Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS FARMASI

PROPOSAL SKRIPSI

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN PROFIL KLT DARI


DAUN JOMBANG (Taraxacum officinale) TERHADAP SEL
LEUKIMIA L1210

Disusun oleh :

Nadiah Putri Shafira

NPM 2016210164

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................v

DAFTAR TABEL.........................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH.........................................................3
C. MANFAAT PENELITIAN..........................................................3
D. TUJUAN PENELITIAN..............................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5

A. TINJAUAN BOTANI...................................................................5
B. KANKER......................................................................................8
C. EKSTRAKSI.................................................................................9
D. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK SECARA IN VITRO...............9
E. KROMATOGRAFI....................................................................10
F. LANDASAN TEORI..................................................................11
G. HIPOTESIS.................................................................................11

BAB III RANCANGAN PENELITIAN......................................................12

A. PRINSIP PENELITIAN.............................................................12
B. TUJUAN PENELITIAN.............................................................12
C. PENGUMPULAN DAN DETERMINASI TANAMAN...........12
D. TAHAPAN PENELITIAN.........................................................13

BAB IV BAHAN, ALAT DAN METODOLOGI PENELITIAN...............14

A. BAHAN............................................................................................14
B. ALAT................................................................................................14

iii
C. METODE PENELITIAN.................................................................15
1. DETERMINASI TANAMAN....................................................15
2. PENGERINGAN SERBUK......................................................15
3. PENETAPAN KADAR AIR DENGAN TITRASI KARL FISHER
....................................................................................................15
4. PEMBUATAN EKSTRAK DENGAN MASERASI.................16
5. UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN JOMBANG TERHADAP SEL
LEUKIMIA L1210.....................................................................16
6. ANALISIS EKSTRAK DAUN JOMBANG YANG PALING AKTIF
MENGHAMBAT SEL LEUKEMIA L1210 DENGAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.............................................18
7. ANALISIS KANDUNGAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
PADA EKSTRAK DAUN JOMBANG.....................................19
8. ANALISIS HASIL.....................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.I Daun Jombang.......................................................................5

Gambar II.II Sturuktur Taraxacetrol...........................................................7

Gambar II. III Sturuktur Taraxerol................................................................7

v
DAFTAR TABEL

Tabel II.I Klasifikasi Aktivitas Sitotoksik.....................................................9

Tabel II.II Analisis Probit............................................................................20

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Kerja Penelitian Secara Umum..................................24

Lampiran 2 Skema Kerja Pengenceran sampel untuk uji aktivitas sitotoksik ekstrak

n-heksan, etilasetat, dan etanol daun jombang terhadap sel leukemia

L1210.....................................................................................25

Lampiran 3 Jadwal Kegiatan.....................................................................26

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan


tropis antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera
(Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) terdiri atas sekitar 17.500
pulau dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km. Wilayah Indonesia
luasnya sekitar 9 juta km2 (2 juta km2 daratan dan 7 juta km2 lautan).
Indonesia mempunyai tingkat keberagaman hayati yang sangat tinggi.
Tumbuhan di indonesia diperkirakan memiliki 25% dari spesies
tumbuhan berbunga yang ada di dunia atau merupakan urutan negara
terbesar ketujuh dengan jumlah spesies mencapai 20.000 spesies,
40% merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia (1).
Salah satu tanaman di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat
herbal adalah tanaman Jombang (Taraxacum officinale). Jombang
(Taraxacum officinale) dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama
Dandelion (2). Di Indonesia Jombang banyak tumbuh liar di lereng gunung,
tanggul, lapangan rumput, dan pinggir jalan di daerah berhawa sejuk.
Tanaman ini juga tumbuh di daerah subtropis dan tropis sekitar 1.700 m di
atas permukaan laut. Berdasarkan hasil yang didapat, tanaman jombang
diketahui memiliki aktivitas antara lain sebagai antioksidan, antifibrosis,
hepatoprotektif, antijamur, antibakteri, antiinflamasi, antiinfluenza,
antidepresan, antiproliferatif, dan mempercepat pengosongan lambung.
Berbagai aktivitas tersebut diuji secara in vivo (metode Cupric ion reducing
antioxidant capacity, metode uji hepatoprotektif yang diinduksi etanol)
maupun in vitro

