Anda di halaman 1dari 14

DAUR ULANG AMPAS KOPI, DAUN SALAM,

DAN BUNGA SEULANGA SEBAGAI


INSEKTISIDA ORGANIK

DISUSUN OLEH:
SASKIA ZALFA RAHMAH

SMA NEGERI MODAL BANGSA ACEH


2023/2024
ABSTRAK

Pengendalian serangga selama ini masih dilakukan dengan menggunakan


insektisida kimia yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan insektisida yang konvensional dari
ampas kopi, daun salam dan bunga Seulanga. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menguji organoleptik dalam bentuk
skala hedonik. Hasil dari penelitian ini diperoleh dalam bentuk kepingan mat elektrik
insektisida organic dimana berdasarkan uji organoleptic diperoleh hasil berupa 80%
responden memiliki keminatan terhadap kualitas, 76% berminat untuk aroma, 68%
warna dan 96% keminatan untuk bentuk atau struktur dari kepingan mat elektrik.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji organoleptik kepada responden melalui
kuesioner skala hedonik.

Kata kunci : Insektisida Organik,ampas kopi,daun salam,dan bunga Seulanga.

2
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK…………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................5

BAB 2 LANDASAN TEORI............................................................................6


2.1 Daur Ulang...............................................................................................6
2.2 Ampas Kopi.............................................................................................6
2.3 Daun Salam.............................................................................................6
2.4 Bunga Seulanga......................................................................................6
2.5 Insektisida Organik..................................................................................7

BAB 3 METODE PENELITIAN......................................................................8


3.1 Tempat dan Waktu..................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................8
3.3 Metode Penelitian….…………………………………………………………..8
3.4 Prosedur Kerja.........................................................................................9

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................10


4.1 HASIL PENELITIAN.................................................................................10
4.2 PEMBAHASAN........................................................................................12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13


5.1 KESIMPULAN..........................................................................................13
5.2 TINDAK LANJUT.....................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Serangga merupakan salah satu keanekaragaman jenis dari kelas avertebrata
di dalam filum arthropoda yang melimpah di Indonesia (Shahabuddin,2005).
Serangga ada yang bermanfaat bagi manusia, namun ada juga yang bersifat
pengganggu dan merugikan manusia. Banyaknya serangga pengganggu di SMAN
Modal Bangsa menjadi salah satu masalah dalam keberlangsungan aktivitas warga
sekolah, baik dalam proses belajar mengajar maupun kegiatan-kegiatan lainnya di
asrama. Umumnya, untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat menggunakan
insektisida berbahan kimia yang bersifat modern. Namun, pada prinsipnya produk
produk yang berbahan kimia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Jika
digunakan dengan tidak proporsional produk-produk tersebut dapat memicu
kerusakan pada sistem saraf. Selain itu, produk berbahan kimia juga merugikan
lingkungan karena limbah yang dihasilkannya. Oleh karena itu, untuk mengurangi
penggunaan insektisida berbahan kimia diperlukan produk alternatif yang bersifat
konvensional dengan menggunakan bahan alami seperti daun salam, ampas kopi
dan bunga Seulanga dengan media mat elektrik
Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul
Rochim (2019), kopi Indonesia saat ini menempati tempat keempat di dunia dari segi
hasil produksi. Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi
terhadap kopi, khususnya masyarakat Aceh yang telah menjadikan kopi sebagai
tradisi dan gaya hidup masyarakatnya. Menjamurnya kafe ataupun warung kopi
menyebabkan meningkatnya limbah ampas kopi. Ampas kopi biasanya dibuang
begitu saja, padahal ampas kopi dapat digunakan secara alami untuk mengusir
serangga. Senyawa dalam kopi, seperti kafein dan diterpen bisa sangat beracun
bagi serangga dan umumnya serangga tidak suka bau ampas kopi (Wahyuni,2022).
Selain kopi, daun salam juga tidak asing lagi di kalangan masyarakat
Indonesia. Masyarakat Aceh banyak menanam daun salam untuk dijadikan sebagai
bahan pelengkap masakan. Sama halnya dengan kopi, daun salam yang diteliti oleh
Novira dan Febrina (2018) juga memiliki kandungan yang berfungsi sebagai
insektisida, senyawa flavonoid, tannin, saponin bahkan minyak atsiri yang berfungsi
sebagai aromaterapi terdapat di daun salam.
Untuk memperoleh insektisida yang bermanfaat bagi masyarakat, diperlukan
pelengkap sebagai aromaterapi. Aromaterapi berfungsi sebagai penenang tubuh
dan pikiran,bahkan berguna untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi
stress. Aceh memiliki dua bunga endemik yang berpotensi sebagai aromaterapi
yaitu bunga seulanga yang memiliki senyawa aromaterapi seperti saponin, polifenol,
linalool, flavonoid, dan senyawa lainnya.
Dari latar belakang yang sudah kami sebutkan di atas, kami tertarik untuk
melakukan penelitian insektisida organik yang ramah lingkungan dan bermanfaat
bagi masyarakat dengan mencampurkan secara homogen ampas kopi, daun salam,
dan bunga endemik Aceh sebagai bahan bahan untuk pembuatan insektisida nabati
dengan media mat elektrik.

