Anda di halaman 1dari 18

i

LAPORAN HASIL PENELITIAN


MATA KULIAH MIKROTEKNIK

PEMANFAATAN EKSTRAK BIJI KESUMBA (Bixa orellana) SEBAGAI


ZAT PEWARNA ALTERNATIF PADA PREPARAT JARINGAN BATANG
TUMBUHAN BELUNTAS (Pluchea indica)

OLEH :

Wijaya Ezra Tamba NIM. 4163141053 / Angkatan 2016


Tika Handayani NIM. 4161141061 / Angkatan 2016
Saripahyani Siregar NIM. 4163141046 / Angkatan 2016
Siska Ramadhani NIM. 4161141055 / Angkatan 2016
Dana Fadila NIM. 4173141008 / Angkatan 2017
Nur Astri NIM. 4172141013 / Angkatan 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..................................................................................2

1.3. Tujuan ...................................................................................................3

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................4

BAB 3 METODE PENELITIAN ..........................................................................8

3.1 Tempat dan Waktu penelitian.................................................................8

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................8

3.3 Metode Penelitian ...................................................................................8

3.4 Sampel Penelitian ...................................................................................9

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................10

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

LAMPIRAN ..........................................................................................................16
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap tumbuhan dapat merupakan sumber zat pewarna alami karena
mengandung pigmen alam.. Tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna dapat
diperoleh di sekitar lingkungan kita sehingga hemat biaya. Keunggulan dari zat
warna alam antara lain, warna yang dihasilkan sangat variatif dan unik, warna
cenderung kearah soft, intensitas warna terhadap kornea mata terasa sangat
menyejukkan sehingga akan menyehatkan mata, dan mengandung antioksidan
sehingga nyaman dan aman apabila dipakai oleh manusia (Sangita & Satsangi.
2014). Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga.

Tanaman kesumba atau juga kesumba keling (Bixa orellana) adalah perdu
atau pohon kecil dengan tinggi 2-8 m. Daunnya tunggal, bertangkai panjang, dan
besar. Helaian daunnya berbentuk bulat telur, ujungnya runcing, dengan pangkal
yang rata dan kadang berbentuk jantung. Tepi daunnya rata, dengan pertulangan
daun menyirip, ukuran daunnya: 8-20 cm × 5–12 cm, berwarna hijau berbintik
merah. Perbungaan tumbuhan ini majemuk, dengan warna merah muda atau putih
dengan diameter 4–6 cm. Buahnya seperti rambutan, tertutup rambut seperti sikat,
berwarna hijau sewaktu masih muda, dan merah tua apabila sudah masak. Buahnya
pipih, panjang 2–4 cm, dan berisi banyak biji kecil berwarna merah tua. Kesumba
keling menyukai tempat yang hangat, lokasi dengan paparan sinar matahari yang
cukup, tidak beku, dan lebih senang tumbuh didaerah tropis yang memiliki
intensitas hujan yang lebih banyak sepanjang tahun. Kesumba keling mengalami
proses penyerbukan biotik dengan bantuan lebah madu. Polen atau serbuk sari
diantarkan oleh lebah madu sehingga jatuh mengenai kepala putik. Zat kimia yang
terkandung dalam batang dan daun Kesumba keling diantaranya: tanin, kalsium
oksalat, saponin dan lemak. Selain itu juga pada akar, daun dan bijinya mengandung
zat warna biksin, orelin, glukosida, zat samak dan damar. (Dalimartha, 2006).
2

