FAKULTAS FARMASI
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
NPM 2016210164
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH.........................................................3
C. MANFAAT PENELITIAN..........................................................3
D. TUJUAN PENELITIAN..............................................................4
A. TINJAUAN BOTANI...................................................................5
B. KANKER......................................................................................8
C. EKSTRAKSI.................................................................................9
D. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK SECARA IN VITRO...............9
E. KROMATOGRAFI....................................................................10
F. LANDASAN TEORI..................................................................11
G. HIPOTESIS.................................................................................11
A. PRINSIP PENELITIAN.............................................................12
B. TUJUAN PENELITIAN.............................................................12
C. PENGUMPULAN DAN DETERMINASI TANAMAN...........12
D. TAHAPAN PENELITIAN.........................................................13
A. BAHAN............................................................................................14
B. ALAT................................................................................................14
iii
C. METODE PENELITIAN.................................................................15
1. DETERMINASI TANAMAN....................................................15
2. PENGERINGAN SERBUK......................................................15
3. PENETAPAN KADAR AIR DENGAN TITRASI KARL FISHER
....................................................................................................15
4. PEMBUATAN EKSTRAK DENGAN MASERASI.................16
5. UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN JOMBANG TERHADAP SEL
LEUKIMIA L1210.....................................................................16
6. ANALISIS EKSTRAK DAUN JOMBANG YANG PALING AKTIF
MENGHAMBAT SEL LEUKEMIA L1210 DENGAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.............................................18
7. ANALISIS KANDUNGAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
PADA EKSTRAK DAUN JOMBANG.....................................19
8. ANALISIS HASIL.....................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................21
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Skema Kerja Pengenceran sampel untuk uji aktivitas sitotoksik ekstrak
L1210.....................................................................................25
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
(metode DPPH, metode MTT assay, metode Ferris-reducing antioxidant
power assay) (3)
Obat herbal dan derivatnya semakin banyak digunakan sebagai
pengobatan komplementer untuk penyakit kanker. Sampai saat ini, telah
banyak uji klinik yang membuktikan efek menguntungkan dari obat herbal
dalam peningkatan kemungkinan bertahan hidup, modulasi system imun dan
kualitas hidup pada pasien kanker ketika digunakan secara kombinasi sebagai
dengan terapi konvensional.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker cukup tinggi. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit kanker di Indonesia 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar
330.000 orang (4). Sementara pada tahun 2018, prevalensi tumor/kanker
meningkat menjadi 1,8 per 1000 penduduk. Peningkatan tersebut kebanyakan
dipicu oleh gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, kurangnya
aktivitas fisik dan konsumsi buah serta sayuran. Prevalensi kanker tertinggi
pada tahun 2018 berada di daerah Yogyakarta yaitu sebesar 4,9‰, diikuti
dengan DKI Jakarta sebesar 2,3‰, Bali sebesar 2,1‰, serta NTB 0,9‰ (5).
Menurut data Globocan 2018, prosentase jenis kanker yang terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut; kanker payudara (16,7%), kanker serviks
(9,3%), kanker paru (8,6%), kanker kolorektal (8,6%), kanker hati (5,3%) dan
kanker yang lain (51,5%) (6).
Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol daun jombang
(Taraxacum officinale) memiliki aktivitas sebagai sel antikanker dengan IC 50
= 195 μg/ml pada sel MCF-7 atau sel kanker payudara (7) dan IC 50 = 161,7
μg/ml HepG2 atau sel kanker hati (8). Nilai IC50 merupakan konsentrasi zat
uji yang dapat menghambat perkembangbiakan sel sebanyak 50% setelah
masa inkubasi 48 jam.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health
Organization (WHO), tahun 2017 kematian akibat leukemia di Indonesia
merenggut 11.314 jiwa. Angka kematian akibat kanker darah ini merupakan
nomor lima terbanyak setelah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker
2
serviks (leher rahim), dan kanker hati. Terdapat 13.948 kasus leukemia yang
terjadi pada tahun 2017, menjadikan kasus ini terbanyak kesembilan di
Indonesia. WHO menyebutkan prevalensi kanker darah di Indonesia dalam
lima tahun terakhir dapat mencapai 35.870 kasus (9).
