SUSUNAN REDAKSI
Terbitan pertama
November 2017
Periode terbit
Mei dan November
Alamat Redaksi
Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24, Sidanegara, Cilacap
Telp/Fax (0282)532975
i
ISSN 2579-4329
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT Tuhan seru sekalian alam yang
telah memberikan Rahmat serta Barakah-Nya sehingga Jurnal Pharmaqueous Vol. 1 No. 1
November 2017 telah tedapat diterbitkan. Pada edisi ini, Jurnal Pharmaqueous menyajikan
10 artikel yang kesemuanya merupakan hasil penelitian dosen dan mahasiswa. Isi jurnal
mencakup semua aspek dalam ilmu kefarmasian antara lain bidang Teknologi Farmasi, Farmasi
Komunitas, Farmasi Klinik, Farmasi Bahari, dan Farmasi Bahan Alam.
Terimakasih kami sampaikan kepada kontributor dan tim redaksi yang telah
bekerja keras dalam editing naskah, sehingga jurnal ini bisa terwujud. Kami sadar akan
adanya kekurangan dalam pembuatan jurnal ini, untuk itu kami mohon maklum dan
maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan jurnal ini bermanfaat bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dewan Redaksi
ii
ISSN 2579-4329
DAFTAR ISI
Halaman Cover
Susunan Redaksi ………………….……………………….….………………….….. i
Kata Pengantar ………………….……………………….….………………….….… ii
Daftar Isi ………………….……………………….….………………….….….….…. iii
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL BUNGA
ROSELLA (Hibiscuss sabdariffa Linn.) DAN DAUN TEH HIJAU Camellia sinensis
(Lamk.) Kuntze.
Nourma Eka Amalia, Elisa Issusilaningtyas, Septiana Indratmoko…………………….……….….. 29-34
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK ETANOL
DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum, Linn.)
Sofiyatun, Elisa Issusilaningtyas, Septiana Indratmoko…………………….……….…….……... 53-60
PENGARUH VARIASI BASIS GEL TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK
ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn.)
Yulia Hilda Ishari, Septiana Indratmoko, Aziez Ismunandar…………………….……….……..... 61-67
iii
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
1
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
2
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
3
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
4
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
5
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
2. Perbedaan hasil rendemen antara Backer, A and Van Den Brink, B., 1965,
ekstraksi maserasi dan soxhletasi Flora of Java (Spermatophytes Only),
terhadap kadar fenol total ekstrak Volume I, N.V.P. The Nederlands,
etanol daun salam (Syzygium Noordhoff- Groningen.
polyanthum (Wight.) Walp.) yaitu Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia
Penuntun Cara Modern Menganalisa
ditunjukkan dengan hasil Tumbuhan, ITB, Bandung.
perhitungan rendemen diperoleh Jeong, S.M., Kim, S.Y., Kim, D.R., Jo,S.C.,
hasil rendemen untuk ekstraksi Nam, D.U., Lee, S.C., 2004, Effect
maserasi sebesar 4,16 % dan of Heat Treatment on the
ekstraksi soxhletasi sebesar 18,8 %. Antioxidant Activity of Extracts from
Citrus Peels. J. Agric. FoodChem.
UCAPAN TERIMAKASIH 52: 3389-3393.
Ibu Anita Ratna Faoziyah, Joshi, U.H., Ganatra TH, Bhalodiya PN,
ST.,MSc., Bapak Aulia Rahman, S.Farm., Desai TR, Tirgar PR., 2012,
Apt, Ibu Rachmi Ridho, M.Farm., Apt., Comparative Review on Harmless
Herbs with Allopathic Remedies
yang telah memberikan perhatian, arahan,
AsAnti- Hypertensive, Research
dan bimbingan dalam penyusunan Journal of Pharmaceutical, Biological
penelitian ini. and Chemical Sciences, 3(2): 673-
685.
DAFTAR PUSTAKA Naczk, M & Shahidi, F., 2006, ‘Phenolics in
Andayani, R, Y. Lisawati dan Maimunah, cereals, fruits and vegetables:
2008, Penentuan Aktivitas occurrence, extraction and analysis’,
Antioksidan, Kadar Fenolat Total Journal of Pharmaceutical and
Dan Likopen Pada Buah Tomat Biomedical Analysis, 41: 1523-1542.
(Solanum lycopersicum L), Jurnal Pribadi, E., 2009, Pasokan dan Permintaan
Sainsdan Teknologi Farmasi, 13(1): Tanaman Obat Indonesia Serta Arah
3. Penelitian dan Pengembangannya.
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Jurnal Perspektif 8 (1) : 52-64.
Ekstrak Tumbuhan Obat, 9, 14,
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
6
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
Kata Kunci : Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Label, Legalitas nomor
registrasi
7
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
8
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Tabel 1. Persentase Jumlah Jenis Pangan Jajanan Anak Sesuai Syarat Label
Jumlah sampel yang penulis ambil item berlabel dan memenuhi syarat label
dari pedagang A yaitu sebanyak 18 item yang izin edarnya dari BPOM
pangan jajanan anak sekolah dan dari 18 persentasenya 72,22% dan 1 item yang
item sampel yang diambil terdapat 4 item berlabel tetapi tidak memenuhi syarat label
pangan jajanan anak sekolah yang tidak dengan izin edar PIRT persentasenya
berlabel dengan persentase 22,22%, 13 5,56%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.
9
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Sampel yang diambil dari pedagang memenuhi syarat dan izin edar PIRT
B yaitu sebanyak 98 item, 6 item diantara persentasenya 21,43%, dan 1 item yang
diantaranya tidak berlabel dengan berlabel tetapi tidak memuhi syarat label
persentase 6,13%. 71 item yang berlabel dan tidak ada ijin edarnya persentasenya
dan memenuhi syarat label izin edarnya 2,38%.
dari BPOM dan persentasenya 72,45%, Label dapat dikatakan memenuhi
adapun untuk pangan jajanan anak sekolah syarat apabila pada label tersebut terdapat
yang berlabel dan tidak memenuhi syarat nama prodak, nomor registrasi, daftar
ada 21 item, 16 item diantaranya memiliki bahan, berat bersih, tanggal kadaluarsa,
izin edar PIRT persentasenya 16,32% dan alamat produsen dan kode produksi.
5 item sisanya memiliki izin edar dari Tujuan dari adanya label yaitu untuk
BPOM dengan persentase 5,1%. memberikan informasi kepada konsumen
Pangan jajanan anak sekolah yang agar konsumen mengetahui tingkat
diambil dari pedagang C sebanyank 42 keamanan atau layak tidaknya suatu
item. Dari 42 item pangan jajanan anak pangan untuk dikonsumsi. Pangan jajanan
sekolah yang berabel dan memenuhi syarat anak sekolah dengan izin edar PIRT masih
merupakan sampel yang paling banyak di banyak yang tidak memenuhi syat label.
temukan dengan jumlah 22 item Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan
persentasenya 52,38% dengan izin edar produsen yang masih sulit untuk
dari BPOM, kemudian diikuti pangan memahami dalam penerapan kode
jajanan anak sekolah yang tidak berlabel produksi pangan, namun apabila suatu
yaitu sebanyak 10 item dengan persentase produk yang dengan izin edar PIRT sudah
23,81%, 9 item yang berlabel tetapi tidak
10
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
memenuhi syarat enam lainnya produk mengecek keasliannya di web resmi BPOM
tersebut sudah dapat dikatakan baik. yaitu http://www.pom.go.id/. Sedangkan
Salah satu syarat label yaitu nomor untuk mengecek nomor registrasi pangan
registrasi baik itu dari BPOM maupun olahan rumahan atau produk dengan ijin
PIRT. Keaslian nomor registrasi sangat P-IRT masih belum dapat dicek oleh
dibutuhkan untuk mengetahui legalitas dan masyarakat umum.
keamanan suatu pangan, adapun cara Persentase legalitas sampel yang
mengecek nomor registrasi pangan dengan penulis amati dari setiap pedagangnya
ijin BPOM dapat dilakukan dengan cara dapat dilihat dari tabel 3 dan tabel 4.