1
(metode DPPH, metode MTT assay, metode Ferris-reducing antioxidant
power assay) (3)
 Obat herbal dan derivatnya semakin banyak digunakan sebagai
pengobatan komplementer untuk penyakit kanker. Sampai saat ini, telah
banyak uji klinik yang membuktikan efek menguntungkan dari obat herbal
dalam peningkatan kemungkinan bertahan hidup, modulasi system imun dan
kualitas hidup pada pasien kanker ketika digunakan secara kombinasi sebagai
dengan terapi konvensional.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker cukup tinggi. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit kanker di Indonesia 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar
330.000 orang (4). Sementara pada tahun 2018, prevalensi tumor/kanker
meningkat menjadi 1,8 per 1000 penduduk. Peningkatan tersebut kebanyakan
dipicu oleh gaya hidup  seperti merokok, konsumsi alkohol, kurangnya
aktivitas fisik dan konsumsi buah serta sayuran. Prevalensi kanker tertinggi
pada tahun 2018 berada di daerah Yogyakarta yaitu sebesar 4,9‰, diikuti
dengan DKI Jakarta sebesar 2,3‰, Bali sebesar 2,1‰, serta NTB 0,9‰ (5).
Menurut data Globocan 2018, prosentase jenis kanker yang terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut; kanker payudara (16,7%), kanker serviks
(9,3%), kanker paru (8,6%), kanker kolorektal (8,6%), kanker hati (5,3%) dan
kanker yang lain (51,5%) (6).
Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol daun jombang
(Taraxacum officinale) memiliki aktivitas sebagai sel antikanker dengan IC 50
= 195 μg/ml pada sel MCF-7 atau sel kanker payudara (7) dan IC 50 = 161,7
μg/ml HepG2 atau sel kanker hati (8). Nilai IC50 merupakan konsentrasi zat
uji yang dapat menghambat perkembangbiakan sel sebanyak 50% setelah
masa inkubasi 48 jam.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health
Organization (WHO), tahun 2017 kematian akibat leukemia di Indonesia
merenggut 11.314 jiwa. Angka kematian akibat kanker darah ini merupakan
nomor lima terbanyak setelah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker

2
serviks (leher rahim), dan kanker hati. Terdapat 13.948 kasus leukemia yang
terjadi pada tahun 2017, menjadikan kasus ini terbanyak kesembilan di
Indonesia. WHO menyebutkan prevalensi kanker darah di Indonesia dalam
lima tahun terakhir dapat mencapai 35.870 kasus (9).

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, daun


jombang (Taraxacum officinale) mempunyai banyak khasiat yaitu sebagai
antitumor, antineoplastic, antiinflamasi, cholague, imunostimulan, anti
diabetes, antidiuretik .
Para peneliti terdahulu telah menemukan aktivitas sitotoksik ekstrak
daun jombang (Taraxacum officinale) dengan IC50 = 195 μg/ml pada sel
MCF-7 atau sel kanker payudara (7) dan IC 50 = 161,7 μg/ml pada sel HepG2
atau sel kanker hati (8). Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang
menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini memiliki aktivitas sitotoksik
terhadap sel leukemia. Maka dari itu, penelitian ilmiah dilakukan untuk
melihat apakah ekstrak daun jombang dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan
etanol memiliki aktivitas sitotoksik pada sel L1210 atau sel leukemia serta
mengidentifikasi metabolit sekunder menggunakan profil kromatogram.

C. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi terkait aktivitas


sitotoksik dari ekstrak daun jombang (Taraxacum officinale) terhadap sel
leukemia L1210 serta senyawa metabolit sekunder yang terkandung di
dalamnya.

3
D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mendapatkan aktivitas sitotoksik pada ekstrak daun Jombang


(Taraxacum officinale) terhadap sel leukemia (kanker darah) L1210.
2. Untuk mengetahui informasi mengenai kandungan metabolit sekunder
pada ekstrak daun Jombang (Taraxacum officinale) menggunakan metode
kromatografi lapis tipis.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJUAUAN BOTANI

Gambar II.1. Tanaman Jombang (Taraxacum officinale) (9)

1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Curcuma
Spesies : (Taraxacum officinale [L.] Weber ex F.H.Wigg.)

2. Sinonim
Leontondon taraxacum L.

3. Nama Daerah
Jombang (Jawa)

5
4. Nama Asing
Dandelion (Inggris), Agrioradiko (Yunani), Tampopo (Jepang)

5. Deksripsi Tanaman
Umumnya tanaman jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul,
lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa sejuk. Terna
menahun, tinggi 10–25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan
seperti susu. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing,
pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur,
kadang berbagi sangat dalam, panjang 6–15 cm dan lebar 2–3,5 cm,
berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal,
bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih dan
berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter 2,5–
3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung dan berwarna putih. Akarnya panjang,
tunggal, atau bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau
dibuat salad yang berkhasiat sebagai tonikum. Daun tua dapat dikukus
atau dimasak sebagai sayuran. Bunganya dapat digunakan untuk memberi
warna kuning pada minuman atau kain. Jombang dapat diperbanyak
dengan biji (10).

