mushrooms: an inter-species comparative study. Food and
Chemical Toxicology vol. 50, no 2, pp, 191-197.

11

Anda mungkin juga menyukai