Legalitas
No. Pedagang Jumlah Legal Ilegal Persentase
10 √ ‐ 77%
1. A
3 ‐ √ 23%
Total 13 100%
61 √ ‐ 80%
2. B
15 ‐ √ 20%
Total 100%
16 √ ‐ 73%
3. C
6 ‐ √ 27%
Total 22 100%
Legalitas
No. Pedagang Jumlah Persentase
Legal Ilegal
1. A 1 √ ‐ 100%
Total 1 100%
2. B 10 ‐ √ 100%
Total 10 100%
6 √ ‐ 67%
3. C
3 ‐ √ 33%
Total 9 100%
Dilihat dari tabel 3 dan tabel 4, terdapat 1 item sampel yang nomor
pada pedagang A terdapat 10 item sampel registrasinya legal.
yang nomor registrasinya terdaftar di web Nomor registrasi pangan jajanan
BPOM dengan persentae 77% dan 3 item anak sekolah yang legal pada pedagang B
sampel yang nomor registrasinya ilegal yaitu 61 item sampel dengan persentase
dengan persentase 23%, sedangkan untuk 80% dan 15 item ilegal dengan persentase
pangan olahan rumahan pada pedagang A 20%, adapun untuk pangan olahan
rumahan pada pedagang B terdapat 10
item dan nomor registrasinya ilegal.
11
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
(a) (b)
Gambar 1.(a) Persentase Legalitas Berdasarkan Perizinan BPOM
(b) Persentase Legalitas Berdasarkan Perizinan PIRT
Jumlah sampel dengan perijinan sesuai dengan ketentuan baru dari Dinas
PIRT ada sebayak 26 item sampel. 7 item Kesehatan
diantaranya legal, sedangkan sisanya
sebanyak 19 item ilegal. Persentase KESIMPULAN
legaliatasnya yaitu 27% sampel legal dan Berdasarkan hasil pengamatan
73% sampel yang ilegal. Hal ini tentang identifikasi pangan jajanan anak
disebabkan karena banyak dari industri sekolah di lingkungan Yayasan Sosial Al-
rumah tangga yang belum memperbaruhi Irsyad, dapat penulis simpulkan bahwa:
perijinan izin edar sesuai undang-undang 1. Persentase pangan jajanan anak sekolah
baru. yang beredar dilingkungan Yayasan
Pangan jajanan anak sekolah yang Sosial Al-Irsyad untuk yang berlabel
beredar di lingkungan Yayasan Sosial Al- dan memenuhi syarat pelabelan yaitu
Irsyad sebagian besar nomor registrasi dari 67,1%, yang tidak memenuhi syarat
BPOMnya asli sehingga dapat ditarik label 20,25% dan yang tidak berlabel
kesimpulan keamanan pangan jajanan anak 12,65%.
sekolah dengan izin edar dari BPOM di 2. Persentase legalitas pangan jajanan anak
lingkungan ini sudah baik, sedangkan sekolah yang berizin BPOM yaitu
pangan jajanan anak sekolah yang izin edar 78,38% legal, sedangkan yang ilegal
PIRT nomor registrasinya ilegal hal ini yaitu 21,62%. Persentase yang berijin
disebabkan karena banyaknya produsen PIRT untuk yang legal yaitu 27%,
yang belum memperbarui nomor registrasi sedangkan untuk yang ilegal yaitu 73%.
12
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
13
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Menurut American Diabetes gangguan kronis yang bercerikan
Association (ADA) tahun 2012, diabetes hiperglikemia (glukosa-darah terlampau
mellitus merupakan suatu kelompok meningkat) dan khususnya menyakut
penyakit metabolik dengan karakteristik metabolisme hidrat arang (glukosa)
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan didalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- dan protein juga terganggu (Lat. Diabetes
duanya.Diabetes mellitus (DM), penyakit = penerusan, mellitus = manis madu) (T
gula atau kencing manis adalah suatu jay & Rahrdja, 2007).
14
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
15
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Tabel 1. Data Jumlah Kunjungan Pasien DM di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
periode Oktober-Desember 2015.
Gambar 1. Data Jumlah Kunjungan Pasien DM Pengguna Obat Antidiabetika Oral di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap periode Oktober-Desember 2015
16
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Gambar 2. Data Jumlah Pasien DM Pengguna Obat Antidiabetika Oral Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Data Penggunaan Obat Antidiabetika oral di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
periode Oktober-Desember 2015
17
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Gambar 3. Data Penggunaan Golongan Obat Antidiabetika Oral pada Pasien di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilcap periode Oktober-Desember 2015
18
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
100 85
50 29
0
Gambar 4. Penggunaan Obat Antidiabetika Oral Tunggal dan Kombinasi pada Pasien di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap periode Oktober-Desember 2015
Berdasarkan gambar di atas dari 114 SIM penggunaan obat antidiabetika oral
kunjungan pasien di Instalasi Rawat Jalan kombinasi paling banyak digunakan di
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam
selama periode Oktober-Desember 2015 Fatimah Cilacap sebanyak 85 kunjungan
yang tercatat pada pasien.
Tabel 3. Penggunaan Obat Antidiabetika Oral Kombinasi Berdasarkan Jumlah Kunjungan Pasien di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap periode Oktober-Desember 2015
19
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
20
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
21
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
22
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
23
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
24
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
25
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Tabel 2. SATGAS yang di bentuk BNN Kabupaten Cilacap periode Januari – Desember 2015
26
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
27
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan DAFTAR PUSTAKA
mengenai permasalahan yang dibahas Badri M.,2013, Implementasi Undang-Undang
dalam penelitian pada bab sebelumnya, No. 35 Tahun 2009 Tentang
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Narkotika Dalam Pelaksanaan Wajib
berikut : Lapor Bagi Pecandu Narkotika,Jurnal
KEMAS 9 (1) : 153-159.
1. Dalam pencegahan penyalahgunaan
BNN Kabupaten Cilacap, 2013, Buku
narkoba di Kabupaten Cilacap selama Panduan Bahan Sosialisasi P4GN Alat
periode Januari-Desember 2015 Badan peraga Narkotika Sintetis, BNN :
Narkotika Nasional Kabupaten Cilacap Cilacap.
membentuk Satuan Tugas (SATGAS) BNN RI, 2011, Petunjuk Teknis Advokasi
di 5 Instansi Pemerintah, 10 Lembaga P4GN Bidang Pencegahan, Jakarta :
Pendidikan, dan 20 Desa. BNN RI.
2. Upaya yang dilakukan Badan Narkotika BNN RI, 2011, Petunjuk Teknis Diseminasi
Nasional (BNN) dalam pencegahan Informasi P4GN Bidang Pencegahan,
penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Jakarta : BNN RI.
Cilacap, meliputi : Advokasi, dan Instruksi Presiden No.12 Tahun 2011
Tentang Jakstranas P4GN Tahun 2011
Diseminasi Informasi.
– 2015.
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
UCAPAN TERIMAKASIH
Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Terimakasih kepada Ibu Anita
Organisasi Dan Tata Kerja Badan
Ratna Faoziah, ST.,MSc, Elisa Narkotika Nasional Provinsi Dan
Issusilaningtyas, S.Farm., MSc., Apt, Badan Narkotika Nasional
Rachmi Ridho, M.Farm., Apt yang telah Kabupaten/Kota.
memberikan bimbingan dan arahan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
kepada penulis sehingga Karya Tulis tentang Narkotika.
Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
28
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL BUNGA
ROSELLA (Hibiscuss sabdariffa Linn.) DAN DAUN TEH HIJAU
Camellia sinensis (Lamk.) Kuntze.
ABSTRAK
Bunga rosella dan daun teh hijau merupakan beberapa tanaman yang memiliki
khasiat baik untuk pengobatan. Ekstrak bunga rosella dan daun teh hijau
diformulasikan sebagai tablet hisap dengan metode granulasi basah. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat sediaan tablet hisap dari ekstrak etanol bunga rosella dan
daun teh hijau yang memenuhi uji sifat fisik sediaan tablet hisap. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium.Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bunga rosella dan daun teh hijau. Ekstrak
bunga rosella dan daun teh hijau diperoleh dengan cara maserasi serbuk bunga rosella
dan daun teh hijau menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak kental yang
diperoleh dibuat sediaan tablet hisap dengan formulasi bahan yang terdiri dari
gelatin, aspartam, laktosa dan manitol. Granul yang diperoleh di uji sifat fisiknya
untuk mendapatkan data sifat alir yaitu 9,6 g/s, sudut diam 27,620, indeks
pemampatan 2%, rasio Hausner 1,02 dan Carrs Indeks 1,81. Berdasarkan hasil uji
sifat fisik granul yang diperoleh sudah memenuhi syarat mutu granul. Tablet hisap
yang telah dibuat kemudian di uji sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji
keseragaman bobot memiliki rata-rata 614,25 mg, uji keseragaman ukuran dengan
diameter rata-rata 1,82 cm dan ketebalan 0,75 cm, uji kekerasan memiliki rata-rata
4,55 kg dan uji kerapuhan dengan hasil 0,16%. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak
etanol bunga rosella dan daun teh hijau dapat dibuat tablet hisap yang telah
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia III.
