Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

TINJAUAN AGRIBISNIS PETERNAKAN


Oleh:
R.Eviyati 1)
Abstrak
Potensi sub sektor peternakan mendapat porsi cukup besar untuk berkembang. Pengembangan
agribisnis peternakan mencakup semua kegiatan yang dimulai dengan pengadaan dan pengaturan
sarana produksi, produksi usahatani dan pemasaran, serta produk usahatani atau hasil olahannya.
Pengembangan agribisnis memerlukan penanganan subsistem yang ada di dalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Agribisnis peternakan harus
dipandang sebagai suatu sistem penyeluruh yang meliputi lahan, pembibitan, budidaya, industri
pengolahan hasil peternakan dan berbagai usaha pendukung peternakan yang memang sudah
saatnya tumbuh dan berkembang.

Key Words : peternakan, agribisnis, manajemen

I. PENDAHULUAN Komoditi peternakan dikenal sebagai


komoditas yang memiliki banyak manfaat.
Sektor agribisnis merupakan sektor yang
Produk utama ternak (daging, susu dan telur)
cukup potensial dan telah membuktikan di-
merupakan sumber bahan pangan yang bergizi
rinya sebagai salah satu sektor yang mampu
tinggi.
bertahan serta tumbuh selama krisis yang
Salah satu tantangan besar yang di-
melanda Indonesia. Pada dasarnya, Indonesia
harapkan sektor peternakan saat ini adalah laju
mempunyai potensi yang sangat besar di
kosumsi protein hewani asal ternak yaitu 2,89
bidang agribisnis, terbukti dari ketersediaan
gram / kapita / hari. (berasal dari konsumsi
sumberdaya alamnya yang berlimpah, lokasi
2,45 kg daging, 0,82 kg telur dan 0,47 kg susu)
wilayah Indonesia yang strategis di pasar
dibandingkan dengan tingkat konsumsi di
dunia, serta masih terbuka luasnya prospek
negara maju seperti Singapura, Jepang dan AS
pasar agribisnis, baik ditingkat nasional
masing-masing 22,69;53,50 dan 73 gram / ka-
maupun internasional. Agribisnis peternakan
pita / hari .
di Indonesia mempunyai potensi yang baik
Dalam rangka memacu pertumbuhan pro-
dimana konstribusi sub sektor peternakan
duksi peternakan nasional, seharusnya per-
terhadap sektor pertanian dan produk domestik
tanian harus lebih difokuskan kepada usaha
bruto pada tahun 2001 masing-masing adalah
peternakan rakyat dan ternak lokal.
11% dan 1,9%.

___________________________________
1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunungjati Cirebon

30
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

Pada umumnya ternak-ternak yang dipelihara penyaluran sarana produksi, produksi usa-
pada usaha peternakan raktyat adalah ternak- hatani / ternak dan pemasaran produk usaha
ternak lokal. Ternak lokal merupakan sumber- tani / ternak atau hasil olahannya. Kegiatan ini
daya ternak yang sudah lama dipelihara pe- mempunyai hubungan yang erat sehingga
ternak pedesaan dan berperan dalam men- gangguan pada salah satu kegiatan akan ber-
dukung ekonomi rumah tangga peternak. Oleh pengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan
karena itu usaha peternakan rakyat yang seha- dalam bisnis. Agribisnis peternakan di atas
rusnya menjadi basis pengembangan peter- tampak pada Gambar 1.
nakan nasional.
2.1 Pengadaan dan penyaluran sarana
produksi
II. ARTI DAN RUANG LINGKUP
AGRIBISNIS PETERNAKAN
Sarana produksi peternakan antara lain,
Agribisnis peternakan mencakup semua ke- benih bibit makanan ternak, pupuk, obat
giatan yang dimulai dengan pengadaan dan pemberantas hama dan penyakit, kredit,

Pengadaan dan Penyaluran Usahatani/ternak Pemasaran


Selama produksi

Lembaga Penunjang:
Koperasi.Bank, Lembaga Penelitian, Lembaga Penyuluhan,
Angkutan, Pasar, Peraturan Pemerintah

Gambar 1. Agribisnis dan lembaga penunjangnya

bahan bakar. Pelaku kegiatan pengadaan dan as, hasil ternak, hewan, dan ikan. Pelaku-
penyaluran sarana produksi adalah perorangan, pelaku kegiatannya yaitu produsen-produsen
perusahaan swasta, lembaga pemerintah, ko- yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha
perasi. tambak, pengusaha tanaman hias.