1.2 Rumusan Masalah

4
Permasalahan pada penelitian ini adalah insektisida berbahan kimia yang
meningkatkan resiko pencemaran lingkungan dan dapat menyebabkan gangguan
kesehatan. Sehingga diperlukan alternatif insektisida yang lebih ramah lingkungan
dan mengurangi resiko gangguan kesehatan.

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan insektisida yang konvensional
dari ampas kopi, daun salam dan bunga endemik Aceh yang diharapkan dapat
menjadi alternatif dari insektisida modern berbahan kimia yang memiliki banyak
dampak berbahaya.

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Produk dari hasil penelitian ini dapat menambah nilai guna dari bahan yang
tidak terpakai lagi.
2. Produk dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dari
insektisida yang berbahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan.
3. Data hasil penelitian ini akan sangat berguna dalam pengembangan inovasi
dari bahan bahan yang lain dan menjadi bahan untuk referensi untuk
penelitian selanjutnya
4. Data hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau rujukan
dalam produksi insektisida dalam skala industri besar.

BAB II

5
LANDASAN TEORI
2.1 Daur ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang
adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah
4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace) (Kusumaningrum et al, 2020).
2.2 Ampas kopi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata ampas adalah sisa
barang yang telah diambil sarinya atau patinya. Menurut Kasongo, dkk (2011)
kandungan ampas kopi adalah C-organik (44,87%), Ph(5,6), N(1,69%), P(0,18%),
K(2,49%) dan Na(0,04%).
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ampas kopi adalah hasil
akhir dari proses penyeduhan kopi bersifat organik yang telah diambil sarinya dan
kurang dimanfaatkan secara maksimal.
2.3 Daun Salam
Dalam bahasa inggris daun salam dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau
Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.
Tanaman salam mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 0,2% (sitral, eugenol),
flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan metil kavicol (methyl chavicol) yang dikenal
juga sebagai estragole atau p-allylanisole. Daun salam adalah daun rempah yang
digunakan dalam masakan Nusantara.

2.4 Bunga Seulanga


Bunga seulanga atau bunga yang termasuk ke dalam famili Annonaceae dan
bernama latin Cananga odorata ini merupakan bunga yang memiliki wangi khas
yang sangat harum. tanaman seulanga adalah tanaman yang terdaftar sebagai flora
khas Aceh. Bunga ini berwarna kehijauan kemudian menjadi kuning saat tua.
Tanaman kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu jenis tanaman
penghasil minyak atsiri (Anggia et al., 2018). Bunga seulanga mengandung
flavonoid, tanin, saponin, dan steroid.

2.5 Insektisida Organik


Insektisida adalah senyawa yang digunakan untuk membasmi dan memberantas

6
seraangga. Insektisida adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama.
Pengertian organik adalah (1) Berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk
hidup, seperti hewan atau tumbuhan, serta minyak bumi dan batu bara, (2) Secara
proses kimia berhubungan dengan organisme hidup. Jadi, insektisida organik adalah
pembasmi serangga dengan menggunakan bahan dan praktik yang meningkatkan
keseimbangan ekologi.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 22 Oktober hingga tanggal 5 November
di lingkungan SMAN Modal Bangsa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan adalah mangkuk,spatula,gunting,botol atau roller
penggilas,plastic sebagai alas,blender atau chopper,saringan,ampas kopi,daun
salam,bunga seulanga,dan lem gel

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi awal,tahap
persiapan,dan tahap pelaksanaan.Tahapan yang dilakukan diuraikan sebagai
berikut :
1) Observasi awal
Kegiatan observasi awal bertujuan untuk mempersiapkan serangga serta
menganalisis lokasi yang terdapat populasi serangga dalam jenis nyamuk
seperti di kamar mandi dan empang.
2) Tahap persiapan
Pada tahap ini penulis mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Tahap ini juga mempersiapkan sampel uji dan persiapan insektisida.
3) Tahap pelaksanaan
a) Pembuatan insektisida
b) Tahap ini dilakukan untuk memperoleh hasil dari penelitian dalam bentuk
kepingan mat elektrik
c) Uji organoleptik
hasil yang diperoleh berupa kepingan mat elektrik akan diuji organoleptic
dengan mengumpulkan enam orang yang nantinya akan diperoleh hasil
dalam bentuk persentase uji hedonic.
d) Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kuantitatif (dengan cara deskriptif) dan
kuantitatif dengan menggunakan rumus persentase dengan persamaan
(Sudijono,2018)

f
P = N X 100%
Keterangan :

P = Angka persentase
f = Frekuensi skor angket
N = Jumlah responden

8
3.4 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu yang
pertama, pengumpulan ampas kopi, daun salam, dan bunga endemik Aceh dari
lingkungan sekitar. Kemudian, daun salam dan bunga endemik dipotong potong
hingga berukuran kecil. Semua bahan yang digunakan dikeringkan pada suhu
ruangan selama 6x24 jam. Selanjutnya, bahan-bahan yang telah kering, dihaluskan
dan disaring hingga menjadi seperti bubuk dengan tujuan agar permukaan mat bisa
halus. Kemudian semua bahan yang telah dihaluskan tersebut dimasukkan ke dalam
mortal atau wadah kemudian aduk hingga homogen. dimasukkan lem sedikit demi
sedikit sambil diaduk sampai adonan menjadi kalis. Setelah itu, diletakkan adonan
diatas alas lalu diratakan dengan roller penggilas hingga setipis mungkin. Adonan
tersebut dicetak sesuai dengan ukuran mat yang dijual di pasaran. Kemudian, mat
dijemur pada suhu ruangan selama 2 x 24 jam atau hingga kering. Setelah kering
mat tersebut disimpan di tempat yang kering agar tidak mudah berjamur. Dan
akhinya,keping mat siap digunakan.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian


Hasil penelitian dari insektisida organik yang dihasilkan menjadi bentuk keping
mat elektrik. Ampas kopi yang digunakan merupakan hasil pengumpulan dari
warung kopi terdekat. Penggunaan ampas kopi pada penelitian ini selain memiliki
kandungan kafein dan diterpenoid yang efektif untuk membasmi serangga,juga
sebagai upaya dalam pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi produk insektisida
organik yang ramah lingkungan. Sementara untuk daun salam dan bunga seulanga
mengandung flavonoid, tannin, steroid, dan saponin yang menurunkan nafsu makan
pada serangga, menghambat perkembangan, menggangu pertumbuhan dan
menghambat reproduksi serangga.Selain itu, bunga seulanga juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai fungsi aromatik.

Tahapan berikutnya, untuk menguji apakah keping mat elektrik insektisida


organik yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi, maka dilakukan uji organoleptik.
Uji organoleptik atau uji indra atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting
dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi
kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Pengujian
organoleptik berperan penting dalam pengembangan produk insektisida organik
dengan meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan.

Gambar 4.1 Insektisida Nabati

Tabel 4.1 Parameter Penilaian


No. Skala Hedonik Skala Numerik
1 Sangat suka 5
2 Suka 4
3 Biasa saja 3
4 Tidak suka 2
5 Sangat tidak suka 1

10
Peneliti melakukan uji organoleptik kepada responden dengan memberikan dua
keping mat elektrik insektisida untuk digunakan di kamar asrama responden
selama dua malam. Tahap selanjutnya para responden melakukan penilaian
terhadap kriteria yang telah ditentukan,yaitu: kualitas, wangi, warna, dan bentuk
dari mat elektrik insektisida organik.

Tabel Insektisida Organik


No. Responden Kualitas Wangi Warna Bentuk
1. Maulida 5 5 4 5
2. Rizka 4 4 5 5
3. Zulaikha 3 3 4 5
4. Kharaida 4 3 3 4
5. Alya 4 3 4 5
6. Ramiza 4 5 5 5

4.1.1. UJI ORGANOLEPTIK KUALITAS


Dari semua parameter organoleptik, kualitas insektisida organik merupakan
parameter yang paling utama dan sangat penting dalam produk mat elektrik mat
insektisida organik. Hal ini dikarenakan berkenaan dengan fungsi dari produk mat
elektrik insektisida organik yaitu sebagai obat anti serangga, salah satunya adalah
obat anti nyamuk yang dapat digunakan oleh masayarakat, tidak mengandung zat
kimia yang berbahaya dan ramah lingkungan. Dari hasil pengujian diperoleh rata-
rata penilaian uji hedonik 4 (digolongkan suka). Untuk parameter insektisida
organik, didapatkan persentase kesukaannya adalah 80%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa insektisida organik disukai oleh konsumen.

4.1.2 UJI ORGANOLEPTIK WANGI/BAU


Aroma disebut juga penciuman jarak jauh karena manusia dapat mengenal
suatu produk yang belum terlihat hanya dengan mencium aromanya dari jarak
jauh. Dari hasil pengujian diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 3,8 (digolongkan
suka). Dari hasil uji organoleptik, didapatkan persentase kesukaan konsumen dari
bau insektisida organik adalah 76% yang berarti aroma dari insektisida organik
disukai konsumen. Aroma sangat penting dalam penilaian suatu produk
dikarenakan dapat meninmbulkan efek sinergisme yang sangat mempengaruhi
penilaian terhadap produk. Sehingga dapat di simpulkan bahwa bau aroma terapi
insektisida organik bunga endemik aceh disukai oleh konsumen.
Hasil pengisian kuesioner oleh konsumen menyatakan bau aroma terapi yang
dihasilkan dari mat elektrik insektisida organik adalah khas didominasi oleh aroma
kopi serta bunga endemik aceh yang dapat menenangkan. Bau aroma terapi pada
keping mat elektrik setelah di nyalakan elektrik sangat menyengat dan menyebar
dalam waktu sekitar 4-6 jam.

11
4.1.3 UJI ORGANOLEPTIK WARNA
Uji organoleptik warna yang dilakukan adalah dari segi warna dari mat elektrik
insektisida organik. Warna merupakan penampakan pertama kali yang dapat
mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen dalam memilih produk. Dari hasil
pengujian diperoleh rata rata penilaian uji hedonik 4,1 (digolongkan suka). Adapun
presentase kesukaan konsumen adalah 68% yang menunjukan mat elektrik
insektisida organik sangat disukai konsumen,
Hasil dari pengisian kuesioner oleh konsumen menyatakan warna keping mat
elektrik hijau kecoklatan. Konsumen suka dengam warna tersebut karena berasal
dari bahan warna alami yaitu dari campuran ampas kopi, daun salam, dan bunga
endemik Aceh, sehingga dengan campuran tersebut menghasilkan warna indah
yaitu hijau kecoklatan dan tidak menggunakan bahan pewarna sintesis.

4.1.4 UJI ORGANOLEPTIK BENTUK (TEKSTUR)


Dari hasil pengujian diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4,8 (digolongkan
sangat suka). Untuk pengujian bentuk didapatkan persentase kesukaan sebesar
96% yang berarti mat elektrik insektisida organik yang dihasilkan memiliki tekstur
yang sangat disukai oleh konsumen.
Hasil pengisian kuesioner oleh konsumen menyatakan bentuk (tekstur) mat
elektrik insektisida organik yang halus dan licin berbentuk persegi Panjang dan
sesuai dengan ukuran elektrik yang digunakan, sehingga konsuumen dengan
mudah memasukkan keping mat kedalam elektrik untuk dilakukan pengamatan.
Tekstur mat elektrik insektisida organik didominasi dari tekstur bahan organik yang
telah disaring sehingga memiliki benutk yang bertekstur halus sangat disukai oleh
konsumen.

4.2. Pembahasan
Hasil uji organoleptik dengan kuesioner skala hedonik oleh enam konsumen
dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan yaitu; kualitas,
wangi/bau/aroma, warna, dan bentuk pada keping mat elektrik insektisida organik
yang berasal dari ampas kopi, daun salam, dan bunga seulanga memperoleh hasil
pengujian kualitas diperoleh nilai 4,0 (digolongkan suka) dengan persentase
kesukaannya adalah 80%. Hasil pengujian wangi/bau diperoleh rata-rata penilaian
uji hedonik 3.8 (digolongkan suka) dengan persentase kesukannya adalah 76%.
Hasil pengujian warna diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.1 (digolongkan
suka) dengan persentase kesukaannya adalah 68%. Hasil pengujian bentuk
diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.8 (digolongkan sangat suka) dengan
persentase kesukaannya adalah 96%.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil pengujian kualitas insektisida organik diperoleh rata-rata penilaian uji
hedonik 4 (digolongkan suka). Adapun persentase kesukaannya adalah 80%.
2. Hasil pengujian wangi/bau diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 3.8
(digolongkan suka). Adapun persentase kesukannya adalah 76%.
3. Hasil pengujian warna diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.1
(digolongkan suka). Adapun persentase kesukaannya adalah 68%.
4. Hasil pengujian bentuk diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.8
(digolongkan sangat suka). Adapun persentase kesukaannya adalah 96%.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa produk insektisida


organik yang terbuat dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan ini cukup
mampu untuk menjadi alternatif sebagai pengganti dari insektisida yang berbahan
kimia yang kini banyak dijual di pasaran. Produk pengusir nyamuk yang tidak
mengandung zat kimia seperti produk ini akan membantu dalam mengurangi
masalah Kesehatan dan keadaan sekitar menjadi lebih tenang tanpa nyamuk.

5.2 Tindak Lanjut


1. Kualitas aroma dari produk perlu ditingkatkan lagi
2. Produk yang dibuat ini diharapkan bisa lebih dikembangkan lagi oleh peneliti
selanjutnya

13
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka Mina.

Craig Hospital. 2022. Aromatherapy.Colorado: Craig

Dr Tania,Savitri.2021.Manfaat Daun Salam.Jakarta:Hello Sehat

Hidayat.2018. Bunga Seulanga Sangat Terkenal di Aceh. Aceh:Steemit

Kardinan, A. 2000.Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi.Jakarta: Penebar Swadaya.

Kasongo, dkk. 2011.Coffe waste as an Alternative Fertilizer with Soil Improving Properties
for Sandy Soils in Humid Tropical Environments. British Society of Soil Science
Journal. XXVII (1): 94-102.

Novira,Febrina.2018. Review Artikel Tinjauan Aktivitas Farmakologi Ekstrak Daun


Salam.Bandung:Farmaka

Putriani.2021. Keanekaragaman Serangga Tanah (Collembola) di Kawasan Perkebunan


Kakao Desa Tanjong Putoh Kabupaten Aceh Utara sebagai Referensi Mata Kuliah
Ekologi Hewan:Putriani

Setyaningsih.2022. Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Salam sebagai Larvasida Terhadap


Larva Nyamuk Aedes Aegypti.Bali:Setyaningsih

Wahyuni.2022. Manfaat Bubuk Kopi yang Bikin Melongoz.Jakarta:Harian Terbit

14

Anda mungkin juga menyukai