Kata Kunci : Ekstrak bunga rosella, ekstrak daun teh hijau, tablet hisap, uji sifat
fisik
29
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
30
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
31
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
dilakukan meliputi sifat alir, indeks volume granul 49 mL, maka dapat
pemampatan, rasio Hausner dan carrs disimpulkan bahwa volume granul pada
indeks (Indratmoko & Issusilaningtiyas, saat pengetukan menghasilkan volume yang
2016). konstan. Hasil indeks pemampatan yang
diperoleh yaitu %T = 2%. Syarat T%
a. Waktu alir yang baik <20%, hasil tersebut
Pemeriksaan waktu alir bertujuan menunjukkan bahwa pada granul ini
untuk mengetahui apakah granul tersebut memiliki indeks pemampatan yang baik.
memenuhi persyaratan sehingga diharapkan
akan menghasilkan granul yang baik. d. Rasio Hausner
Granul yang memiliki aliran yang baik Perhitungan rasio Hausner bertujuan
akan mengalir dari suatu wadah dengan untuk mengetahui baik tidaknya sifat alir
waktu tidak kurang dari 10 detik. granul. Berdasarkan hasil evaluasi yang
Berdasarkan hasil waktu alir yang diperoleh diperoleh dari indeks pengetapan, maka
yaitu 9,6 g/s dimana syarat granul yang nilai dari rasio Hausner adalah 1,02. Hal
baik memiliki waktu alir tidak kurang dari ini menunjukan bahwa pada hasil dari rasio
6 g/s. Hausner memiliki kategori yang baik.
Dikatakan kategori baik yaitu apabila nilai
b. Sudut diam dari rasio Hausner kurang dari 1,25.
Sudut diam adalah ukuran
kohesifitas serbuk, yang ditunjukkan pada e. Carrs Indeks
saat ketika gaya interaksi antar partikel Carrs indeks (CI) merupakan salah
melebihi gaya tarik gravitasi partikel satu metode untuk memprediksi apakah
tersebut. Hasil uji dari sudut diam yaitu formulasi membutuhkan perbaikan sifat
27,620, hal ini menunjukan bahwa sudut alir dengan penambahan glidan atau tidak
diam yang diperoleh baik, dimana nilai dari memerlukan glidan. Hasil evaluasi CI
sudut diam yang didapat diterima antara untuk formula ini adalah 1,81.
25-450. Berdasarkan dari hasil yang didapat, pada
uji CI menunjukan bahwa hasil yang
c. Indeks pemampatan diperoleh memenuhi syarat.Syarat yang
Uji pemampatan ini dilakukan baik untuk uji CI yaitu antara 5-15.Karena
dengan cara granul dimasukkan ke dalam hasilnya memenuhi syarat maka granul
gelas ukur dan catat volumenya, kemudian tersebut tidak memerlukan penambahan
dilakukan pengetukan. Berdasarkan uji glidan.
indeks pemampatan diperoleh hasil yaitu
pada ketukan ke-10 mendapatkan volume Hasil Sifat Fisik Tablet Hisap
granul 49 mL. Volume awal granul Hasil uji sifat fisik tablet hisap dapat
sebelum diketuk yaitu 50 mL. Pada dilihat pada tabel 3.
ketukan ke-50 dan 500 juga memperoleh
32
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
33
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
34
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
35
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Hal ini dapat kita lihat dari jumlah Bahan-bahan yang diperlukan dalam
konsumsi ikan sidat oleh masyarakat penelitian ini yaitu ikan sidat sebanyak 3,2
(Afandi, 2005). kg.
Ikan sidat adalah sejenis ikan yang
mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya Prosedur Penelitian
akan protein serta vitamin D dan E, serta 1. Persiapan Ikan Sidat
mempunyai mukoprotein yang kaya, Ikan sidat segar ditimbang
disebut sebagai asam amino lemak terlebih dahulu kemudian dibersihkan
ganggang dan asam ribonukleat. Ikan sidat dari kotoran yang ada dalam ikan sidat.
juga terbukti mengandung vitamin A Setelah dibersihkan kemudian dipotong
dengan kadar 100 kali lebih banyak -potong menjadi 5-10 bagian untuk
dibandingkan ikan-ikan yang lain. Untuk mempermudah proses esktraksi.
100 gram daging sidat mengandung 5000
IU vitamin E (Napitupulu dan Budi, 2. Ekstraksi Ikan Sidat
2011). Potongan ikan sidat kemudian
Penelitian mengenai kandungan gizi dimasukkan dalam oven pada suhu
ikan sidat sudah banyak sekali dilakukan. 950C sesuai dengan metode menurut
Kandungan gizi ikan sidat sangat SOBSTAD (1990). Setelah didapatkan
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang minyak ikan kasar (crude) kemudian
diberikan. Penelitian mengenai teknik dijernihkan menggunakan centrifuge.
ekstraksi dan karakterisasi minyak ikan
sidat belum banyak dilakukan. Penelitian 3. Karakterisasi Minyak Ikan Sidat
ini penting untuk mengetahui teknik a. Uji Organoleptis
ekstraksi yang efektif untuk menghasilkan Uji organoleptis dilakukan
minyak ikan sidat dan karakterisasi minyak dengan cara mengindra atau mencandra
ikan sidat khususnya ikan sidat yang suatu zat. Meliputi deskripsi warna,
berada di perairan Cilacap. Karakterisasi kekeruhan/kejernihan dan bau.
minyak ikan sidat ini meliputi uji
organoleptis, uji bobot jenis dan uji b. Uji Bobot Jenis
viskositas serta uji kandungan omega-3. Uji bobot jenis suatu zat dapat
Sehingga dengan penelitian ini diharapkan dilakukan dengan membandingkan zat
tidak hanya daging ikan sidat yang yang belum diketahui bobot jenisnya
dimanfaatkan tetapi juga minyak ikan dengan suatu yang zat sudah diketahui
sidat. bobot jenisnya dan sudah ditetapkan
yaitu air. Air mempunyai bobot jenis
METODOLOGI PENELITIAN 0,998 pada suhu 20 0C. Alat yang
Alat dan Bahan digunakan untuk mengukur bobot jenis
Peralatan yang digunakan dalam yaitu piknometer.
penelitian ini adalah timbangan, pisau
pemotong daging, oven, alat-alat gelas c. Uji Viskositas
(pyrex), centrifuge (HPL series), vortex, Uji viskositas juga dapat
Kromatografi Gas-FID, Piknometer dan dilakukan dengan membandingkan zat
Viskometer Ostwald, Kromatografi Gas yang belum diketahui viskositasnya
36
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
dengan suatu zat yang sudah diketahui kecamatan kampung laut Cilacap. Ikan
viskositas dan sudah ditetapkan nilainya ditimbang sebanyak 3,2 Kg .
yaitu air. Air mempunyai viskositas Tahap kedua adalah ekstraksi ikan
0,001 Pa.s pada suhu 20 0C. Alat yang sidat menggunakan oven pada suhu 950C
digunakan yaitu viscometer Ostwald kemudian dilakukan ekstraksi meng-
hasilkan rendemen sebesar 5,16 % (v/b).
4. Uji Kandungan Omega-3 Tahap ketiga yaitu karakterisasi
Uji kandungan omega-3 minyak meliputi uji organoleptis, uji bobot
dilakukan dengan alat kromatografi gas jenis dan uji viskositas.
dengan suhu injektor lebih tinggi 20-
500C dibandingkan suhu kolom. Tabel 1. Hasil Uji Organoleptis
Kolom Rtx-5 dan gas pembawa adalah
helium (He). Senyawa standar metil Uji Organoleptis Hasil
ester (metil laurat). Suhu injektor Warna Kuning Emas
2900C dengan suhu oven kolom 1800C. Kekeruhan Jernih
Menggunakan detektor FID dengan Bau Spesifik Minyak
Ikan
suhu detektor 2900C.
Minyak yang dihasilkan memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan bobot jenis 0,919 gr/ml dan viskositas
beberapa tahapan. Tahap pertama adalah 0,031 Pa.s.
mempersiapkan ikan sidat yang akan Tahap keempat yaitu uji kandungan
diekstraksi. Ikan sidat diperoleh dari omega-3 dengan menggunakan alat
perairan di Cilacap yaitu di perairan kromatografi gas-FID
.