2.2 Usaha tani / ternak 2.3 Pemasaran

Usaha tani / ternak menghasilkan pu-puk- Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan
pupuk pertanian berupa bahan pangan, hasil disini yaitu mulai dari pengumpulan produk,
perkebunan, buah-buahan, bunga, tanaman hi- pengolahan, penyimpanan dan distribusi.

31
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

Sebagian dari produk yang dihasilkan usa- 3.3 Penggerakan (Directing)


hatani didistribusikan langsung ke konsumen,
Fungsi penggerakan ini adalah untuk men-
dan sebagian mengalami pengolahan lebih
dorong, motivasi dan merangsang gairah kerja
dulu lalu didistribusikan ke konsumen. Pelaku-
diantara anggota kelompok sehingga mereka
pelaku dalam kegiatan disini yaitu pengumpul
dapat terpanggil untuk melaksanakan tugas
produk, pengolah produk, pedagang, penyalur
sebaik-baiknya.
ke konsumen pembuat peti dan kaleng pem-
bungkus produk olahan.
3.4 Pengawasan

III. ASPEK-ASPEK AGRIBISNIS YANG


Fungsi pengawasan yaitu meliputi ke-giatan
MEMERLUKAN MANAJEMEN
evaluasi dan koreksi, apakah rencana dan
Dalam usaha Agribisnis memerlukan mana-
proses kerja yang sedang dilakukan selaras
jemen yang baik untuk penyelenggaraannya
dengan tujuan yang telah ditetapkan se-
harus diperhatikan yaitu pemasaran dimana
belumnya. Apakah terdapat hasil yang me-
akan menentukan wajah atau citra usaha
nyimpang dan makin jauh dari sasaran yang
Agribisnis/ perusahaan dalam menentukan ke-
telah ditargetkan maka segera dilakukan
langsungan usaha bisnis perusahaannya ter-
tindakan koreksi bim-bingan dan pembinaan.
sebut untuk masa selanjutnya.

IV. MANAJEMEN PRODUKSI


3.1 Perencanaan (planning)
Produksi adalah seperangkat prosedur dan
Fungsinya perencanaan yaitu mencakup
kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk
kegiatan yang berhubungan dengan masa yang
atau jasa. Dengan pengertian ini manajemen
akan datang. Perencanaan terdapat di setiap
produksi mencakup dalam pengambilan kepu-
sub sistem Agribisnis.
tusan sebagai langkah untuk persiapan pro-
3.2 Pengorganisasian (organizing) duksi dan untuk proses produksi yang sedang
dilakukan.
Fungsi pengorganisasian ini yaitu penyu-
Manajemen produksi ini memerlukan pe-
sunan struktur organisasi bisnis/ perusaha-an,
rencanaan, antara lain yang harus diperhatikan
penetapan personalia dan penetapan tugas serta
adalah :
wewenang masing-masing kelompok menurut
1. Perencanaan produk peternakan, yang da-
tata organisasi yang baik.
pat menghasilkan produkl-produk seperti
Dengan demikian bahwa pengorga-nisasian
yang berikut ini : (1)Ternak itik itu sendiri
merupakan alat yang terpenting untuk menca-
(ternak untuk bibit, ternak untuk ternak
pai tujuan usaha bisnis/perusahaan.