Kandungan kimia tanaman kesumba keling, terutama batang dan daunnya


mengandung tanin, kalsium oksalat, saponin, dan lemak. Daun dan akar
mengandung orellin, glukosida, zat samak dan damar sedangkan biji kesumba
keling mengandung tanin, steroid/terpenoid, flavonoid dan zat warna
bixin/norbixin. . Bagian tanaman B. orellana yang sering dimanfaatkan sebagai
pewarna alami adalah selaput bijinya. Selaput biji B. orellana mengandung pigmen
utama dari golongan di-apo karotenoid dengan komposisi bixin (C25H30O4 )
sebesar 83,41 ± 4,54% dan norbixin (C24H28O4 ) sebesar 19,19±1,56%, sebagai
komponen minor. Potensi pigmen bixin pada selaput biji B. orellana sebagai
pewarna alami makanan, didukung oleh banyak hasil penelitian yang
mengungkapkan bahwa bixin memiliki sifat antioksidan, antigenotoksik,
antikarsinogenik, anti jamur, dan anti inflamator. (Suparmi, 2007).

Pewarna alami dari biji kesumba keling dapat diekstraksi menggunakan


pelarut etanol dan air. Biji yang berwarna merah tua dan segar dikeringudarakan
hingga mencapai kadar air 12-15%, kemudian dihaluskan dan dibuat serbuk
menggunakan blender. Struktur Senyawa Bixin dan Norbixin. Faktor yang
mempengaruhi proses ekstraksi antara lain jenis pelarut ukuran bahan yang akan
diekstrak), suhu dan waktu proses ekstraksi, rasio bahan dengan pelarut dan
kecepatan pengadukan. ( Putri, 2016).

Biji kesumba selain mengandung bixin sebagai komponen utama, juga


mengandung norbixin. Hasil penelitian membuktikan, bixin dan norbixin
berpotensi sebagai antioksidan, memiliki potensi aktivitas antimutagenik dan
antigenotoksik, sehingga berpotensi sebagai antikanker.Hasil analisis toksikologi
WHO menunjukkan, pewarna ini aman dikonsumsi dan tidak berakibat toksik bagi
tubuh Bixin larut dalam pelarut organik seperti chloroform, aseton, etil asetat dan
natrium hidroxida yang dapat memberikan warna dari kuning hingga merah. Bixin
akan mengalami degradasi saat dipanaskan dan akan berubah menjadi norbixin saat
terdapat garam sodium (Na) atau potassium (K) berlebih (Oliveira, 2005).

1.2 Rumusan masalah


3

Ekstrak biji tanaman kesumba (Bixa orellana) memiliki banyak khasiat dan
manfaat, terutama dalam pewarnaan makanan dan tekstil, sehingga kami mencoba
mengolah ekstrak biji tanaman kesumba (Bixa orellana) menjadi bahan pewarna
alami dalam pembuatan preparat jaringan tumbuhan.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ekstrak biji tanaman
kesumba (Bixa orellana) dapat menjadi bahan pewarna alami dalam pembuatan
preparat jaringan tumbuhan.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
pemanfaatan ekstrak biji tanaman kesumba (Bixa orellana) menjadi bahan pewarna
alami dalam pembuatan preparat jaringan tumbuhan
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Maraknya penggunaan zat warna pada era teknologi seperti saat ini
menyebabkan banyaknya sintesis-sintesis zat warna agar dapat mengurangi
kelemahan dari zat warna alami, antara lain tidak stabil (stabilitas pigmen rendah),
seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan, konsentrasi
pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik dan spectrum warna tidak seluas
pewarna sintetik. Sedangkan pewarna sintetik mempunyai keuntungan yang nyata
dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih
kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan lebih murah.

Setiap tumbuhan dapat merupakan sumber zat pewarna alami karena


mengandung pigmen alam. Potensi sumber zat pewarna alami ditentukan oleh
intensitas warna yang dihasilkan serta bergantung pada jenis zat warna yang ada
dalam tanaman tersebut (Lemmens & Wulijarni Soetjipto, 1999). Zat warna alam
telah direkomendasikan sebagai pewarna yang ramah baik bagi lingkungan maupun
kesehatan karena kandungan komponen alaminya mempunyai nilai beban
pencemaran yang relatif rendah, mudah terdegradasi secara biologis dan tidak
beracun (Rungruangkitkrai & Mongkholrattanasi, 2012).

Tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna dapat diperoleh di sekitar


lingkungan kita sehingga hemat biaya. Keunggulan dari zat warna alam antara lain,
warna yang dihasilkan sangat variatif dan unik, warna cenderung kearah soft,
intensitas warna terhadap kornea mata terasa sangat menyejukkan sehingga akan
menyehatkan mata, dan mengandung antioksidan sehingga nyaman dan aman
apabila dipakai oleh manusia (Sangita & Satsangi. 2014). Zat warna alam untuk
bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan
seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga.

Anthosianin dan anthoxanthin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang


pada umumnya larut dalam air. Anthosianin tersusun oleh sebuah aglikon yang
berupa anthosianidin yang teresterifikasi dengan molekul gula yang bisa satu atau
lebih. Gula yang sering ditemukan adalah glukosa, ramnosa, galaktosa, xilosa dan
5

arabinosa. Anthosianin yang mengandung satu molekul gula disebut monosida, dua
gula disebut diosida dan tiga gula disebut triosida. Terdapat enam jenis
anthosianidin yang sering terdapat dialam, yang penting untuk makanan yaitu
pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin dan malvinidin. Semua
anthosianidin merupakan derivatif dari struktur dasar kation flavilium. (Fitri, 2009).

Tanaman kesumba (Bixa orellana) merupakan salah satu tanaman yang


berupa pohon, tanaman tersebut biasa ditanam di pekarangan rumah atau di
pinggiran jalan sebagai tanaman hias dan perindang. Biji tanaman kesumba
berbentuk bulat telur dan mempunyai selaput berwarna merah. Selaput biji kesumba
mempunyai manfaat sebagai pewarna alami, karena di dalam selaput biji kesumba
memiliki kandungan bixin dan norbixin. Berdasarkan hasil penelitian Suparmi
(2008) Pengaruh Berbagai Faktor Eksternal terhadap Stabilitas Pigmen Bixin dari
Selaput Biji Kesumba (Bixa orellana L.) menunjukkan bahwa biji kesumba
mempunyai potensi sebagai pewarna alami pada makanan. Pada selaput biji
kesumba tersebut juga terdapat kandungan bixin yang biasanya diformulasikan
untuk menampilkan warna pada kisaran kuning, oranye, jingga sampai merah pada
berbagai makanan.
Gambar Tanaman

Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
6

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)


Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Bixaceae
Genus : Bixa
Spesies : Bixa orellana L.

Berdasarkan hasil penelitian Suparmi, dkk (2011) Kadar SGOT dan SGPT
Setelah Pemberian Serbuk Pewarna dari Pigmen Selaput Biji Kesumba Keling
(Bixa orellana) menunjukkan bahwa pada selaput biji buah kesumba (Bixa
orellana) mempunyai kandungan bixin dan norbixin yang bermanfaat sebagai
pewarna alami. Selain sebagai pewarna alami bixin dan norbixin terbukti berpotensi
sebagai antioksidan. Selaput biji B. orellana L. mengandung pigmen utama dari
golongan di-apo karotenoid dengan komposisi bixin (C₂₅H₃₀O₄) sebesar 83,41 ±
4,54% (Suparmi et al., 2008a,b). Sifat antioksidan bixin diduga dapat mendukung
potensi sebagai antiinflamasi.

Pemanfaatan biji kesumba saat ini masih terbatas, padahal dalam biji
kesumba terdapat zat warna yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi zat
warna alami. Zat warna alami pada biji buah kesumba dapat digunakan sebagai zat
pewarna merah, misalnya seperti untuk lipstick juga dapat memberikan warna
kuning seperti mentega dan keju karena dapat menghasilkan warna kuning alami
(biksin). (Suryowinoto, 1997)