Gambar 1. Kromatogram
Minyak Ikan Sidat
37
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Dalam penelitian ini ada tiga hal Minyak hasil penyaringan kedua
yang menjadi perumusan masalah yaitu disimpan di dalam frezer kurang lebih 1
teknik ekstraksi, karakterisasi minyak ikan minggu. Minyak ikan membeku pada suhu
sidat serta uji kandungan omega-3. Teknik frezer dan terdapat endapan minyak setelah
ekstraksi minyak ikan sidat menggunakan kita keluarkan dari frezer kurang lebih 2
metode pengukusan atau pemanasan jam. Minyak dimasukkan dalam tabung
menggunakan oven. Minyak ikan sidat reaksi yang kecil sesuai ukuran alat
tersimpan dalam dagingnya tidak seperti centrifuge. Minyak dalam tabung reaksi
halnya ikan hiu yang menyimpan terlebih dahulu divortex supaya bercampur
minyaknya dalam hati. kemudian di centrifuge selama 10 menit.
Ikan sidat diperoleh dari perairan Centrifuge adalah suatu proses untuk
kecamatan kampung laut Cilacap. Ikan memisahkan cairan dengan padatan yang
sidat terlebih dahulu dipotong biasanya berupa endapan. Minyak hasil
menggunakan pisau kemudian dibagi centrifuge lebih jernih dari sebelumnya.
dalam beberapa bagian kecil. Hal ini Volumenya mengalami penyusutan yaitu
dilakukan untuk meningkatkan luas dari 250 ml menjadi 165 ml. Rendeman
permukaaan daging ikan sidat. Daging ikan minyak ikan dapat dihitung dari volume
sidat segar ini kemudian dibersihkan atau bobot minyak ikan sidat yang
dengan air mengalir supaya bebas kotoran diperoleh dibandingkan dengan bobot awal
yang dapat mempengaruhi hasil minyak. daging ikan sidat.Rendemennya yaitu
Daging ikan sidat ditimbang dengan total sebesar 5,16 % (v/b).
bobot daging ikan sidat sebanyak 3,2 kg. Uji organoleptis mutlak diperlukan
Daging ikan sidat dimasukkann dalam untuk mengetahui deskripsi awal suatu zat
oven sampai mendapatkan minyak (±48 yang dapat dilihat dengan indra manusia.
Jam). Uji organoleptis ini menentukan kualitas
Daging ikan sidat yang telah dioven minyak. Dari hasil uji organoleptis, minyak
selama 48 jam sudah matang dan diperas ikan sidat memenuhi syarat kualitas
menggunakan kain. Minyak keluar dari minyak yaitu jernih berwarna kuning emas
dagingnya akibat proses pemerasan terus dan berbau spesifik minyak ikan.
menerus sampai minyaknya habis. Minyak Dalam uji bobot jenis menggunakan
ditampung dalam wadah (baskom) terlebih 3 piknometer untuk melihat presisi data
dahulu untuk memudahkan proses yang diperoleh. Hasil yang diperoleh
pemerasan. Minyak yang didapatkan bahwa minyak ikan sidat mempunyai
sebanyak ± 300 ml. Minyak ini kemudian bobot jenis sebesar 0,919. Bobot jenis
didiamkan kurang lebih 3 minggu untuk merupakan salah satu karakter fisika kimia
mengetahui apakah terjadi pengendapan dari suatu larutan. Bobot jenis suatu
atau tidak. Setelah 3 minggu ternyata larutan biasanya digunakan dalam
terjadi pengendapan. Endapan ini menentukan formulasi obat yang berupa
kemudian dipisahkan dari minyaknya dan larutan misalnya sirup. Berat jenis larutan
disaring kembali. Minyak hasil sangat menentukan ketercampuran larutan
penyaringan kedua mencapai volume 250 tersebut dengan larutan yang lain. Bila
ml. terdapat dua zat yang sangat berbeda berat
jenisnya maka biasanya tidak bisa
38
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
tercampur. Maka bobot jenis memegang berbanding lurus dengan kadar komponen
peranan yang sangat penting dalam proses tersebut dalam sampel yang dianalisis.
pencampuran berbagai zat. Kadar EPA dan DHA yang dituliskan
Uji viskositas dilakukan sebanyak 3 adalah EPA dan DHA dalam bentuk metil
kali kemudian dilakukan rata-rata. Uji ester. Sedangkan persentasenya merupakan
dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan persen relatif terhadap total metil ester
rata-rata untuk mengurangi bias dalam asam lemak hasil ekstraksi.
pengukuran. Viskositas minyak ikan sidat Pada gambar 1 dapat kita lihat ada 3
yaitu sebesar 0,031 Pa.s atau 31 cp. peak/puncak yang menandakan adanya
Viskositas secara umum dikatakan sebagai omega-3 yang terkandung. Pada peak 30
kekentalan suatu zat. Apabila suatu zat dengan konsentrasi 1,439 %, peak 36
mengalir melalui suatu pipa gelas dengan dengan konsentrasi 0,072% dan peak 51
cepat maka dikatakan viskositasnya rendah, dengan konsentrasi 0,038%. Sehingga
apabila zat mengalir melalui suatu pipa total kandungan omega-3 sebesar 1,549
gelas dengan lambat maka dikatakan %. Kandungan omega-3 nya sangat kecil
viskositasnya tinggi. Data viskositas suatu dibandingkan minyak ikan salmon yaitu
zat sangat berguna sebagai data 21,4 % EPA + DHA (Susanto dan
preformulasi dan sangat menentukan Fahmi, 2014). Penelitian ini adalah
dalam proses pembuatan sediaan farmasi penelitian awal untuk mendeteksi adanya
seperi krim, gel, emulsi, suspensi, pasta dan kandungan omega-3 dalam minyak ikan
sebagainya. Viskositas suatu zat juga dapat sidat, sehingga nantinya perlu dilakukan
mempengaruhi laju absorbsi obat dalam optimasi proses untuk dapat meningkatkan
tubuh. kandungan omega-3 nya.
Omega-3 yang banyak terkandung
dalam minyak ikan adalah EPA dan DHA. UCAPAN TERIMA KASIH
Uji kandungan omega-3 dilakukan dengan Penulis mengucapkan terimakasih
alat kromatografi gas. Menurut kepada UPT Penelitian dan Pengabdian
Khamidinal, Hadipranoto dan Mudasir, Masyarakat STIKES Al-Irsyad Al-
2007 identifikasi asam lemak pada suatu Islamiyyah Cilacap atas terselenggara
sampel tidak dapat dilakukan secara penelitian ini.
langsung dengan menggunakan
Kromatografi Gas. Syarat utama agar KESIMPULAN
sampel dapat dianalisis dengan 1. Ekstraksi minyak ikan sidat
Kromatografi Gas adalah bersifat volatil. menggunakan metode pemanasan
Oleh karena itu, asam lemak yang bertitik yaitu dengan oven pada suhu 950C
didih tinggi harus diubah dulu menjadi kemudian diperas dagingnya hingga
bentuk metil ester asam lemak sehingga menghasilkan minyak. Rendemen
mempunyai titik didih yang berada pada yang dihasilkan sebesar 5,16% (v/b).
temperatur operasi Kromatografi Gas. 2. Uji organoleptis yaitu warna kuning
Analisis kuantitatif didasarkan pada emas, jernih, dan berbau spesifik
perhitungan persentase relatif luas puncak minyak ikan.
komponen terhadap total luas puncak 3. Minyak ikan sidat memiliki bobot
semua kornponen. Luas puncak komponen jenis sebesar 0,919.
39
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
4. Minyak ikan sidat memiliki viskositas Napitupulu dan Budi, 2011, Pengolahan Ikan
sebesar 0,031 Pa.s. Sidat,www.pusluh.kkp.go.id/index.php
5. Kandungan omega-3 sebesar 1,549%. /arsip/file/78/1-ikan-sidat.pdf/
diakses pada tanggal 20 November
DAFTAR PUSTAKA 2013.
Anonim, 2011, Materi Penyuluhan Ikan Sidat, Ndobe. S, 2010, Struktur Ukuran Glass Eel
www.pusluh.kkp.go.id/index.php/arsip Ikan Sidat (Anguilla Marmorata) Di
/file/78/1ikansidat.pdf/diakses pada Muara Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi
tanggal 20 November 2013. Tengah,jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.p
Affandi, 2005, Strategi Pemanfaatan Sumber hp/MLS/article/download/85/77
Daya Ikan Sidat (Anguila Spp) di diakses pada tanggal 20 November 2013.