32
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

hias, untuk itik misalnya ternak muda, pusat kota, lokasi peternakan hendaknya lebih
ternak siap potong / jual). (2) Daging tinggi dari daerah sekitarnya, (3) untuk ke-
diperoleh dari ternak besar serta kecil, lancaran proses produksi maka lokasinya
unggas dan ternak tua, produk yang sebaiknya berdekatan dengan produsen/ pabrik
dipakai untuk pengawetan daging seperti, pakan ternak, (4) memiliki tanah yang subur
dendeng, abon.(3) Telur, diperoleh dari untuk tumbuhnya hijauan pakan ternak, (5)
ayam ras petelur, ayam buras, itik. (4) dekat dengan pasar/konsumen dan berdekatan
Susu (produk dari sapi perah), termasuk dengan sentral produksi komoditi peter-
produk olah-annya seperti mentega, keju, nakan/sentral populasi ternak, dan (6) sesuai
produksi susu dari kerbau perah, kambing dengan wilayah pengembangan usaha peter-
perah. (5) Beberapa hasil ikutan / nakan, wilayah penyebaran industri komoditi
sampingan dari peternakan seperti kulit, pe-ternakan dan wilayah pengembangan ex-
tulang, paruh, tanduk, bulu dan hasil port komoditi peternakan
pengo-lahannya seperti kulit samak,
3. Perencanaan standar mutu produk
tepung tulang.dan (6) Madu dan sarang
peternakan
wallet.
Adanya perencanaan standar mutu produk pe-
Untuk mendapatkan produk-produk di atas,
ternakan ini adalah untuk menyajikan produk
maka harus mengusahakan bidang usaha pe-
dengan mutu yang sebaik mungkin/memenuhu
ternakan yang meliputi pembibitan, pengem-
syarat minimal selera atau kemauan kon-
bangbiakan, penggemukan, pengolahan dan
sumen/-pasar, dan strategi untuk tidak ke-
pemasaran hasil dan pro-dusen peternakan.
tinggalan oleh konsumen/pasar, memper-
mudah pemilihan bahan-bahan yang diper-
2. Perencanaan lokasi peternakan
lukan untuk produksi, pengendalian atau
Secara teknis, pemilihan lokasi menjadi
pengawasan atas mutu produk yang harus
bahan pertimbangan seorang pimpinan agri-
dilakukan.
bisnis. Sumber bahan mentah/persediaan,
tersedianya tenaga kerja, lokasi pasar, dan
V. PENGENDALIAN PROSES
perangsang khusus yang tersedia di suatu PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
PETERNAKAN
tempat hendaknya (1) sesuai dengan lokasi
yang ditentukan oleh pemerintah daerah
5.1 Jenis
setempat, (2). lokasi sosial dan masyarakat
Hewan ternak dapat dikelompokkan men-
setempat tidak bertentangan dengan ketertiban
jadi beberapa golongan seperti berikut ini :
dan ke-pentingan umum, (2) tidak terletak di

33
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

a) Golongan ruminansia kita lihat dalam jenis-jenis ternaknya, resiko


pemeliharaannya bervariasi. Sebenarnya se-
Golongan ruminansia dikelompokan
mua jenis ternak mempunyai resiko, tetapi
lagi menjadi dua, yaitu ruminansia
untuk jenis-jenis yang besar seperti sapi,
besar dan ruminansia kecil. Jenis
kerbau, kambing, dan domba, resikonya lebih
ruminansia besar diantaranya sapi
rendah dari pada jenis ternak kecil seperti
perah, pekerja, dan potong dan
ayam dan puyuh.
kerbau. Jenis. Ruminansia kecil misal-
nya domba dan kambing.
d) Perputaran modalnya bervariasi
b) Golongan unggas
Perputaran modal dalam bisnis komoditi
Golongan unggas ini antara lain ayam
ternak bervariasi tergantung dari jenis
(ras dan buras), itik, entok, dan mer-
ternak yang diusahakan.
pati.
c) Golongan aneka ternak e) Keuntungan suplai
Golongan ini antara lain meliputi pu- Produk ternak atau ternak hidup dapat
yuh, marmot, kelinci,dan kuda. dijual kapan saja karena setiap saat kon-
sumen membutuhkan produk dari peter-
5.2 Sifat nakan itu.
Adapun sifat dari komoditi peternakan
5.3 Budi daya
antara lain seperti berikut ini.
a) Tidak tergantung musim
Budi daya harus dapat berjalan ber-iringan
b) Dipengaruhi jarak antara lokasi usaha
dengan pemasaran. Maksud-nya, dari budi
konsumen
daya diharapkan bisa diperoleh hasil produksi
c) Tidak mudah rusak
berupa ternak, daging, telur, atau susu; atau
d) Resiko tinggi
bisa pula hasil ikutan dan olahan peternakan
Ternak hidup mempunyai sifat tidak mudah
yang berkualitas baik. , pemasaran yang akan
rusak. Biasanya pengiriman ternak jarang se-
menyalurkan produk-produk di atas ke tangan
kali yang dalam bentuk daging potong, mak-
konsumen atau pasar. Bila target budi daya
sudnya di sini bukan dalam bentuk ternak
terpenuhi, pemasaran pun akan melakukan
hidup. Oleh karena itu, komoditi ternak hidup
fungsinya dengan baik.
tidak mudah rusak. Berlainan dengan sifat
Berikut ini akan dikemukakan ke empat
yang diambil produknya (misalnya susu).
faktor budi daya di atas juga akan diuraikan
Komoditi ternak yang dalam sifat
mengenai budi daya untuk memenuhi pasaran
pengiriman ternaknya tidak mudah rusak bila
rutin, non-rutin, dan trend.

34
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

Pada bagian awal telah diungkapkan bahwa


a) Pemilihan bibit ternak yang meliputi :
makanan ternak merupakan faktor industri
1) asal-usul/silsilah ternak termasuk bangsa yang menuntut biaya paling besar: 60-80%
ternak dari ongkos produksi. Oleh karena itu. Cara
2) kapasitas produksi (umur, pertambahan pemberian ransum harus memungkinkan untuk
berat, produksi daging, lemak, dan seba- memperkecil ongkos produksi ini. Untuk itu,
gainya) kita harus melakukan beberapa hal sebagai
3) kapasitas reproduksi (kesuburan ternak, berikut.
jumlah anak yang lahir dan hidup normal,
1) Mengusahakan agar ransum yang kita
umur pertama kawin, siklus birahi, lama
susun memenuhi persyaratan, baik dari
bun-ting, keadaan waktu melahirkan, ke-
segi teknis maupun eko-nomisnya.
mampuan membesarkan anak, dan se-
2) Mengurangi kemungkinan peng-hamburan
bagainya), dan
ransum.
4) tingkat kesehatan ternak

d) Pengendalian penyakit
b) Cara pemberian ransom
Pengendalian penyakit dimaksud-kan untuk
Diartikan sebagai bahan makanan, yang
menjauhkan dan membebaskan ternak dari
disediakan untuk ternak, yang disusun/dicam-
penyakit. Ada dua sarana produksi peternakan
pur mengikuti aturan tertentu. Bahan makanan
(sapronak) yang biasa digunakan yaitu vaksin
(bahan yang dapat di-makan, dicerna, dan
dan obat-obatan.
digunakan oleh ternak) bisa terdiri dari :
e) Pascapanen
1) hijauan (rumput segar, daun kacang-
kacangan segar, daun lamtoro segar , Daging, telur, dan susu secara umum meru-

hijauan kering/hay, rumput kering, pakan produk peternakan yang mudah rusak.

tepung daun lamtoro ) . Hal ini karena ketiganya merupakan medium

2) konsentrat (bahan makanan, yang di- yang amat cocok untuk berkem-bangbiaknya

gunakan bersama bahan makanan lain, mikroba perusak, antar lain bakteri. Beberapa

untuk disatukan atau dicampur sebagai diantaranya sebagai berikut.

suplemen (pelengkap) atau makanan leng- a) Daging yang tidak ditangani secara baik

kap): jagung, bungkil kelapa, tepung ikan. akan cepat mengalami pembusukan oleh
bakteri. Telur yang kemasukan bakteri
c) Memperkecil ongkos produksi (lewat pori-pori kerabangnya) akan ber-

35
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

kurang nilai gizinya, juga juga dapat - Pengangkutan yang dilakukan di


berubah warna, bau, dan rasanya. siang hari dengan jarak yang jauh
b) Susu dapat menjadi asam dan tidak akan menambah penyusutan berat
higienis lagi karena bakteri. hidup.
3) Untuk pengiriman ke tempat pemasaran,
Ditjen Peternakan (1999) mencatat bahwa
ayam hanya dapat bertahan maksimum dua
tingkat kerusakan ketiga komoditas peternakan
hari. Lebih dari ini bisa fatal akibatnya.
di atas masih cukup tinggi: daging 5-10%,
telur 15-20%, dan susu 5-12%. b). Produk segar (raw material)
Hal-hal yang dipaparkan di atas menun-
1) Daging
jukan bahwa pasca panen peternakan haruslah
Untuk memperlambat pembusukan daging:
ditangani secara tepat sesuai dengan jenis
- Ternak yang akan dipotong
produknya. Untuk itu, di pihak produsen perlu
sebaiknya diistirahatkan terlebih
suatu sikap: pencapaian produk dengan standar
dahulu.
mutu tertentu perlu ditargetkan dan mutu
- Daging digantung di kamar pen-
produk senantiasa dijaga sebelum sampai ke
dingan (suhu 35 F) selama 1-6
konsumen atau pasaran.
minggu (proses ini disebut ageing).

