DISUSUN OLEH:
SASKIA ZALFA RAHMAH
2
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK…………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
BAB I
3
PENDAHULUAN
4
Permasalahan pada penelitian ini adalah insektisida berbahan kimia yang
meningkatkan resiko pencemaran lingkungan dan dapat menyebabkan gangguan
kesehatan. Sehingga diperlukan alternatif insektisida yang lebih ramah lingkungan
dan mengurangi resiko gangguan kesehatan.
BAB II
5
LANDASAN TEORI
2.1 Daur ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang
adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah
4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace) (Kusumaningrum et al, 2020).
2.2 Ampas kopi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata ampas adalah sisa
barang yang telah diambil sarinya atau patinya. Menurut Kasongo, dkk (2011)
kandungan ampas kopi adalah C-organik (44,87%), Ph(5,6), N(1,69%), P(0,18%),
K(2,49%) dan Na(0,04%).
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ampas kopi adalah hasil
akhir dari proses penyeduhan kopi bersifat organik yang telah diambil sarinya dan
kurang dimanfaatkan secara maksimal.
2.3 Daun Salam
Dalam bahasa inggris daun salam dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau
Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.
Tanaman salam mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 0,2% (sitral, eugenol),
flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan metil kavicol (methyl chavicol) yang dikenal
juga sebagai estragole atau p-allylanisole. Daun salam adalah daun rempah yang
digunakan dalam masakan Nusantara.
6
seraangga. Insektisida adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama.
Pengertian organik adalah (1) Berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk
hidup, seperti hewan atau tumbuhan, serta minyak bumi dan batu bara, (2) Secara
proses kimia berhubungan dengan organisme hidup. Jadi, insektisida organik adalah
pembasmi serangga dengan menggunakan bahan dan praktik yang meningkatkan
keseimbangan ekologi.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
f
P = N X 100%
Keterangan :
P = Angka persentase
f = Frekuensi skor angket
N = Jumlah responden
8
3.4 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu yang
pertama, pengumpulan ampas kopi, daun salam, dan bunga endemik Aceh dari
lingkungan sekitar. Kemudian, daun salam dan bunga endemik dipotong potong
hingga berukuran kecil. Semua bahan yang digunakan dikeringkan pada suhu
ruangan selama 6x24 jam. Selanjutnya, bahan-bahan yang telah kering, dihaluskan
dan disaring hingga menjadi seperti bubuk dengan tujuan agar permukaan mat bisa
halus. Kemudian semua bahan yang telah dihaluskan tersebut dimasukkan ke dalam
mortal atau wadah kemudian aduk hingga homogen. dimasukkan lem sedikit demi
sedikit sambil diaduk sampai adonan menjadi kalis. Setelah itu, diletakkan adonan
diatas alas lalu diratakan dengan roller penggilas hingga setipis mungkin. Adonan
tersebut dicetak sesuai dengan ukuran mat yang dijual di pasaran. Kemudian, mat
dijemur pada suhu ruangan selama 2 x 24 jam atau hingga kering. Setelah kering
mat tersebut disimpan di tempat yang kering agar tidak mudah berjamur. Dan
akhinya,keping mat siap digunakan.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Peneliti melakukan uji organoleptik kepada responden dengan memberikan dua
keping mat elektrik insektisida untuk digunakan di kamar asrama responden
selama dua malam. Tahap selanjutnya para responden melakukan penilaian
terhadap kriteria yang telah ditentukan,yaitu: kualitas, wangi, warna, dan bentuk
dari mat elektrik insektisida organik.
11
4.1.3 UJI ORGANOLEPTIK WARNA
Uji organoleptik warna yang dilakukan adalah dari segi warna dari mat elektrik
insektisida organik. Warna merupakan penampakan pertama kali yang dapat
mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen dalam memilih produk. Dari hasil
pengujian diperoleh rata rata penilaian uji hedonik 4,1 (digolongkan suka). Adapun
presentase kesukaan konsumen adalah 68% yang menunjukan mat elektrik
insektisida organik sangat disukai konsumen,
Hasil dari pengisian kuesioner oleh konsumen menyatakan warna keping mat
elektrik hijau kecoklatan. Konsumen suka dengam warna tersebut karena berasal
dari bahan warna alami yaitu dari campuran ampas kopi, daun salam, dan bunga
endemik Aceh, sehingga dengan campuran tersebut menghasilkan warna indah
yaitu hijau kecoklatan dan tidak menggunakan bahan pewarna sintesis.
4.2. Pembahasan
Hasil uji organoleptik dengan kuesioner skala hedonik oleh enam konsumen
dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan yaitu; kualitas,
wangi/bau/aroma, warna, dan bentuk pada keping mat elektrik insektisida organik
yang berasal dari ampas kopi, daun salam, dan bunga seulanga memperoleh hasil
pengujian kualitas diperoleh nilai 4,0 (digolongkan suka) dengan persentase
kesukaannya adalah 80%. Hasil pengujian wangi/bau diperoleh rata-rata penilaian
uji hedonik 3.8 (digolongkan suka) dengan persentase kesukannya adalah 76%.
Hasil pengujian warna diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.1 (digolongkan
suka) dengan persentase kesukaannya adalah 68%. Hasil pengujian bentuk
diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.8 (digolongkan sangat suka) dengan
persentase kesukaannya adalah 96%.
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil pengujian kualitas insektisida organik diperoleh rata-rata penilaian uji
hedonik 4 (digolongkan suka). Adapun persentase kesukaannya adalah 80%.
2. Hasil pengujian wangi/bau diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 3.8
(digolongkan suka). Adapun persentase kesukannya adalah 76%.
3. Hasil pengujian warna diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.1
(digolongkan suka). Adapun persentase kesukaannya adalah 68%.
4. Hasil pengujian bentuk diperoleh rata-rata penilaian uji hedonik 4.8
(digolongkan sangat suka). Adapun persentase kesukaannya adalah 96%.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka Mina.
Kasongo, dkk. 2011.Coffe waste as an Alternative Fertilizer with Soil Improving Properties
for Sandy Soils in Humid Tropical Environments. British Society of Soil Science
Journal. XXVII (1): 94-102.
14