6. Kandungan Kimia
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin,
pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar mengandung taraxol, taraxerol,
taraxicin, taraxasterol, bamyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline,
levulin, pektin, inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun
mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, karotenoid,
kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor,
silikon, sulfur, dan vitamin (A, BI, B2, C dan D). Bunga mengandung
arnidiol dan flavor-xanthin. Polen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-
en-3ß-ol, asam folat, dan vitamin C (10).

6
Gambar II.II. Sturuktur Taraxacetrol (11)

Gambar II.III. Sturuktur Taraxerol (11)

7. Indikasi
Herba dapat digunakan sebagai pengobatan hepatitis, kolesistitis, serta
radang dan abses payudara, infeksi dan batu saluran kencing, parotitis,
diare, gastritis, tidak nafsu makan, diabetes mellitus, tumor pada sistem
pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas), kanker
payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, serta gusi (10)

7
B. KANKER

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel pada
jaringan tubuh yang mengalami mutasi dan perubahan struktur biokimia.
Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan dikarenakan
kecepatan kerusakan sel-sel kanker belum optimal dihadapi dengan terapi
kimia. Kanker terutama berasal oleh kerusakan atau mutasi dari
protoonkogen yang dikode untuk protein yang terlibat dalam induksi
proliferasi dan diferensiasi sel, dan tumor supresor gen yang dikode untuk
protein yang menghasilkan sinyal penghambatan pertumbuhan sel dan
merangsang apoptosis. Saat ini kanker merupakan penyakit mematikan dan
penyebab utama kematian di negara industri dan penyebab kedua kematian di
negara berkembang. Sebanyak 12,7 kasus baru kanker dilaporkan setiap
tahun dengan angka kematian 7,6 juta diseluruh dunia (12).
Kanker dapat muncul di semua sel dan jaringan tubuh, seperti jaringan ikat,
sel paru, sel darah, sel otak, sel kulit, sel hati, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu kanker menurut tempat pertumbuhannya dibagi beberapa jenis
yaitu :
1. Karsinoma yaitu sel yang muncul pada lapisan pembatas organ
misalnya kanker kulit, kanker kolon, dan kanker mamae.
2. Sarcoma yaitu kanker yang timbul dari jaringan ikat misalnya
kanker tulang.
3. Leukemia yaitu jumlah sel dalam darah putih meningkat
misalnya kanker darah putih.
4. Lymphoma yaitu kanker yang timbul pada jaringan limfa
misalnya limfosarkoma (13).

Daun Jombang biasanya digunakan untuk pengobatan kanker payudara,


paru-paru, leher rahim/serviks, gusi, leukemia granulositik kronik serta gusi dan hati
oleh masyarakat (8,10).

8
C. EKSTRAKSI (14,15)

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan


menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan
tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal
perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul
yang sama (13). Metode ekstraksi sederhana yang digunakan adalah maserasi,
Maserasi dilakukan dengan memasukkan bubuk tanaman dan pelarut yang
sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Pelarut
yang dapat digunakan untuk ekstraksi senyawa bioaktif pada temulawak salah
satunya adalah etanol. Etanol merupakan pelarut organik dengan polaritas
medium dengan sifat mudah menguap (14).

D. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK SECARA IN VITRO (16,17)

Uji sitotoksik merupakan uji kuantitatif yang dilakukan secara in vitro


dengan menggunakan kultur sel guna mendeteksi adanya kerusakan sel oleh
perubahan morfologis, penentuan kerusakan sel, mengukur jumlah
pertumbuhan sel dari suatu senyawa untuk mendapatkan senyawa yang
bersifat sitotoksik yang dapat digunakan untuk pengobatan (16).
Aktivitas sitotoksik diperoleh dalam bentuk IC50 yang menunjukkan
konsentrasi zat uji yang dapat menghambat perkembangbiakan sel sebanyak
50% setelah masa inkubasi 48 jam. Kekuatan aktivitas sitotoksik berdasarkan
nilai IC50 diklasifikasikan berdasarkan Tabel II.1 (17).

9
Tabel II.1. Klasifikasi sitotoksisitas (17)

Sitotoksisitas Nilai IC50


Sitotoksisitas sangat kuat <10 mcg/ml
Sitotoksisitas kuat 10-100 mcg/ml
Sitotoksisitas sedang 100-500 mcg/ml

E. KROMATOGRAFI (18,19)

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh


suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua
fase, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah
tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas
disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap,
ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing
zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik.