Bixin dalam bentuk oleoresin diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut


organik, seperti acetone dengan panjang gelombang 470 nm dan hasil yang
diperoleh dalam bentuk bubuk (Balaswamy,et al,2005), chloroform, dichloroetan
dan pelarut CO₂ super kritis (Nobre, at al, 2006), propilen glycol, air, pelarut alkali
seperti NaOH dan KOH (Shuhama, 2003). Bixin dalam bentuk serbuk diekstrak
dua kali (metose mysore) yang pertama menggunakan pelarut organic non polar,
dan diikuti ekstraksi dengan pelarut organik polar (Balaswamy, at al, 2005).
7

yang dapat dijadikan preparat section yaitu tanaman beluntas. Tanaman


tersebut merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak dan berbulu lembut.
Memiliki daun berbentuk bulat telur sungsang, ujung bundar melancip, tepi daun
bergerigi, tangkai daun pendek dan batang yang lunak sehingga mempermudah
untuk proses pembuatan preparat section (Tyti Intoning Jati. 2018).
8

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober


2018. Lokasi Laboratorium Biologi Universitas Negeri Medan.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Biji buah Bixa Orellana yang sudah kering


2. Pelarut aseton

Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Blender
2. Wadah
3. Pisau
4. Kertas kasa sebagai penyaring

3.3. Metode Penelitian

Cara membuat pewarna:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam meracit


pewarna.
2. Mempersiapkan bahan baku dengan memecah kulit buah kesumba. Pisahkan
biji kesumba dengan kulit lalu dikeringkan dibawah sinar matahari.
3. Sediakan 500 gram biji kesumba yang telah kering.
4. Kemudian biji kesumba di haluskan menggunakan blender.
5. Setelah halus tambahkan 2 liter pelarut aseton.
6. Aduk hingga larutan dengan pelarut homolog
7. Setelah tercampur dengan pelarut lalu direndam selama 3 hari sambil diaduk
setiap 6 jam sekali selama 15 menit
9

8. kemudian disaring menggunakan kain kasa untuk memisahkan antara


endapan dengan larutan.
9. Kemudian larutan diletakkan pada botol yang bersih dan ditutup agar pewarna
steril
10. Pewarna siap digunakan.

Cara melakukan pewarnaan:


Penggunaan pewarna dengan perendaman jaringan pada pewarna selama 20
menit. Pembuatan preparat dengan metode sederhana, langkah-langkah pembuatan
sesuai dengan prosedur rutin dalam mikroteknik meliputi pengirisan organ batang
beluntas, fiksasi irisan jaringan, pencucian, pewarnaan, dilanjutkan pencucian
terhadap zat warna, dehidrasi, dealkoholisasi, perekatan spesimen menggunakan
entellan dan pemberian label.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaringan batang pada
tumbuhan Beluntas (Pluchea Indica).
10

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1. hasil penyerapan jaringan batang


No. jaringan Penyerapan warna jaringan keterangan
penyusun batang beluntas
P1 P2 P3
y t y t y t
1. Ep 3 - 3 - 3 - Menyerap warna,
dinding sel merah
2. Par 2 1 2 1 2 1 Sedikit menyerap warna
3. Kol 3 - 3 - 3 - Menyerap warna,
intensif, dinding sel
merah
4. Skle 3 - 3 - 3 - Menyerap warna,
kurang intensif,dinding
sel kuning mengkilat
5. Fl 3 - 3 - 3 - Menyerap warna
intensif, dinding sel
merah
6. Xi 3 - 3 - 3 - Menyerap warna

Ditunjukkan oleh tabel 4.1 berikut ini:


Keterangan: P1: Preparat 1; P2: Preparat 2; P3: preparat 3; y : ya (dapat menyerap
warna);t : tidak (tidak dapat menyerap warna)
Ep: epidermis; Par: parenkim; Kol: kolenkim; Skle: sklerenkim; Fl: floem; Xi:
xilem.
11