Indonesia, Jurnal Iktiologi Indonesia, 5 Rasyid . A, 2003, Asam Lemak Omega-3 dari
(2): 77-81. Minyak Ikan, Oseana, 28 (3): 11-16.
Khamidinal, Hadipranoto N & Mudasir, Susanto E dan Fahmi A.S, 2014, Senyawa
2007, Pengaruh Antioksidan Fungsional Dari Ikan : Aplikasinya
Terhadapan Kerusakan Asam Lemak Dalam Pangan, Jurnal Aplikasi Teknologi
Omega-3 Pada Proses Pengolahan Ikan Pangan, 1(4): 95-102.
Tongkol, Kaunia, 3 (2) :119-138.
40
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
41
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
42
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
43
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
44
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
bertujuan untuk menghilangkan kotoran berakhir ditandai dengan daun sudah dapat
dan benda asing yang menempel pada dipatahkan dengan mudah (Sembiring,
daun, dan tujuan penggunaan air mengalir 2007).
adalah agar kotoran yang menempel dapat Hasil pengeringan daun mangrove
ikut terbuang bersama aliran air (Mayasari, muda diremas kecil-kecil kemudian
2012). dihaluskan dengan cara diblender dan
Daun yang telah dicuci kemudian diayak menggunakan ayakan no. 18 mesh
dikering anginkan (ditiriskan) untuk untuk memperoleh simplisia yang lebih
menghilangkan sisa air pada daun setelah halus. Ayakan no. 18 mesh tersebut,
pencucian. Setelah dikering anginkan, daun terbuat dari kawat logam yang memiliki
dikeringkan dengan alat pengeringan lemari lebar nominal lubang 0,3555 mm serta
pengering simplisia selama satu minggu garis tengah nominal kawat 0,222 mm.
menggunakan bohlam lampu 5 watt Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor
sebagai pengering yang suhunya diukur yang menunjukkan jumlah lubang tiap cm
menggunakan termometer suhu yaitu dihitung searah dengan panjang kawat,
38C. Menurut Hernani & Nurjanah dimana semakin tinggi nomer pengayak
(2009) daun, herba, dan bunga dapat maka semakin tinggi derajat halus serbuk
dikeringkan dengan kisaran suhu 20- 40 (Depkes RI, 1978). Ukuran partikel yang
C, kulit batang dan akar masing-masing halus atau kecil memiliki luas permukaan
pada suhu 30C dan 65C, sehingga yang lebih besar sehingga akan membuat
pelarut lebih mudah menyari komponen
penggunaan suhu 38C untuk proses
yang akan dipisahkan sehingga ekstraksi
pengeringan daun mangrove muda
berjalan secara optimal (Mayasari, 2012).
(Rhizophora mucronata) telah sesuai
Pemisahan senyawa flavonoid yang
dengan suhu pengeringan daun.
ada pada simplisia daun mangrove muda
Penggunaan alat pengering ini sangat
dilakukan dengan menggunakan metode
menguntungkan karena rak-raknya dapat
maserasi. Maserasi adalah suatu contoh
diatur sesuai dengan jumlah bahan yang
metode ekstraksi padat-cair bertahap yang
akan dikeringkan dan suhunya dapat
dilakukan dengan jalan membiarkan
dikendalikan. Untuk mencegah
padatan terendam dalam suatu pelarut.
pengeringan yang kurang merata, maka
Proses perendaman dalam usaha
bahan yang dikeringkan perlu dipindah-
mengekstraksi suatu substansi dari bahan
pindah (dibolak-balik) hingga semuanya
alam ini bisa dilakukan tanpa pemanasan
kering. Pengeringan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada daun dan pada suhu kamar (T= 15-30C) (Kristanti
menghilangkan aktivitas enzim yang bisa et al., 2006).
menguraikan lebih lanjut kandungan zat Keuntungan penyarian dengan
aktif. Ciri-ciri waktu pengeringan sudah maserasi adalah pengerjaan dan peralatan
45
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
46
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Gambar 3. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid yang Terbentuk dengan Menggunakan Pereaksi H2SO4
(Markham dan Andersen, 2006)
47
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Gambar 4. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid yang Terbentuk dengan Menggunakan Pereaksi NaOH
(Achmad, 1986)
48
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
penjenuhan chamber dengan pelarut yaitu silika gel GF 254 nm. Untuk memastikan
untuk memperkecil penguapan pelarut dan kandungan senyawa flavonoid pada plat
akan menghasilkan bercak lebih bundar KLT, maka dilakukan deteksi bercak
dan baik (Ridho, 2015). menggunakan AlCl3 5% dalam etanol.
Penotolan dilakukan menggunakan AlCl3 adalah salah satu deteksi bercak yang
penotol/pipa kapiler pada jarak 1 cm dari spesifik untuk mengidentifikasi senyawa
garis bawah. Hasil KLT kemudian flavonoid pada tanaman dengan hasil
diangin-anginkan dan diperiksa di bawah fluoresensi hijau kuning dengan sinar
sinar UV 254 nm & UV 366 nm. Hasil KLT UV254 nm & UV 366 nm (Harbone,2006).
didapatkan beberapa bercak pada lempeng
Gambar 5. (a) Penyinaran Hasil KLT dengan UV 254nm dan 366nm; (b) Melingkari Bercak Menggunakan Pensil; (c)
Deteksi Bercak Menggunakan AlCl35 % dalam etanol
Hasil dari deteksi bercak dan 58. Hal ini mendekati harga Rf dan
menggunakan pereaksi AlCl3 positif hRf standar kuersetin yang digunakan
mengandung flavonoid dengan untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid
memperlihatkan adanya perubahan warna menggunakan eluen BAA (4:1:5) yaitu
bercak ungu menjadi kuning pucat pada 0,64 dan 64 (Harbone, 2006).
harga Rf dan hRf 0,58
Gambar 6. Sketsa Hasil Analisis Senyawa Flavonoid Menggunakan KLT setelah Dideteksi Bercak Menggunakan
AlCl3 5% dalam Etanol
49
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Gambar 7. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid yang Terbentuk dengan Menggunakan Deteksi Bercak AlCl3
(Mabry, dkk, 1970)
Mekanisme reaksi senyawa flavonoid 5-OH tetap stabil dengan adanya asam
yang terbentuk dengan menggunakan (Mabry dkk, 1970).
deteksi bercak AlCl3 ditunjukkan pada
Gambar7. Berdasarkan gambar 7 KESIMPULAN
penggunaan AlCl3 yang digunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
mendeteksi bercak flavonoid menunjukkan telah dilakukan dan analisa terhadap data
semua 5-hidroksi-flavonoid sebagai bercak yang diperoleh dari identifikasi daun
berfluoresensi kuning bila dilihat di bawah mangrove muda (Rhizophora mucronata),
sinar UV366nm. Perekasi ini dapat dapat disimpulkan bahwa:
membentuk kompleks tahan asam antara 1. Proses ekstraksi etanol daun mangrove
gugus hidroksil dan keton yang bertetangga muda (Rhizophora mucronata)
dan membentuk kompleks tahan asam dilakukan dengan metode maserasi
dengan gugus orto sehingga dapat selama 48 jam menggunakan pelarut
etanol 96% sebanyak 300 ml.
digunakan untuk mendeteksi kedua gugus
2. Terdapat senyawa flavonoid pada daun
tersebut (Markham, 1988). Gugus OH mangrove muda (Rhizophora
pada C3 dan C5 pada flavon dan flavonol mucronata) menggunakan metode uji
akan membentuk kompleks yang stabil kualitatif flavonoid dengan
dengan adanya AlCl3. Sebaliknya kompleks terbentuknya perubahan warna hijau
yang terbentuk antara AlCl3 dengan gugus kekuningan menjadi merah jingga
orto dihidroksi bersifat labil sehingga setelah ditambahkan H2SO4 pekat dan
berwarna kuning kecoklatan dengan
dengan penambahan asam akan
endapan berwarna coklat keruh setelah
terdekomposisi. Sedangkan kompleks ditambahkan NaOH pekat pada
antara AlCl3 dengan C-4 keto dan 3 atau ekstrak etanol.
50
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
3. Harga Rf dan hRf pada ekstrak daun Tanaman Obat, Jurnal Perkembangan
mangrove muda (Rhizophora Teknologi TRO, 21 (2) : 33-39.
mucronata) menggunakan Huliselan, Yosina M., Runtuwene, Max R.J.,
Kromatografi Lapis Tipis yaitu 0,58 Wewengkan, Defny S., 2015, Aktivitas
dan 58. Antioksidan Ekstrak Etanol, Etil Asetat,
Dan N-Heksan Dari Daun Sesewanua
DAFTAR PUSTAKA (Clerodendron squamatum Vahl.),
Achmad, S.A, 1986, Kimia Organik Bahan PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi
Alam, Karunika Jakarta, Universitas – UNSRAT 4 (3): 2302 – 2493.
Terbuka, Jakarta. Koirewoa, Yohanes Adithya., Fatimawali,
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Wiyono, Weny Indayany, 2012, Isolasi
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. dan Identifikasi Senyawa Flavonoid
Depkes RI, 1978, Materia Medika Indonesia dalam Daun Beluntas (Pluechea indica
Jilid II, Jakarta, Departemen Kesehatan L.), Pharmacon Vol 1, No 1.
RI. Kristanti, Aninda Novi., Aminah, Siti Nanik
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan dan Kurniadi, Bambang., 2006, Buku
Informatika Kabupaten Cilacap, Ajar Fitokimia, Airlangga University
2016.http://www.cilacapkab.go.id/v2/ Press, Bandung.
index.php?pilih=hal&id=3v,Diakses Markham, KR. 1988, Cara Mengidentifikasi
pada 7 Maret 2016. Flavonoid, ITB, Bandung.
Gafur A.M, Isa I, Bialangi N., 2013, Isolasi Markham, K. R., Andersen, O. M., 2006,
dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Chemistry, Bichemistry and Aplications,
Dari Daun Jamblang (Syzygium Press is an Imprint of Taylor and
cumini), Tugas Akhir Kuliah, Jurusan Francis.
Kimia Faultas MIPA Universitas Negri Mabry, T.J., Markham, K.R., and Thomas,
Gorontalo, Gorontalo. M.B., 1970, The Systematic
Gritter R.J, Bobbit J.M, Schwarting A.E., Identification of Flavonoid, Springer-
1991, Pengantar Kromatografi, Edisi II, Verlag, Berlin.
Penerbit ITB, Bandung. Mayasari, Anisa Dwi, 2012, Perbandingan
Harahap, 2010, Penilaian Ekonomi Ekowisata Kadar Senyawa Flavonoid Daun Sukun
Hutan Mangrove dan Aplikasinya (Artocarpus Altilis) yang Dikeringkan
dalam Perencanaan Wilayah Pesisir, pada Suhu Pengeringan 40 C, 50 C,
Graha IlmuYogyakarta, Yogyakarta. dan 60 C. Karya Tulis Ilmiah, Program
Harborne, JB., Kosasih Padmawinata & Iwang Studi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad
Soediro, 2006, Metode Fitokimia Al-Islamiyyah Cilacap, Cilacap.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Miryanti, Arry., Sapei, Leni., Budiono,
Tumbuhan, edk 2, trans, ITB, Bandung. Kurniawan dan Indra, Stephen, 2011.
Hernani dan Nurdjanah, R., 2009, Aspek Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah
Pengeringan Dalam Mempertahankan manggis (Garcinia mangostana L.),
Kandungan Metabolit Sekunder Pada Research Report-Engineering Science,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
51
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
52
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK
ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum, Linn.)
ABSTRAK
Kata Kunci : Ekstrak etanol daun kemangi, obat kumur, sifat fisik
53
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
54
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
55
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
56
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Uji Sifat Fisik Sediaan Obat Kumur dikarenakan pada formulasi tiga
Ekstrak Etanol Daun Kemangi konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi
1. Uji Organoleptis lebih banyak dibandingkan pada formulasi
Uji organoleptis dilakukan untuk satu dan formulasi dua. Semakin banyak
mengetahui bentuk, warna, rasa serta bau konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi
pada masing-masing formulasi sediaan yang digunakan, akan semakin
obat kumur. Berdasarkan tabel di atas mempengaruhi warna sediaan obat kumur.
dilakukan tiga kali replikasi pada tiga Uji organoleptis untuk kelompok kontrol
formulasi hasil uji organoleptis ketiga yaitu cairan berwarna hijau dengan bau
formulasi tersebut bentuk, bau dan rasanya khas, berasa segar dan pedas dari kelompok
adalah sama yaitu cairan dengan bau eksperimen.
peppermint oil dan berasa segar, sedangkan Hasil uji organoleptis sediaan obat
untuk warna, pada formulasi satu, dua dan kumur ekstrak etanol daun kemangi selama
tiga adalah sama yaitu hijau kecoklatan tiga kali replikasi sebagai berikut :
tetapi kepekatan warnanya berbeda dan
formulasi ke 3 lebih pekat. Hal ini
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi
57
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
obat kumur sesuai dengan pH saliva dalam kumur ekstrak etanol daun kemangi sebagai
keadaan normal.Hasil uji pH sediaan obat berikut (Tabel 3) :
Replikasi
Formulasi Rata-Rata
1 2 3
I 5 5 5 5
II 5 5 5 5
III 5 5 5 5
Kontrol 4 4 4 4
Keterangan: Kontrol yang digunakan obat kumur listerin yang ada di pasaran.
Tabel 4. Hasil Uji Bobot Jenis Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi
4. Uji Viskositas
Uji viskositas ini dilakukan untuk berkumur. Viskositas air ± 1 cps
mengetahui kekentalan dari ketiga (Pradewa, 2008). Viskositas obat kumur
formulasi (kelompok eksperimen) dan dari ekstrak daun kemangi mendekati
kelompok kontrol. Semakin dekat tingkat dengan viskositas air.
viskositas suatu produk dengan tingkat Hasil uji viskositas pada masing-
viskositas air, maka semakin mudah dan masing formulasi obat kumur sebagai
nyaman produk tersebut digunakan untuk berikut :
58
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Tabel 5. Hasil Uji Viskositas Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi
Replikasi
Formulasi Rata-Rata
1 2 3
I 2.21cps 2.46 cps 2.59 cps 2.42 cps
II 2.25 cps 2.80 cps 2.81 cps 2.62 cps
III 2.16 cps 2.93 cps 2.25 cps 2.44 cps
Kontrol 2.37 cps 2.09 cps 2.09 cps 2.18 cps
Keterangan: Kontrol yang digunakan obat kumur listerin yang ada di pasaran.
59
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
60
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
Kata kunci : Biji pepaya, basis gel, uji sifat fisik gel.
PENDAHULUAN
Salah satu dari kekayaan alam et al., 2012). Berdasarkan penelitian yang
Indonesia adalah tanaman pepaya.Hampir pernah dilakukan sebelumnya, dengan
semua bagian dari tanaman pepaya menggunakan ekstrak biji pepaya dalam
memiliki khasiat untuk tubuh, akan tetapi etanol 70% untuk per 100 gram biji
pada umumnya masyarakat hanya pepaya segar memiliki aktivitas peredaman
mengkonsumsi buahnya, sedangkan bijinya radikal bebas DPPH (1,1-diphenil-2-
dibuang sebagai limbah. Padahal biji picrilhydrazil) dengan nilai IC50 sebesar
tersebut ternyata memiliki khasiat untuk 0.34 ± 0.01 mg/mL ini membuktikan
melindungi tubuh denganefek antioksidan bahwa biji pepaya memiliki efek
dari zat fitokimia yang dikandungnya yaitu antioksidan (Solichin, Pratiwi & Wijianto,
fenolik, vitamin C dan beta karoten (Ang 2014).
61
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
62
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Bahan FI F II F III
Ekstrak biji pepaya 1g 1g 1g
HPMC 6,5 g - -
Carbopol - 2g
CMC Na - - 5g
TEA - 1g -
Gliserin 10 g - 10g
Metil paraben 0,2 g 0,2 g 0,2 g
Aquadest Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL
Sumber: Trecya Fujiastuti, Nining Sugihartini 2015, Sifat fisik dan daya iritasi gel ekstrak etanol herba pegagan (Centella
asiatica L.) Dengan variasi jenis gelling agent
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil uji butiran kasar). Hal ini menunjukan
homogenitas dapat diketahui bahwa gel bahwa sediaan tercampur baik dengan
ekstrak etanol biji pepaya menunjukkan bahan lain pada formulanya.
susunan yang homogen (tidak terdapat
63
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
c. Uji pH
Tabel 3. Hasil Uji pH Gel Ektrak Etanol Biji Pepaya
Formulasi pH
FI
5
F II
5
F III
5
64
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
berdasarkan hasil uji daya sebar pada dapat dikatakan sudah memenuhi syarat
sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya daya sebar yang baik.