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


KLT adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi
dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas) yang menyebabkan
terjadinya perbedaan migrasi dari masing-masing komponen.

1. Fase diam
Pemilihan fase diam pada KLT didasarkan pada sifat fisika
kimia komponen sampel yang akan dipisahkan meliputi
polaritas, kelarutan, kemampuan mengion, berat molekul,
bentuk dan ukuran analit. Sorben fase diam pada KLT dapat
berupa senyawa anorganik maupun organik. Sorben anorganik
misalnya alumunium oksida, silikon oksida, magnesium
karbonat, kalsium karbonat, dan lain-lain. Sedangkan sorben
organik misalnya pati dan selulosa (18).

10
2. Fase gerak
Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau
beberapa pelarut. Fase gerak bergerak di dalam fase diam
yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler. Pelarut
yang digunakan hanyalah pelarut bertingkat mutu analitik dan
bila diperlukan, sistem pelarut multikomponen ini harus
berupa suatu campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas
maksimum tiga komponen (19)

F. LANDASAN TEORI

Jombang (Taraxacum officinale) merupakan tanaman yang biasanya


tumbuh di daerah berhawa dingin. Ekstrak etanol dari daun Jombang
(Taraxacum officinale) menunjukkan aktivitas menghambat pertumbuhan sel
kanker payudara dengan IC50 = 195 μg/ml pada sel MCF-7 dan pertumbuhan
sel kanker hati dengan IC50 = 161,7 μg/ml pada sel HepG2.
Penelitian selanjutnya akan dilakukan maserasi bertahap dengan
pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol sehingga diperoleh ekstrak daun
jombang yang paling berpotensi dalam menghambat pertumbuhan sel L1210.
Masih belum banyak kandungan metabolit sekunder dalam daun jombang
yang telah dilaporkan, sehingga pada penelitian kali ini dapat diketahui
golongan senyawa yang terkandung pada tanaman tersebut menggunakan
metode Kromatografi Lapis Tipis.

G. HIPOTESIS

Ekstrak daun jombang (Taraxacum officinale) memiliki aktivitas sitotoksik


dalam menghambat pertumbuhan sel leukemia L1210, serta kandungan
senyawa metabolit sekunder dapat diamati dengan profil Kromatografi Lapis
Tipis (KLT).

11
BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

A. PRINSIP PENELITIAN

Serbuk kering daun jombang ditimbang dan dimaserasi. Maserasi dilakukan


dengan cara bertahap berdasarkan tingkat kepolaran pelarutnya. Pelarut yang
digunakan adalah n-heksan, etil asetat, dan etanol. Kemudian ekstrak kental
yang didapat diuapkan dengan menggunakan rotavapor, lalu di uji aktivitas
sitotoksiknya dengan menggunakan sel leukemia L1210. Setelah itu ekstrak
yang paling aktif ditetapkan. Ekstrak tersebut dianalisis dengan menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dari hasil penampang bercak KLT, dapat
ditentukan metabolit sekunder dari ekstrak tersebut.

B. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Kesehatan, Pusat Aplikasi Isotop


dan Radiasi (PAIR) BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No. 49 Pasar Jumat,
Jakarta Selatan.

C. PENGUMPULAN DAN DETERMINASI TANAMAN

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jombang


(Taraxacum officinale) yang segar diperoleh dari kebun Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) Jl. Tentara Pelajar No. 3, Kampus
Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor 1611, lalu dikeringkan dan dibentuk
menjadi serbuk kasar. Determinasi daun jombang dilakukan pada suhu kamar

12
(25oC) oleh peneliti di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi
(LIPI), Cibinong, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, 16911

D. TAHAPAN PENELITIAN

1. Determinasi tanaman.
2. Penyiapan serbuk kering daun jombang.
3. Penetapan kadar air serbuk kering daun jombang.
4. Penimbangan sampel serbuk daun jombang.
5. Pembuatan ekstrak dengan cara maserasi bertingkat.
6. Uji sitotoksik ekstrak kental terhadap sel leukemia L12100 secara in vitro.
7. Analisis ekstrak paling aktif dengan KLT.
8. Analisis metabolit sekunder dengan penampak bercak yang sesuai.
9. Fraksinasi ekstrak paling aktif dengan kromatografi kolom terbuka
10. Uji sitotoksik fraksi-fraksi terhadap sel leukemia L1210
11.

13
BAB IV

BAHAN, ALAT DAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. BAHAN

1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jombang
(Taraxacum officinale) yang diperoleh dari Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor yang kemudian
dikeringkan menjadi serbuk kasar dan dideterminasi oleh peneliti
di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

2. Bahan Kimia dan Pereaksi


n-heksan, etil asetat, etanol, akuades, methanol, akuades steril,
NaHCO3, larutan serium sulfat 1%, larutan asam sulfat 10%, asam
asetat 1%, calf bovine serum (Gibco), RPMI-1640, Tryphan blue
1%, sel leukemia L1210 dari The Institute of Chemical Research
Jepang (RIKEN), lempeng silica GF254, pereaksi Dragendorff,
vanillin sulfat, AlCl3 5% dalam etanol P, FeCl3 1%.

B. ALAT

Timbangan analitik, bejana kromatografi lapis tipis, rotavapor (Buchi R-


22SE) dan (Buchi R-111) masing-masing dengan kapasitas 5 liter dan 1
liter, ultrasonic (NEY), inkubator CO2, mikroskop cahaya,
haemacytometer Neubaur improved, multiwall plate tissue culture, alat-

14
alat gelas, sero cluster plate, lampu UV 254 dan 365 nm, oven,
mikropipet, pemanas listrik, desikator hampa.

C. METODE PENELITIAN

1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Cibinong, Jl.
Raya Jakarta-Bogor KM. 46, 16911.

2. Pengeringan serbuk
Daun jombang segar dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan
kontaminasi pengotor serta benda asing lain yang tidak diinginkan,
lalu dikeringkan di ruangan suhu 25-30oC

3. Penetapan kadar air dengan titrasi Karl Fisher (20)


Cara penetapannya dilakukan dengan memasukkan lebih kurang 50
mg serbuk daun jombang dengan cepat sejumlah zat yang ditimbang
saksama yang diperkirakan mengandung 10 mg sampai 50 mg air ke
dalam alat. Kadar air akan tercatat secara otomatis. Syarat kadar air
yang baik untuk bahan alam adalah 3-10%.

Pembuatan pereaksi Karl Fisher :


Ditambahkan 133 g iodium P ke dalam larutan yang mengandung 425
ml methanol P dan 425 ml piridin P dan etilenglikol monometil.
Dimasukkan 100 ml piridin P ke dalam silinder berskala 250 ml dan
dinginkan dalam tangan es, dialirkan belerang oksida kering sampai
voleme mencapai 200 ml. Ditambahkan secara perlahan larutan
piridin P sambil dikocok ke dalam campuran larutan iodium yang
didinginkan. Dikocok secara perlahan untuk melarutkan iodium.
Dibiarkan semalam sebelum dibakukan. 1 ml larutan ini jika dibuat

15
segar setara dengan lebih kurang 5 mg air karena terurai secara
bertahap maka dibakukan dalam waktu 1 jam sebelum uji digunakan
dan terlindung dari cahaya. Larutan pereaksi induk disimpan dalam
wadah bersumbat kaca yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
di dalam lemari pendingin.

4. Pembuatan ekstrak dengan maserasi (21)


Serbuk daun jombang kering ditimbang ± 200 mg dimasukkan dalam
wadah maserasi. Serbuk daun jombang kering dimaserasi sebanyak
lima kali hingga sempurna dengan masing-masing 2 liter pelarut.
Maserasi diawali dengan menggunakan pelarut n-heksan, kemudian
residunya dimaserasi dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan pelarut
etanol. Simplisia direndam dalam pelarut selama 24 jam dan beberapa
kali dilakukan pengadukan.
Proses maserasi dilakukan hingga semua senyawa yang
terkandung dalam simplisia terekstraksi sempurna ke dalam pelarut.
Hasil maserasi disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat
hasil penyaringan dipekatkan dengan menggunakan rotavapor hingga
diperoleh ekstrak kental. Hal yang sama dilakukan pada proses
maserasi dengan pelarut etil asetat dan etanol.

5. Uji toksisitas ekstrak daun Jombang terhadap sel Leukimia


L1210 (22)
Pengujian uji sitotoksisitas ketiga ekstrak yang diperoleh dilakukan
terhadap sel leukemia L1210.
a. Pembuatan Media
Media dibuat dengan sejumlah 10,4 g RPMI- 1640 yang
mengandung L-glutamin dilarutkan dalam 1 L air steril (A).
Kemudian sebanyak 1,3 g NaHCO3 dilarutkan dalam 50 ml air
steril (larutan B). Selanjutnya sebanyak 25 ml larutan B
ditambahkan ke dalam 475 ml larutan A, maka diperoleh 500 ml

16
media (larutan C). Pada saat pengujian dibuat larutan segar 15 ml
calf bovine serum ditambahkan ke dalam 85 ml larutan C. Semua
pekerjaan dilakukan di ruang steril.

b. Penanaman Sel
Sel leukemia L1210 disuspensikan ke dalam media yang telah
mengandung fetal bovine serum sehingga jumlah sel sekitar 2 x
105 sel/ml. Sel leukemia L1210 yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari The Institute of Physical and Chemical
Research, Jepang.
Pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak dilakukan dengan variasi
dosis 5, 10, 20, 40, dan 80 bpj dalam metanol). Media yang telah
mengandung suspensi sel leukemia L1210 (2 x 105 sel/ml) dan zat
uji dimasukkan ke dalam multi well plate tissue’s culture sehingga
volume total 1 mL dalam setiap sumuran. Sebagai kontrol
digunakan 10 µL metanol yang telah ditambahkan 990 µl suspensi
sel. Percobaan dilakukan duplo, selanjutnya suspensi sel yang
telah diisi zat uji diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC dalam
inkubator 5% CO2 . Perhitungan sel dilakukan menggunakan
haemocytometer Neubauer improved.
Untuk membedakan antara sel hidup dengan sel mati, maka
sebelum dilakukan penghitungan 90 µL suspensi dimasukkan ke
dalam sero cluster plate (96 sumuran) dan ditambah 10 µL larutan
1% tryphan blue dan dihomogenkan. Sebanyak 10 µL larutan
dialirkan ke dalam haemocytometer Neubauer improved. Setelah
itu, jumlah sel yang masih hidup dihitung di bawah mikroskop.
Sel hidup terlihat sebagai bulatan bening, sedangkan sel mati
terlihat sebagai bercak biru pekat yang bentuknya tidak teratur.

17
c. Perhitungan Sel
Persentase penghambatan zat uji terhadap pertumbuhan sel
leukemia L1210 dihitung sebagai berikut: % Inhibisi =

A
(
% 1−
B )
×100 %

A : adalah jumlah sel hidup dalam media yang mengandung


zat uji.
B : adalah jumlah sel hidup dalam media yang tidak
mengandung zat uji.

Selanjutnya, data persentase inhibisi diplotkan ke tabel probit


untuk memperoleh nilai probit. Kemudian dibuat grafik antara log
konsentrasi (x) dan probit (y) sehingga diperoleh persamaan
regresi linier y = a + bx. Dengan memasukkan nilai y = 5 (probit
dari 50%), maka diperoleh nilai x (log konsentrasi), nilai IC 50
dengan mengkonversikan nilai log konsentrasi ke bentuk anti log.
IC50 adalah konsentrasi zat uji yang dapat menghambat
perkembangbiakan sel sebanyak 50% setelah masa inkubasi 48
jam.

6. Analisis ekstrak daun jombang yang paling aktif menghambat sel


leukemia L1210 dengan kromatografi lapis tipis (23)
Ekstrak daun jombang yang paling aktif akan menghambat sel
leukemia L1210, ditotolkan masing-masing sebanyak 10 μl pada
lempeng silica GF254. Optimasi pelarut dilakukan terlebih dahulu
sehingga didapatkan eluen dengan perbandingan yang tepat. Setelah
dieluasi, hasilnya diamati dan ditandai di bawah lampu UV dengan
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. Lempeng kemudian
disemprot dengan pereaksi penampak bercak asam borat – metanol
lalu dipanaskan di atas hot plate hingga` terbentuk bercak yang tetap.

18
7. Analisis kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak
daun jombang (23)
Setelah dilakukan analisis optimasi eluen kromatografi lapis tipis,
identifikasi dilanjutkan dengan menggunakan penampak bercak
yang berbeda untuk mengetahui jenis metabolit sekunder pada
daun jombang. Golongan senyawa metabolit sekunder yang diuji
adalah flavonoid dengan pereaksi penampak bercak AlCl3 1%
dalam etanol, alkaloid dengan pereaksi penampak bercak
dragendorff dan terpenoid dengan pereaksi penmpak bercak
vanilin sulfat. Jika positif flavonoid akan berwarna hijau
kekuningan, alkaloid jika positif akan timbul warna orange dan
terpenoid jika positif akan timbul warna merah muda keunguan
pada KLT.
Larutan daun jombang dibuat dengan melarutkan 1 mg ekstrak
kental dalam 1 ml pelarut. Lalu ditotolkan dengan menggunakan
pipa kapiler pada lempeng silika gel GF 254. Setelah dilakukan
eluasi dengan menggunakan pelarut yang telah dioptimasi bercak
diamati di sinar UV 254 dan 366 nm. Bercak muncul ditandai
dengan pensil.
Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia terhadap ekstrak aktif
daun jombang :
a. Identifikasi Tanin
Dilakukan dengan melarutkan 0.5 gram ekstrak kental daun
jombang dalam 10 ml aquades menggunakan tabung reaksi,
kemudian disaring dan filtrat ditambah dengan 3 tetes FeCl3
1%. Bila positif akan timbul warna hijau kehitaman.
b. Identifikasi Saponin
Dilakukan dengaan melarutkan ekstrak kental daun jombang
dalam 10 ml air panas menggunakan tabung reaksi, kemudian
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Bila ekstrak positif
mengandung saponin akan terbentuk busa stabil.

19
D. ANALISIS HASIL

Data uji hayati (bio assay) dianalisi menggunakan analisis probit untuk
menentukan IC50 ekstrak hasil maserasi. Analisis kandungan golongan
metabolit sekunder dalam ekstrak etanol daun jombang dilakukan dengan
kromatografi lapis tipis dan penampak bercak.

Tabel II.1I. Analisis Probit. (24)

Probit
Persentase 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 - 2,67 2,9 3,1 3,25 3,3 3,45 3,52 3,59 3,66


5 2 6
10 3,7 3,77 3,8 3,8 3,93 3.9 4,01 4,05 4,08 4,12
2 2 7 6
20 4,1 4,19 4,2 4,2 4,29 4,3 4,36 4,39 4,42 4,45
6 3 6 3
30 4,4 4,50 4,5 4,5 4,59 4,6 4,64 4,65 4,69 4,72
8 3 6 1
40 4,7 4,77 4,8 4,8 4,85 4,8 4,90 4,92 4,95 4,97
5 0 2 7
50 5.0 5,03 5,0 5,0 5,10 5,1 5,15 5,18 5,20 5,23
0 5 8 3
60 5,2 5,28 5,3 5,3 5,36 5,3 5,41 5,44 5,47 5.50
5 1 3 9
70 5,5 5,55 5,5 5,6 5,64 5,6 5,71 5,74 5,77 5,81
2 8 1 7
80 5,8 5,88 5.9 5,9 5,99 6,0 6,08 6,13 6,18 6,23
4 2 5 4
90 6,2 6,34 6,4 6,4 6,55 6,6 6,75 6,88 7,05 7,33
8 1 8 4
99 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
7,3 7,37 7,4 7,4 7,51 7,5 7,65 7,75 7,88 9,09
3 1 6 8

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusmana, Cecep., Agus H. Keanekaragaman Hayati Flora di


Indonesia (The Biodiversity of Flora in Indonesia). Jurnal
Pengelolaan Sumber daya Alam dan Lingkungan. Bogor :
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 2015;5(2): h
188.
2. Azhari, Nidya T.P, Ety A. Peranan Jombang (Taraxacum
officinale) sebagai Hepatoprotektor. Majority 2016;5(5): h 32-
5.
3. Ali, Nur A., Eli H. Berbagai Aktivitas Farmakologi Tanaman
Jombang (Taraxacum officinale). Bandung : Fakultas Farmasi
Universitas Padjajaran. 2019;18(1): h. 92.
4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2013.
5. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2018; h. 51
6. Indonesia – Global Cancer Observatory. Diambil dari .
https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-
indonesia-fact-sheets.pdf . Diakses 2 Februari 2020.
7. Rawa’a A. Muhammed1, Dhia S. Hassawi1, Nabeel K.
Ibaheem. Cytotoxic Activity of Taraxacum officinale
Ethanolic Plant Extract against Human Breast Cancer (MCF-
7) Cells and Human Hepatic (WRL-68) Cells. IJMG.
2018;11(1): h. 19.
8. Thu, Kyaw., Phyu Phyu M. Pharmacological activities of
Cuscuta reflexa (Shwe-nwe) stem and Taraxacum officinale

21
Weber ex F.H. Wigg. (Dai-Si) leaf extracts [abstract]. JMPS
2019;7:109.
9. World Health Organization Cancer. Diambil dari
https://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf?ua=1.
Diakses 2 Februari 2020.
10. Badrunasar, Anas., Harry Budi S. Tumbuhan Liar Berhasiat
Obat. Edisi 1. Bogor: Forda Press; 2016. h 62-7.
11. Shama, Kiran., Rasheeduz Zafar. Occurance of Taraxerol and
Taraxasterol in Medical Plants. Pharmagocnosy Review May
2015;h.23.
12. Wijaya, Cindy A., Muchtaridi M. Pengobatan Kanker Melalui
Metode Gen Terapi. Farmaka 2015;15(1): h 53-4.
13. Setyaningrum, Karina D, Arina M. Hubungan Dukungan
Keluarga terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara
yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Moewardi Surakarta (tesis), Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2018: h.11.
14. Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi
Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan 2014;7(2): h-361.
15. Amelinda, Ega., I Wayan Rai Widarta., Luh Putu Trisna
Darmayanti. Pengaruh Waktu Maserasi terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorriza Roxb.). Jurnal Ilmu Teknologi Pangan. 2018. h
166.
16. Weijia L, Jing Z, Yuyin X. Study of The In Vitro Cytotoxicity
Testing of Medical Devices. Journal of The National Center
for Biotechnologi Information. 2015(3): h. 607-612.
17. Nathida W, Apiyada N, Sahapat B, Thaweesak T, Bungornn
S. Evaluatin of the Anticancer Potential of Six Herbs Against
A Hepatoma Cell Line Chinese Medicine Journal. 2012;7(15):
h. 1-7.

22
18. Wulandari, Lestyo. Kromatografi Lapis Tipis. Edisi 1. Jember:
PT Taman Kampus Presindo; 2011. h.1-4.
19. Purwati, Anny. Penetapan Kadar Senyawa Α-Mangostin pada
Sediaan Decocta Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.) (skripsi). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2010. h. 7 dikutip dari Stahl, Egon.
Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung:
Penerbit ITB; 1985. h 3-8.
20. Lula N. Praktikum Kimia dan Analisis Pangan. Edisi 1.
Banten : Universitas Terbuka : 2016. h 21-22
21. Adani Eh. Sitotoksisitas Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos
Caudatus H.B.K) Terhadap Sel Leukimia L1210 Dan Profil
Kromatogramnya (skripsi). Jakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila; 2017. h. 17
22. Prabandaru, Niken R., Ermin K., Hendig W. Aktivitas
Sitotoksik Ekstrak dan Profil KLT dari Daun Suruhan
(Peperomia pellucida (L) Kunth Terhadap Sel Leukimia
L1210 (skripsi). Jakarta : Universitas Pancasila; 2018. h 19-20.
23. Ermin Katrin, Siva Fauziah, Susanto dkk. Kemampuan
Sitotoksik dan profil kromatogram Umbi Sarang Semut
(Myrmecodia Pendans Merr & Perry) setelah Diiradiasi
Gamma. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi; 2015.
11(2) h.137-152
24. Winarno, Eko. Uji Sitotoksik Ekstrak Kapang Apergillus sp.
Terhadap Sel Kanker Payudara T47D (skripsi). Depok:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 2011. h.51.

23
Lampiran 1: Skema Kerja Pengukuran IC50 dari Ekstrak Daun
Jombang (Taraxacum officinale [L.] Weber ex F.H.Wigg.)

Bahan Basah
Daun Jombang
D
Dikeringkan pada suhu
Simplisia kering
kamar
Maserasi dengan n-heksan

Ekstrak n-heksan Residu


Maserasi dengan
etil asetat
Ekstrak etil asetat Residu

Maserasi dengan
etanol
Ekstrak etanol Residu

Uji aktivitas sitotoksik


Leukimia L1210

Ekstrak paling aktif Profil Kromatografi


Fraksinasi Kolom Terbuka
Optimasi profil KLT

Profil KLT

Analisis kandungan
F1 F2 F3 F4 F5 Fn
senyawa metabolit
sekunder Uji sitotoksik fraksi-fraksi terhadap
sel leukemia L1210
1. Flavonoid
2. Terpenoid
3. Tanin
4. Saponin

24
Lampiran 2: Skema Kerja Pengencaran sampel untuk Uji Aktivitas
Sitotoksik Ekstrak n-heksan, Etil Asetat, dan Etanol Daun Jombang
terhadap Sel Leukemia L-1210

Ekstrak ditimbang 16 mg

Diencerkan 4x Diencerkan 4x +etanol ad 2,0 ml

Ekstrak (500 μg/ml) Ekstrak (2000 μg/ml) Ekstrak (8000 μg/ml)

10 μl 5 μl 10 μl 5 μl 10 μl

K 20
MeOH 5 μg/ml 10 μg/ml μg/ml 40 μg/ml 80 μg/ml

10 μg/ml

 Inkubasi ± 48 jam, 37oC


 Dihiting jumlah sel yang
hidup dengan
haemacytometer
neubauer improved

Jumlah sel hidup

25
JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Bulan Ke-


2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1
0
1. Penelusuran Pustaka
2. Penyusunan Makalah
Proposal
3. Ujian Proposal
4. Persiapan Lapangan
5. Pelaksanaan Penelitian
6. Pengolahan Data
7. Analisis Data
8. Penyusunan Buku Skripsi
9. Ujian Sidang Skripsi

26

Anda mungkin juga menyukai