a) Produk hidup (ternak)


Untuk mengempukan daging:
- Cara mekanis: dipukul, dipotong,
1) Untuk mengurangi pencemaran daging
dicacah, dan digiling.
ternak, ada yang harus diperhatikan.
- Cara kimia: dengan garam
Pada ayam ras pedaging:
- Cara biologi : dengan enzim
- Ayam tidak lagi di beri obat-obatan
(bromelin dari nenas, papain dari
satu minggu sebelum dijual.
papaya, dan tripsin dari pancreas).
- Delapan jam sebelum ayam dijual,
ransum tidak diberikan lagi kecuali air
2) Telur
minum
Salah satu cara untuk memper-tahankan
2) Untuk memperkecil penyusutan berat
mutu telur adalah pengawetan. Caranya
badan ayam selama pengangkutan, ada
sebagai berikut.
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Merendam telur segar di dalam cairan
- Pengeluaran ayam dari kandang
yang dapat menutup pori-pori kera-
sebaiknya di malam hari
bang telur. Cairan ini antara lain
- Ayam jangan diperlakukan secara
larutan air kapur, larutan air garam,
kasar

36
Jurnal AGRIJATI 1 (1), Desember 2005

ekstrak babakan, kulit akasia, dan Seperti kita ketahui alam tropis Indonesia
ekstrak daun jambu biji. Selain sebagai menyediakan sumber daya yang bervariasi dan
pengawet, cairan ini juga bersifat an- tersebar di seluruh kepulauan dengan jumlah
tiseptic. Menyimpan telur dalam penduduk yang sangat besar, khususnya petani.
ruangan pendingin Dalam pengembangan-pengembangan agri-
- (cold storage), temperatur berkisar bisnis peternakan ini sebaiknya dijalin
antara (-0,5)- (-2,2) C keterkaitan yang menyeluruh supaya dapat
mencapai sasaran pembangunan yang direnca-
3. Susu
nakan yaitu peningkatan produksi, peningkatan
Untuk mencegah pembiakan bakteri di
pendapatan, kesempatan kerja, pemerataan
dalam susu (agar susu tidak cepat membusuk
pembangunan dan peningkatan ekspor. Na-
dan tidak berpenyakit), tindakan yang harus
mun demikian perlu ditunjang juga oleh mo-
dilakukan adalah pemasakan susu: suhu di
dal, teknologi, keterampilan pasca panen dan
bawah titik didih, saat susu mengembang harus
pemasaran.
diangkat. atau dengan pasteurisasi susu dan
sterilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
c. Produk awetan
Cook, M.L dan M.E. Bredahl (2000)
1) Secara tradisional: Agribusiness Competiveness in the
Hasil olahan daging secara tradisional 1990, Discussion, American Journal of
Agricultural Economics 73 (5) 1472-
antara lain dendeng dan abon. 1473.
2) Secara modern:
Ditjen Peternakan. (1999), Kebijaksanaan
Daging dapat diolah, yaitu dengan cara Operasional Pembangunan Peter-
pengalengan (caning). Hasilnya berupa nakan. Jakarta.

daging dalam kaleng (misalnya corned Mc. Gregor, M.J (2000), A System View of
beef) Agribusiness, Journal Agri-business (1
dan 2), 1-8.

VI. PENUTUP Rahardi.F., Iman satyawibawa, Rina Gunawan


(2000). Agribisnis Peternakan,
Pengembangan agribisnis peternakan di Penebar swadaya , Jakarta.
Indonesia dapat memberikan harapan yang
Saragih, B (2001), Tantangan dan Strategi
baik, karena keberhasilan dalam kegiatan Pengembangan Agribisnis Indonesia,
pembangunan peternakan khususnya pening- Journal Agribisnis 1 (1 dan 2) 16-20.

katan produksi . Soekartawi. (1995). Pengantar agribisnis,


Rajawali Press. Cetakan III, Jakarta

37

Anda mungkin juga menyukai