Dari data diatas terlihat bahwa F II memenuhi syarat daya lekat yang baik,
dengan basis gel carbopol merupakan syarat daya lekat yang baik yaitu tidak
basis gel yang memiliki daya lekat kurang dari 4 detik (Ulaen, Banne&
paling kuat dengan nilai rata-rata daya Ririn, 2013).
lekat paling tinggi yaitu 5,6 detik hal
ini disebabkan carbopol memiliki f. Uji Viskositas
matriks gel yang saling berikatan erat Viskositas terbesar yaitu F II
satu sama lain, kemudiaan diikuti F III dengan basis carbopol yang memiliki
dengan basis gel CMC Na dengan nilai
viskositas 100000 mPa.S, F III dengan
rata-rata daya lekat 4 detik dan F I
dengan basis gel HPMC dengan nilai basis CMC Na memiliki viskositas
rata-rata daya lekat 3,3 detik. Hasil 280000 mPa.S, kemudian F I dengan
analisis statistik menunjukkan bahwa basis HPMC memiliki viskositas
ada perbedaan yang signifikan antara 20000 mPa.S. Dari ketiga formulasi
gel yang menggunakan basis gelHPMC, tidak ada satupun yang memenuhi
Carbopol maupun CMC Na, hal ini syarat viskositas sediaan gel yang baik
menunjukkan bahwa penambahan basis
karena nilai viskositas sediaan gel yang
gel yang berbeda dapat mempengaruhi
daya lekat gel. Dari ketiga formulasi, F baik yaitu 2000-4000 cps/mPa.S
II dengan basis gel carbopol dan F III (Garg et al., 2002).
dengan basis CMC Na sudah
65
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
66
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
67
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
68
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
ABSTRAK
Diabetes melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya di masa depan. Pengobatan dengan bahan alam dapat menjadi
alternatif dari penanganan diabetes. Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan
untuk menurunkan kadar gula darah adalah sambiloto (Andrographis paniculata).
Pada penelitian ekstrak sambiloto akan dibuat menjadi sediaan tablet untuk
memudahkan pasien dalam mengkonsumsi. Tablet sambiloto akan dibuat dengan
menggunakan metode granulasi basah dan kempa langsung. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dosis pemakaian sehari ekstrak sambiloto, eksipien yang tepat
untuk menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan, serta metode pembuatan
tablet ekstrak sambiloto yang paling tepat. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa
tahap yaitu study literature, ekstraksi herba sambiloto, pembuatan sambiloto PE,
pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dan kempa langsung, serta
pengujian sifat fisik tablet. Hasil penelitian ini didapatkan dosis ekstrak sambiloto
1120 mg/70 kg BB manusia, formulasi untuk pembuatan tablet sambiloto adalah
vivapur 102, gelatin, amylum, asam stearate, dan magnesium stearate, serta metode
pembuatan tablet yang tepat dengan zat aktif ekstrak sambiloto adalah granulasi
basah.
PENDAHULUAN
Diabetes melitus adalah salah satu terkontrol dengan kadar glukosa yang
penyakit tidak menular yang akan tinggi cenderung meningkatkan kadar
meningkat jumlahnya di masa depan. Data trigliserida. Semakin meningkatnya kadar
terakhir WHO menunjukkan peningkatan trigliserida, semakin besar pula kesempatan
tertinggi jumlah pasien diabetes ada di kadar kolesterol untuk meningkat. Hal ini
negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. dapat menyebabkan hiperlipidemia.
Diperkirakan Indonesia akan menempati Hiperlipidemia adalah penyakit yang
peringkat nomor 5 didunia dengan jumlah ditandai dengan meningkatnya kadar lemak
penderita diabetes sebanyak 12,4 juta pada dalam darah. Komponen lemak plasma
tahun 2025 (Sudoyo, 2006). darah yang paling banyak yaitu kolesterol
Pasien dengan diabetes cenderung total (kolesterol bebas dan ester kolesterol)
mengalami gangguan jantung pada usia dan trigliserida (Kaplan & Amadeo, 1984).
yang masih muda. Diabetes yang tidak Kolesterol LDL (Low Density
72
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
73
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
74
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
jurnal didapatkan dosis sehari ekstrak sambiloto yang kering. Hasil sambilo PE
etanol sambiloto yaitu 100 mg/kg BB yang diperoleh yaitu sebanyak 62,769 g.
tikus. Perhitungan konversi dosis tikus ke
manusia : d. Pembuatan dan Uji Sifat Fisik
• Dosis untuk 200 g tikus : Tablet
100 mg x 200 g/1000 g = 20 mg/200 g Pembuatan tablet antidibetes dari
• Konversi ke manusia : ekstrak sambiloto diawali dengan
Faktor konversi dari tikus 200 g ke pembuatan formula penyusun tablet yang
manusia 70 g = 56. Dosis untuk manusia dibuat dengan metode kempa langsung dan
70 kg = 56 x 20 mg = 1120 mg/70 kg. granulasi basah, terdapat pada tabel I dan
Diberikan dengan durasi 3 kali sehari dua II.
tablet, jadi = 185 mg/70 kgBB.
Tabel I. Formula 1 Tablet Sambiloto PE Metode
Kempa Langsung
b. Pembuatan Ekstrak Sambiloto
Ekstraksi sambiloto dilakukan Nama Bahan Jumlah
dengan metode maserasi dengan Sambiloto PE 40,23%
menggunakan etanol 96 %, dikarenakan
Amylum 25,00%
sambiloto merupakan senyawa yang mudah
larut dalam pelarut etanol. Sambiloto Laktosa 20,00%
F1
kering yang digunakan pada penelitian ini Talkum 8,00%
sebanyak 350 mg dan dilakukan Asam stearate 1,50%
perendaman selama 3 hari dengan jumlah Gelatin 2,00%
etanol yang digunakan yaitu sebanyak Magnesium stearat 3,27%
1.750 ml. Sambiloto yang sudah
dimaserasi selama 3 hari, kemudian
disaring dan dibuat menjadi ekstrak kental, Tabel 2. Formula II Tablet Sambiloto PE Metode
dan didapatkan ekstrak kental sebanyak Granulasi Basah
20,089 g. Maka didapatkan rendemen
sebanyak 5,739 %. Nama Bahan Jumlah
Sambiloto PE 40,23%
c. Pembuatan sambiloto PE Vivapur 102 46,00%
Pada penelitian ini, sambiloto akan F2 Gelatin 4,00%
dibuat menjadi sediaan tablet. Ekstrak Amylum 5,00%
kental yang sudah didapatkan, dibuat Asam stearate 1,50%
menjadi sediaan serbuk agar mudah untuk
Magnesium stearate 3,27%
diolah ke tahap selanjutnya.
Ekstrak kental ditambahkan dengan
amylum dengan perbandingan 1:2, dimana Tahap pertama pembuatan tablet
ekstrak yang digunakan adalah 20,087 g, dilakukan dengan metode kempa langsung
dan amylum yang ditambahkan adalah dan granulasi basah. Pada Formula 2
40,174 g. Penambahan amylum dengan mengandung 40,23% bahan aktif berupa
perbandingan 1:2 didapatkan serbuk Sambiloto PE. Sambiloto PE yang
dibutuhkan pada granulasi basah adalah
75
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
76
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
bobot akibat abrasi (pengikisan) yang pengukuran pada 10 tablet secara acak
terjadi pada permukaan tablet. Kerapuhan pada masing-masing metode, didapatkan
yang tinggi akan mempengaruhi hasil diameter tablet rata-rata adalah 12
konsentrasi/kadar zat aktif yang masih mm dikarenakan pada awal pencetakan
terdapat pada tablet. Pada pengujian tablet didapatkan tablet dengan kekerasan
terhadap metode kempa langsung dibawah spesifikasi maka tekanan
diperoleh kerapuhan sebesar 1,65%, pengempaan ditambah sehingga bobot
sedangkan pada metode granulasi basah tabletnya pun menjadi lebih besar dari
didapatkan 0,13%. Berdasarkan hasil uji bobot tablet yang diinginkan. Ukuran
kerapuhan kedua metode, metode kempa punch yang digunakan pada penelitian ini
langsung tidak memenuhi persyaratan, adalah 13 mm, maka hasilnya tidak jauh
sehingga tidak bisa diproduksi untuk skala berbeda dengan diameter aktualnya.
besar, karena akan mempengaruhi proses
selanjutnya. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat
4. Uji Waktu Hancur disimpulkan bahwa:
Waktu hancur sediaan tablet sangat 1. Sediaan tablet sambiloto ditujukan
berpengaruh dalam fase biofarmasi obat. sebagai antidiabetes berdasarkan uji
Supaya zat aktif sepenuhnya diabsorpsi preklinik yang didapatkan dengan dosis
dalam saluran cerna, maka tablet harus ekstrak sambiloto 100 mg/kg BB tikus,
hancur ke dalam cairan tubuh untuk setara dengan 1120 mg/70 kg BB
dilarutkan. Waktu hancur dapat manusia.
dipengaruhi oleh bahan 2. Formula terpilih untuk pembuatan
penghancur/disintegran, dan banyaknya tablet sambiloto dengan komposisi
pengikat yang digunakan dalam formualasi eksipien yaitu vivapur 102, gelatin,
tablet, karena disintegran merupakan bahan amylum, asam stearat, dan magnesium
yang akan menyebabkan tablet pecah dan stearat.
hancur dalam air atau cairan lambung. 3. Sediaan tablet sambiloto dapat
Waktu yang diperbolehkan untuk diproduksi menggunakan metode
menghancurkan tablet tidak bersaalut, salut granulasi basah yang dapat
enterik adalah tidak lebih dari 15 menit menghasilkan sifat fisik tablet yang baik
(Depkes RI, 1979). Waktu hancur pada dan memenuhi persyaratan yang
metode kempa langsung yang paling lama ditentukan.
adalah 23.35 menit, sedangkan pada
metode granulasi basah yang paling lama DAFTAR PUSTAKA
adalah 15.18 menit. Dari hasil tersebut Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
dapat dilihat bahwa metode granulasi III, Departemen Kesehatan Republik
basah memiliki waktu hancur yang lebih Indonesia, Jakarta.
baik daripada kempa langsung. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi
IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
5. Pengukuran Diameter Tablet
Anonim,2013,http://www.chemnet.com/cas/
Pengukuran dievaluasi dengan my/5508-58 7/Andrographolide.html
menggunakan jangka sorong. Hasil
77
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Backer, A.C., & Van Den Brink, B.C.R., 1965, Parrot, E., 1970, Pharmaceutical Technology
Flora of Java (Spermatophytes Only) Fundamental Pharmaceutics, Burgers
Vol. II. N.V.P Noordhoff-Groningen, Publishing Company, America
The Netherlands. Pramono, Suwidjiyo et al, 2012, Antidiabetic
IPTEKnet,2012,Sambiloto,http://www.iptek. and Antihiperlipidemic Effect of
net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees
=2&id=152. and Andrographolide in High-
Kaplan, L.A., & Amadeo, J.P., 1984, Clinical Fructose-Fat-Fed Rats, Indian Journal
Chemistry : Theory, Analysis, and Of Pharmacology, Pubmed Central.
Correlation, Book 1, 580, C.V. Mosby Ravikumar, R., Krishnamoorthy, P., Kalidos,
Company, St. Louis, Missouri, USA. A., 2010, Antidiabetic and Antioxidant
Kumoro, A.C., Hasan, M., 2007, Supercritical Efficacy of Andrographis paniculata in
Carbon Dioxide Extraction of Alloxanized Albino Rats, International
Andrographolide from Andrographis Journal Of Pharmacy & Technology,
paniculata: Effect of the Solvent Flow India.
Rate, Pressure, and Temperature, China Rhoihana, D., 2008, Perbandingan
Journal of Chemical Engineering, Vol Availibilitas In Vitro Tablet
15: 877-883. Metronidazol Produk Generik dan
Kundu, S., Sahoo, P.K., 2008, Recent Trends Produk Dagang, Universitas
in The Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Developments of Orally Disintegrating Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Owen, S.C., 2006,
Technology, Pharma Times, 40 (4): Handbook of Pharmaceutical
180-185. Excipients 5th eds, Pharmaceutical
Lachman, L., Liebermann, H., Kanig, J., 1994, Press, Washington.
Teori dan Praktek Farmasi Industri, Soeharto, I., 2002, Serangan Jantung dan
Edisi III, Universitas Indonesia Press, Stroke, Cetakan II, 98-100, Gramedia,
Jakarta Jakarta.
Laurence, D.,R., and Bacharach, A., L., 1964, Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus.,
Evaluation of Drug Activities, Simadibrata, M., Setiati, & Siti., 2006,
Academic Press,London. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
Maryani, S., 2003, Tanaman Obat Untuk III Edisi IV, Pusat Penerbitan
Mengatasi Penyakit Pada Usia Lanjut, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Agro Media Pustaka, Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
78
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
Jurnal Pharmaqueous adalah jurnal ilmu kefarmasian Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap yang terbit 2 kali dalam setahun pada bulan Mei dan November. Jurnal Pharmaqueous menerima
artikel hasil penelitian dosen atau mahasiswa yang belum pernah dipublikasi sebelumnya. Artikel yang dimuat
mencakup semua aspek dalam ilmu farmasi meliputi Teknologi Farmasi, Farmasi Komunitas, Farmasi Klinik,
Farmasi Bahari dan Farmasi Bahan Alam. Artikel yang masuk akan direview oleh tim editor Jurnal
Pharmaqueous yang berasal dari dalam dan luar Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
Format yang harus diikuti :
1. Naskah diketik dalam MS Word, dengan font Centaur 12 point, spasi satu, kertas HVS ukuran A4,
maksimal 10 halaman. Margin untuk atas, kiri, kanan, dan bawah masing-masing 4,4,3, dan 3.
2. Judul dalam bahasa Indonesia, font Trebuchet MS 12 point, posisi tengah, cetak tebal, bahasa latin
dengan cetak miring. Nama penulis : font Centaur 11 point, posisi tengah, cetak normal. Asal institusi :
font Centaur 11 point, posisi tengah, cetak miring. Penulis mencantumkan semua pihak yang terlibat baik
dalam penelitian maupun penulisan, meliputi nama lengkap (tanpa gelar).
3. Format naskah mengikuti urutan sebagai berikut :
a. Abstrak
Abstrak ditulis dalam satu paragraph, maksimal 250 kata, ditulis dengan font Centaur 11
point, rata kanan kiri, cetak normal, dan bahasa latin cetak miring. Isi abstrak mencakup tujuan
penelitian, metode, hasil, dan kesimpulan. Tulisan abstrak : font Trebuchet MS 11 point, posisi
tengah, cetak tebal. Tulisan kata kunci : font Trebuchet MS 11 point, cetak tebal,
b. Pendahuluan
Mencantumkan latar belakang dan tujuan penelitian. Judul subbab : font Trebuchet MS 12
point, posisi rata kanan kiri, huruf capital dan cetak tebal. Isi subbab : font Centaur 11 point, posisi
rata kanan kiri, dibuat dua kolom, cetak normal, tulisan asing cetak miring, tiap paragraf dibuat
menjorok.
c. Metodologi Penelitian
Mencantumkan metode atau teknik penelitian, alat-alat khusus yang diperlukan dalam
penelitian, teknik sampling dan cara analisis data secara jelas, sehingga dapat dimengerti dan diulang
oleh peneliti lain.
d. Hasil dan Pembahasan
Mencantumkan hasil penelitian yang berupa data-data dalam bentuk susunan kalimat, tabel,
grafik atau gambar. Untuk tabel, grafik atau gambar, penomoran harus jelas dan berurutan. Untuk
tabel, keterangan ditulis di atas tabel, sementara untuk grafik dan gambar keterangannya dituliskan di
bawah. Keterangan tabel, grafik dan gambar ditulis dengan font Centaur 10point, posisi rata tengah.
Tulisan atau angka dalam tabel juga ditulis dengan font Centaur 10point, Tampilan gambar dan tabel
harus jelas dan proporsional.
e. Kesimpulan
Singkat, padat, dan jelas. Ada kaitannya dengan tujuan penelitian.
f. Ucapan Terimakasih
Diberikan kepada instansi maupun pihak yang telah mendukung penelitian tersebut.
g. Daftar Pustaka
Penulisan pustaka di dalam teks yaitu dengan menuliskan (nama penulis, tahun), untuk dua
penulis dituliskan semua, jika lebih dari dua maka yang ditulis hanya penulis pertama (nama penulis
pertama, dkk., tahun).
79
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017
80