Data hasil penelitian ini berupa hasil telaah kemampuan penyerapan warna
tiap jaringan penyusun organ batang terhadap pewarna alternatif alami dari ekstrak
biji kesumba. Hasil gambar preparat irisan melintang batang yang diwarnai
menggunakan pewarna ekstrak biji kesumba perbesaran 400x ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong
sehingga unsur jaringan menjadi kontras dan dapat dikenali dengan menggunakan
mikroskop. Proses timbulnya warna pada jaringan yang diwarnai terkait dengan
terjadinya ikatan molekul antara zat warna dengan jaringan tertentu. Zat warna yang
terikat pada jaringan akan menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu
sehingga jaringan akan tampak berwarna.
Berdasarkan tabel 4.1 mengenai penyerapan jaringan batang kedua tumbuhan
terhadap pewarna ekstrak biji kesumba menunjukkan bahwa setiap jaringan
memiliki kemampuan menyerap zat warna. Jaringan epidermis, kolenkim, floem
dan xilem memiliki kemampuan intensif dalam menyerap zat warna. Hal ini
ditunjukkan dengan dinding sel yang berwarna merah. Jaringan parenkim pada
batang beluntas berdasarkan hasil telaah penelaah jaringan ini sedikit menyerap
warna. Jaringan sklerenkim juga memiliki kemampuan menyerap warna,
berdasarkan keterangan penelaah penyerapannya kurang intensif. Hal ini
ditunjukkan dengan dinding sel yang berwarna kuning mengkilat.
Zat warna alternatif yang digunakan pada penelitian ini adalah zat warna ekstrak
biji kesumba ini diharapkan dapat digunakan sebagai pewarna alternatif pada
pewarnaan preparat jaringan tumbuhan.
Gugusan hidroksil dalam molekul selulosa dapat mengadakan ikatan
hidrogen dengan gugusan hidroksil, amina, dan azo dalam molekul zat warna
12

(Arifin, 2010). Sel hidup dan memiliki dinding yang tipis menurut Santoso dkk.
(2007) memiliki komponen penyusun dinding sel utama berupa selulosa. Jaringan
tersebut tidak mengalami lignifikasi karena penebalan dinding selnya primer.
Derajat keasaman (pH) zat warna dapat menentukan muatan zat kimia untuk masuk
dalam golongan yang bermuatan positif atau bermuatan negatif hal ini
mempengaruhi kemampuan suatu zat warna untuk dapat terserap ke dalam jaringan
(Anonim, 2006). Penyerapan zat warna oleh jaringan menurut Brien (1964) dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu sifat zat warna yang digunakan
termasuk dalam kelompok zat warna asam atau basa.
Berdasarkan pembahasan di atas terlihat bahwa zat warna ekstrak biji
kesumba memiliki kemampuan penyerapan terhadap jaringan yang memiliki
dinding sel tipis, terdiri dari sel hidup dan dinding sel dengan penebalan primer
yang belum mengalami lignifikasi. Jaringan yang terdiri dari sel mati dan
mengalami penebalan sekunder atau terlignifikasi memiliki kemampuan
penyerapan zat warna yang kurang intensif ditunjukkan dengan warna dinding sel
kuning mengkilat.
Perubahan Warna yang Ditimbulkan oleh Indikator Asam Basa dari Kulit
Buah Kesumba. Perbedaan warna larutan asam dan basa lebih mudah dikenali
dengan mengunakan pelarut aseton daripada menggunakan indikator cair dengan
pelarut etanol. Pada pelarut aseton pH 2-11, warna larutan kuning pucat. Sedangkan
pada pH 12, larutan menjadi coklat. Indikator yang dibuat dengan pelarut aseton
tampak lebih jelas dalam memberikan perubahan warna larutan.
13

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh dalam
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pewarna ekstrak biji kesumba dapat
digunakan sebagai alternatif pewarna dalam pembuatan preparat jaringan batang
tumbuhan beluntas. Hal ini ditunjukkan tiap jaringan tumbuhan dapat menyerap zat
warna dengan kemampuan penyerapan yang berbeda sehingga menimbulkan
kontras warna antara satu jaringan dengan jaringan yang lain. Penggunaan indikator
cair yaitu dengan meneteskan 2–3 tetes indikator ke dalam larutan cuplikan dan
diamati perubahan warnanya. Perubahan warna yang terjadi adalah dalam larutan
asam, indikator menunjukkan warna kuning pucat, sedangkan pada pH di atas 10,
indikator menunjukkan warna coklat tua.