B. PERUMUSAN MASALAH
C. MANFAAT PENELITIAN
3
D. TUJUAN PENELITIAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJUAUAN BOTANI
1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Curcuma
Spesies : (Taraxacum officinale [L.] Weber ex F.H.Wigg.)
2. Sinonim
Leontondon taraxacum L.
3. Nama Daerah
Jombang (Jawa)
5
4. Nama Asing
Dandelion (Inggris), Agrioradiko (Yunani), Tampopo (Jepang)
5. Deksripsi Tanaman
Umumnya tanaman jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul,
lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa sejuk. Terna
menahun, tinggi 10–25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan
seperti susu. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing,
pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur,
kadang berbagi sangat dalam, panjang 6–15 cm dan lebar 2–3,5 cm,
berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal,
bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih dan
berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter 2,5–
3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung dan berwarna putih. Akarnya panjang,
tunggal, atau bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau
dibuat salad yang berkhasiat sebagai tonikum. Daun tua dapat dikukus
atau dimasak sebagai sayuran. Bunganya dapat digunakan untuk memberi
warna kuning pada minuman atau kain. Jombang dapat diperbanyak
dengan biji (10).
6. Kandungan Kimia
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin,
pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar mengandung taraxol, taraxerol,
taraxicin, taraxasterol, bamyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline,
levulin, pektin, inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun
mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, karotenoid,
kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor,
silikon, sulfur, dan vitamin (A, BI, B2, C dan D). Bunga mengandung
arnidiol dan flavor-xanthin. Polen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-
en-3ß-ol, asam folat, dan vitamin C (10).
6
Gambar II.II. Sturuktur Taraxacetrol (11)
7. Indikasi
Herba dapat digunakan sebagai pengobatan hepatitis, kolesistitis, serta
radang dan abses payudara, infeksi dan batu saluran kencing, parotitis,
diare, gastritis, tidak nafsu makan, diabetes mellitus, tumor pada sistem
pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas), kanker
payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, serta gusi (10)
7
B. KANKER
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel pada
jaringan tubuh yang mengalami mutasi dan perubahan struktur biokimia.
Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan dikarenakan
kecepatan kerusakan sel-sel kanker belum optimal dihadapi dengan terapi
kimia. Kanker terutama berasal oleh kerusakan atau mutasi dari
protoonkogen yang dikode untuk protein yang terlibat dalam induksi
proliferasi dan diferensiasi sel, dan tumor supresor gen yang dikode untuk
protein yang menghasilkan sinyal penghambatan pertumbuhan sel dan
merangsang apoptosis. Saat ini kanker merupakan penyakit mematikan dan
penyebab utama kematian di negara industri dan penyebab kedua kematian di
negara berkembang. Sebanyak 12,7 kasus baru kanker dilaporkan setiap
tahun dengan angka kematian 7,6 juta diseluruh dunia (12).
Kanker dapat muncul di semua sel dan jaringan tubuh, seperti jaringan ikat,
sel paru, sel darah, sel otak, sel kulit, sel hati, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu kanker menurut tempat pertumbuhannya dibagi beberapa jenis
yaitu :
1. Karsinoma yaitu sel yang muncul pada lapisan pembatas organ
misalnya kanker kulit, kanker kolon, dan kanker mamae.
2. Sarcoma yaitu kanker yang timbul dari jaringan ikat misalnya
kanker tulang.
3. Leukemia yaitu jumlah sel dalam darah putih meningkat
misalnya kanker darah putih.
4. Lymphoma yaitu kanker yang timbul pada jaringan limfa
misalnya limfosarkoma (13).
8
C. EKSTRAKSI (14,15)
9
Tabel II.1. Klasifikasi sitotoksisitas (17)
E. KROMATOGRAFI (18,19)
1. Fase diam
Pemilihan fase diam pada KLT didasarkan pada sifat fisika
kimia komponen sampel yang akan dipisahkan meliputi
polaritas, kelarutan, kemampuan mengion, berat molekul,
bentuk dan ukuran analit. Sorben fase diam pada KLT dapat
berupa senyawa anorganik maupun organik. Sorben anorganik
misalnya alumunium oksida, silikon oksida, magnesium
karbonat, kalsium karbonat, dan lain-lain. Sedangkan sorben
organik misalnya pati dan selulosa (18).
10
2. Fase gerak
Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau
beberapa pelarut. Fase gerak bergerak di dalam fase diam
yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler. Pelarut
yang digunakan hanyalah pelarut bertingkat mutu analitik dan
bila diperlukan, sistem pelarut multikomponen ini harus
berupa suatu campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas
maksimum tiga komponen (19)
F. LANDASAN TEORI
G. HIPOTESIS
11
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
A. PRINSIP PENELITIAN
B. TEMPAT PENELITIAN
12
(25oC) oleh peneliti di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi
(LIPI), Cibinong, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, 16911
D. TAHAPAN PENELITIAN
1. Determinasi tanaman.
2. Penyiapan serbuk kering daun jombang.
3. Penetapan kadar air serbuk kering daun jombang.
4. Penimbangan sampel serbuk daun jombang.
5. Pembuatan ekstrak dengan cara maserasi bertingkat.
6. Uji sitotoksik ekstrak kental terhadap sel leukemia L12100 secara in vitro.
7. Analisis ekstrak paling aktif dengan KLT.
8. Analisis metabolit sekunder dengan penampak bercak yang sesuai.
9. Fraksinasi ekstrak paling aktif dengan kromatografi kolom terbuka
10. Uji sitotoksik fraksi-fraksi terhadap sel leukemia L1210
11.
13
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN
1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jombang
(Taraxacum officinale) yang diperoleh dari Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor yang kemudian
dikeringkan menjadi serbuk kasar dan dideterminasi oleh peneliti
di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI.
B. ALAT
14
alat gelas, sero cluster plate, lampu UV 254 dan 365 nm, oven,
mikropipet, pemanas listrik, desikator hampa.
C. METODE PENELITIAN
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Cibinong, Jl.
Raya Jakarta-Bogor KM. 46, 16911.
2. Pengeringan serbuk
Daun jombang segar dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan
kontaminasi pengotor serta benda asing lain yang tidak diinginkan,
lalu dikeringkan di ruangan suhu 25-30oC
15
segar setara dengan lebih kurang 5 mg air karena terurai secara
bertahap maka dibakukan dalam waktu 1 jam sebelum uji digunakan
dan terlindung dari cahaya. Larutan pereaksi induk disimpan dalam
wadah bersumbat kaca yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
di dalam lemari pendingin.
16
media (larutan C). Pada saat pengujian dibuat larutan segar 15 ml
calf bovine serum ditambahkan ke dalam 85 ml larutan C. Semua
pekerjaan dilakukan di ruang steril.
b. Penanaman Sel
Sel leukemia L1210 disuspensikan ke dalam media yang telah
mengandung fetal bovine serum sehingga jumlah sel sekitar 2 x
105 sel/ml. Sel leukemia L1210 yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari The Institute of Physical and Chemical
Research, Jepang.
Pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak dilakukan dengan variasi
dosis 5, 10, 20, 40, dan 80 bpj dalam metanol). Media yang telah
mengandung suspensi sel leukemia L1210 (2 x 105 sel/ml) dan zat
uji dimasukkan ke dalam multi well plate tissue’s culture sehingga
volume total 1 mL dalam setiap sumuran. Sebagai kontrol
digunakan 10 µL metanol yang telah ditambahkan 990 µl suspensi
sel. Percobaan dilakukan duplo, selanjutnya suspensi sel yang
telah diisi zat uji diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC dalam
inkubator 5% CO2 . Perhitungan sel dilakukan menggunakan
haemocytometer Neubauer improved.
Untuk membedakan antara sel hidup dengan sel mati, maka
sebelum dilakukan penghitungan 90 µL suspensi dimasukkan ke
dalam sero cluster plate (96 sumuran) dan ditambah 10 µL larutan
1% tryphan blue dan dihomogenkan. Sebanyak 10 µL larutan
dialirkan ke dalam haemocytometer Neubauer improved. Setelah
itu, jumlah sel yang masih hidup dihitung di bawah mikroskop.
Sel hidup terlihat sebagai bulatan bening, sedangkan sel mati
terlihat sebagai bercak biru pekat yang bentuknya tidak teratur.
17
c. Perhitungan Sel
Persentase penghambatan zat uji terhadap pertumbuhan sel
leukemia L1210 dihitung sebagai berikut: % Inhibisi =
A
(
% 1−
B )
×100 %
18
7. Analisis kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak
daun jombang (23)
Setelah dilakukan analisis optimasi eluen kromatografi lapis tipis,
identifikasi dilanjutkan dengan menggunakan penampak bercak
yang berbeda untuk mengetahui jenis metabolit sekunder pada
daun jombang. Golongan senyawa metabolit sekunder yang diuji
adalah flavonoid dengan pereaksi penampak bercak AlCl3 1%
dalam etanol, alkaloid dengan pereaksi penampak bercak
dragendorff dan terpenoid dengan pereaksi penmpak bercak
vanilin sulfat. Jika positif flavonoid akan berwarna hijau
kekuningan, alkaloid jika positif akan timbul warna orange dan
terpenoid jika positif akan timbul warna merah muda keunguan
pada KLT.
Larutan daun jombang dibuat dengan melarutkan 1 mg ekstrak
kental dalam 1 ml pelarut. Lalu ditotolkan dengan menggunakan
pipa kapiler pada lempeng silika gel GF 254. Setelah dilakukan
eluasi dengan menggunakan pelarut yang telah dioptimasi bercak
diamati di sinar UV 254 dan 366 nm. Bercak muncul ditandai
dengan pensil.
Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia terhadap ekstrak aktif
daun jombang :
a. Identifikasi Tanin
Dilakukan dengan melarutkan 0.5 gram ekstrak kental daun
jombang dalam 10 ml aquades menggunakan tabung reaksi,
kemudian disaring dan filtrat ditambah dengan 3 tetes FeCl3
1%. Bila positif akan timbul warna hijau kehitaman.
b. Identifikasi Saponin
Dilakukan dengaan melarutkan ekstrak kental daun jombang
dalam 10 ml air panas menggunakan tabung reaksi, kemudian
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Bila ekstrak positif
mengandung saponin akan terbentuk busa stabil.
19
D. ANALISIS HASIL
Data uji hayati (bio assay) dianalisi menggunakan analisis probit untuk
menentukan IC50 ekstrak hasil maserasi. Analisis kandungan golongan
metabolit sekunder dalam ekstrak etanol daun jombang dilakukan dengan
kromatografi lapis tipis dan penampak bercak.
Probit
Persentase 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Weber ex F.H. Wigg. (Dai-Si) leaf extracts [abstract]. JMPS
2019;7:109.
9. World Health Organization Cancer. Diambil dari
https://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf?ua=1.
Diakses 2 Februari 2020.
10. Badrunasar, Anas., Harry Budi S. Tumbuhan Liar Berhasiat
Obat. Edisi 1. Bogor: Forda Press; 2016. h 62-7.
11. Shama, Kiran., Rasheeduz Zafar. Occurance of Taraxerol and
Taraxasterol in Medical Plants. Pharmagocnosy Review May
2015;h.23.
12. Wijaya, Cindy A., Muchtaridi M. Pengobatan Kanker Melalui
Metode Gen Terapi. Farmaka 2015;15(1): h 53-4.
13. Setyaningrum, Karina D, Arina M. Hubungan Dukungan
Keluarga terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara
yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Moewardi Surakarta (tesis), Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2018: h.11.
14. Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi
Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan 2014;7(2): h-361.
15. Amelinda, Ega., I Wayan Rai Widarta., Luh Putu Trisna
Darmayanti. Pengaruh Waktu Maserasi terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorriza Roxb.). Jurnal Ilmu Teknologi Pangan. 2018. h
166.
16. Weijia L, Jing Z, Yuyin X. Study of The In Vitro Cytotoxicity
Testing of Medical Devices. Journal of The National Center
for Biotechnologi Information. 2015(3): h. 607-612.
17. Nathida W, Apiyada N, Sahapat B, Thaweesak T, Bungornn
S. Evaluatin of the Anticancer Potential of Six Herbs Against
A Hepatoma Cell Line Chinese Medicine Journal. 2012;7(15):
h. 1-7.
22
18. Wulandari, Lestyo. Kromatografi Lapis Tipis. Edisi 1. Jember:
PT Taman Kampus Presindo; 2011. h.1-4.
19. Purwati, Anny. Penetapan Kadar Senyawa Α-Mangostin pada
Sediaan Decocta Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.) (skripsi). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2010. h. 7 dikutip dari Stahl, Egon.
Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung:
Penerbit ITB; 1985. h 3-8.
20. Lula N. Praktikum Kimia dan Analisis Pangan. Edisi 1.
Banten : Universitas Terbuka : 2016. h 21-22
21. Adani Eh. Sitotoksisitas Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos
Caudatus H.B.K) Terhadap Sel Leukimia L1210 Dan Profil
Kromatogramnya (skripsi). Jakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila; 2017. h. 17
22. Prabandaru, Niken R., Ermin K., Hendig W. Aktivitas
Sitotoksik Ekstrak dan Profil KLT dari Daun Suruhan
(Peperomia pellucida (L) Kunth Terhadap Sel Leukimia
L1210 (skripsi). Jakarta : Universitas Pancasila; 2018. h 19-20.
23. Ermin Katrin, Siva Fauziah, Susanto dkk. Kemampuan
Sitotoksik dan profil kromatogram Umbi Sarang Semut
(Myrmecodia Pendans Merr & Perry) setelah Diiradiasi
Gamma. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi; 2015.
11(2) h.137-152
24. Winarno, Eko. Uji Sitotoksik Ekstrak Kapang Apergillus sp.
Terhadap Sel Kanker Payudara T47D (skripsi). Depok:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 2011. h.51.
23
Lampiran 1: Skema Kerja Pengukuran IC50 dari Ekstrak Daun
Jombang (Taraxacum officinale [L.] Weber ex F.H.Wigg.)
Bahan Basah
Daun Jombang
D
Dikeringkan pada suhu
Simplisia kering
kamar
Maserasi dengan n-heksan
Maserasi dengan
etanol
Ekstrak etanol Residu
Profil KLT
Analisis kandungan
F1 F2 F3 F4 F5 Fn
senyawa metabolit
sekunder Uji sitotoksik fraksi-fraksi terhadap
sel leukemia L1210
1. Flavonoid
2. Terpenoid
3. Tanin
4. Saponin
24
Lampiran 2: Skema Kerja Pengencaran sampel untuk Uji Aktivitas
Sitotoksik Ekstrak n-heksan, Etil Asetat, dan Etanol Daun Jombang
terhadap Sel Leukemia L-1210
Ekstrak ditimbang 16 mg
10 μl 5 μl 10 μl 5 μl 10 μl
K 20
MeOH 5 μg/ml 10 μg/ml μg/ml 40 μg/ml 80 μg/ml
10 μg/ml
25
JADWAL KEGIATAN
26