5.2. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran, antara lain:
1. Perlu ditentukan waktu optimum perendaman agar preparat yang dibuat dapat
menyerap warna secara optimum.
2. Preparat yang dibuat perlu untuk diujicobakan kepada siswa dan mahasiswa
untuk mengetahui efektifitas preparat dengan menggunakan pewarna
alternatif sebagai media pembelajaran.
3. Perlu kajian yang lebih mendalam mengenai kandungan zat warna ekstrak biji
kesumba dan karakteristik pewarnaan jaringan tumbuhan menggunakan
pewarna alternatif ekstrak biji kesumba sebagai pewarna alami.
14

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 5. Pustaka Bunda.


Jakarta.

Hussaana, A & Suparmi 2012,’Potensi Ekstrak Selaput Biji Kesumba (Bixa


orellana L.) sebagai Obat Antiinflamasi’, Potensi Bixin sebagai
Antiinflamasi, vol.4, no.2, hh. 134-141.

Lemmens, H.MJ. dan W.N. Soetjipto, 1999. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara,
No 3 “Tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin”, Balai Pustaka. Jakarta.

Paryanto. 2015. Pembuatan Zat Warna Alami Dari Biji Kesumba Dalam Bentuk
Konsentrat Tinggi Untuk Pewarna Makanan. Jurnal Kimia. 1(1).

Putri, Ayu.,dkk. 2016. Ekstrak Biji Kesumba Keling (Bixa Orellana Linn) Sebagai
Pewarna Alami Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria Linn). Jurnal
Hutan Lestari .4 (3) : 306 – 313

Purwanto, A, Paryanto, Kwartiningsih, E & Mastuti E 2012, ‘Pembuatan Zat


Warna dalam Bentuk Serbuk untuk Mendukung Industri Batik di
Indonesia’, Jurnal Rekayasa Proses, vol. 6, no. 1, hh. 26-29.

Purwaningsih, D 2013,’Pemanfaatan Biji Tanaman Kesumba (Bixa orellana L.)


sebagai Pewarna Alami dan Antioksidan untuk Pembuatan Kue Bolu dari
Berbagai Macam Tepung’, Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta, hh. 1-55.

Rungruangkitkrai, N.and R. Mongkholrattanasi, 2012. Eco-Friendly of Textiles


Dyeing and Printing with Natural Dyes. RMUTP International Conference:
Textiles & Fashion July 3-4, Bangkok Thailand.

Sangita S.S., & P.Satsangi. 2014. Sesbania Aculeata: A Plant for Colouring Cotton
and Silk. International Journal of Emerging Technology and Advanced
Engineering. Volume 4, Issue 10, 141-145.
15

Suparmi, Leenawaty Limantara, Budhi Prasetya. 2008. Pengaruh Berbagai Faktor


Eksternal Terhadap Stabilitas Pigmen Bixin dari Selaput Biji Kesumba
(Bixa orellana L.) Potensi sebagai Pewarna Alami Makanan. Jurnal
Penelitian Stabilitas Pigmen Bixin Kesumba. 1(1): 81-91.

Suparmi, Israhnanto Isradji, dan Dina fatmawati. 2011. Kadar SGOT dan SGPT
Setelah Pemberian Serbuk Pewarna dari Pigmen Selaput Biji Kesumba
Keling (Bixa orellana). Jurnal Penelitian Studi Eksperimental Pada Mencit
Putih Galur balb/C. 1(1): 55-69.

Tyti Intoning Jati. 2018. Pemanfaatan Ekstrak Mahkotabunga Pukul Empat


Sebagai Alternatif Pewarna Alami Preparat Section Jaringan Batang
Tanaman Beluntas. Sripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai