Anda di halaman 1dari 81

ISSN 2579-4329

Terbitan 2 bulan sekali (Mei dan November)


Diterbitkan oleh Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Volume 1, Nomor 1, November 2017

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab : Ketua STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


Pengarah : Pembantu Ketua I
Kepala UPT PPM
Pemimpin Redaksi : Septiana Indratmoko, M.Sc., Apt
Reviewer : Asep Nurrahman Y, M.Farm., Apt
Warsi, M.Sc., Apt
Editor dan Layout : Ikhwan Dwi Wahyu N, M.Farm., Apt
Dhiah Dwi Kusumawati, S.ST., MPH
Arista Sundari, S.Si
Nunky Suci Agustina, Amd.Farm
Manajemen Publikasi Online : Lasimin, M.Kom

Terbitan pertama
November 2017

Periode terbit
Mei dan November

Alamat Redaksi
Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24, Sidanegara, Cilacap
Telp/Fax (0282)532975

i
ISSN 2579-4329

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT Tuhan seru sekalian alam yang
telah memberikan Rahmat serta Barakah-Nya sehingga Jurnal Pharmaqueous Vol. 1 No. 1
November 2017 telah tedapat diterbitkan. Pada edisi ini, Jurnal Pharmaqueous menyajikan
10 artikel yang kesemuanya merupakan hasil penelitian dosen dan mahasiswa. Isi jurnal
mencakup semua aspek dalam ilmu kefarmasian antara lain bidang Teknologi Farmasi, Farmasi
Komunitas, Farmasi Klinik, Farmasi Bahari, dan Farmasi Bahan Alam.
Terimakasih kami sampaikan kepada kontributor dan tim redaksi yang telah
bekerja keras dalam editing naskah, sehingga jurnal ini bisa terwujud. Kami sadar akan
adanya kekurangan dalam pembuatan jurnal ini, untuk itu kami mohon maklum dan
maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan jurnal ini bermanfaat bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cilacap, November 2017

Dewan Redaksi

ii
ISSN 2579-4329
DAFTAR ISI

Halaman Cover
Susunan Redaksi ………………….……………………….….………………….….. i
Kata Pengantar ………………….……………………….….………………….….… ii
Daftar Isi ………………….……………………….….………………….….….….…. iii

PENGARUH METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN SOXHLETASI TERHADAP


KADARFENOL TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygiumpolyanthum
(Wight.) Walp.)
Alan Kuspendy, Anita Ratna Faoziyah, Aulia Rahman………………………………………….. 1-6

IDENTIFIKASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DI LINGKUNGAN YAYASAN SOSIAL


AL-IRSYAD
Aslamiah, Rachmi Ridho, Sudjarwati ………………………………………………………… 7-13

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL PADA PASIEN DI INSTALASI


RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH CILACAP PERIODE OKTOBER-
DESEMBER 2015
Elis Amalia, Mika Trikumala Swandari, Marina Kurniawati………………………………… 14-20

PERANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) DALAM PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KABUPATEN CILACAP PERIODE JANUARI -
DESEMBER 2015
Kurniati Purba Ningrum, Anita Ratna Faoziah, Elisa Issusilaningtyas…………………….….…... 21-28

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL BUNGA
ROSELLA (Hibiscuss sabdariffa Linn.) DAN DAUN TEH HIJAU Camellia sinensis
(Lamk.) Kuntze.
Nourma Eka Amalia, Elisa Issusilaningtyas, Septiana Indratmoko…………………….……….….. 29-34

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI MINYAK IKAN SIDAT DI PERAIRAN CILACAP


Triyadi Hendra Wijaya, Tusrianto…………………….……….……………………….……. 35-40

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA EKSTRAK ETANOL DAUN MANGROVE


MUDA (Rhizophora mucronata) MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Tri Sulistiyani, Rachmi Ridho, Anita Ratna Faoziyah…………………….……….…….……… 41-52

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK ETANOL
DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum, Linn.)
Sofiyatun, Elisa Issusilaningtyas, Septiana Indratmoko…………………….……….…….……... 53-60

PENGARUH VARIASI BASIS GEL TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK
ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn.)
Yulia Hilda Ishari, Septiana Indratmoko, Aziez Ismunandar…………………….……….……..... 61-67

PERBANDINGAN METODE GRANULASI BASAH DAN KEMPA LANGSUNG TERHADAP


UJI SIFAT FISIK TABLET SAMBILOTO (Andrographis paniculata) SEBAGAI
ANTIDIABETES
Melati Aprilliana Ramadhani, Elisa Issusilaningtyas…………………………………………….. 68-78

iii
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

PENGARUH METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN SOXHLETASI


TERHADAP KADAR FENOL TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM
(Syzygiumpolyanthum (Wight.) Walp.)

Alan Kuspendy, Anita Ratna Faoziyah, Aulia Rahman


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) merupakan salah satu


bagiantanaman yang telah lama dikenal sebagai bumbu masak, selain itu juga
berkhasiat sebagai obat dan memiliki kandungan senyawa kimia salah satunya yaitu
fenol. Fenol didalam daun salam dapat diperoleh dengan metode ekstraksi,
diantaranya maserasi dan soxhletasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh metode ekstraksi dan hasil rendemen terhadap kadar fenol total ekstrak
etanol daun salam. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
maserasi dan soxhletasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Analisis kadar
fenol total ekstrak etanol daun salam menggunakan metode spektrofotometri UV-
Vis pada λmaks = 610 nm dengan persamaan regresi linier y = 0.006x + 0.102 dan
koefisien korelasi R² = 0.963y. Hasil penelitian dengan metode maserasi diperoleh
rendemen sebesar 4,16% dan untuk metode soxhletasi diperoleh sebesar 18,8%.
Untuk kandungan total fenol dengan metode maserasi diperoleh 1,1% dan metode
soxhletasi diperoleh 2,8%.

Kata kunci: Daun salam, fenol, metode ekstraksi

PENDAHULUAN salam telah dibuktikan memiliki aktivitas


Tanaman salam merupakan antioksidan, antidiare, antibakteri,
tanaman obat yang daunnya langsung menurunkan kadar kolesterol darah,
dipanen dari alam atau hutan. antiglikemia dan antihipertensi (Joshi et
Yogyakarta dan Jawa Timur merupakan al., 2012).
daerah yang memiliki sebaran tanaman Untuk mengambil kandungan
salam yang luas di Indonesia, sedangkan kimia dan pemisahan kandungan kimia
Bali merupakan pengkonsumsi daun yang banyak terkandung di daun salam
salam terbanyak di Indonesia (Pribadi, dapat dilakukan dengan proses ekstraksi
2009). yaitu kegiatan penarikan kandungan
Daun salam (Syzygium kimia yang dapat larut sehingga terpisah
polyanthum Wight) famili myrtaceaea dari bahan yang tidak dapat larut dengan
merupakan salah satu tanaman dari pelarut cair. Senyawa yang di ekstrak
Indonesia yang potensial digunakan mengandung senyawa aktif yang dapat
sebagai bahan baku obat herbal. larut dan senyawa aktif yang tidak dapat
Masyarakat telah menggunakan daun larut seperti serat, karbohidrat, protein
salam sebagai obat untuk hiperglikemia dan lain-lain. Senyawa aktif yang
(diabetes mellitus), hipertensi, gout, terdapat dalam berbagai simplisia dapat
antidiare, menurunkan kadar kolesterol, di golongkan kedalam beberapa golongan
dan gastritis. Secara farmakologis daun yaitu minyak atsiri, alkaloid, flavonoid,
fenol dan lain-lain (Anonim, 2000).

1
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Fenolik adalah salah satu 3. Penyiapan Sampel dan


kelompok fitokimia yang banyak Pembuatan Ekstrak
terdapat di alam, memiliki fungsi Sampel daun salam diambil di desa
fisiologis dan morfologis yang penting Kalisube Kecamatan Banyumas
bagi tanaman. Sebagai kelompok senyawa Kabupaten Banyumas. Setelah sampel
bioaktif terbanyak, fenolik mempunyai terkumpul kemudian daun salam dicuci
beragam peran biologis, diantaranya di bawah air yang mengalir untuk
sebagai fitoalexin (Popa et al., 2008) membersihkan daun dari kotoran-
antifeedants, penarik untuk serangga kotoran yang menempel pada daun.
penyebuk (pollinator), mempengaruhi Sampel yang telah dicuci kemudian
pigmentasi tanaman, sebagai antioksidan ditiriskan dan disortasi untuk memilih
dan agensia pelindung terhadap sinar daun yang baik dan tidak cacat untuk
ultra-violet (Naczk & Shahidi, 2006). dijadikan sampel. Kemudian sampel
Perbedaan metode ekstraksi dan dikeringkan dibawah sinar matahari
cairan penyari ekstraksi yang digunakan dengan ditutupi kain flanel selama 3-4
menyebabkan perbedaan kadar dan jenis hari. Daun kering kemudian dihaluskan
senyawa fenolik yang akan diperoleh. dengan cara diblender dan diayak dengan
Oleh karena itu, penilitian ini dilakukan ayakan B40. Setelah serbuk simplisia
untuk mengetahui metode ekstraksi daun salam sudah halus lalu dilakukan
manakah yang efektif menghasilkan ekstraksi dengan metode maserasi dan
ekstrak daun salam menggunakan pelarut soxhletasi.
etanol 70% dengan kadar senyawa Ekstraksi maserasi yaitu dengan
fenolik totalnya. menimbang serbuk daun salam sebanyak
50 gram kemudian rendam dalam 2000
METODOLOGI PENELITIAN mL etanol 70% pada beaker glass ukuran
1. Alat dan Bahan 1000 mL dan ditutup dengan aluminium
Alat yang digunakan adalah : foil. Dilakukan pemerasan setiap hari
seperangkat alat untuk maserasi dan sambil sesekali diaduk. Filtrat yang
soxhletasi, seperangkat alat-alat gelas diperoleh diupakan diatas kompor listrik,
(Pyrex), blender, neraca analitik, batang kemudian dipekatkan diatas waterbath
pengaduk, cawan porselen, kompor sampai terbentuk ekstrak pekat daun
listrik, pipet volume, kertas saring, pipet, salam.
penangas air, spektrofotometri UV-Vis Ekstraksi soxhletasi yaitu dengan
(GENESYS™ 10S). menimbang 50 gram serbuk daun salam,
kemudian dibungkus dengan kertas
2. Determinasi Tumbuhan saring lalu dimasukkan ke dalam tabung
Determinasi daun salam soxhlet. Sebanyak 500 mL etanol 70%
(Syzygiumpolyanthum (Wight) Walp) dimasukkan melalui bagian atas alat
dilakukan dengan mencocokan ciri soxhlet. Dibiarkan sampai pelarut terlihat
morfologi yang ada pada daun salam jernih atau diamkan selama 6 jam. Filtrat
terhadap pustaka dan dibuktikan di yang diperoleh diuapkan diatas kompor
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan listrik dan dipekatkan diatas waterbath
Universitas Jendral Soedirman sampai terbentuk ekstrak pekat.
Purwokerto.

2
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

4. Pembuatan Larutan Standar larutan tercampur. Kemudian diukur


Asam Galat absorbansinya dengan spektrofotometri
Larutan standar asam galat UV-Vis pada panjang gelombang 610
(5mg/mL) dibuat dengan menimbang nm.
0,25 g asam galat, ditambah 5 mL
metanol dan ditambahkan aquadest HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai 50 mL, sehingga diperoleh 1. Hasil Determinasi Tumbuhan
konsentrasi 5 mg/mL. Sebelum melakukan penelitian
terlebih dahulu melakukan determinasi
5. Penentuan λ maks
Panjang gelombang maksimum tumbuhan. Deteminasi dilakukan di
dibuat dengan mengambil 1 mL larutan Laboratorium Taksonomi Tumbuhan
standar asam galat (5mg/mL) Fakultas Biologi Universitas Jenderal
ditambahkan aquadest sampai 10 mL Soedirman (UNSOED) Purwokerto.
kemudian diukurabsorbansinya dengan Hasil determinasi ditunjukkan
spektrofotometri UV-Vis. dengan Surat Keterangan Determinasi
Tumbuhan No. 313/FB.Unsoed/ Taks
Tumb III/2016. Determinasi adalah
6. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Diambil 2 mL larutan induk membandingkan suatu tumbuhan dengan
diencerkan sampai 100 mL sehingga satu tumbuhan lain yang sudah dikenal
dihasilkan larutan dengan konsentrasi sebelumnya (dicocokkan). Determinasi
100 ppm. Dari konsentrasi 100 bertujuan untuk mengetahui kebenaran
ppmdipipet 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 identitas tumbuhan tersebut, apakah
mL kemudian diencerkan 10 mL tumbuhan tersebut benar-benar
aquabidest. Terhadap masing-masing tumbuhan yang diinginkan. Dengan
larutan dicampurkan 1 mL reagenFolin- demikian kesalahan dalam pengumpulan
Ciocalteu, didiamkan selama 8 menit. bahan yang akan diteliti dapat dihindari
Masing-masing larutan dimasukkan ke (Backer & Van Den Brink, 1965).
dalam kuvet lalu diukur absorbansinya
dengan spektrofotometri UV-Vis pada 2. Ekstrak Simplisia Daun Salam
Dari ekstraksi maserasi yaitu
panjang gelombang maksimum 610 nm
sebanyak 50 gram serbuk daun salam
dan dibuat kurva kalibrasinya yang
direndam dalam 2000 mL etanol 70%
merupakan hubungan antara konsentrasi
diperoleh ekstrak pekat sebesar 2,08
asam galat (mg/L) dengan absorban.
gram. Sedangkan untuk ekstraksi
7. Penentuan Kadar Fenol Total soxhletasi yaitu 50 gram serbuk daun
Menimbang 0,3 gram ekstrak salam dibungkus kertas saring lalu
pekat daun salam dari metode ekstraksi dimasukkan tabung soxhlet kemudian
maserasi dan soxhletasi kemudian dilarutkan dalam pelarut etanol 70%
masing- masing dilarutkan dengan yang dimasukkan melalui bagian atas alat
metanol 10 mL. Kemudian diambil 0,03 soxhlet diperoleh ekstrak pekat sebesar
mL lalu tambahkan 9,7 mLmetanol 9,4 gram.
(konsentrasi 100 ppm) kemudian Kemudian dihitung rendemen
ditambah 1 mL reagen Folin-Ciocalteu masing-masing ekstrak pekat dengan
dan dicampur 3 mL NaCO3 5%. rumus sebagai berikut :
Hasilnya didiamkan 15 menit agar

3
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Rendemen (%) = Jumlah ekstrak yang diperoleh x 100%


Jumlah bahan sebelum diolah

Tabel 1. Rendemen Hasil Perlakuan Tabel 2. Pengukuran absorbansi larutan standar


asam galat pada λ maks 610 nm
Metode
Pelarut % Rendemen Konsentrasi Absorbansi
Ekstraksi
Maserasi Etanol 70% 4,16 1 0.094
Soxhletasi Etanol 70% 18,8
2 0.169
3 0.276
Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa rendemen tertinggi terdapat pada 4 0.322
cara soxhletasi. Hal ini sesuai dengan 5 0.375
yang dikemukakan oleh Harborne 6 0.485
(1996) dalam Eka., dkk (2013), bahwa 7 0.546
pemanasan dapat meningkatkan 8 0.569
kemampuan untuk mengekstraksi 9 0.6
senyawa-senyawa yang tidak larut dalam 10 0.62
suhu kamar, sehingga aktivitas penarikan
senyawa lebih maksimal. Pembuatan kurva kalibrasi ini
berguna untuk membantu menentukan
3. Penentuan λ maks kadar fenol total dalam sampelmelalui
Panjang gelombang maksimum persamaan regresi dari kurva kalibrasi
diperoleh dengan cara mengambil 1 mL (Gambar 1.). Dari gambar 1. dapat
larutan standar asam galat (5 mg/mL) dilihat bahwa absorbansi berbanding
ditambahkan aquadest sampai 10 mL lurus dengan konsentrasi yang mengikuti
kemudian mengukur absorbansi dengan persamaan regresi linier.Dari kurva
spektrofotometer UV-Vis. Setelah kalibrasi standar diperoleh persamaan
diukur menggunakan spektrofotometer linier y = 0,0606x + 0,0723 dan R2 =
UV-Vis didapatkan panjang gelombang 0,9638. Nilai R2 yang mendekati satu
maksimum yaitu 610 nm. menunjukkan persamaan regresi tersebut
linear dan dapat digunakan karena
4. Pembuatan Kurva Kalibrasi konsentrasi yang mempengaruhi
Analisis data hasil pengukuran absorbansi sebesar 99% (Andayani dkk.,
serapan larutan standar asam galat yang 2008).
diperoleh dimasukkan ke dalam
Microsoft Excel untuk mendapatkan
kurva kalibrasi larutan standar asam galat
berupa grafik kurva konsentrasi versus
absorbansi.

4
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Asam Galat

5. Penentuan Kadar Fenol Total


Menurut Andayani., dkk (2008)
penghitungan kadar total fenol
menggunakan rumus sebagai berikut :

% kadar = y – apengenceran x volume sampel x 100%


b berat sampel x 1000

Tabel 3. Kadar Total Fenol Hasil Perlakuan

Metode Ekstraksi Absorbansi (A) % Total Fenol


Maserasi 0,092 1,1
Soxhletasi 0,124 2,8

Dari hasil tabel diatas, jumlah KESIMPULAN


kandungan total fenol terbanyak yaitu Berdasarkan data hasil penelitian
pada metode soxhletasi. Hal ini sesuai dapat disimpulkan bahwa :
dengan yang dikemukakan oleh Jeong et 1. Pengaruh metode ekstraksi maserasi
al., (2004) dalam Christami dkk., dan soxhletasi terhadap kadar fenol
(2014), bahwa perlakuan panas dapat total ekstrak etanol daun salam
membebaskan dan mengaktifkan berat (Syzygium polyanthum (Wight.)
molekul rendah dari sub unit molekul Walp.) yaitu ditunjukkan dengan
polimer yang berberat molekul tinggi hasil perhitungan kadar fenol total
sehingga efektif untuk meningkatkan ekstrak etanol daun salam dengan
kandungan fenolik dalam tanaman. menggunakan spektrofotometri
Dalamhal ini proses ekstraksi dengan UV-Vis diperoleh hasil kadar untuk
cara panasyaitu soxhletasi dapat ekstraksi maserasi sebesar 1,1%
meningkatkan kandungan fenol yang /gram dihitung sebagai asam galat
terdapat dalam ekstrak daun salam. dan ekstraksi soxhletasi sebesar
2,8% /gram dihitung sebagai asam
galat.

5
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

2. Perbedaan hasil rendemen antara Backer, A and Van Den Brink, B., 1965,
ekstraksi maserasi dan soxhletasi Flora of Java (Spermatophytes Only),
terhadap kadar fenol total ekstrak Volume I, N.V.P. The Nederlands,
etanol daun salam (Syzygium Noordhoff- Groningen.
polyanthum (Wight.) Walp.) yaitu Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia
Penuntun Cara Modern Menganalisa
ditunjukkan dengan hasil Tumbuhan, ITB, Bandung.
perhitungan rendemen diperoleh Jeong, S.M., Kim, S.Y., Kim, D.R., Jo,S.C.,
hasil rendemen untuk ekstraksi Nam, D.U., Lee, S.C., 2004, Effect
maserasi sebesar 4,16 % dan of Heat Treatment on the
ekstraksi soxhletasi sebesar 18,8 %. Antioxidant Activity of Extracts from
Citrus Peels. J. Agric. FoodChem.
UCAPAN TERIMAKASIH 52: 3389-3393.
Ibu Anita Ratna Faoziyah, Joshi, U.H., Ganatra TH, Bhalodiya PN,
ST.,MSc., Bapak Aulia Rahman, S.Farm., Desai TR, Tirgar PR., 2012,
Apt, Ibu Rachmi Ridho, M.Farm., Apt., Comparative Review on Harmless
Herbs with Allopathic Remedies
yang telah memberikan perhatian, arahan,
AsAnti- Hypertensive, Research
dan bimbingan dalam penyusunan Journal of Pharmaceutical, Biological
penelitian ini. and Chemical Sciences, 3(2): 673-
685.
DAFTAR PUSTAKA Naczk, M & Shahidi, F., 2006, ‘Phenolics in
Andayani, R, Y. Lisawati dan Maimunah, cereals, fruits and vegetables:
2008, Penentuan Aktivitas occurrence, extraction and analysis’,
Antioksidan, Kadar Fenolat Total Journal of Pharmaceutical and
Dan Likopen Pada Buah Tomat Biomedical Analysis, 41: 1523-1542.
(Solanum lycopersicum L), Jurnal Pribadi, E., 2009, Pasokan dan Permintaan
Sainsdan Teknologi Farmasi, 13(1): Tanaman Obat Indonesia Serta Arah
3. Penelitian dan Pengembangannya.
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Jurnal Perspektif 8 (1) : 52-64.
Ekstrak Tumbuhan Obat, 9, 14,
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

6
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

IDENTIFIKASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH


DI LINGKUNGAN YAYASAN SOSIAL AL-IRSYAD

Aslamiah, Rachmi Ridho, Sudjarwati


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Pangan jajanan anak sekolah (PJAS)merupakan pangan olahan yang biasa


dijual dilingkungan sekolah. Pangan jajanan anak sekolah memberikan sumbangan
besar untuk terpenuhinya gizi anak, oleh karena itu pangan jajanan anak sekolah
menjadi salah satu prioritas khusus BPOM. Prosedur penelitian dilakukan dengan
cara observasi pada kelengkapan label pada kemasan dan legalitas nomor registrasi
pangan jajanan anak sekolah yang beredar dilingkungan Yayasan Sosial Al-Irsyad.
Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan observasi yang dilakukan yaitu ada
67,1% makanan ringan yang memenuhi syarat label, 20,25% makanan ringan yang
tidak memenuhi syarat label dan 12,65% makanan ringan tidak berlabel, persentase
legalitasnya yaitu terdapat pangan jajanan anak sekolah legal sebanyak 78.38%,
sedangkan yang ilegal yaitu 21,62% menurut BPOM, dan Persentase legaliatas
pangan jajanan anak sekolahdengan ijin PIRT yaitu 27% legal dan 73% yang ilegal.

Kata Kunci : Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Label, Legalitas nomor
registrasi

PENDAHULUAN Badan POM untuk melakukan


Pangan merupakan salah satu pengawasan keamanan, mutu dan gizi
kebutuhan primer dari manusia selain pangan yang beredar.
sandang dan papan. Pangan memegang Pangan jajanan menurut FAO
peranan penting dalam kehidupan manusia, (Food and Agriculture Organization)
oleh karena itu dibutuhkan suatu jaminan didefinisikan sebagai makanan dan
bahwa pangan yang dikonsumsi sehari-hari minuman yang dipersiapkan dan/atau
oleh manusia memiliki tingkat keamanan dijual oleh pedagang kaki lima dan di
yang tinggi, sehingga manusia dapat bebas tempat-tempat keramaian umum lain yang
dari serangan penyakit atau bahaya yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
berasal dari makanan. Pemerintah pengolahan atau persiapan lebih lanjut
menyadari pentingnya keamanan pangan (Februhartanty & Iswarawanti 2004).
yang dikonsumsi oleh manusia sehingga Pangan jajanan yang di jual di lingkungan
menetapkan Undang-Undang Nomor 18 sekolah menurut BPOM dikelompokkan
tahun 2012 yang mengatur pangan di sebagai makanan utama, makanan ringan
Indonesia. Disamping itu terdapat dan minuman. Makanan ringan adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun kelompok makanan yang paling banyak
2004 tentang keamanan, mutu dan gizi ditemukan yaitu sebesar 54%, diikuti
pangan, memberikan wewenang kepada minuman 26% dan makanan utama 20%.

7
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Menurut Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia No. 69 tahun 1999 2. Prosedur kegiatan
tentang Label Pangan bahwa setiap orang a. Tahap pertama adalah meminta ijin
yang memproduksi atau menghasilkan kepada :
pangan yang dikemas ke dalam wilayah 1) Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Indonesia untuk diperdagangkan wajib Cilacap
mencantumkan label pada, didalam, dan 2) Kepala Badan Kesatuan Bangsa
atau dikemasan pangan, dilarang dan Politik (BAKESBANGPOL)
mencantumkan label yang tidak memenuhi Kabupaten Cilacap.
ketentuan sebagaimana yang telah 3) Kepala Badan Perencanaan
ditetapkan. Tujuan dari pelabelan ini Pembangunan Daerah
adalah agar masyarakat yang membeli dan (BAPPEDA) Kabupaten Cilacap
mengkonsumsi pangan memperoleh 4) Ketua Yayasan Sosial Al-Irsyad
informasi yang benar dan jelas tentang b. Prosedur pengamatan
setiap produk pangan yang dikemas baik Pengamatan yang dilakukan
menyangkut asal, keamanan, mutu, penulis yaitu dengan cara melakukan
kandungan gizi nomor registrasi, tanggal observasi. Observasi dilakukan
kadaluarsa maupun keterangan lain yang dengan cara mengamati jumlah
diperlukan sebelum memutuskan akan pedagang pangan jajanan anak
membeli dan mengkonsumsi pangan sekolah yang ada di lingkungan
tersebut. Yayasan Sosial Al-Irsyad, kemudian
Lingkungan Yayasan Sosial Al- mengambil sampel pangan jajanan
Irsyad merupakan suatu lingkungan yang pada tiga pedagang yang terdekat
mana dilingkungan ini terdapat banyak dari lingkungan Yayasan Sosial Al-
anak sekolah mulai dari siswa Pendidikan Irsyad dan mengamati kelengkapan
Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar label dan legalitas nomor registrasi
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdapat pada kemasan pangan
hingga mahasisiwa Sekolah Tinggi Ilmu jajanan anak sekolah yang beredar di
Kesehatan (STIKES). Dilingkungan ini lingkungan Yayasan Sosial Al-
terdapat banyak penjaja pangan jajanan Irsyad.
yang keamanannya masih dipertanyakan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik 3. Teknik pengumpulan data
untuk melakukan identifikasi jajanan Tenik pengumpulan data yang
ringan dilingkungan Yayasan Sosial Al- dilakukan yaitu dengan cara mengambil
Irsyad sampel produk pangan jajanan anak
sekolah, mencatat dan mengamati
METODE PENELITIAN kelengkapan label dan legalitas nomor
1. Alat dan bahan registrasi yang terdapat pada kemasan
Alat dan Bahan yang digunakan pangan jajanan anak sekolah yang beredar
dalam pengamatan adalah pangan jajanan di lingkungan Yayasan Sosial Al-Irsyad.
anak sekolah dalam kemasan dengan waktu
simpan lebih dari tujuh hari yang beredar
di lingkungan Yayasan Sosial Al-Irsyad.

8
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

4. Teknik analisis data dalam pengambilan sampel penulis


Analisis data dilakukan melakuakan observasi pada tiga penjual
berdasarkan data observasi pada para pangan jajanan anak sekolah yang terdekat
penjual pangan jajanan anak sekolah dan dari lingkungan Yayasan Sosial Al-Irsyad.
mengamati data sampel pangan jajanan Jenis pangan jajanan anak sekolah yang
anak sekolah yang diambil dari lingkungan penulis jadikan sampel yaitu makanan
Yayasan Sosial Al-Irsyad. ringan atau cemilan dalam kemasan yang
mempunyai jangka waktu simpannya lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN dari tujuh hari.
Berdasarkan hasil observasi yang di Berdasarkan observasi yang penulis
lakukan oleh penulis dilingkungan Yayasan lakukan makanan ringan yang memenuhi
Sosial Al-Irsyad terdapat 28 penjual syarat label lebih banyak di bandingkan
pangan jajanan anak sekolah yang ada dengan makanan ringan yang tidak
dilingkungan Yayasan Sosial Al-Irsyad memenuhi syarat label dan makanan ringan
yang meliputi 10 penjual makanan utama, yang tidak berlabel. Persentase makanan
9 penjual makanan ringan, 5 minuman ringan yang memenuhi syarat label yaitu
dan 4 penjual pangan jajanan anak sekolah 67,1%, diikuti makanan ringan yang tidak
secara keseluruhan. memenuhi syarat label 20,25% dan
Dari jumalah keseluruhan penjual makanan ringan tidak berlabel 12,65%.
pangan jajanan anak sekolah yang ada Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.
dilingkungan Yayasan Sosial Al-Irsyad

Tabel 1. Persentase Jumlah Jenis Pangan Jajanan Anak Sesuai Syarat Label

No Jenis makanan ringan sesuai syarat label Jumlah Persentase


1. Memenuhi syarat label 106 67,1%
2. Tidak memenuhi syarat 32 20,25%
3. Tidak berlabel 20 12,65%
Total 158 100%

Jumlah sampel yang penulis ambil item berlabel dan memenuhi syarat label
dari pedagang A yaitu sebanyak 18 item yang izin edarnya dari BPOM
pangan jajanan anak sekolah dan dari 18 persentasenya 72,22% dan 1 item yang
item sampel yang diambil terdapat 4 item berlabel tetapi tidak memenuhi syarat label
pangan jajanan anak sekolah yang tidak dengan izin edar PIRT persentasenya
berlabel dengan persentase 22,22%, 13 5,56%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.

9
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Tabel 2. Data Persentase Sampel dari Tiap Pedagang

Pangan Jajanan Anak Sekolah Perizinan


Berlabel
No. Pedagang Jumlah Tidak Tidak Persentase
Memenuhi
Memenuhi Berlabel BPOM PIRT
Syarat Label
Syarat Label
4 ‐ ‐ √ ‐ ‐ 22,22%
1. A 13 √ ‐ ‐ √ ‐ 72,22%
1 ‐ √ ‐ ‐ √ 5,56%
Total 18 100%
6 ‐ ‐ √ ‐ ‐ 6,13%
71 √ ‐ ‐ √ ‐ 72,45%
2. B
5 ‐ √ ‐ √ ‐ 5,1%
16 ‐ √ ‐ ‐ √ 16,32%
Total 98 100%
10 ‐ ‐ √ ‐ ‐ 23,81%
22 √ ‐ ‐ √ ‐ 52,38%
3. C
1 ‐ √ ‐ ‐ ‐ 2,38%
9 ‐ √ √ 21,43%
Total 42 100%

Sampel yang diambil dari pedagang memenuhi syarat dan izin edar PIRT
B yaitu sebanyak 98 item, 6 item diantara persentasenya 21,43%, dan 1 item yang
diantaranya tidak berlabel dengan berlabel tetapi tidak memuhi syarat label
persentase 6,13%. 71 item yang berlabel dan tidak ada ijin edarnya persentasenya
dan memenuhi syarat label izin edarnya 2,38%.
dari BPOM dan persentasenya 72,45%, Label dapat dikatakan memenuhi
adapun untuk pangan jajanan anak sekolah syarat apabila pada label tersebut terdapat
yang berlabel dan tidak memenuhi syarat nama prodak, nomor registrasi, daftar
ada 21 item, 16 item diantaranya memiliki bahan, berat bersih, tanggal kadaluarsa,
izin edar PIRT persentasenya 16,32% dan alamat produsen dan kode produksi.
5 item sisanya memiliki izin edar dari Tujuan dari adanya label yaitu untuk
BPOM dengan persentase 5,1%. memberikan informasi kepada konsumen
Pangan jajanan anak sekolah yang agar konsumen mengetahui tingkat
diambil dari pedagang C sebanyank 42 keamanan atau layak tidaknya suatu
item. Dari 42 item pangan jajanan anak pangan untuk dikonsumsi. Pangan jajanan
sekolah yang berabel dan memenuhi syarat anak sekolah dengan izin edar PIRT masih
merupakan sampel yang paling banyak di banyak yang tidak memenuhi syat label.
temukan dengan jumlah 22 item Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan
persentasenya 52,38% dengan izin edar produsen yang masih sulit untuk
dari BPOM, kemudian diikuti pangan memahami dalam penerapan kode
jajanan anak sekolah yang tidak berlabel produksi pangan, namun apabila suatu
yaitu sebanyak 10 item dengan persentase produk yang dengan izin edar PIRT sudah
23,81%, 9 item yang berlabel tetapi tidak

10
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

memenuhi syarat enam lainnya produk mengecek keasliannya di web resmi BPOM
tersebut sudah dapat dikatakan baik. yaitu http://www.pom.go.id/. Sedangkan
Salah satu syarat label yaitu nomor untuk mengecek nomor registrasi pangan
registrasi baik itu dari BPOM maupun olahan rumahan atau produk dengan ijin
PIRT. Keaslian nomor registrasi sangat P-IRT masih belum dapat dicek oleh
dibutuhkan untuk mengetahui legalitas dan masyarakat umum.
keamanan suatu pangan, adapun cara Persentase legalitas sampel yang
mengecek nomor registrasi pangan dengan penulis amati dari setiap pedagangnya
ijin BPOM dapat dilakukan dengan cara dapat dilihat dari tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3. Persentase Legalitas Pangan Jajanan Anak Sekolah dari BPOM

Legalitas
No. Pedagang Jumlah Legal Ilegal Persentase
10 √ ‐ 77%
1. A
3 ‐ √ 23%
Total 13 100%
61 √ ‐ 80%
2. B
15 ‐ √ 20%
Total 100%
16 √ ‐ 73%
3. C
6 ‐ √ 27%
Total 22 100%

Tabel 4 .Persentase Legalitas Pangan Jajanan Anak Sekolah PIRT

Legalitas
No. Pedagang Jumlah Persentase
Legal Ilegal
1. A 1 √ ‐ 100%
Total 1 100%
2. B 10 ‐ √ 100%
Total 10 100%
6 √ ‐ 67%
3. C
3 ‐ √ 33%
Total 9 100%

Dilihat dari tabel 3 dan tabel 4, terdapat 1 item sampel yang nomor
pada pedagang A terdapat 10 item sampel registrasinya legal.
yang nomor registrasinya terdaftar di web Nomor registrasi pangan jajanan
BPOM dengan persentae 77% dan 3 item anak sekolah yang legal pada pedagang B
sampel yang nomor registrasinya ilegal yaitu 61 item sampel dengan persentase
dengan persentase 23%, sedangkan untuk 80% dan 15 item ilegal dengan persentase
pangan olahan rumahan pada pedagang A 20%, adapun untuk pangan olahan
rumahan pada pedagang B terdapat 10
item dan nomor registrasinya ilegal.

11
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Jumlah pangan jajanan anak sekolah Jumlah keseluruhan sampel dengan


dengan ijin BPOM yang legal pada perizinan BPOM yaitu111 item, terdapat
pedagang C yaitu sebanyak 16 item dengan 87 item sampel yang legal dan 24 item
persentase 73%, sedangkan untuk yang sampel yang ilegal. Persentase legalitas yang
ilegal yaitu 6 item persentase 27%. Pangan didapat untuk sampel legal yaitu 78,38%,
olahan rumahan yang legal sebanyak 6 item sedangkan untuk sampel yang ilegal yaitu
persentasenya yaitu 67%, adapun yang 21,62%. Hal ini dapat dilihat pada gambar
ilegal yaitu sebanyak 3 item dengan 1 (a).
persentase 33%.

(a) (b)
Gambar 1.(a) Persentase Legalitas Berdasarkan Perizinan BPOM
(b) Persentase Legalitas Berdasarkan Perizinan PIRT

Jumlah sampel dengan perijinan sesuai dengan ketentuan baru dari Dinas
PIRT ada sebayak 26 item sampel. 7 item Kesehatan
diantaranya legal, sedangkan sisanya
sebanyak 19 item ilegal. Persentase KESIMPULAN
legaliatasnya yaitu 27% sampel legal dan Berdasarkan hasil pengamatan
73% sampel yang ilegal. Hal ini tentang identifikasi pangan jajanan anak
disebabkan karena banyak dari industri sekolah di lingkungan Yayasan Sosial Al-
rumah tangga yang belum memperbaruhi Irsyad, dapat penulis simpulkan bahwa:
perijinan izin edar sesuai undang-undang 1. Persentase pangan jajanan anak sekolah
baru. yang beredar dilingkungan Yayasan
Pangan jajanan anak sekolah yang Sosial Al-Irsyad untuk yang berlabel
beredar di lingkungan Yayasan Sosial Al- dan memenuhi syarat pelabelan yaitu
Irsyad sebagian besar nomor registrasi dari 67,1%, yang tidak memenuhi syarat
BPOMnya asli sehingga dapat ditarik label 20,25% dan yang tidak berlabel
kesimpulan keamanan pangan jajanan anak 12,65%.
sekolah dengan izin edar dari BPOM di 2. Persentase legalitas pangan jajanan anak
lingkungan ini sudah baik, sedangkan sekolah yang berizin BPOM yaitu
pangan jajanan anak sekolah yang izin edar 78,38% legal, sedangkan yang ilegal
PIRT nomor registrasinya ilegal hal ini yaitu 21,62%. Persentase yang berijin
disebabkan karena banyaknya produsen PIRT untuk yang legal yaitu 27%,
yang belum memperbarui nomor registrasi sedangkan untuk yang ilegal yaitu 73%.

12
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

UCAPAN TERIMAKASIH 3, 98302 diakses pada bulan Maret


Terimakasih kepada Ibu Rachmi 2016.
Ridho, M. Farm. Apt., dan Ibu Keppres RI, 2001, Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Sudjarwati, M. Kes., Apt. yang telah Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
memberikan bimbingan dan arahan kepada
Departemen, Jakarta.
penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini Peraturan Kepala BPOM RI, 2012, Tentang
dapat terselesaikan tepat waktu. Cara Produksi Pangan Yang Baik
Untuk Industri Rumah Tangga, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Kepala BPOM RI, 2011,
Badan POM RI, 2012,5 Kunci Keamanan Pendaftaran Pangan Olahan. Jakarta
Pangan Untuk Anak Sekolah, Jakarta. Peraturan Pemerintah RI, 1999, Label Dan
Februhartanty dan Iswarawanti,2004,Amankan Iklan Pangan, Jakarta.
Makanan Jajanan Anak Sekolah di UU Republik Indonesia, 2012, Pangan,
Indonesiahttp://www.gizi.net/cgibin/ Jakarta.
berita/fullnews.cgi.news.id109772669

13
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL


PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM
FATIMAHCILACAP PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2015

Elis Amalia, Mika Trikumala Swandari, Marina Kurniawati


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Pada bulan Maret 2016, telah dilakukan penelitian tentang gambaran


penggunaan obat antidiabetika oral pada pasien di instalasi rawat jalan Rumah Sakit
Islam Fatimah Cilacap yang bertujuan untuk mengetahui obat antidiabetika oral yang
sering digunakan oleh pasien penderita diabetes mellitus. Penelitian ini merupakan
penelitian non eksperimental. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dan
objek yang digunakan adalah data Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang berada
di Instalasi Farmasi. Instrument dalam penelitian ini menggunakan checklist untuk
mengambil data dari system informasi manajemen. Pasien diabetes mellitus adalah
pasien yang mengalami kondisi dimana kadar gula dalam darah mengalami
peningkatan karena tidak dapat dikendalikan oleh insulin, sedangkan obat
antidiabetika oral adalah senyawa kimia yang dapat menurunkan kadar gula dalam
darah dan obat tersebut diberikan secara oral. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah kunjungan pasien diabetes mellitus yang menggunakan antidiabetika
oral selama periode Oktober sampai Desember 2015 di Rumah Sakit Islam Fatimah
Cilacap sebanyak 114kunjungan pasien dengan menggunakan obat antidiabetika oral
Metformin tablet (47,19%). Golongan obat antidiabetika oral yang sering digunakan
adalah Biguanid (47,19%) dan antidiabetika oral kombinasi yang banyak diberikan
kepada pasien diabetes mellitus sebanyak 85 kunjungan pasien, dari 85 pasien, 57
pasien yang menggunakan obat antidiabetika oral kombinasi Sulfonilurea dan
Biguanid, jenis kelamin perempuan sebanyak 54 pasien dari 96 pasien. Hasil
pengamatan ini dapat memberikan manfaat khususnya kepada Rumah Sakit Islam
Fatimah Cilacap sebagai bahan evalusai lebih lanjut dalam penggunaan obat
antidiabetika oral pada pasien rawat jalan.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Obat Antidiabetika Oral, Golongan Obat


Antidiabetika Oral

PENDAHULUAN
Menurut American Diabetes gangguan kronis yang bercerikan
Association (ADA) tahun 2012, diabetes hiperglikemia (glukosa-darah terlampau
mellitus merupakan suatu kelompok meningkat) dan khususnya menyakut
penyakit metabolik dengan karakteristik metabolisme hidrat arang (glukosa)
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan didalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- dan protein juga terganggu (Lat. Diabetes
duanya.Diabetes mellitus (DM), penyakit = penerusan, mellitus = manis madu) (T
gula atau kencing manis adalah suatu jay & Rahrdja, 2007).

14
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Menurut Sampel Registration Alat dan Bahan


Survey (SRS), 2014 tentang 10 penyebab Bahan dan alat penelitian adalah
kematian tertinggi penyakit tidak menular data dari SIM (Sistem Informasi
di Indonesia, data dikumpulkan dari Manajemen) yang terdapat pada komputer
sampel yang mewakili Indonesia, meliputi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
41.590 kematian sepanjang tahun 2014, Fatimah Cilacap selama periode bulan
menenpatkan diabetes mellitus di peringkat Oktober-Desember 2015.
ke tiga setelah stroke dan penyakit jantung
iskemik.Menurut profil kesehatan provinsi Prosedur Penelitian
Jawa Tengah tahun 2014 proporsi kasus Prosedur Pengamatan yang
baru penyakit tidak menular seperti DM dilaksanakan di Instalasi Rawat Jalan
menempati urutan kedua sebesar 16,53% Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
dari jumlah penduduk yang berada di periode Oktober- Desember 2015 adalah
provinsi Jawa Tengah sebanyak mengumpulkan data dan mengelompokkan
33.523.663 orang setelah penyakit data berdasarkan nama pasien, jenis
hipertensi sebesar 57,89%. DM tipe 2 kelamin, nama obat dan golongan obat
merupakan tipe diabetes yang lebih umum antidiabetika oral.
dan lebih banyak pada penderitanya
dibanding dengan DM tipe 1. Penderita HASIL DAN PEMBAHASAN
DM tipe 2 mencapai 90-95% dari Penelitian ini merupakan penelitian
keseluruhan populasi penderita DM non eksperimental dengan menggunakan
(Depkes, 2005). rancangan deskriptif. Berdasarkan
Pada penelitian ini gambaran penelitian yang telah dilakukan di Instalasi
penggunaan obat antidiabetika oral pada Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah
penderita DM di Rumah Sakit Islam Cilacap terhadap gambaran penggunaan
(RSI) Fatimah Cilacap yang merupakan obat antidiabetika oral pada pasien rawat
salah satu penyakit dengan tingkat kejadian jalan periode Oktober-Desember 2015.
yang cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut Data penggunaan obat antidiabetika oral
di atas maka peneliti tertarik untuk yang diamati oleh penulis adalah data yang
melakukan penelitian tentang gambaran diambil dari Sistem Informasi Manajemen
penggunaan obat antidiabetika oral di (SIM) pada komputer di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap yang terdapat data penggunaan obat-obat
khususnya di Instalasi Rawat Jalan periode yang digunakan oleh pasien DM yang
Oktober-Desember 2015. menggunakan obat antidiabetika oral di
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
METODOLOGI PENELITIAN periode Oktober-Desember 2015.
Waktu dan Lokasi Berdasarkan pengamatan, diperoleh
Pengamatan ini yang dijadikan data jumlah kunjungan pasien rawat jalan
lokasi penelitian adalah Instalasi Rawat periode Oktober-Desember 2015, dapat
Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap dilihat pada tabel di bawah ini.
yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret
2016 sampai dengan 30 Maret 2016.

15
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Tabel 1. Data Jumlah Kunjungan Pasien DM di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
periode Oktober-Desember 2015.

NO Bulan Jumlah Kunjungan Pasien Persentase %


1 Oktober 60 40
2 November 51 34
3 Desember 39 26
Total 150 100

Tabel diatas menunjukkan jumlah Salah satu pengobatan bagi pasien


pasien DM yang melakukan pengobatan di DM adalah melalui obat antidiabetika oral.
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Tujuan utama penggunaan obat
Fatimah Cilacap periode Oktober- antidiabetika oral adalah untuk mengontrol
Desember 2015, dapat diketahui jumlah kadar gula dalam darah. Berdasarkan data
kunjungan pasien terbanyak dibulan SIM yang terdapat di Intalasi Farmasi,
Oktober 2015 sebanyak 60 pasien (40 %) kunjungan pasien DM yang menggunakan
dan mengalami penurunan pada setiap obat antidiabetika oral periode Oktober-
bulannya selama periode Oktober- Desember 2015, dapat dilihat pada gambar
Desember 2015. di bawah ini.

Gambar 1. Data Jumlah Kunjungan Pasien DM Pengguna Obat Antidiabetika Oral di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap periode Oktober-Desember 2015

Gambar diatas menunjukkan dari Berdasarkan pengamatan, dari jumlah


114 kunjungan pasien, jumlah kunjungan kunjungan pasien yang berobat selama
pasien terbanyak dibulan Oktober 2015 periode Oktober-Desember 2015 ada 8
sebanyak 47 pasien dan mengalami pasien yang melakukan kunjungan lebih
penurunan pada setiap bulannya selama dari satu kali kunjungan selama periode
periode Oktober- Desember 2015. Oktober- Desember 2015.

16
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Gambar 2. Data Jumlah Pasien DM Pengguna Obat Antidiabetika Oral Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar diatas menunjukkan dari 96 perempuan memiliki komposisi lemak


pasien DM yang menggunakan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
antidiabetika oral diketahui pasien dengan dengan laki-laki, sehingga perempuan lebih
jenis kelamin perempuan lebih banyak mudah gemuk yang berkaitan dengan
dibandingkan dengan pasien jenis kelamin resiko obesitas. Beberapa factor resiko
laki-laki yaitu sebanyak 54 pasien (56,25 seperti obesitas, kurang aktivitas/latihan
%). Hasil ini serupa dengan beberapa fisik, usia dan riwayat DM saat hamil yang
penelitian yang dilakukan menyatakan, menyebabkan tingginya kejadian DM pada
penderita DM sebagian besar berjenis perempuan (Smeltzer, 2008).
kelamin perempuan. Hal ini disebabkan

Tabel 2. Data Penggunaan Obat Antidiabetika oral di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
periode Oktober-Desember 2015

Obat Antidiabetika Oral yang


No Nama Generik Jumlah Item Obat
diberikan
Golongan Biguanid
1
Metformin Metformin 101
Golongan Sulfonilurea
Glimepirid Glimepirid 63
Glibenklamid Glibenklamid 1
2
Gliquidone Gliquidone 1
Amadiab Glimepirid 5
Diamicron Glikazid 12
Golongan Thiazolidindion
3
Deculin Pioglithazone 23
Golongan Glukosidase-Inhibitor
4 Acarbose Acarbose 7
Glucobay Acarbose 1
Total 214

Tabel di atas menunjukkan bahwa didapatkan hasil data penggunaan obat


dari 114 kunjungan pasien DM yang antidiabetika oral yang diberikan kepada
menggunakan obat antidiabetika oral pasien sebanyak 214 yang didapatkan

17
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

berdasarkan jumlah item obat. Obat Metformin dikontraindikasikan pada


antidiabetika oral yang sering digunakan pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan
selama periode Oktobet-Desember 2015 hati, serta pasien-pasien dengan penyakit
adalah Metformin sebanyak 101 item obat syok dan gagal jantung, durasi kerja
berdasarkan jumlah item. Metformin Metformin sampai 24 jam, tidak terjadi
termasuk salah satu obat yang golongan metabolism dan dieksresikan oleh ginjal
Biguanid (47,19%), Metformin (Sukandar, 2009). Dosis diberikan 3 kali
mempunyai efek utama mengurangi 1 tablet (500mg) atau 2 kali 1 tablet
produksi glukosa perifer dan terutama (850mg).
dipakai pasien DM yang gemuk,

Gambar 3. Data Penggunaan Golongan Obat Antidiabetika Oral pada Pasien di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilcap periode Oktober-Desember 2015

Gambar di atas menunjukkan dari biguanid tidak merangsang atau


114 kunjungan pasien di Instalasi Rawat menghambat perubahan glukosa menjadi
Jalan selama periode Oktober-Desember lemak. Zat ini juga menekan nafsu makan
2015, kunjungan pasien DM yang hingga berat badan tidak meningkat.
menggunakan obat antidiabetika oral yang (Hoan, 2007).
diambil datanya terlihat golongan obat Terapi antidiabetika oral dapat
antidiabetika oral paling banyak diberikan diberikan dengan 2 cara yaitu: terapi
adalah golongan Biguanid sebanyak tunggal dan terapi kombinasi. Terapi
47,19% (101 item obat berdasarkan tunggal yaitu dengan memberikan hanya
jumlah item obat). Golongan Biguanid satu jenis obat antidiabetika oral saja
tidak merangsang sekresi insulin dan sedangkan terapi kombinasi yaitu dengan
menurunkan kadar glukosa darah sampai memeberikan kombinasi dua atau tiga
normal serta tidak pernah menyebabkan kelompok antidiabetika oral jika dengan
hipoglikemia. Obat golongan ini bekerja antidiabetika oral tunggal sasaran kadar
langsung pada hati (hepar), dengan glukosa darah belum tercapai
menurunkan produksi glukosa hati, (PERKENI, 2011).

18
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

100 85

50 29
0

Gambar 4. Penggunaan Obat Antidiabetika Oral Tunggal dan Kombinasi pada Pasien di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap periode Oktober-Desember 2015

Berdasarkan gambar di atas dari 114 SIM penggunaan obat antidiabetika oral
kunjungan pasien di Instalasi Rawat Jalan kombinasi paling banyak digunakan di
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam
selama periode Oktober-Desember 2015 Fatimah Cilacap sebanyak 85 kunjungan
yang tercatat pada pasien.
Tabel 3. Penggunaan Obat Antidiabetika Oral Kombinasi Berdasarkan Jumlah Kunjungan Pasien di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap periode Oktober-Desember 2015

No Golongan Obat Antidiabetika Oral Kombinasi Jumlah kunjungan Pasien Persentase %


Sulfonilurea + Biguanid
1 Glimepirid + Metformin 44 51,76
Diamicron + Metformin 13 15,30
Sulfonilurea + Biguanid + Thiazolidinedion
2
Glimepirid + Metformin + Deculin 11 12,94
Sulfonilurea + Thiazolidinedion
3
Glimepirid + Deculin 7 8,24
Biguanid + Sulfonilurea + Glukosidase-Inhibitors
4 Metformin + Glimepirid + Acarbose 2 2,35
Metformin + Diamicron + Acarbose 1 1,18
Biguanid + Thiazolidindion
5
Metformin + Deculin 2 2,35
Glukosidase-Inhibitor + Biguanid
6
Acarbose + Metformin 2 2,35
Thiazolidindion + Glokosidase-Inhibitor
7
Deculin + Acarbose 1 1,18
Sulfonilurea + Thiazolidinedion + Glukosidase-Inhibitor
8
Glimepiride + Deculin + Acarbose 2 2,35
Total 85 100

19
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa UCAPAN TERIMAKASIH


dari 114 kunjungan pasien DM yang Terimakasih kepadaIbu Mika
menggunakan obat antidiabetika oral Trikumala Swandari, S.Si.,M.Sc.,Apt., Ibu
kombinasi yang paling banyak diberikan Marina Kurniawati, M.Sc.,Apt, dan Ibu
adalah obat antidiabetika oral kombinasi Yuniariana Pertiwi, MM.,Apt., yang telah
Glimepirid dan Metformin sebanyak 44 memberikan bimbingan dan arahan kepada
kunjungan pasien (51,76%). Kombinasi penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
Sulfonilurea dan Biguanid bekerja saling dapat terselesaikan tepat waktu.
sinergis yaitu biguanid menurunkan
produksi glukosa hati dan meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
glukosa di jaringan perifer serta dapat American Diabetes Association, 2012,
menurunkan berat badan, sedangkan Standards of Medical Care in
Sulfonilurea dapat meningkatkan sekresi Diabetesed.
insulin (Soegondo, 2009). Balitbangkes, 2014, Sampel Registration
Survey tentang 10 Penyakit Kematian
KESIMPULAN Tertinggi di Indonesia.
1. Golongan obat antidiabetika oral yang Depkes, 2005, Pharmaceutical Care untuk
sering digunakan adalah golongan Penyakit Diabetes Mellitus; Jakarta,
Depkes RI.
Biguanid 47,19 %, dan obat dari
PERKENI, 2011, Konsensus Pengelolaan dan
golongan ini yang digunakan adalah Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
Metformin. di Indonesia 2011, Semarang, PB
2. Pemberian obat antidiabetika oral yang PERKENI.
banyak adalah antidiabetika oral Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
kombinasi sebanyak 85 pasien 2014 Proporsi Kasus Baru Penyakit
berdasarkan kunjungan pasien. Tidak Menular.
3. Obat antidiabetika oral kombinasi yang Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G., 2008, Brunner
banyak digunakan adalah golongan And Sudarth,s textbook Of medical-
Biguanid dan golongan Sulfonilurea surgical nursing, terj, Agung,Jakarta,
sebanyak 67,06% (57 pasien EGC.
Soegondo, dkk, 2009, Diabetes Mellitus
berdasarkan kunjungan pasien)
Penatalaksanaan Terpadu; Jakarta,
4. Jumlah pasien DM pengguna obat FKUI.
antidiabetika oral sebanyak 96 pasien Sukandar, dkk, 2009, ISO Farmakoterapi;
dengan jenis kelamin terbanyak Jakarta, PT.ISFI.
perempuan sebanyak 56,25 % (54 Tjay Hoan tan, Raharja Kirana, 2007, Obat-
pasien). Obat Penting, edisi Enam, cetak
Pertama, Jakarta, Elex Media
Komputido.

20
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

PERANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) DALAM PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KABUPATEN CILACAP
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2015

Kurniati Purba Ningrum, Anita Ratna Faoziah, Elisa Issusilaningtyas


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Badan Narkotika Nasional membentuk Badan Narkotika Nasional


Kabupaten, termasuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten Cilacap. Permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan Badan Narkotika
Nasional dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Cilacap periode
Januari – Desember 2015 dan bagaimana upaya yang dilakukan Badan Narkotika
Nasional dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Cilacap. Jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif dengan
hubungan literatur. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Narkotika Nasional
Kabupaten Cilacap. Sumber data diperoleh dari Badan Narkotika Nasional
Kabupaten Cilacap dimana Kepala Seksi Pencegahan sebagai informan. Dari hasil
penelitian diperoleh gambaran bahwa Badan Narkotika Nasional dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Cilacap periode Januari – Desember 2015
telah membentuk Satuan Tugas (SATGAS) di 5 Instansi Pemerintah, 10 Lembaga
Pendidikan, dan 20 Desa di Wilayah Kabupaten. Upaya yang dilakukan Badan
Narkotika Nasional dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten
Cilacap meliputi advokasi dan diseminasi informasi namun dalam pelaksanaannya
masih terdapat kendala bagi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Cilacap seperti
kendala pada terbatasnya jumlah pegawai.

Kata Kunci : Badan Narkotika Nasional, narkoba, pencegahan

PENDAHULUAN narkoba diluar indikasi medis sehingga


Narkoba merupakan istilah dari menimbulkan dampak negatif seperti
narkotika, psikotropika dan zat adiktif gangguan fisik, psikis, dan sosial. Di
lainnya. Bahan atau zat-zat tersebut apabila Indonesia penyalahgunaan narkoba terus
digunakan di luar indikasi medis dapat meningkat, hal ini ditunjukkan pada hasil
mempengaruhi kerja otak (susunan saraf penelitian Universitas Indonesia
pusat) sehingga kerja otak menjadi berubah bekerjasama dengan Badan Narkotika
meningkat atau bahkan menurun dan Nasional Tahun 2011 angka prevalensi
biasanya menimbulkan ke-tergantungan penyalahguna narkoba di Indonesia 3,8
pada pengguna. juta orang diprediksi angka pravelansi
Dewasa ini kasus penyalahgunaan penyalahguna narkoba di Indonesia pada
narkoba semakin meningkat jumlahnya. tahun 2015 menjadi 5,1 juta orang
Penyalahgunaan narkoba yang dimaksud (BNNK Cilacap, 2013). Penyalahgunaan
adalah seseorang yang menggunakan narkoba bisa didasari atas beberapa hal

21
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

yang menyebabkan seseorang menjadi narkoba. Badan Narkotika Nasional lebih


penyalahguna narkoba. Pada dasarnya mengedepankan pada aspek pencegahan,
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian dimana pencegahan itu sendiri merupakan
besar. Pertama, sebab-sebab yang berasal suatu rangkaian kegiatan penyuluhan dan
dari faktor individu seperti pengetahuan, bimbingan yang diberikan kepada
sikap, kepribadian, usia, dorongan masyarakat dengan harapan dapat
kenikmatan, perasaan ingin tahu, dan menambah pengetahuan dan menimbulkan
untuk memecahkan persoalan yang sedang kesadaran masyarakat akan bahaya
dihadapi. Kelompok kedua berasal dari penyalahgunaan narkoba.
lingkungannya seperti pekerjaan, Berdasarkan latar belakang diatas,
ketidakharmonisan keluarga, kelas sosial maka penulis tertarik untuk membahas
ekonomi, dan tekanan kelompok (Badri M, dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul : "
2013). Peranan Badan Narkotika Nasional
Cilacap merupakan salah satu (BNN) dalam Pencegahan Penyalahgunaan
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang Narkoba di Kabupaten Cilacap Periode
secara geografis berada dibagian wilayah Januari - Desember 2015".
selatan Jawa Tengah berhadapan langsung
dengan Samudra Hindia. Letak Cilacap METODOLOGI PENELITIAN
yang strategis menjadi pemicu yang dapat Waktu dan Lokasi
membuka peluang peredaran narkoba. Kegiatan penelitian dilakukan di
Faktor inilah yang menyebabkan narkoba Badan Narkotika Nasional Kabupaten
dapat masuk ke seluruh lapisan masyarakat Cilacap dilaksanakan pada tanggal 04
dan narkoba seringkali disalahgunakan oleh Maret 2016 sampai dengan tanggal 21
banyak kalangan masyarakat. Berdasarkan April 2016.
kajian dokumen di Badan Narkotika
Nasional (BNN) bahwa angka pravelansi Alat dan Bahan
penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Alat yang digunakan pada
Cilacap sejumlah 275 orang (hanya yang pengamatan ini adalah alat tulis dan laptop.
melapor ke BNN). Sedangkan, bahan yang digunakan dalam
Persoalan narkoba merupakan pengamatan ini adalah peranan Badan
persoalan yang harus ditangani secara Narkotika Nasional (BNN) dalam
sungguh-sungguh oleh seluruh komponen pencegahan penyalahgunaan narkoba di
masyarakat. Bukan saja penanganan bagi Kabupaten Cilacap Periode Januari –
penggunanya, melainkan juga Desember 2015.
perkembangan bisnis narkoba yang ada di
Indonesia. Badan Narkotika Nasional Prosedur Penelitian
(BNN) sebagai lembaga pemerintahan Prosedur Pengamatan yang
yang khusus menangani permasalahan dilaksanakan di Badan Narkotika Nasional
narkoba dibentuk dengan tujuan untuk Kabupaten Cilacap periode Januari-
pemberdayaan segenap potensi yang ada di Desember 2015 adalah penelitian studi
seluruh lapisan masyarakat agar secara literatur dan data yang diperoleh dari
sadar melakukan gerakan untuk Badan Narkotika Nasional (BNN)
menentang/menolak penyalahgunaan Kabupaten Cilacap khususnya Seksi

22
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Pencegahan dan Pemberdayaan Kader Penyuluh Anti Narkoba pada


Masyarakat, dan analisis data menggunakan Tahun 2014 dan membentuk Satuan
metode analisis deskriptif dengan Tugas selama periode Januari – Desember
hubungan literatur. 2015 yang terdapat dalam tabel 1.
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2
HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat perbedaan yang meliputi :
Peranan Badan Narkotika Nasional perbedaan nama organisasi yang dibentuk
(BNN) dalam Pencegahan BNN, perbedaan pada lokasi yang dituju
Penyalahgunaan Narkoba di dan perbedaan ada tidaknya bentuk
Kabupaten Cilacap Periode Januari – koordinasi karena output kader penyuluh
Desember 2015 hanya dapat memberikan penyuluhan
Penyalahgunaan narkoba di sedangkan output Satuan Tugas
Kabupaten Cilacap umumnya dilatar- (SATGAS) tidak hanya memberikan
belakangi oleh rasa keingintahuan individu penyuluhan tetapi dapat melakukan tes
tentang narkoba, sehingga mendorong urin, dan melakukan razia di instansinya
individu untuk coba-coba menggunakan masing-masing.
narkoba. Faktor coba-coba inilah yang Selama periode Januari-Desember
lama-kelamaan akan menyebabkan individu 2015 BNN membentuk Satuan Tugas
menjadi ketergantungan dengan narkoba. (SATGAS) dalam pencegahan
Potensi dan peluang Badan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten
Narkotika Nasional sesuai peran dan Cilacap. Proses pembentukan Satuan
fungsinya adalah sebagai berikut : Tugas (SATGAS) mulanya dari pihak
1. Memiliki akses pada jaringan organisasi Badan Narkotika Nasional (BNN)
internasional pencegahan dan meminta izin kepada para pembuat
pemberantasan penyalahgunaan dan kebijakan seperti Pemerintah Daerah
peredaran gelap narkoba, psikotropika Kabupaten Cilacap, KESBANGPOL, agar
dan zat adiktif lainnya. pembentukan Satuan Tugas (SATGAS)
2. Hubungan dengan instansi pemerintah mendapat dukungan dari para pembuat
terkait telah terjalin melalui organisasi kebijakan dalam pelaksanaan program
BNN sebelum Undang-Undang No.35 pencegahan penyalahgunaan narkoba di
Tahun 2009 disahkannya, dan Kabupaten Cilacap, setelah mendapat
diperkuat dengan Instruksi Presiden dukungan dari para pembuat kebijakan
No.12 Tahun 2011 Tentang Jakstranas Badan Narkotika Nasional mendatangi
P4GN Tahun 2011 – 2015. masing-masing instansi untuk memastikan
3. Berdasarkan Undang-Undang RI apakah instansi tersebut mengizinkan atau
Nomor 35 Tahun 2009 tentang tidak untuk terbentuknya Satuan Tugas
Narkotika, BNN memiliki kewenangan (SATGAS), apabila instansi mengizinkan
untuk dapat membentuk wadah peran maka tahap selanjutnya yaitu dilakukan
serta masyarakat yang sekaligus pemilihan personil Satuan Tugas
mengkoordinasikannya. (SATGAS) oleh masing-masing instansi
Dalam pencegahan penyalahgunaan yang nantinya personil Satuan Tugas
narkoba di Kabupaten Cilacap Badan (SATGAS) di masing-masing instansi
Narkotika Nasional telah membentuk sejumlah 10 orang, kemudian Badan

23
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Narkotika Nasional melakukan bentuk kandungan parameter narkoba pada urin


koordinasi yang meliputi monitoring, yang di tampung dalam wadah berada di
evaluasi, dan pembinaan Satuan Tugas bawah nilai cut of level maka hasil negatif
(SATGAS). Monitoring dan evaluasi sedangkan jika diatas nilai cut of level
dilakukan dengan cara kuesioner dimana maka perlu dilakukan pengujian ulang
kuesioner tersebut dalam bentuk essay sebelum dinyatakan positif menggunakan
dengan 10 pertanyaan. Kuesioner diisi oleh narkoba. Cut of level adalah nilai ambang
pengurus Satuan Tugas (SATGAS), batas dari pengujian terhadap urin.
kemudian kuesioner dievaluasi oleh Badan Instansi pemerintah, lembaga
Narkotika Nasional untuk mengetahui pendidikan, dan masyarakat yang terdapat
langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam tabel 2 telah dilakukan tes urin oleh
Satuan Tugas (SATGAS) dalam SATGAS dan diperoleh hasil bahwa tidak
pencegahan penyalahgunaan narkoba di ada yang menggunakan narkoba. Hasil
instansinya masing-masing, kemudian inilah yang nantinya akan dilaporkan ke
dilakukan pembinaan Satuan Tugas Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa
(SATGAS) dimana pihak Badan di instansi pemerintah, lembaga
Narkotika Nasional melakukan survei ke pendidikan, dan masyarakat yang terdapat
masing-masing instansi yang sudah dituju dalam tabel 1 tidak ada yang menggunakan
untuk bertemu dengan pengurus Satuan narkoba.
Tugas (SATGAS) melakukan diskusi dan Dari uraian diatas, dapat
memberikan pelatihan penggunaan tes urin disimpulkan bahwa pelaksanaan program
untuk mengetahui ada atau tidaknya yang pencegahan penyalahgunaan narkoba di
menggunakan narkoba. Kabupaten Cilacap setiap tahunnya
Tes urin dilakukan oleh pengurus berbeda, karena Badan Narkotika Nasional
SATGAS di masing-masing instansi dan menyesuaikan dengan anggaran yang
alat yang digunakan adalah kit narkotika. diberikan dari pusat dan proses
Kit narkotika ada 6 parameter meliputi pelaksanaannya bertahap tidak dapat
parameter Amphetamine Device and Strip sekaligus tetapi nantinya akan mencakup
(AMP), Benzodiazepine Device and Strip seluruh wilayah Kabupaten Cilacap, namun
(BZO), Cocain Device and Strip (COC), untuk menjaga komitmen dari Kader
Morphin Device and Strip (MOP), Penyuluh Anti Narkoba Tahun 2014 dan
Methamphetamine Device and Strip Satuan Tugas Tahun 2015, BNN
(METH), Marijuana Device and Strip mengharapkan peran serta aktif dari
(THC), semakin banyak parameter yang masing-masing instansi untuk
digunakan maka semakin banyak melaksanakan program pencegahan
kandungan narkoba yang terdeteksi. penyalahgunaan narkoba secara mandiri
Individu yang akan di tes urin sebelumnya terlepas dari anggaran BNN sehingga
diminta untuk buang air kecil yang diharapkan dapat tertahannya angka laju
nantinya urin di tampung dalam sebuah coba-coba pengguna narkoba di Kabupaten
wadah, setelah itu parameter dicelupkan ke Cilacap.
dalam wadah yang sudah terisi urin, Pembentukan Satuan Tugas
pemeriksaan hingga mendapat hasil (SATGAS) oleh Badan Narkotika
memerlukan waktu 5 menit. Jika Nasional (BNN) dalam pencegahan

24
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

penyalahgunaan narkoba di Kabupaten pemberantasan penyalahgunaan dan


Cilacap merupakan implementasi pasal peredaran gelap narkotika dan prekusor
104 dan pasal 105 Undang-Undang narkotika, sedangkan dalam pasal 105 UU
No.35 Tahun 2009. Dalam pasal 104 No.35 Tahun 2009 bahwa masyarakat
UU.No.35 Tahun 2009 bahwa masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam
mempunyai kesempatan yang seluas- pencegahan, dan pemberantasan
luasnya untuk berperan serta dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap
membantu upaya pencegahan dan narkotika dan prekursor narkotika.

Tabel 1. Kader Penyuluh Anti NarkobapadaTahun 2014


No. Kader Penyuluhan Anti Narkoba di Instansi Swasta
1. FIF Group
2 Sinarmas Multi Finance
3. WOM Finance
4. Hotel Dafam
No. Kader Penyuluhan Anti Narkoba di Lingkungan Pendidikan
1. SMK Makmur Cilacap
2. SMK YPE Cilacap
3. SMA Yos Sudarso Jeruklegi
4. SMA Yos Sudarso Kawunganten
5. SMK YPE Sampang
C SMK Ma’arif Kroya
7. SMK Tamtama Kroya
8. SMK Negeri Binangun
9. SMK Negeri Nusawungu
10. SMK Darussalam Karang Pucung
11. SMK Negeri Karang Pucung
12. SMK Muhammadiyah Cimanggu
13. SMA Negeri 1 Cipari
12. SMK Negeri Wanareja
13. SMA Negeri Dayaeuhluhur
Kader Penyuluhan Anti Narkoba di Lingkungan Aparat Pemerintah & Tim Penggerak PKK
No.
Kecamatan
1. Kecamatan Kawunganten
2 Kecamatan Gandrungmangu
3. Kecamatan Bantarsari
4. Kecamatan Cipari
5. Kecamatan Sidareja
6. Kecamatan Wanareja

25
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Tabel 2. SATGAS yang di bentuk BNN Kabupaten Cilacap periode Januari – Desember 2015

No. SATGAS P4GN Instansi Pemerintah Bentuk Koordinasi


1. Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas I 1. Monitoring
Batu Nusakambangan 2. Evaluasi
2 Kantor Imigrasi Kelas II Cilacap 3. Pembinaan SATGAS
3. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kabupaten Cilacap
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan
Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten
Cilacap
5. Kelurahan sidakaya Kecamatan Cilacap
Selatan
No. SATGAS P4GN Lembaga Pendidikan
1. Politeknik Negeri Cilacap
2. Akper Serulingmas Maos
3. STIE Muhammadiyah Cilacap
4. SMA Negeri 1 Cilacap
5. SMA Negeri 2 Cilacap
6. SMA Negeri 3 Cilacap
7. SMK Negeri 1 Cilacap
8. SMK Negeri 2 Cilacap
9. SMK Boedi Oetomo Cilacap
10 SMK Wijaya Kusuma Cilacap
No. SATGAS P4GN Masyarakat Desa
Kecamatan Dayaeuh luhur : Desa Panulisan,
1. Panulisan Barat, Panulisan Timur, Ciwalen,
Matenggeng
Kecamatan Wanareja : Desa Tarisi,
2.
Wanareja, Adimulya, Madura, Malabar
Kecamatan Majenang : Desa Padang Jaya,
3.
Jenang, Sindangsari, Mulyasari, Pahonjean
Kecamatan Cimanggu : Desa Bantar Panjang,
4. Panimbang, Cimanggu, Rejodadi,
Cilempuyang

Upaya yang dilakukan Badan 1. Advokasi


Narkotika Nasional (BNN) dalam Advokasi merupakan upaya untuk
pencegahan penyalahgunaan mempengaruhi para pembuat kebijakan
narkoba di Kabupaten Cilacap dan pemangku kepentingan agar
Dalam melakukan pencegahan memberikan dukungan terhadap program
penyalahgunaan narkoba di Kabupaten pencegahan sesuai dengan kewenangan-nya
Cilacap, Badan Narkotika Nasional di lingkungan setempat. Pendekatan
Kabupaten Cilacap telah melakukan upaya- advokasi dilakukan dengan melibatkan para
upaya sebagai berikut : pemimpin misalnya dengan melibatkan
para pembuat kebijakan seperti Bupati,

26
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

KESBANGPOL dan lain-lain, bekerja menyajikkan hiburan, dan mempengaruhi


dengan media massa misalnya menjalin masyarakat (BNN RI, 2011).
kerjasama dengan media cetak seperti Upaya-upaya yang dilakukan Badan
Radar Banyumas, Suara Merdeka dan lain- Narkotika Nasional dalam pencegahan
lain, membangun kemitraan misalnya penyalahgunaan narkoba di Kabupaten
menjalin kerjasama dengan instansi-instansi Cilacap khususnya pada Bidang
dan membangun kapasitas misalnya dengan Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat
mengadakan seminar. Hasil akhir yang merupakan implementasi Pasal 28
diharapkan dari setiap proses advokasi Peraturan Kepala Badan Narkotika
adalah dukungan dari para pembuat Nasional Nomor 3 Tahun 2015 bahwa
kebijakan publik di kalangan Instansi Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan
Pemerintah, Lembaga Swasta, Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas melakukan
maupun Organisasi Kemasyarakatan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi
terhadap isu penyalahgunaan narkoba penyusunan rencana strategis dan rencana
(BNN RI, 2011). kerja tahunan P4GN, kebijakan teknis
P4GN, diseminasi informasi dan advokasi,
2. Diseminasi Informasi pemberdayaan alternatif dan peran serta
Diseminasi informasi merupakan masyarakat, dan evaluasi dan pelaporan di
suatu kegiatan penyebaran informasi bidang pencegahan dan pemberdayaan
tentang narkoba yang ditujukkan kepada masyarakat dalam wilayah
kelompok target atau individu agar Kabupaten/Kota.
memperoleh pengetahuan, menimbulkan Dalam melakukan upaya pencegahan
sikap kesadaran, dan akhirnya berubah penyalahgunaan narkoba di Kabupaten
perilakunya untuk menghindari Cilacap Badan Narkotika Nasional
penyalahgunaan narkoba. Informasi yang khususnya padaSeksi Pencegahan dan
disampaikan terkait dengan informasi Pemberdayaan Masyarakat memiliki
tentang Pencegahan, Pemberantasan, kendala, seperti terbatasnya jumlah pegawai
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap dimana jumlah pegawainya sebanyak 6
Narkoba (P4GN). Informasi yang orang diantaranya 1 orang kasih, 3 orang
disampaikan menggunakan media sebagai penyuluh, 1 orang administrasi dan 1
sarana. Media yang digunakan meliputi : orang pengolah data, hal ini tidak
media cetak (poster, tabloid, majalah, sebanding dengan Kabupaten Cilacap yang
koran, buku, brosur), media penyiaran memiliki 24 Kecamatan dan 284
(radio, televisi), media online dan sosial Desa/Kelurahan dengan spesifikasi 11
media (Facebook, Twitter, Instagram), Kecamatan (72 Desa/Kelurahan), oleh
medial luar ruang (baliho, banner, spanduk, karena itu setiap tahunnya dalam
pameran), media tradisional (pertunjukkan pelaksanaan program pencegahan
seni tradisional rakyat), media tatap muka penyalahgunaan narkoba di Kabupaten
(seminar, workshop, diskusi). Fungsi Cilacap secara bertahap tidak dapat
media itu sendiri adalah memberikan langsung mencakup seluruh Wilayah di
informasi, mendidik masyarakat, Kabupaten Cilacap.

27
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan DAFTAR PUSTAKA
mengenai permasalahan yang dibahas Badri M.,2013, Implementasi Undang-Undang
dalam penelitian pada bab sebelumnya, No. 35 Tahun 2009 Tentang
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Narkotika Dalam Pelaksanaan Wajib
berikut : Lapor Bagi Pecandu Narkotika,Jurnal
KEMAS 9 (1) : 153-159.
1. Dalam pencegahan penyalahgunaan
BNN Kabupaten Cilacap, 2013, Buku
narkoba di Kabupaten Cilacap selama Panduan Bahan Sosialisasi P4GN Alat
periode Januari-Desember 2015 Badan peraga Narkotika Sintetis, BNN :
Narkotika Nasional Kabupaten Cilacap Cilacap.
membentuk Satuan Tugas (SATGAS) BNN RI, 2011, Petunjuk Teknis Advokasi
di 5 Instansi Pemerintah, 10 Lembaga P4GN Bidang Pencegahan, Jakarta :
Pendidikan, dan 20 Desa. BNN RI.
2. Upaya yang dilakukan Badan Narkotika BNN RI, 2011, Petunjuk Teknis Diseminasi
Nasional (BNN) dalam pencegahan Informasi P4GN Bidang Pencegahan,
penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Jakarta : BNN RI.
Cilacap, meliputi : Advokasi, dan Instruksi Presiden No.12 Tahun 2011
Tentang Jakstranas P4GN Tahun 2011
Diseminasi Informasi.
– 2015.
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
UCAPAN TERIMAKASIH
Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Terimakasih kepada Ibu Anita
Organisasi Dan Tata Kerja Badan
Ratna Faoziah, ST.,MSc, Elisa Narkotika Nasional Provinsi Dan
Issusilaningtyas, S.Farm., MSc., Apt, Badan Narkotika Nasional
Rachmi Ridho, M.Farm., Apt yang telah Kabupaten/Kota.
memberikan bimbingan dan arahan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
kepada penulis sehingga Karya Tulis tentang Narkotika.
Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

28
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL BUNGA
ROSELLA (Hibiscuss sabdariffa Linn.) DAN DAUN TEH HIJAU
Camellia sinensis (Lamk.) Kuntze.

Nourma Eka Amalia, Elisa Issusilaningtyas, Septiana Indratmoko


Program Studi Farmasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Bunga rosella dan daun teh hijau merupakan beberapa tanaman yang memiliki
khasiat baik untuk pengobatan. Ekstrak bunga rosella dan daun teh hijau
diformulasikan sebagai tablet hisap dengan metode granulasi basah. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat sediaan tablet hisap dari ekstrak etanol bunga rosella dan
daun teh hijau yang memenuhi uji sifat fisik sediaan tablet hisap. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium.Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bunga rosella dan daun teh hijau. Ekstrak
bunga rosella dan daun teh hijau diperoleh dengan cara maserasi serbuk bunga rosella
dan daun teh hijau menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak kental yang
diperoleh dibuat sediaan tablet hisap dengan formulasi bahan yang terdiri dari
gelatin, aspartam, laktosa dan manitol. Granul yang diperoleh di uji sifat fisiknya
untuk mendapatkan data sifat alir yaitu 9,6 g/s, sudut diam 27,620, indeks
pemampatan 2%, rasio Hausner 1,02 dan Carrs Indeks 1,81. Berdasarkan hasil uji
sifat fisik granul yang diperoleh sudah memenuhi syarat mutu granul. Tablet hisap
yang telah dibuat kemudian di uji sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji
keseragaman bobot memiliki rata-rata 614,25 mg, uji keseragaman ukuran dengan
diameter rata-rata 1,82 cm dan ketebalan 0,75 cm, uji kekerasan memiliki rata-rata
4,55 kg dan uji kerapuhan dengan hasil 0,16%. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak
etanol bunga rosella dan daun teh hijau dapat dibuat tablet hisap yang telah
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia III.

Kata Kunci : Ekstrak bunga rosella, ekstrak daun teh hijau, tablet hisap, uji sifat
fisik

PENDAHULUAN glukosida, bibiscin, antosianin hibiscus,


Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) dan asam protocatechuic hibiscus. Warna
termasuk famili Malvaceae yang merah yang bagus dan rasa yang unik
merupakan tanaman tropis yang banyak menjadikan rosela sebagai produk makanan
tumbuh di Indonesia. Kelopak bunganya yang berharga. Kelopak bunganya
bisa digunakan pada pengobatan mengandung pigmen merah empat
tradisional, seperti pencernaan, antosianin yakni delphinidin 3-
menurunkan tekanan darah, merangsang sambubiosida, sianidin 3-sambubiosida,
gerak peristaltik usus serta berpengaruh delphinidin 3-glukosida dan sianidin 3-
terhadap fungsi diuretik. Telah dilaporkan glukosida (Suzery. M, Lestari. S,
bahwa bunga ini mengandung gossipetin, Cahyono.B, 2010).

29
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Seiring dengan berkembangnya trend organoleptik, uji keseragaman bobot, uji


“Back to nature” penggunaan obat kerapuhan dan uji kekerasan tablet.
tradisional terutama yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan atau obat herbal terus METODOLOGI PENELITIAN
meningkat. Beberapa tanaman yang Alat dan Bahan
memiliki khasiat baik untuk pengobatan Alat yang digunakan dalam
adalah teh hijau (Camellia sinensis( Lamk.) melakukan penelitian ini adalah sebagai
Kuntze). yang memiliki kandungan berikut : waterbath dengan suhu 60-800C,
flavonoid sebagai antioksidan yang bersifat neraca analitik, mesin tablet, alat uji
antikarsinogenik, kariostatik serta kerapuhan (Friability tester), alat uji
hipokolesterolemik. Beberapa peneliti lain kekerasan tablet (Hardness tester) beker
juga menyebutkan bahwa teh mempunyai glass, cawan porselen, pipet tetes, batang
aktivitas sebagai hipoglikemik, tonikum pengaduk, spatula, penjepit , blender, oven
serta dapat menghambat aterosklerosis dan ayakan. Adapun bahan yang digunakan
(Yulianita, 2013). dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Penggunaan bahan-bahan obat alam : simplisia bunga rosella dan daun teh
ini secara tradisional dilakukan dengan cara hijau, etanol 70%, gelatin, aspartam,
merebus. Hal ini dirasa kurang praktis manitol dan laktosa.
untuk dilakukan setiap hari sehingga perlu
dibuat sediaan farmasi yang lebih praktis Cara Kerja Pembuatan Ekstrak
dan menarik yaitu berupa tablet hisap. a. Bunga rosella
Tablet hisap mudah digunakan yaitu cukup Bunga rosella yang sudah kering
dihisap dan tidak perlu menggunakan air kemudian diserbuk menggunakan blender.
untuk menelannya karena tablet langsung Sejumlah 500 g serbuk kering Hibiscus
kontak dengan cairan saliva yang ada dalam sabdariffa Linn. dimaserasi menggunakan
mulut sehingga tablet akan pecah dengan pelarut etanol 70%, hasilnya disaring dan
sendirinya. Tablet hisap akan hancur secara dipekatkan dengan waterbath dengan suhu
perlahan dalam mulut sehingga kontak 60-800C sehingga didapatkan ekstrak
dengan rangsangan rasa lebih lama, oleh kental.
karena itu pada formula tablet hisap
tersebut komposisi bahan aktif dan bahan b. Daun teh hijau
tambahan sedapat mungkin dipilih dan di Daun teh hijau yang sudah kering
formulasi sehingga mampu menutupi rasa kemudian dihaluskan menggunakan
tidak enak dari bahan aktifnya (Yulianita, blender. Sejumlah 500 g serbuk kering
2013). Camellia sinensis Lamk. Kuntze.
Berdasarkan latar belakang diatas, dimaserasi dengan pelarut etanol 70%,
maka dari itu penulis tertarik untuk hasilnya disaring dan dipekatkan dengan
membuat formulasi tablet hisap dari menggunakan waterbath dengan suhu 60-
ekstrak etanol rosella dan teh hijau beserta 800C sehingga didapatkan ekstrak kental.
uji sifat fisiknya. Adapun uji sifat fisik
yang dilakukan yaitu meliputi uji

30
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Formulasi Tablet Hisap yang menggunakan bahan kimia. Bahan


Untuk formulasi pembuatan tablet pemanis yang digunakan yaitu aspartam,
hisap dapat dilihat pada tabel 1. aspartam berfungsi untuk menutupi rasa
pahit (Depkes RI, 1979).
Tabel 1. Formulasi Tablet Hisap (Sari, 2012) Semua bahan yang digunakan
ditimbang. Ekstrak kental rosella dan teh
Nama Bahan Formulasi hijau ditimbang jadi satu, kemudian
Ekstrak kental 100 mg manitol, aspartam, laktosa dan ekstrak
Manitol 280 mg kental rosella dan teh hijau dicampurkan
Gelatin 130 mg (sedikit demi sedikit). Masukan bahan
Aspartam 50 mg pengikat sampai terbentuk massa yang
dapat dikepal kemudian diayak dengan
Laktosa 190 mg
ayakan nomor mesh 16 sehingga didapat
granul yang selanjutnya dikeringkan dalam
oven suhu 40oC. Granul yang telah kering
HASIL DAN PEMBAHASAN dievaluasi. Setelah dilakukan evaluasi,
Hasil determinasi tanaman rosella granul tersebut ditambahkan dengan talk
dan daun teh hijau berdasarkan pustaka dan Mg stearat kemudian dikempa
diperoleh kepastian bahwa tanaman yang sehingga terbentuk tablet dan dilakukan
dideterminasi digunakan untuk penelitian evaluasi tablet.
adalah benar-benar suku dari spesies
Hibiscus sabdariffa Linn. dari bunga Hasil Evaluasi Granul
rosella, daun teh hijau termasuk spesies Hasil evaluasi granul meliputi sifat
Camellia sinensis (Lamk) Kuntze. alir, sudut diam, indeks pemampatan, rasio
Pada pembuatan tablet hisap ekstrak Hausner dan Carr indeks dapat dilihat
etanol bunga rosella dan daun teh hijau ini pada tabel 2.
menggunakan bahan antara lain ekstrak
rosella dan teh hijau, manitol sebagai Tabel 2. Hasil Evaluasi Granul
pengisi, laktosa sebagai pengisi, gelatin
sebagai pengikat dan aspartam sebagai
No Evaluasi granul Hasil Syarat
pemanis. Bahan pengikat gelatin
diharapkan dapat diformulasikan menjadi 1. Sifat alir 9,6 g/s ≥6 g/s
tablet hisap yang baik dan memenuhi
2. Sudut diam 27, 620 250-450
persyaratan sebagai bahan pengikat,
terutama kekerasan tablet yang merupakan 3.
Indeks
2% <20%
salah satu permasalahan yang terjadi pada pemampatan
proses pembuatan tablet hisap. Pada proses
4. Rasio Hausner 1,02 <1,25
pengempaan tablet yang dihasilkan akan
mengandung granul yang tidak terikat 5. Carrs indeks 1,81 5-15
dalam area tekanan tinggi (Siregar, 2010).
Karakteristik gelatin pada tablet hisap
Sebelum dilakukan pencetakan tablet
dengan zat aktif bahan alam tentunya
dilakukan pemeriksaan sifat fisik granul
memiliki perbedaan dengan tablet hisap
yang telah dibentuk. Evaluasi granul yang

31
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

dilakukan meliputi sifat alir, indeks volume granul 49 mL, maka dapat
pemampatan, rasio Hausner dan carrs disimpulkan bahwa volume granul pada
indeks (Indratmoko & Issusilaningtiyas, saat pengetukan menghasilkan volume yang
2016). konstan. Hasil indeks pemampatan yang
diperoleh yaitu %T = 2%. Syarat T%
a. Waktu alir yang baik <20%, hasil tersebut
Pemeriksaan waktu alir bertujuan menunjukkan bahwa pada granul ini
untuk mengetahui apakah granul tersebut memiliki indeks pemampatan yang baik.
memenuhi persyaratan sehingga diharapkan
akan menghasilkan granul yang baik. d. Rasio Hausner
Granul yang memiliki aliran yang baik Perhitungan rasio Hausner bertujuan
akan mengalir dari suatu wadah dengan untuk mengetahui baik tidaknya sifat alir
waktu tidak kurang dari 10 detik. granul. Berdasarkan hasil evaluasi yang
Berdasarkan hasil waktu alir yang diperoleh diperoleh dari indeks pengetapan, maka
yaitu 9,6 g/s dimana syarat granul yang nilai dari rasio Hausner adalah 1,02. Hal
baik memiliki waktu alir tidak kurang dari ini menunjukan bahwa pada hasil dari rasio
6 g/s. Hausner memiliki kategori yang baik.
Dikatakan kategori baik yaitu apabila nilai
b. Sudut diam dari rasio Hausner kurang dari 1,25.
Sudut diam adalah ukuran
kohesifitas serbuk, yang ditunjukkan pada e. Carrs Indeks
saat ketika gaya interaksi antar partikel Carrs indeks (CI) merupakan salah
melebihi gaya tarik gravitasi partikel satu metode untuk memprediksi apakah
tersebut. Hasil uji dari sudut diam yaitu formulasi membutuhkan perbaikan sifat
27,620, hal ini menunjukan bahwa sudut alir dengan penambahan glidan atau tidak
diam yang diperoleh baik, dimana nilai dari memerlukan glidan. Hasil evaluasi CI
sudut diam yang didapat diterima antara untuk formula ini adalah 1,81.
25-450. Berdasarkan dari hasil yang didapat, pada
uji CI menunjukan bahwa hasil yang
c. Indeks pemampatan diperoleh memenuhi syarat.Syarat yang
Uji pemampatan ini dilakukan baik untuk uji CI yaitu antara 5-15.Karena
dengan cara granul dimasukkan ke dalam hasilnya memenuhi syarat maka granul
gelas ukur dan catat volumenya, kemudian tersebut tidak memerlukan penambahan
dilakukan pengetukan. Berdasarkan uji glidan.
indeks pemampatan diperoleh hasil yaitu
pada ketukan ke-10 mendapatkan volume Hasil Sifat Fisik Tablet Hisap
granul 49 mL. Volume awal granul Hasil uji sifat fisik tablet hisap dapat
sebelum diketuk yaitu 50 mL. Pada dilihat pada tabel 3.
ketukan ke-50 dan 500 juga memperoleh

32
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Tabel 3. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet Hisap

No Uji sifat fisik Hasil Syarat


Ketebalan 0,75 cmn Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
1. Keseragaman Ukuran
dan diameter 1,82 cm. tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
Tablet yang dicurigai
Bobot tablet tidak ada yang menyimpang
2. Keseragaman Bobot yaitu 4,19% dan
lebih dari 5% dan 10% dari bobot rata-rata
3,14%.
3. Kekerasan Tablet 4,55 kg/cm >4 kg
4. Kerapuhan 0,16% <1%

a. Uji organoleptik c. Uji keseragaman bobot tablet


Uji organoleptik merupakan uji yang Uji keseragaman bobot bertujuan
dilakukan untuk meniai mutu suatu untuk menjamin keseragaman dosis antar
produk yang melibatkan panca indera, tablet. Keseragaman bobot yang baik harus
meliputi pengamatan bentuk, warna, bau memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam
dan rasa. Hasil uji organoleptik dapat Farmakope Indonesia edisi III (1979).
dilihat pada tabel 4. Hasil uji menunjukkan tablet hisap
memiliki bobot lebih dari 300 mg yaitu
Tabel 4. Hasil Uji Organoleptik antara 590 mg sampai 640 mg, hasil
evaluasi kseragaman bobot tablet hisap
Bentuk Bau Warna Rasa
Manis agak
memenuhi syarat yaitu bobot tablet tidak
Bulat pipih Teh Coklat ada yang menyimpang lebih dari 5% dan
pahit
10% dari bobot rata-rata dari masing-
b. Keseragaman Ukuran masing tablet yang dicurigai yaitu 4,19%
Uji keseragaman ukuran bertujuan dan 3,14%. Sehingga dapat disimpulkan
untuk memberikan pengawasan terhadap bahwa tablet hisap ekstrak bunga rosella
ketebalan tablet agar volume bahan dan daun teh hijau memenuhi persyaratan
beragam. Uji keseragaman ukuran yang sesuai dengan Farmakope Indonesia
menggunakan jangka sorong dengan Edisi III.
mengamati diameter dan tebal tablet hisap.
Menurut Farmakope Indonesia III d. Uji kekerasan tablet
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan Berdasarkan dari hasil yang diperoleh
tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. bahwa rata-rata kekerasan yaitu 4,55
Berdasarkan data pengamatan menunjuk- kg/cm2. Tablet yang baik umumnya
kan bahwa ukuran tablet telah relatif memiliki kekerasan tidak kurang dari 4 kg
seragam dan memenuhi persyaratan dengan (Priambodo, 2007) . Kekerasan yang lebih
rata-rata ketebalan 0,75 cm dan diameter tinggi bertujuan agar tablet terkikis
1,82 cm. perlahan dalam mulut. Hasil pengujian
kekerasan menunjukan bahwa tablet hisap
memiliki kekerasan yang memenuhi
persyaratan karena kekerasan rata-rata yang
diperoleh 4,55 kg/cm2> 4 kg/cm2.

33
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

e. Uji kerapuhan DAFTAR PUSTAKA


Kerapuhan yang tinggi akan Departemen Kesehatan RI, 1979,Farmakope
mempengaruhi kadar zat aktif yang ada Indonesia Edisi III, Direktorat Jenderal
pada tablet. Friabilitas dipengaruhi oleh Pengawasan Obat dan Makanan,
sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat Jakarta.
serbuk, terlalu banyak serbuk halus, Indratmoko, S. Issusilaningtyas, E., 2016,
Buku Petunjuk Praktikum Teknologi
pemakaian bahan yang tidak tepat, massa
Farmasi, STIKES Al-Irsyad Al-
cetak terlalu kering. Dari evaluasi tablet Islamiyyah, Cilacap.
hisap diperoleh hasil 0,16%, karena hasil Parrott, E l., 1971, Pharmaceutical
kurang dari 1%, maka dapat dikatakan Technology Fundamental
tablet hisap telah memenuhi persyaratan. Pharmaceutics, Third Edition, Bargest
Syarat untuk friabilitas yang baik yaitu Publising Company, Minneapolis.
tidak boleh lebih dari 1% (Parrott, 1971). Priambodo, B., 2007, Manajemen Farmasi
Industri, Global Pustaka Utama,
Yogyakarta.
KESIMPULAN Sari, N.E., 2012, Formulasi Tablet Hisap
Berdasarkan hasil penelitian yang Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
telah diperoleh maka dapat disimpulkan Sebagai Produk Nutrasetika, Skripsi,
bahwa : Fakultas Matematika dan Ilmu
1. Ekstrak etanol bunga rosella dan daun Pengetahuan Alam Program Studi
teh hijau dapat diformulasikan menjadi Farmasi Depok, Universitas Indonesia.
sediaan tablet hisap dengan metode Siregar, Charles, J.P., 2010, Teknologi Farmasi
granulasi basah dengan formulasi Sediaan Tablet : Dasar-Dasar Praktis.
ekstrak kental bunga rosella dan daun Jakarta, EGC.
teh hijau, manitol, gelatin, laktosa dan Suzery, M. Lestari.S, Cahyono. B., 2010,
Penentuan Total Antosianin dari
aspartam.
Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
2. Sediaan tablet hisap ekstrak etanol sabdariffa L.) dengan Metode Maserasi
bunga rosella dan daun teh hijau dan Sokhletasi, Jurnal Sains &
memenuhi parameter uji kualitas tablet Matematika, UNDIP Semarang.
hisap yaitu dari uji organoleptik Yulianita, 2013, Formulasi Tablet Hisap
(bentuknya bulat pipih, warna coklat, Kombinasi Ekstrak Teh Hijau, Pegagan
aroma khas teh dan rasa manis agak dan Jahe Merah dengan Variasi
pahit). Keseragaman bobot rata-rata Konsentrasi Na-Siklamat, Jurnal,
614,25 mg, keseragaman ukuran tablet Universitas Pakuan, Bogor.
dengan diameter rata-rata 1,82 cm,
ketebalan 0,75 cm, kekerasan dengan
rata-rata 4,55 kg dan friabilitas 0,16%.
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak
etanol bunga rosella dan daun teh hijau
dapat dibuat tablet hisap yang telah
memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia III.

34
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI MINYAK IKAN SIDAT


DI PERAIRAN CILACAP

Triyadi Hendra Wijaya, Tusrianto


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Kabupaten Cilacap berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia sehingga


memiliki banyak kekayaan laut seperti ikan tuna, cakalang, tongkol, tenggiri dan sidat.
Di Indonesia, sidat banyak ditemukan di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut
dalam seperti pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur
Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat. Ikan sidat
adalah sejenis ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein serta
vitamin D dan E, serta mempunyai mukoprotein yang kaya, disebut sebagai asam
amino lemak ganggang dan asam ribonukleat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengekstraksi dan mengkarakterisasi minyak ikan sidat. Ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan oven pada suhu 95o C. Karakterisasi minyak ikan sidat ini meliputi uji
organoleptis,uji bobot jenis, uji viskositas dan uji kandungan omega-3. Rendemen
minyak yang dihasilkan adalah 5,16% (v/b). Hasil uji organoleptis adalah minyak
berwarna kuning emas, jernih, dan berbau spesifik minyak ikan. Hasil yang diperoleh
bahwa minyak ikan sidat mempunyai bobot jenis sebesar 0,919 dan viskositas sebesar
0,031 Pa.s. Total kandungan omega-3 sebanyak 1,549%.

Kata kunci: ikan sidat, minyak ikan, omega-3

PENDAHULUAN banyak kekayaan laut seperti ikan tuna,


Indonesia merupakan negara cakalang, tongkol, tenggiri dan sidat.
maritim dengan banyak pulau didalamnya. Menurut Napitupulu dan Budi, 2011 Di
Pemilihan pembangunan sektor kelautan Indonesia sidat banyak ditemukan di
dan perikanan sebagai sektor andalan daerah-daerah yang berbatasan dengan laut
utama pembangunan Indonesia merupakan dalam seperti pantai selatan Pulau Jawa,
pilihan yang sangat tepat. Hal ini pantai barat Sumatera, pantai timur
didasarkan atas potensi yang dimiliki dan Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai
besarnya keterlibatan sumberdaya manusia kepulauan Maluku dan Irian Barat.
yang diperkirakan hampir 12.5 juta orang Ikan sidat memiliki nilai ekonomis
terlibat didalam kegiatan perikanan tinggi dan permintaan global semakin
(Napitupulu dan Budi,2011). Salah satu meningkat (CITES, 2007; Sidatmoa, 2009
kabupaten di Indonesia yang memiliki dalam Ndobe 2010).Ikan sidat merupakan
peluang pembangunan sektor kelautan dan jenis ikan yang laku di pasar internasional
perikanan adalah kabupaten Cilacap. seperti Jepang, Taiwan, Korea, Jerman dan
Cilacap berbatasan langsung dengan negara-negara Eropa lainnya. Di Indonesia
Samudra Indonesia sehingga memiliki ikan sidat belum banyak dimanfaatkan.

35
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Hal ini dapat kita lihat dari jumlah Bahan-bahan yang diperlukan dalam
konsumsi ikan sidat oleh masyarakat penelitian ini yaitu ikan sidat sebanyak 3,2
(Afandi, 2005). kg.
Ikan sidat adalah sejenis ikan yang
mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya Prosedur Penelitian
akan protein serta vitamin D dan E, serta 1. Persiapan Ikan Sidat
mempunyai mukoprotein yang kaya, Ikan sidat segar ditimbang
disebut sebagai asam amino lemak terlebih dahulu kemudian dibersihkan
ganggang dan asam ribonukleat. Ikan sidat dari kotoran yang ada dalam ikan sidat.
juga terbukti mengandung vitamin A Setelah dibersihkan kemudian dipotong
dengan kadar 100 kali lebih banyak -potong menjadi 5-10 bagian untuk
dibandingkan ikan-ikan yang lain. Untuk mempermudah proses esktraksi.
100 gram daging sidat mengandung 5000
IU vitamin E (Napitupulu dan Budi, 2. Ekstraksi Ikan Sidat
2011). Potongan ikan sidat kemudian
Penelitian mengenai kandungan gizi dimasukkan dalam oven pada suhu
ikan sidat sudah banyak sekali dilakukan. 950C sesuai dengan metode menurut
Kandungan gizi ikan sidat sangat SOBSTAD (1990). Setelah didapatkan
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang minyak ikan kasar (crude) kemudian
diberikan. Penelitian mengenai teknik dijernihkan menggunakan centrifuge.
ekstraksi dan karakterisasi minyak ikan
sidat belum banyak dilakukan. Penelitian 3. Karakterisasi Minyak Ikan Sidat
ini penting untuk mengetahui teknik a. Uji Organoleptis
ekstraksi yang efektif untuk menghasilkan Uji organoleptis dilakukan
minyak ikan sidat dan karakterisasi minyak dengan cara mengindra atau mencandra
ikan sidat khususnya ikan sidat yang suatu zat. Meliputi deskripsi warna,
berada di perairan Cilacap. Karakterisasi kekeruhan/kejernihan dan bau.
minyak ikan sidat ini meliputi uji
organoleptis, uji bobot jenis dan uji b. Uji Bobot Jenis
viskositas serta uji kandungan omega-3. Uji bobot jenis suatu zat dapat
Sehingga dengan penelitian ini diharapkan dilakukan dengan membandingkan zat
tidak hanya daging ikan sidat yang yang belum diketahui bobot jenisnya
dimanfaatkan tetapi juga minyak ikan dengan suatu yang zat sudah diketahui
sidat. bobot jenisnya dan sudah ditetapkan
yaitu air. Air mempunyai bobot jenis
METODOLOGI PENELITIAN 0,998 pada suhu 20 0C. Alat yang
Alat dan Bahan digunakan untuk mengukur bobot jenis
Peralatan yang digunakan dalam yaitu piknometer.
penelitian ini adalah timbangan, pisau
pemotong daging, oven, alat-alat gelas c. Uji Viskositas
(pyrex), centrifuge (HPL series), vortex, Uji viskositas juga dapat
Kromatografi Gas-FID, Piknometer dan dilakukan dengan membandingkan zat
Viskometer Ostwald, Kromatografi Gas yang belum diketahui viskositasnya

36
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

dengan suatu zat yang sudah diketahui kecamatan kampung laut Cilacap. Ikan
viskositas dan sudah ditetapkan nilainya ditimbang sebanyak 3,2 Kg .
yaitu air. Air mempunyai viskositas Tahap kedua adalah ekstraksi ikan
0,001 Pa.s pada suhu 20 0C. Alat yang sidat menggunakan oven pada suhu 950C
digunakan yaitu viscometer Ostwald kemudian dilakukan ekstraksi meng-
hasilkan rendemen sebesar 5,16 % (v/b).
4. Uji Kandungan Omega-3 Tahap ketiga yaitu karakterisasi
Uji kandungan omega-3 minyak meliputi uji organoleptis, uji bobot
dilakukan dengan alat kromatografi gas jenis dan uji viskositas.
dengan suhu injektor lebih tinggi 20-
500C dibandingkan suhu kolom. Tabel 1. Hasil Uji Organoleptis
Kolom Rtx-5 dan gas pembawa adalah
helium (He). Senyawa standar metil Uji Organoleptis Hasil
ester (metil laurat). Suhu injektor Warna Kuning Emas
2900C dengan suhu oven kolom 1800C. Kekeruhan Jernih
Menggunakan detektor FID dengan Bau Spesifik Minyak
Ikan
suhu detektor 2900C.
Minyak yang dihasilkan memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan bobot jenis 0,919 gr/ml dan viskositas
beberapa tahapan. Tahap pertama adalah 0,031 Pa.s.
mempersiapkan ikan sidat yang akan Tahap keempat yaitu uji kandungan
diekstraksi. Ikan sidat diperoleh dari omega-3 dengan menggunakan alat
perairan di Cilacap yaitu di perairan kromatografi gas-FID
.

Gambar 1. Kromatogram
Minyak Ikan Sidat

37
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Dalam penelitian ini ada tiga hal Minyak hasil penyaringan kedua
yang menjadi perumusan masalah yaitu disimpan di dalam frezer kurang lebih 1
teknik ekstraksi, karakterisasi minyak ikan minggu. Minyak ikan membeku pada suhu
sidat serta uji kandungan omega-3. Teknik frezer dan terdapat endapan minyak setelah
ekstraksi minyak ikan sidat menggunakan kita keluarkan dari frezer kurang lebih 2
metode pengukusan atau pemanasan jam. Minyak dimasukkan dalam tabung
menggunakan oven. Minyak ikan sidat reaksi yang kecil sesuai ukuran alat
tersimpan dalam dagingnya tidak seperti centrifuge. Minyak dalam tabung reaksi
halnya ikan hiu yang menyimpan terlebih dahulu divortex supaya bercampur
minyaknya dalam hati. kemudian di centrifuge selama 10 menit.
Ikan sidat diperoleh dari perairan Centrifuge adalah suatu proses untuk
kecamatan kampung laut Cilacap. Ikan memisahkan cairan dengan padatan yang
sidat terlebih dahulu dipotong biasanya berupa endapan. Minyak hasil
menggunakan pisau kemudian dibagi centrifuge lebih jernih dari sebelumnya.
dalam beberapa bagian kecil. Hal ini Volumenya mengalami penyusutan yaitu
dilakukan untuk meningkatkan luas dari 250 ml menjadi 165 ml. Rendeman
permukaaan daging ikan sidat. Daging ikan minyak ikan dapat dihitung dari volume
sidat segar ini kemudian dibersihkan atau bobot minyak ikan sidat yang
dengan air mengalir supaya bebas kotoran diperoleh dibandingkan dengan bobot awal
yang dapat mempengaruhi hasil minyak. daging ikan sidat.Rendemennya yaitu
Daging ikan sidat ditimbang dengan total sebesar 5,16 % (v/b).
bobot daging ikan sidat sebanyak 3,2 kg. Uji organoleptis mutlak diperlukan
Daging ikan sidat dimasukkann dalam untuk mengetahui deskripsi awal suatu zat
oven sampai mendapatkan minyak (±48 yang dapat dilihat dengan indra manusia.
Jam). Uji organoleptis ini menentukan kualitas
Daging ikan sidat yang telah dioven minyak. Dari hasil uji organoleptis, minyak
selama 48 jam sudah matang dan diperas ikan sidat memenuhi syarat kualitas
menggunakan kain. Minyak keluar dari minyak yaitu jernih berwarna kuning emas
dagingnya akibat proses pemerasan terus dan berbau spesifik minyak ikan.
menerus sampai minyaknya habis. Minyak Dalam uji bobot jenis menggunakan
ditampung dalam wadah (baskom) terlebih 3 piknometer untuk melihat presisi data
dahulu untuk memudahkan proses yang diperoleh. Hasil yang diperoleh
pemerasan. Minyak yang didapatkan bahwa minyak ikan sidat mempunyai
sebanyak ± 300 ml. Minyak ini kemudian bobot jenis sebesar 0,919. Bobot jenis
didiamkan kurang lebih 3 minggu untuk merupakan salah satu karakter fisika kimia
mengetahui apakah terjadi pengendapan dari suatu larutan. Bobot jenis suatu
atau tidak. Setelah 3 minggu ternyata larutan biasanya digunakan dalam
terjadi pengendapan. Endapan ini menentukan formulasi obat yang berupa
kemudian dipisahkan dari minyaknya dan larutan misalnya sirup. Berat jenis larutan
disaring kembali. Minyak hasil sangat menentukan ketercampuran larutan
penyaringan kedua mencapai volume 250 tersebut dengan larutan yang lain. Bila
ml. terdapat dua zat yang sangat berbeda berat
jenisnya maka biasanya tidak bisa

38
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

tercampur. Maka bobot jenis memegang berbanding lurus dengan kadar komponen
peranan yang sangat penting dalam proses tersebut dalam sampel yang dianalisis.
pencampuran berbagai zat. Kadar EPA dan DHA yang dituliskan
Uji viskositas dilakukan sebanyak 3 adalah EPA dan DHA dalam bentuk metil
kali kemudian dilakukan rata-rata. Uji ester. Sedangkan persentasenya merupakan
dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan persen relatif terhadap total metil ester
rata-rata untuk mengurangi bias dalam asam lemak hasil ekstraksi.
pengukuran. Viskositas minyak ikan sidat Pada gambar 1 dapat kita lihat ada 3
yaitu sebesar 0,031 Pa.s atau 31 cp. peak/puncak yang menandakan adanya
Viskositas secara umum dikatakan sebagai omega-3 yang terkandung. Pada peak 30
kekentalan suatu zat. Apabila suatu zat dengan konsentrasi 1,439 %, peak 36
mengalir melalui suatu pipa gelas dengan dengan konsentrasi 0,072% dan peak 51
cepat maka dikatakan viskositasnya rendah, dengan konsentrasi 0,038%. Sehingga
apabila zat mengalir melalui suatu pipa total kandungan omega-3 sebesar 1,549
gelas dengan lambat maka dikatakan %. Kandungan omega-3 nya sangat kecil
viskositasnya tinggi. Data viskositas suatu dibandingkan minyak ikan salmon yaitu
zat sangat berguna sebagai data 21,4 % EPA + DHA (Susanto dan
preformulasi dan sangat menentukan Fahmi, 2014). Penelitian ini adalah
dalam proses pembuatan sediaan farmasi penelitian awal untuk mendeteksi adanya
seperi krim, gel, emulsi, suspensi, pasta dan kandungan omega-3 dalam minyak ikan
sebagainya. Viskositas suatu zat juga dapat sidat, sehingga nantinya perlu dilakukan
mempengaruhi laju absorbsi obat dalam optimasi proses untuk dapat meningkatkan
tubuh. kandungan omega-3 nya.
Omega-3 yang banyak terkandung
dalam minyak ikan adalah EPA dan DHA. UCAPAN TERIMA KASIH
Uji kandungan omega-3 dilakukan dengan Penulis mengucapkan terimakasih
alat kromatografi gas. Menurut kepada UPT Penelitian dan Pengabdian
Khamidinal, Hadipranoto dan Mudasir, Masyarakat STIKES Al-Irsyad Al-
2007 identifikasi asam lemak pada suatu Islamiyyah Cilacap atas terselenggara
sampel tidak dapat dilakukan secara penelitian ini.
langsung dengan menggunakan
Kromatografi Gas. Syarat utama agar KESIMPULAN
sampel dapat dianalisis dengan 1. Ekstraksi minyak ikan sidat
Kromatografi Gas adalah bersifat volatil. menggunakan metode pemanasan
Oleh karena itu, asam lemak yang bertitik yaitu dengan oven pada suhu 950C
didih tinggi harus diubah dulu menjadi kemudian diperas dagingnya hingga
bentuk metil ester asam lemak sehingga menghasilkan minyak. Rendemen
mempunyai titik didih yang berada pada yang dihasilkan sebesar 5,16% (v/b).
temperatur operasi Kromatografi Gas. 2. Uji organoleptis yaitu warna kuning
Analisis kuantitatif didasarkan pada emas, jernih, dan berbau spesifik
perhitungan persentase relatif luas puncak minyak ikan.
komponen terhadap total luas puncak 3. Minyak ikan sidat memiliki bobot
semua kornponen. Luas puncak komponen jenis sebesar 0,919.

39
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

4. Minyak ikan sidat memiliki viskositas Napitupulu dan Budi, 2011, Pengolahan Ikan
sebesar 0,031 Pa.s. Sidat,www.pusluh.kkp.go.id/index.php
5. Kandungan omega-3 sebesar 1,549%. /arsip/file/78/1-ikan-sidat.pdf/
diakses pada tanggal 20 November
DAFTAR PUSTAKA 2013.
Anonim, 2011, Materi Penyuluhan Ikan Sidat, Ndobe. S, 2010, Struktur Ukuran Glass Eel
www.pusluh.kkp.go.id/index.php/arsip Ikan Sidat (Anguilla Marmorata) Di
/file/78/1ikansidat.pdf/diakses pada Muara Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi
tanggal 20 November 2013. Tengah,jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.p
Affandi, 2005, Strategi Pemanfaatan Sumber hp/MLS/article/download/85/77
Daya Ikan Sidat (Anguila Spp) di diakses pada tanggal 20 November 2013.
Indonesia, Jurnal Iktiologi Indonesia, 5 Rasyid . A, 2003, Asam Lemak Omega-3 dari
(2): 77-81. Minyak Ikan, Oseana, 28 (3): 11-16.
Khamidinal, Hadipranoto N & Mudasir, Susanto E dan Fahmi A.S, 2014, Senyawa
2007, Pengaruh Antioksidan Fungsional Dari Ikan : Aplikasinya
Terhadapan Kerusakan Asam Lemak Dalam Pangan, Jurnal Aplikasi Teknologi
Omega-3 Pada Proses Pengolahan Ikan Pangan, 1(4): 95-102.
Tongkol, Kaunia, 3 (2) :119-138.

40
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA EKSTRAK ETANOL DAUN


MANGROVE MUDA (Rhizophora mucronata) MENGGUNAKAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

Tri Sulistiyani, Rachmi Ridho, Anita Ratna Faoziyah


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Rhizopora mucronata merupakan salah satu spesies mangrove yang banyak


tumbuh di hutan mangrove yang berada di Cilacap, Jawa Tengah.Tanaman mangrove
merupakan salah satu sumber bahan obat tradisional yang mengandung senyawa
bioaktif di antaranya golongan flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkaloid dan
steroid. Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai
antioksidan.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi senyawa
flavonoid pada daun magrove muda (Rhizophora mucronata) menggunakan metode
kromatografi lapis tipis.Proses ekstraksi daun mangrove muda (Rhizophora
mucronata) dilakukan dengan metode maserasi selama 48 jam menggunakan pelarut
etanol 96% sebanyak 300 ml. Hasil ekstrak etanol daun mangrove muda
(Rhizophora mucronata) diperoleh rendemen 11,1 %.Hasil identifikasi senyawa
flavonoid dengan metode Kromatografi Lapis Tipis menggunakan fase diam berupa
silika gel GF 254nm dan fase gerak n-butanol : asam asetat : air (4:1:5) menghasilkan
harga Rf dan hRf 0,58 dan 58. Uji kualitatif flavonoid ekstrak etanol daun
mangrove muda (Rhizophora mucronata) positif mengandung senyawa flavonoid
dengan terbentuknya perubahan warna hijau kekuningan menjadi merah jingga
setelah ditambahkan H2SO4 pekat dan berwarna kuning kecoklatan dengan endapan
berwarna coklat keruh setelah ditambahkan NaOH pekat. Berdasarkan hasil uji
kualitatif flavonoid dan kromatografi Lapis Tipis dapat disimpulkan bahwa daun
mangrove muda (Rhizophora mucronata) positif mengandung flavonoid.

Kata kunci: Daun muda, flavonoid, KLT, Rhizophora mucronata

PENDAHULUAN jenis kekayaan alam yang berada di


Kabupaten Cilacap merupakan Cilacap, Jawa Tengah yaitu hutan
daerah terluas di Jawa Tengah yang terletak mangrove, hutan yang memiliki luas 10
diantara 10804-300-1090300300 garis Bujur hektar ini berada di Kelurahan Tritih
Timur dan 70300-70450200 garis Lintang Kulon, Kecamatan Cilacap Utara,
Selatan, mempunyai luas wilayah Kabupaten Cilacap yang dikelola oleh
225.360,840 Ha. Cilacap memiliki daerah Perum Perhutani Kesatuan Pemangku
pesisir pantai yang cukup luas. Salah satu Hutan (KPH) Banyumas Barat dan Dinas

41
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten karena menghambat enzim pengubah


Cilacap, Jawa Tengah sebagai hutan pelindung angiotensin (Robinson, 1995).
ekosistem di kawasan segara anakan (Persada, Berdasarkan hasil peninjauan
2014). penelitian mengenai khasiat dari tanaman
Mangrove disebut juga sebagai hutan mangrove Rhizophora mucronata di
pantai, hutan payau atau hutan bakau bidang kesehatan, maka peneliti tertarik
(Harahap, 2010).Rhizophora mucronata untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid
merupakan salah satu tumbuhan yang hasil ekstrak etanol daun mangrove muda
sangat bermanfaat baik bagi komunitas (Rhizophora mucronata) menggunakan
hutan mangrove maupun bagi mahkluk kromatografi lapis tipis (KLT).
hidup lain.Hasil uji secara kualitatif
fitokimia Rhizophora mucronata telah METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan terhadap golongan senyawa Alat dan Bahan
alkaloid, saponin, flavonoid, triterpenoid, Alat yang digunakan pada penelitian
steroid, tanin dan fenol. Hasil analisis ini yaitu toples kaca, neraca analitik, lemari
menunjukkan bahwa seluruh bagian pengering,blender, gelas beker, gelas ukur,
tanaman yang diambil mengandung kain flanel, cawan porselen, waterbath,
kelompok senyawa alkaloid, saponin, tanin batang pengaduk, pipet tetes, pipet
dan flavonoid (Sutiman dan Rohaeti, volume,masker, dan sarung tangan, silika
2010). gel GF 254 nm, chamber, pinset, lampu
Senyawa flavonoid adalah suatu UV 254 nm dan 366 nm.
kelompok senyawa fenol terbesar yang Bahan yang digunakan pada
banyak ditemukan di alam (Kristanti et al., penelitian ini yaitu simplisia daun
2006).Flavonoid bertindak sebagai mangrove muda (Rhizophora Mucronata),
penampung radikal hidroksi dan etanol96 %, kertas saring, NaOH
superoksida yang baik.Dengan demikian pekat,H2SO4 pekat, n-butanol, asam asetat,
melindungi membran lipid terhadap reaksi air, deteksi bercak AlCl3 5 % dalam etanol.
yang merusak.Aktivitas antioksidasinya
dapat menjelaskan alasan flavonoid Prosedur Penelitian
tertentu merupakan komponen aktif a. Determinasi tanaman
tumbuhan yang digunakan secara Daun mangrove (Rhizophora
tradisional untuk mengobati gangguan mucronata) yang telah didapat
fungsi hati. Flavonoid dapat menurunkan kemudian dilakukan determinasi di
agregasi platelet, dengan demikian dapat Laboratorium Taksonomi Fakultas
mengurangi pembekuan darah. Beberapa Biologi Universitas Jenderal Soedirman
xanton dan flavonoid oligomer dalam (UNSOED) Purwokerto.
makanan mempunyai efek antihipertensi,

42
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

b. Pengambilan Bahan dipisahkan dengan menggunakan kain


Daun mangrove yang digunakan flanel kemudian disaring menggunakan
adalah daun mangrove muda kertas saring sampai jernih. Ekstrak cair
(Rhizophora mucronata) yang tumbuh diuapkan dengan menggunakan
di hutan mangrove Kelurahan Tritih waterbath hingga diperoleh ekstrak
Kulon, Kecamatan Cilacap Utara, kental. Hasil ekstraksi kemudian
Kabupaten Cilacap.Kriteria yang dihitung rendemennya.
digunakan untuk pengambilan daun
adalah daun pucuk diambil daunnya e. Uji Kualitatif Flavonoid
dari pucuk, daun muda diambil daun Ekstrak kental daun mangrove
nomor 3 dari pucuk, sedangkan kriteria muda (Rhizophora mucronata) diambil
untuk pengambilan daun tua dimulai 0,1 g diencerkan dengan etanol 10 ml.
pada daun ke-6 dan selebihnya dari Setelah diencerkan ekstrak dibagi ke
pucuk (Riana, 2013). dalam 3 tabung reaksi yang berbeda.
Tabung pertama sebagai kontrol,
c. Pembuatan Simplisia tabung kedua ditambahkan H2SO4
Daun mangrove muda pekat dan tabung ke tiga ditambahkan
(Rhizophora mucronata) yang telah NaOH (Gafur, 2013). Indikator
dipetik dibersihkan terlebih dahulu positif flavonoid dengan pereaksi
dengan cara dicuci menggunakan air H2SO4 adalah perubahan warna menjadi
mengalirkemudian dikering anginkan kuning, merah, atau coklat dan
(ditiriskan). Daun dikeringkan dengan indikator positif flavonoid dengan
alat pengeringan lemari pengering pereaksi NaOH adalah kuning, merah,
simplisia selama satu minggu pada suhu coklat, atau hijau (Huliselan dkk,
38C. Hasil pengeringan daun diremas 2015).
kecil-kecil kemudian dihaluskan dengan
cara diblender dan diayak f. Uji Kromatografi Lapis Tipis
menggunakan ayakan no. 18 mesh Silica gel GF 254 nm diaktifkan
untuk memperoleh simplisia daun dalam oven (t = ± 3 menit, T=37 C).
mangrove muda yang lebih halus Silica gel GF 254 nm dipotong dengan
(Mayasari, 2012). ukuran 2 x 10 cm. Dimasukkan n
butanol (n-BuO) : asam asetat (HOAc)
d. Ekstraksi daun mangrove muda : Air (H2O) (4:1:5) ke dalam chamber.
(Rhizopora mucronata) Tutup chamber kemudian jenuhkan.
Serbuk simplisia 100 gram Ekstrak kental (cuplikan) ditotolkan
direndam menggunakan etanol 96 % menggunakan penotol/pipa kapiler
sebanyak 300 ml selama 48 jam dengan sebanyak 3x, setiap penotolan tunggu
sesekali diaduk. Ampas dan filtrat hingga kering. Silika gel GF 254 nm

43
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

dimasukkan ke dalam chamber yang tumbuh di Hutan Mangrove Kelurahan


telah jenuh dengan uap fase gerak Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap Utara,
menggunakan pinset. Posisikan totolan Kabupaten Cilacap.
pada lempeng silica gel GF 254 nm Daun mangrove muda dipilih sebagai
berada di bawah dekat dengan fase sampel penelitian karena daun mangrove
gerak. Tutup chamber. Jika fase gerak muda memiliki kandungan metabolit
telah mencapai batas pengembangan sekunder lebih banyak dibanding dengan
(batas akhir) dari lempeng silica gel GF daun tua yang diperlukan dalam proses
254 nm ambil lempeng silica gel GF pertumbuhan, perkembangan dan
254 nm menggunakan pinset. Lempeng pebelahan sel-sel daun tersebut, salah
silica gel tersebut diangin-anginkan, satunya adalah flavonoid (Riana, 2013).
kemudian lihat di bawah sinar UV 254nm Sampel daun mangrove muda yang diambil
& UV 366nm. Dilakukan deteksi warna sebanyak 1500 gram berat basah.
dengan AlCl3 5% dalam etanol. Apabila
warna tidak terlihat, panaskan pada
T=110C dan t=5 menit dengan
menggunakan oven. Hitung harga Rf
dan hRf (Ridho, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Determinasi tanaman dilakukan pada
tanggal 28 Maret 2016di Laboratorium
Taksonomi Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman (UNSOED)
Purwokertodan memberikan hasil bahwa
tanaman yang digunakan untuk penelitian
terbukti benar tanaman mangrove dengan
spesies (Rhizophora mucronata Lam) dan
familinya adalah Rhizophoraceae yang
dibuktikan dengan surat keterangan
No.327/FB.Unsoed/Taks.Tumb/III/20
16. Setelah dilakukan determinasi maka Gambar 1. (a) Tanaman Mangrove;
peneliti melakukan pengambilan sampel. (b) Daun Mangrove Muda
Pengambilan sampel daun mangrove muda Daun mangrove muda (Rhizophora
(Rhizophora mucronata) dilakukan secara mucronata) yang telah dipetik dibersihkan
acak dari beberapa pohon terlebih dahulu dengan cara dicuci
mangrove(Rhizophora mucronata) yang menggunakan air mengalir. Pencucian ini

44
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

bertujuan untuk menghilangkan kotoran berakhir ditandai dengan daun sudah dapat
dan benda asing yang menempel pada dipatahkan dengan mudah (Sembiring,
daun, dan tujuan penggunaan air mengalir 2007).
adalah agar kotoran yang menempel dapat Hasil pengeringan daun mangrove
ikut terbuang bersama aliran air (Mayasari, muda diremas kecil-kecil kemudian
2012). dihaluskan dengan cara diblender dan
Daun yang telah dicuci kemudian diayak menggunakan ayakan no. 18 mesh
dikering anginkan (ditiriskan) untuk untuk memperoleh simplisia yang lebih
menghilangkan sisa air pada daun setelah halus. Ayakan no. 18 mesh tersebut,
pencucian. Setelah dikering anginkan, daun terbuat dari kawat logam yang memiliki
dikeringkan dengan alat pengeringan lemari lebar nominal lubang 0,3555 mm serta
pengering simplisia selama satu minggu garis tengah nominal kawat 0,222 mm.
menggunakan bohlam lampu 5 watt Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor
sebagai pengering yang suhunya diukur yang menunjukkan jumlah lubang tiap cm
menggunakan termometer suhu yaitu dihitung searah dengan panjang kawat,
38C. Menurut Hernani & Nurjanah dimana semakin tinggi nomer pengayak
(2009) daun, herba, dan bunga dapat maka semakin tinggi derajat halus serbuk
dikeringkan dengan kisaran suhu 20- 40 (Depkes RI, 1978). Ukuran partikel yang
C, kulit batang dan akar masing-masing halus atau kecil memiliki luas permukaan
pada suhu 30C dan 65C, sehingga yang lebih besar sehingga akan membuat
pelarut lebih mudah menyari komponen
penggunaan suhu 38C untuk proses
yang akan dipisahkan sehingga ekstraksi
pengeringan daun mangrove muda
berjalan secara optimal (Mayasari, 2012).
(Rhizophora mucronata) telah sesuai
Pemisahan senyawa flavonoid yang
dengan suhu pengeringan daun.
ada pada simplisia daun mangrove muda
Penggunaan alat pengering ini sangat
dilakukan dengan menggunakan metode
menguntungkan karena rak-raknya dapat
maserasi. Maserasi adalah suatu contoh
diatur sesuai dengan jumlah bahan yang
metode ekstraksi padat-cair bertahap yang
akan dikeringkan dan suhunya dapat
dilakukan dengan jalan membiarkan
dikendalikan. Untuk mencegah
padatan terendam dalam suatu pelarut.
pengeringan yang kurang merata, maka
Proses perendaman dalam usaha
bahan yang dikeringkan perlu dipindah-
mengekstraksi suatu substansi dari bahan
pindah (dibolak-balik) hingga semuanya
alam ini bisa dilakukan tanpa pemanasan
kering. Pengeringan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada daun dan pada suhu kamar (T= 15-30C) (Kristanti
menghilangkan aktivitas enzim yang bisa et al., 2006).
menguraikan lebih lanjut kandungan zat Keuntungan penyarian dengan
aktif. Ciri-ciri waktu pengeringan sudah maserasi adalah pengerjaan dan peralatan

45
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

yang digunakan sederhana dan mudah Penyaringan dilakukan menggunakan kain


diusahakan, selain itu juga kerusakan pada flanel dan kertas saring.Kain flanel
komponen kimia sangat minimal. Adapun memiliki pori-pori yang lebih besar
kerugian dari maserasi adalah dibandingkan dengan kertas saring.
pengerjaannya lama dan penyariannya Penggunaan kain flanel dalam penyaringan
kurang sempurna (Depkes RI, 1986). bertujuan agar tidak terlalu banyak kertas
Metode maserasi ini dipilih karena saring yang digunakan. Hasil dari
flavonoid mudah mengalami perusakan penyaringan menggunakan kain flanel
karena panas, kerja enzim dan pH. disaring kembali menggunakan kertas
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam saring yang mempunyai pori-pori lebih
yang potensial sebagai antioksidan dan kecil (0,45 μm) agar hasil ekstrak yang
mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Pada diperoleh benar-benar jernih. Ekstrak
temperatur 60-70C zat antioksidan jernih dimasukkan ke dalam cawan
mulai rusak atau bahkan terdegradasi porselen dan diuapkan di atas waterbath
(Miryanti et al., 2011). pada suhu 50 C sampai diperoleh ekstrak
Simplisia daun mangrove muda kental etanol ± 10 ml. Pengaturan suhu
terlebih dahulu ditimbang sebanyak 100 tersebut disesuaikan dengan sifat flavonoid
gram kemudian dimasukkan ke dalalam yang mudah rusak atau bahkan
toples kaca untuk dimaserasi menggunakan terdegradasi pada suhu 60C-70C.
pelarut etanol 96 % sebanyak 300 ml Meskipun suhu waterbath dapat
selama 48 jam dengan sesekali dilakukan dikendalikan, namun demikian waterbath
pengadukan. Pengadukan dilakukan untuk juga memiliki kekurangan yaitu pelarut
meningkatkan kontak antara sampel dan yang digunakan menguap bebas sehingga
pelarut, sehingga proses ekstraksi lebih dapat menyebabkan polusi udara.
optimal (Koirewoa dkk, 2012). Filtrat hasil maserasi berwarna hijau
Pelarut yang digunakan untuk pekat karena pelarut yang digunakan tidak
menyari flavonoid pada simplisia daun hanya mengekstraksi senyawa flavonoid
mangrove muda ini adalah etanol 96 % melainkan juga mengekstraksi klorofil yang
karena flavonoid merupakan senyawa polar ada dalam daun (Koirewoa dkk, 2012).
sehingga akan larut dalam etanol yang juga Hasil ekstrak etanol daun mangrove muda
bersifat polar (Koirewoa dkk, 2012). (Rhizophora mucronata) yaitu sebanyak
Setelah dilakukan perendaman selama 48 11,100 gram dengan persentase rendemen
jam, tahap selanjutnya yaitu dilakukan sebesar 11,1 %. Sedangkan rendemen daun
penyaringan. Tujuan penyaringan ini yaitu kering berbanding daun basah,
untuk memisahkan ampas dan filtrat serta menghasilkan persentase sebesar 40%.
kotoran yang ada selama proses ekstraksi Semakin tinggi persentase rendemen
sehingga diperoleh ekstrak yang jernih. menunjukkan semakin banyak senyawa

46
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

organik yang terkandung pada hasil ekstrak


(Parhusip, 2006).
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Gafur dkk (2013)
pemeriksaan flavonoid dilakukan pada
ekstrak kental dengan cara mengambil
ektrak sebanyak 0,1 gram kemudian
diencerkan menjadi 10 ml. Setelah Gambar 2. Hasil Uji Kualitatif Flavonoid dengan
diencerkan, ekstrak dibagi ke dalam 3 Reaksi Warna
tabung reaksi yang berbeda, tabung
pertama sebagai kontrol, tabung ke dua Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa
ditambahkan H2SO4 pekat dan tabung ke ekstrak etanol yang yang ditambahkan
tiga ditambahkan NaOH pekat, jika H2SO4 menunjukkan perubahan warna
terjadi perubahan warna berarti positif menjadi merah jingga, sedangkan ekstrak
flavonoid. Tujuan dilakukan pengenceran etanol yang ditambahkan NaOH pekat
pada ekstrak kental dan penggunaan menunjukkan perubahan warna kuning
tabung reaksi yang berfungsi sebagai kecoklatan dengan endapan berwarna
kontrol yaitu agar lebih mudah dalam coklat keruh. Hal ini menunjukkan bahwa
mengidentifikasi perubahan warna setelah dengan kedua pereaksi ini, ekstrak etanol
ditambahkan dengan pereaksi H2SO4 pekat daun mangrove muda (Rhizophora
dan NaOH pekat. Indikator positif mucronata) positif mengandung flavonoid.
flavonoid dengan pereaksi H2SO4 adalah Mekanisme reaksi senyawa flavonoid
perubahan warna menjadi kuning, merah, yang terbentuk dengan menggunakan
atau coklat dan indikator positif flavonoid pereaksi H2SO4, ditujukkan pada Gambar
dengan pereaksi NaOH adalah kuning, 3.
merah, coklat, atau hijau (Huliselan dkk,
2015).

Gambar 3. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid yang Terbentuk dengan Menggunakan Pereaksi H2SO4
(Markham dan Andersen, 2006)

47
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Berdasarkan gambar 3 terlihat flavon reaksi subtitusi elektrofilik, gugus hidroksi


dan kalkon dapat berlangsung dengan pada flavon mengarahkan reaksinya
katalis asam dan basa. Reaksi ini sebagaimana fenol (Usman, 2003).
berlangsung dalam dua arah, namun dalam Achmad (1986) menjelaskan bahwa
suasana asam kecenderungan untuk senyawa krisin yang merupakan turunan
membentuk flavon lebih besar, sedangkan dari senyawa-senyawa flavon pada
kalkon lebih mudah dihasilkan dalam penambahan NaOH mengalami
suasana basa. Terbentuknya warna merah penguraian oleh basa menjadi molekul
karena penambahan H2SO4 pekat seperti asetofenon yang berwarna kuning
mengakibatkan terjadinya reaksi subtitusi karena adanya pemutusan ikatan pada
elektrofilik dimana posisi atom OH pada struktur isoprena. Mekanisme reaksi
flavonoid terdistribusi oleh atom H dan senyawa flavonoid yang terbentuk dengan
H2SO4. Sebagaimana lazimnya senyawa menggunakan pereaksi NaOH ditunjukkan
aromatik, flavon senantiasa mengalami pada Gambar4.

Gambar 4. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid yang Terbentuk dengan Menggunakan Pereaksi NaOH
(Achmad, 1986)

Pemisahan senyawa flavonoid daun sangat polar sehingga senyawa flavonoid


mangrove muda dilakukan dengan metode yang bersifat polar dapat dipisahkan
kromatografi lapis tipis (KLT). (terangkat) mengikuti aliran eluen
Kromatografi Lapis Tipis merupakan suatu (Koirewoa dkk, 2012). Plat KLT silika gel
metode pemisahan suatu senyawa GF diaktifasi dengan cara dioven kurang
berdasarkan perbedaan distribusi dua fase lebih 3 menit pada suhu 37C untuk
yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam mengeringkan molekul-molekul air yang
yang digunakan adalah plat silika gel GF menempati pusat-pusat serapan dari
254 nm dengan ukuran 2 x 10 cm yang penyerap (Gritter et al., 1991).
bersifat polar (Sastrohamidjojo, 2001). Chamber dilakukan penjenuhan
Eluen yang digunakan untuk sebelum dilakukan penotolan dengan
mengidentifikasi flavonoid pada KLT yaitu memasukkan kertas saring ke dalam
n-butanol : asam asetat : air (4:1:5) karena chamber sampai kertas saring terbasahi
dari komposisinya eluen tersebut bersifat seluruhnya dengan pelarut. Fungsi

48
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

penjenuhan chamber dengan pelarut yaitu silika gel GF 254 nm. Untuk memastikan
untuk memperkecil penguapan pelarut dan kandungan senyawa flavonoid pada plat
akan menghasilkan bercak lebih bundar KLT, maka dilakukan deteksi bercak
dan baik (Ridho, 2015). menggunakan AlCl3 5% dalam etanol.
Penotolan dilakukan menggunakan AlCl3 adalah salah satu deteksi bercak yang
penotol/pipa kapiler pada jarak 1 cm dari spesifik untuk mengidentifikasi senyawa
garis bawah. Hasil KLT kemudian flavonoid pada tanaman dengan hasil
diangin-anginkan dan diperiksa di bawah fluoresensi hijau kuning dengan sinar
sinar UV 254 nm & UV 366 nm. Hasil KLT UV254 nm & UV 366 nm (Harbone,2006).
didapatkan beberapa bercak pada lempeng

Gambar 5. (a) Penyinaran Hasil KLT dengan UV 254nm dan 366nm; (b) Melingkari Bercak Menggunakan Pensil; (c)
Deteksi Bercak Menggunakan AlCl35 % dalam etanol

Hasil dari deteksi bercak dan 58. Hal ini mendekati harga Rf dan
menggunakan pereaksi AlCl3 positif hRf standar kuersetin yang digunakan
mengandung flavonoid dengan untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid
memperlihatkan adanya perubahan warna menggunakan eluen BAA (4:1:5) yaitu
bercak ungu menjadi kuning pucat pada 0,64 dan 64 (Harbone, 2006).
harga Rf dan hRf 0,58

Gambar 6. Sketsa Hasil Analisis Senyawa Flavonoid Menggunakan KLT setelah Dideteksi Bercak Menggunakan
AlCl3 5% dalam Etanol

49
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Gambar 7. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid yang Terbentuk dengan Menggunakan Deteksi Bercak AlCl3
(Mabry, dkk, 1970)

Mekanisme reaksi senyawa flavonoid 5-OH tetap stabil dengan adanya asam
yang terbentuk dengan menggunakan (Mabry dkk, 1970).
deteksi bercak AlCl3 ditunjukkan pada
Gambar7. Berdasarkan gambar 7 KESIMPULAN
penggunaan AlCl3 yang digunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
mendeteksi bercak flavonoid menunjukkan telah dilakukan dan analisa terhadap data
semua 5-hidroksi-flavonoid sebagai bercak yang diperoleh dari identifikasi daun
berfluoresensi kuning bila dilihat di bawah mangrove muda (Rhizophora mucronata),
sinar UV366nm. Perekasi ini dapat dapat disimpulkan bahwa:
membentuk kompleks tahan asam antara 1. Proses ekstraksi etanol daun mangrove
gugus hidroksil dan keton yang bertetangga muda (Rhizophora mucronata)
dan membentuk kompleks tahan asam dilakukan dengan metode maserasi
dengan gugus orto sehingga dapat selama 48 jam menggunakan pelarut
etanol 96% sebanyak 300 ml.
digunakan untuk mendeteksi kedua gugus
2. Terdapat senyawa flavonoid pada daun
tersebut (Markham, 1988). Gugus OH mangrove muda (Rhizophora
pada C3 dan C5 pada flavon dan flavonol mucronata) menggunakan metode uji
akan membentuk kompleks yang stabil kualitatif flavonoid dengan
dengan adanya AlCl3. Sebaliknya kompleks terbentuknya perubahan warna hijau
yang terbentuk antara AlCl3 dengan gugus kekuningan menjadi merah jingga
orto dihidroksi bersifat labil sehingga setelah ditambahkan H2SO4 pekat dan
berwarna kuning kecoklatan dengan
dengan penambahan asam akan
endapan berwarna coklat keruh setelah
terdekomposisi. Sedangkan kompleks ditambahkan NaOH pekat pada
antara AlCl3 dengan C-4 keto dan 3 atau ekstrak etanol.

50
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

3. Harga Rf dan hRf pada ekstrak daun Tanaman Obat, Jurnal Perkembangan
mangrove muda (Rhizophora Teknologi TRO, 21 (2) : 33-39.
mucronata) menggunakan Huliselan, Yosina M., Runtuwene, Max R.J.,
Kromatografi Lapis Tipis yaitu 0,58 Wewengkan, Defny S., 2015, Aktivitas
dan 58. Antioksidan Ekstrak Etanol, Etil Asetat,
Dan N-Heksan Dari Daun Sesewanua
DAFTAR PUSTAKA (Clerodendron squamatum Vahl.),
Achmad, S.A, 1986, Kimia Organik Bahan PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi
Alam, Karunika Jakarta, Universitas – UNSRAT 4 (3): 2302 – 2493.
Terbuka, Jakarta. Koirewoa, Yohanes Adithya., Fatimawali,
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Wiyono, Weny Indayany, 2012, Isolasi
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. dan Identifikasi Senyawa Flavonoid
Depkes RI, 1978, Materia Medika Indonesia dalam Daun Beluntas (Pluechea indica
Jilid II, Jakarta, Departemen Kesehatan L.), Pharmacon Vol 1, No 1.
RI. Kristanti, Aninda Novi., Aminah, Siti Nanik
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan dan Kurniadi, Bambang., 2006, Buku
Informatika Kabupaten Cilacap, Ajar Fitokimia, Airlangga University
2016.http://www.cilacapkab.go.id/v2/ Press, Bandung.
index.php?pilih=hal&id=3v,Diakses Markham, KR. 1988, Cara Mengidentifikasi
pada 7 Maret 2016. Flavonoid, ITB, Bandung.
Gafur A.M, Isa I, Bialangi N., 2013, Isolasi Markham, K. R., Andersen, O. M., 2006,
dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Chemistry, Bichemistry and Aplications,
Dari Daun Jamblang (Syzygium Press is an Imprint of Taylor and
cumini), Tugas Akhir Kuliah, Jurusan Francis.
Kimia Faultas MIPA Universitas Negri Mabry, T.J., Markham, K.R., and Thomas,
Gorontalo, Gorontalo. M.B., 1970, The Systematic
Gritter R.J, Bobbit J.M, Schwarting A.E., Identification of Flavonoid, Springer-
1991, Pengantar Kromatografi, Edisi II, Verlag, Berlin.
Penerbit ITB, Bandung. Mayasari, Anisa Dwi, 2012, Perbandingan
Harahap, 2010, Penilaian Ekonomi Ekowisata Kadar Senyawa Flavonoid Daun Sukun
Hutan Mangrove dan Aplikasinya (Artocarpus Altilis) yang Dikeringkan
dalam Perencanaan Wilayah Pesisir, pada Suhu Pengeringan 40 C, 50 C,
Graha IlmuYogyakarta, Yogyakarta. dan 60 C. Karya Tulis Ilmiah, Program
Harborne, JB., Kosasih Padmawinata & Iwang Studi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad
Soediro, 2006, Metode Fitokimia Al-Islamiyyah Cilacap, Cilacap.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Miryanti, Arry., Sapei, Leni., Budiono,
Tumbuhan, edk 2, trans, ITB, Bandung. Kurniawan dan Indra, Stephen, 2011.
Hernani dan Nurdjanah, R., 2009, Aspek Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah
Pengeringan Dalam Mempertahankan manggis (Garcinia mangostana L.),
Kandungan Metabolit Sekunder Pada Research Report-Engineering Science,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian

51
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

kepada Masyarakat Universitas Katolik Dpph (1,1-Dhipenyl Picrylhydrazyl),


Parahyangan Bandung, Universitas Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Katolik Parahyangan Bandung, Surabaya Vol.2 No.2.
Bandung. Robinson T, 1995, Kandungan Organik
Parhusip AJN, 2006, Kajian Mekanisme Tumbuhan Tinggi, ITB, Bandung.
Antibakteri Ekstrak Andaliman Sastromidjojo, Harjono, 2001, Dasar-dasar
(Zanthoxylum Acanthopodium DC) Spektroskopi, Yogyakarta.
Terhadap Bakteri Patogen Pangan, Sembiring, Bagem, 2007, Teknologi Penyiapan
Disertasi, Institut Pertanian Bogor, Simplisia Terstandar Tanaman Obat,
Bogor. Warta Puslitbangbun Vol. 13 No. 2,
Persada, A. S. N., 2014, Pengembangan Diakses pada 8 Juni 2012,
Pariwisata Hutan Payau Cilacap http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind
Sebagai Produk Wisata Unggulan di /index.php?option=com_content&view
Jawa Tengah, Lomba Penulisan Artikel =article&id=75:Teknologi-Penyiapan-
dalam Rangka HUT KOPRI ke-43 simplisia-terstandar-tanaman-
Tingkat Kabupaten Cilacap yang ke- obat&catid=19:article.
44,Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sutiman dan Rohaeti, Eli, 2010, Teknologi
Ridho, Rahmi, 2015, Petunjuk Praktikum Pembelajaran, FMIPA, Yogyakarta.
Farmakognosi II, Laboratorium Usman, Hanapi, 2003, Teknik Isolasi dan
Farmakognosi Program Studi DIII Karakterisasi Senyawa Organik Kimia,
Farmasi STIKES Al- Irsyad Al- UNHAS, Makasar.
Islamiyyah Cilacap, Cilacap.
Riana, 2013, Daya Radikal Bebas Ekstrak
Etanol Daun Jambu Mente
(Anacardium Occidentale L.) Terhadap

52
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK
ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum, Linn.)

Sofiyatun, Elisa Issusilaningtyas, Septiana Indratmoko


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan


tumbuhan herbal. Salah satunya adalah tanaman kemangi, kemangi merupakan
tanaman yang mudah tumbuh dan memiliki aroma harum dan rasa yang khas.Ekstrak
etanol daun kemangi berkhasiat sebagai antibakteri karena mengandung senyawa
flavonoid.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula yang tepat untuk
membuat sediaan obat kumur ekstrak daun kemangi. Metode yang digunakan adalah
melakukan percobaan langsung di laboratorium. Hasil observasi dibandingkan
dengan hasil observasi kontrol yang ada di pasaran. Uji sifat fisik yang dilakukan
meliputi uji organoleptis, uji pH, uji bobot jenis dan uji viskositas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa formulasi konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi 1 % yang
mendekati uji sifat fisik obat kumur kontrol yang ada di pasaran. Hasil uji sifat fisik
formulasi 1 yaitu uji organoleptis berupa cairan berwarna hijau kecoklatan berasa
pedas dan berbau peppermint, uji pH 5, uji bobot jenis formulasi 1yaitu 0,803
gr/mL, formulasi 2 yaitu 0,80 gr/mL, formulasi 3 yaitu 0,808 gr/mL, dan uji
viskositas formulasi 1 yaitu 2,42 cps, formulasi 2 yaitu 2,62 cps dan formulasi 3
yaitu 2,44cps.

Kata Kunci : Ekstrak etanol daun kemangi, obat kumur, sifat fisik

PENDAHULUAN kemangi, kemangi merupakan tanaman


Sejak zaman dahulu, masyarakat yang mudah tumbuh dan memiliki aroma
Indonesia sudah mengenal dan memakai harum dan rasa yang khas.
tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, Tanaman kemangi di Indonesia di
salah satunya untuk mengurangi masalah manfaatkan untuk sayur atau lalap. Daun
kesehatan yang di hadapi. Kemajuan kemangi (Ocimum sanctum Linn.)
teknologi dan ilmu pengetahuan sangat mengandung tanin 4,6%, flavonoid,
berpengaruh terhadap perkembangan steroid/triterpenoid, minyak atsiri 2%
pengobatan tradisional dan obat-obatan (yang terdiri dari metil kavikol, sineol,
kimia di Indonesia mahal. Oleh karena itu, linalool, kariofilen, ozimen, eugenol,
salah satu pengobatan alternatif yang eugenol metil eter dan karvakrol), asam
dilakukan yaitu meningkatkan penggunaan heksauronat, pentosa, xilosa, asam metil
tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat di homoanisat (Depkes RI 1995, h.
kalangan masyarakat. Indonesia kaya 185).Thaweboon (2009) telah menguji
dengan tanaman yang berpotensi sebagai aktivitas antimikroba minyak atsiri
obat. Salah satunya adalah tanaman Ocimum americanum Linn. terhadap

53
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

bakteri patogen yang terdapat dalam berkurang.Formulasi pembuatan obat


mulut. Hasilnya menunjukkan bahwa kumur ekstrak daun kemangi didasarkan
minyak atsiri ini memiliki aktivitas pada formulasi obat kumur menurut
antimikroba terhadap Streptococcus Pradewa (2008) dengan beberapa
mutans, Lactobacillus casei, dan Candida perbandingan konsentrasi ekstrak kemangi.
albicans.
Penelitian tentang khasiat daun METODOLOGI PENELITIAN
kemangi sebagai antibakteri telah Waktu dan Lokasi
dilakukan oleh Khalil (2013), ekstrak Penelitian ini dilaksanakan di
etanol daun kemangi memiliki aktivitas
Laboratorium Teknologi Farmasi Sekolah
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli dengan diameter zona Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-
hambat 21 mm pada konsentrasi 200 Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap pada tanggal
mg/ml untuk bakteri Escherichia coli dan 28 Maret-14 April 2016.
16 mm pada konsentrasi 200 mg/ml
untuk bakteri Staphylococcus aureus. Alat dan Bahan
Selain itu ekstrak daun kemangi mampu Alat yang digunakan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri penelitian ini adalah timbangan analitik,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli
(Maryati 2007), dan bakteri Streptococcus kertas saring, waterbath, beacker glass,
mutans penyebab karies gigi (Novianalie batang pengaduk, cawan penguap,
2011). Oleh karena itu, kemangi dapat di erlenmeyer, sudip, pipet tetes, botol gelas,
jadikan sebagai obat alternatif dalam viskometer Oswold, kertas pH, gelas beker.
pembuatan obat kumur dan dalam Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian ini adalah sebagai berikut:
maserasi dalam pembuatan ekstrak daun
ekstrak daun kemangi, etanol, sorbitol,
kemangi dengan menggunakan pelarut
etanol 70%. peppermint oil, gom arab, dan aquades.
Obat kumur (gargarisma/gargle)
menurut Farmakope Indonesia edisi III Prosedur Penelitian
tahun 1979 merupakan sediaan berupa 1. Determinasi
larutan, umumnya pekat yang harus Determinasi dimaksudkan untuk
diencerkan dahulu sebelum digunakan dan menetapkan kebenaran sampel yang
dimaksudkan untuk digunakan sebagai digunakan dalam penelitian. Determinasi
pencegahan atau pengobatan infeksi daun kemangi dilakukan di Laboratorium
tenggorokan. Berdasarkan penggunannya Universitas Jendral Soedirman,
obat kumur dibagi menjadi 3 macam, yaitu Purwokerto.
sebagai kosmetik, sebagai terapeutik dan 2. Penyiapan Bahan
sebagai kosmetik dan terapeutik. Obat Daun kemangi yang digunakan
kumur harus bersifat antiseptik dengan merupakan daun kemangi yang diperoleh
mengurangi pertumbuhan bakteri patogen dari petani sekitar daerah Cilacap.
mulut seperti streptococcus mutans
sehingga pembentukan plak gigi dapat

54
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

3. Pembuatan Ekstrak Daun Kemangi 4. Pembuatan Sediaan Obat Kumur


Daun kemangi di sortasi basah Pembuatan sediaan obat kumur
kemudian dicuci dan di keringkan dalam dalam penelitian ini
lemari pengering, setelah kering diserbuk akan menggunakan formulasi sebagai
dengan blender dan diekstraksi berikut:
menggunakan metode maserasi, a) Formulasi Obat Kumur
menggunakan pelarut etanol 70% selama Formulasi obat kumur dibuat
tiga hari. Ekstrak di saring dan di uapkan sebanyak 100 ml dengan variasi
menggunakan waterbath sampai kental. ekstrak daun kemangi yang berbeda
dan sebagai zat aktif. Rancangan
formulasi dapat dilihat pada tabel 1 di
bawah ini.

Tabel 1. Formulasi Obat Kumur

Komposisi Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3


Ekstrak daun kemangi 1% 2% 3%
Gom arab 0.3 %
Sorbitol 70% 25 %
Peppermint oil 0.15 %
Aquadest sampai 100 Ml
Keterangan: Formula dibuat berdasarkan Pradewa, Mohammad Resalto, 2008,
Formulasi Sediaan Obat Kumur Berbahan Dasar Gambir (Uncaria gambier Roxb).

b) Cara Pembuatan Obat Kumur penyaringan dengan kertas saring


Langkah pertama yang untuk mengurangi endapan yang
dilakukan dalam membuat sediaan terbentuk dan dilakukan uji
obat kumur ini yaitu menyiapkan fisiknya.
semua alat dan bahan yang
digunakan, kemudian menimbang 5. Uji Sifat Fisik Obat Kumur
bahan-bahan yang digunakan dan Obat kumur dilakukan dengan
membuat ekstrak daun kemangi. beberapa uji di antaranya:
Pertama melarutkan gom arab a) Uji Organoleptis
dengan sebagian aquades hingga b) Uji pH
larut di dalam beacker glass. c) Uji Bobot Jenis
Selanjutnya menambahkan ekstrak d) Uji Viskositas
daun kemangi sesuai dengan
konsentrasi masing-masing HASIL DAN PEMBAHASAN
formulasi dan aduk sampai Determinasi Tanaman Kemangi
homogen. Ditambah sorbitol dan Determinasi merupakan langkah
aduk hingga homogeny, awal yang harus dilakukan dalam suatu
tambahkan peppermint oil, penelitian yang menggunakan sampel
masukan dalam wadah. Dilakukan

55
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

tumbuhan. Determinasi tumbuhan didapatkan, tidak toksik dan dapat


dilakukan untuk memastikan mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
kebenaranidentitas tumbuhan yang akan
digunakan, sehingga dapat dihindari Pembuatan Sediaan Obat Kumur
terjadinya kesalahan dalam pengambilan Ekstrak Daun Kemangi
sampel yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan
ini.Determinasi tanaman dilakukan di melakukan kombinasi formulasi pada
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal yang digunakan pada ketiga formulasi yaitu
Soedirman Purwokerto. : formulasi 1 (konsentrasi ekstrak etanol
daun kemangi 1%), formulasi 2
Ekstrak Etanol Daun Kemangi (konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi
Hasil uji organoleptis ekstrak etanol 2%) dan formulasi 3 (konsentrasi ekstrak
daun kemangi yang diperoleh pada etanol daun kemangi 3%). Perbandingan
penelitian ini dari formulasi 1 sampai ini dilakukan karena dengan berbeda
formulasi 3 mempunyai bentuk cair, warna konsentrasi ekstrak akan mempengaruhi
hijau kecoklatan, bau khas yaitu warn dari obat kumur. Bahan-bahan yang
peppermint dan rasanya pedas. Ekstrak digunakan memiliki fungsi masing-masing
etanol daun kemangi diperoleh dengan yaitu : gom arab sebagai emulgator,
proses pengeringan dan dikeringkan sorbitol sebagai pemanis, peppermint oil
dengan menggunakan lemari pengering dan sebagai perasa dan aquades sebagai pelarut.
tidak langsung terkena sinar matahari Gom arab sebagai emulgator dapat
untuk menghindari kerusakan bahan. mempengaruhi nilai viskositas. Sorbitol
Pengeringan daun kemangi dilakukan digunakan untuk menambah rasa dan
sampai kering selama 5 hari. Kemudian menambahkan tingkat kemanisan.
daun kemangi diekstraksi dengan metode Peppermint oil digunakan sebagai perasa
maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. dapat menimbulkan rasa segar dan
Metode maserasi dipilih karena prosesnya menyenangkan saat obat kumur digunakan.
sederhana, cukup efektif untuk menarik zat Perbedaan dari ketiga formulasi terletak
yang diinginkan, dan tidak ada proses pada intensitas warna karena pengaruh dari
pemanasan, sehingga kerusakan za-zat konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi.
akibat suhu yang tinggi dapat dihindari.
Daun Kemangi diekstraksi menggunakan
pelarut etanol yaitu etanol 70%. Alasan
pemilihan etanol sebagai pelarut adalah
karena harganya murah, mudah
Gambar 1. Sediaan Obat Kumur Ekstrak Etanol
Daun Kemangi

56
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Uji Sifat Fisik Sediaan Obat Kumur dikarenakan pada formulasi tiga
Ekstrak Etanol Daun Kemangi konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi
1. Uji Organoleptis lebih banyak dibandingkan pada formulasi
Uji organoleptis dilakukan untuk satu dan formulasi dua. Semakin banyak
mengetahui bentuk, warna, rasa serta bau konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi
pada masing-masing formulasi sediaan yang digunakan, akan semakin
obat kumur. Berdasarkan tabel di atas mempengaruhi warna sediaan obat kumur.
dilakukan tiga kali replikasi pada tiga Uji organoleptis untuk kelompok kontrol
formulasi hasil uji organoleptis ketiga yaitu cairan berwarna hijau dengan bau
formulasi tersebut bentuk, bau dan rasanya khas, berasa segar dan pedas dari kelompok
adalah sama yaitu cairan dengan bau eksperimen.
peppermint oil dan berasa segar, sedangkan Hasil uji organoleptis sediaan obat
untuk warna, pada formulasi satu, dua dan kumur ekstrak etanol daun kemangi selama
tiga adalah sama yaitu hijau kecoklatan tiga kali replikasi sebagai berikut :
tetapi kepekatan warnanya berbeda dan
formulasi ke 3 lebih pekat. Hal ini

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi

Formulasi Replikasi Bentuk Warna Rasa Bau


1 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
1 2 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
3 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
1 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
2 2 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
3 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
1 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
3 2 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
3 Cairan Hijau Kecoklatan Pedas Peppermint
1 Cairan Hijau Pedas Khas
Kontrol 2 Cairan Hijau Pedas Khas
3 Cairan Hijau Pedas Khas
Keterangan: Kontrol yang digunakan yaitu obat kumur listerin yang ada di pasaran.

2. Uji pH kumur saat dilakukan pengujian adalah 5


pH digunakan untuk mengetahui untuk ketiga formulasi dan pH kelompok
tingkat keasaman atau kebasa- kontrol adalah 4, hal ini disebabkan bahan-
an suatu larutan. Pengujian dilakukan bahan kelompok kontrol berbeda dengan
untuk mengetahui apakah obat kumur kelompok eksperimen. pH saliva dalam
sesuai dengan pH mulut manusia keaadan normal adalah 5,6-7,0. Dengan
Berdasarkan tabel di atas hasil pH obat rata-rata pH 6,7. Dengan demikian pH

57
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

obat kumur sesuai dengan pH saliva dalam kumur ekstrak etanol daun kemangi sebagai
keadaan normal.Hasil uji pH sediaan obat berikut (Tabel 3) :

Tabel 3. Hasil Uji pH Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi

Replikasi
Formulasi Rata-Rata
1 2 3
I 5 5 5 5
II 5 5 5 5
III 5 5 5 5
Kontrol 4 4 4 4
Keterangan: Kontrol yang digunakan obat kumur listerin yang ada di pasaran.

3. Uji Bobot Jenis


Uji bobot jenis dilakukan untuk Bobot jenis merupakan
mengetahuinilai bobot jenis dari kelompok perbandingan antara massa jenis sebuah zat
eksperimen dan kelompok control. Dari dengan massa jenis air murni. Air murni
hasil uji bobot jenis obat kumur ekstrak bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³.
etanol daun kemangi tersebut dilakukan Hasil uji bobot jenis sediaan obat kumur
menggunakan 3 kali replikasi. Semakin ekstrak etanol daun kemangi sebagai
besar konsentrasi ekstrak etanol daun berikut :
kemangi maka nilai bobot jenis akan
semakin kecil.

Tabel 4. Hasil Uji Bobot Jenis Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi

Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Kontrol

0,803 gr/ml 0,80 gr/ml 0,808 gr/ml 0,769 gr/ml

4. Uji Viskositas
Uji viskositas ini dilakukan untuk berkumur. Viskositas air ± 1 cps
mengetahui kekentalan dari ketiga (Pradewa, 2008). Viskositas obat kumur
formulasi (kelompok eksperimen) dan dari ekstrak daun kemangi mendekati
kelompok kontrol. Semakin dekat tingkat dengan viskositas air.
viskositas suatu produk dengan tingkat Hasil uji viskositas pada masing-
viskositas air, maka semakin mudah dan masing formulasi obat kumur sebagai
nyaman produk tersebut digunakan untuk berikut :

58
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Tabel 5. Hasil Uji Viskositas Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Kemangi

Replikasi
Formulasi Rata-Rata
1 2 3
I 2.21cps 2.46 cps 2.59 cps 2.42 cps
II 2.25 cps 2.80 cps 2.81 cps 2.62 cps
III 2.16 cps 2.93 cps 2.25 cps 2.44 cps
Kontrol 2.37 cps 2.09 cps 2.09 cps 2.18 cps
Keterangan: Kontrol yang digunakan obat kumur listerin yang ada di pasaran.

KESIMPULAN bapak Septiana Indratmoko, S.Farm.,


1. Pembuatan obat kumur ekstrak daun M.Sc., Apt yang telah memberikan
kemangi menggunakan formulasi bimbingan dan arahan kepada penulis
dengan konsentrasi ekstrak yang sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
berbeda yaitu formulasi 1 terselesaikan tepat waktu.
menggunakan ekstrak daun kemangi
1%, formulasi 2 menggunakan ekstrak
daun kemangi 2% dan formulasi 3 DAFTAR PUSTAKA
menggunakan ekstrak daun kemangi Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia
3%. Bahan yang digunakan yaitu Jilid VI, Depkes RI, Jakarta.
ekstrak daun kemangi, gom arab, Kristanti, A.N., Aminah, N.S, Tanjung, M. &
sorbitol, peppermint, aquadest. Kurniadi, B., 2008, Buku Ajar
2. Sediaan obat kumur ekstrak daun Fitokimia, Laboratorium Kimia
kemangi dilakukan uji sifat fisik yaitu Organik Jurusan Kimia Fakultas
uji organoleptis, uji pH, uji bobot jenis Matematika dan Ilmu Pengetahuan
dan uji viskositas. Uji organolepis Alam Universiras Airlangga, Surabaya.
sediaan obat kumur ini berbentuk cair, Maryati, Ratna Sorayya Fauzia, & Triastuti
warna hijau kecoklatan, rasa segar dan Rahayu, 2007, Uji Aktifitas Antibakteri
bau peppermint, sedangkan uji pH Minyak Atsiri Daun Kemangi
terdapat pH 5, pada uji bobot jenis (Ocimum basilicum L) Terhadap
terdapat hasil formula 1 yaitu 0,803 Staphylococcus aureus and Escherichia
dan pada uji viskositas terdapat hasil
colli, Fakultas Farmasi, Fakultas
formula 1 yaitu 2,42cps. Hasil sediaan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
obat kumur dari formulasi 1 sampai 3
Universitas Muhammadiyah, Surakarta,
yang paling bagus adalah formulasi 1
karena endapan yang terbentuk sedikit. Vol. 8, No. I, 2007:30-38, dilihat 15
April2016,
<http://eprints.ums.ac.id/1352/1/3.
UCAPAN TERIMAKASIH
_MARYATI_SIAP.pdf>.
Terimakasih kepada ibu Mika
Novianalie, Olivia, 2011, Daya Hambat
Trikumala Swandari, S.Si.,M.Sc.,Apt, ibu Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
Elisa Issusilaningtyas, S. Farm., M.Sc., Apt, santum) Terhadap Pertumbuhan

59
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Bakteri Plak Gigi, Universitas


Airlangga, Surabaya.
Pradewa, Mohammad Resalto 2008,
Formulasi Sediaan Obat Kumur
Berbahan Dasar Gambir (Uncaria
gambier Roxb), Fakultas Teknologi
Pertanian IPB Bogor.
Thaweboon, S.dan Thaweboon B., 2009. In
Vitro Antimicrobial Activity of
Ocimum americanum L. Essential Oil
Against Oral.

60
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

PENGARUH VARIASI BASIS GEL TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN


GEL EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn.)

Yulia Hilda Ishari, Septiana Indratmoko, Aziez Ismunandar


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Biji pepaya (Carica papaya Linn.) merupakan bagian tumbuhan yang


berpotensi sebagai antioksidan alami. Oleh karena itu perlu diformulasikan dalam
bentuk sediaan gel untuk mempermudah dalam penggunaannya yang praktis dan
nyaman dipakai. Pembuatan gel dari ekstrak biji pepaya memerlukan basis
gelyangtepat agar diperoleh sediaan gel yang memenuhi syarat sifat fisik yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan pengaruh jenis basis
gelterhadap sifat fisik sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya. Ekstrak diperoleh
dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak yang didapat dibuat
menjadi sediaan gel dengan basis gel HMPC (F I), basis gel Carbopol (F II), dan
basis gel CMC Na (F III). Gel kemudian diuji organoleptis, sifat fisik (uji pH, uji
daya sebar, uji daya lekat dan uji viskositas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variasi basis gel berpengaruh terhadap daya sebar, daya lekat, dan viskositas sediaan
gel ekstrak biji pepaya. Daya sebar gel dengan basis gel HPMC memiliki daya sebar
yang paling besar yaitu dengan diameter konstan 5,8 cm, dan ketiga formulasi
memenuhi persyaratan daya sebar yang baik (5-7 cm). Daya lekat gel dengan formula
basis gel Carbopol memiliki daya lekat yang paling besar dengan nilai rata-rata daya
lekat paling tinggi yaitu 5,6 detik. Viskositas terbesar adalah gel dengan basis gel
Carbopol dengan hasil 100000 mPa.S. Sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya dengan
variasi basis gel tidak berpengaruh terhadap uji organoleptis dan tidak mempengaruhi
nilai pH. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa basis gel yang paling baik
untuk sediaan ekstrak etanol biji pepaya adalah Carbopol, karena memiliki daya sebar
yang baik, dan daya lekat baik.

Kata kunci : Biji pepaya, basis gel, uji sifat fisik gel.

PENDAHULUAN
Salah satu dari kekayaan alam et al., 2012). Berdasarkan penelitian yang
Indonesia adalah tanaman pepaya.Hampir pernah dilakukan sebelumnya, dengan
semua bagian dari tanaman pepaya menggunakan ekstrak biji pepaya dalam
memiliki khasiat untuk tubuh, akan tetapi etanol 70% untuk per 100 gram biji
pada umumnya masyarakat hanya pepaya segar memiliki aktivitas peredaman
mengkonsumsi buahnya, sedangkan bijinya radikal bebas DPPH (1,1-diphenil-2-
dibuang sebagai limbah. Padahal biji picrilhydrazil) dengan nilai IC50 sebesar
tersebut ternyata memiliki khasiat untuk 0.34 ± 0.01 mg/mL ini membuktikan
melindungi tubuh denganefek antioksidan bahwa biji pepaya memiliki efek
dari zat fitokimia yang dikandungnya yaitu antioksidan (Solichin, Pratiwi & Wijianto,
fenolik, vitamin C dan beta karoten (Ang 2014).

61
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Formulasi gel adalah gelling agent. Prosedur Penelitian


Gelling agent bermacam-macam jenisnya, a. Determinasi Tanaman
biasanya berupa turunan dari selulosa Determinasi biji pepaya
seperti metil selulosa, carboxymetil selulosa dilakukan dengan mencocokan ciri
(CMC), hidroxy propil methyl celulosa morfologi yangada pada biji pepaya
(HPMC), dan ada juga yang berasal dari terhadap pustaka dan dibuktikan di
polimer sintetik seperti carbopol. Masing- Laboratorium Taksonomi Tumbuhan
masing gellingagent memiliki karakterisik Universitas Jendral Soedirman
tersendiri. Perbedaan sifat antara ketiga Purwokerto.
gelling agents tersebut dapat menimbulkan
perbedaan hasil uji sifat fisik. b. Penyiapan Sampel dan Ekstrak
Metode ekstraksi yang digunakan Ekstrak biji pepaya di peroleh
dalam penelitian ini adalah maserasi dengan cara memisahkan biji pepaya
dengan penyari etanol 70%. Penelitian ini yang tua yang berwarna hitam dan biji
bertujuan untuk mengetahui secara ilmiah pepaya muda yang berwarna putih, dan
pengaruh variasi basis gel terhadap uji sifat membersihkannya dari kotoran-kotoran
fisik sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya, dengan cara mencucinya dengan air
gel harus memenuhi uji sifat fisik agar gel mengalir (sortasi basah). Kemudian
dapat digunakan sesuai dengan standar uji dikeringkan pada temperatur kamar
sifat fisik gel. Penulis berinisiatif serta dilakukan sortasi kering, setelah
memanfaatkan biji pepaya yang biasanya kering, biji pepaya diserbukkan
hanya dibuang sebagai limbah untuk menggunakan blender lalu diayak dan
diinovasikan menjadi sediaan gel diekstraksi dengan metode maserasidan
antioksidan dengan berbagai variasi basis ditambahkan pelarut etanol 70%.
gel. Etanol bersifat polar sehingga
diharapkan mampu menyari senyawa
METODOLOGI PENELITIAN yang mempunyai sifat polar juga yaitu
Alat dan Bahan flavonoid, saponin. Pelarut atau penyari
Alat – alat yang digunakan dalam akan menembus dinding sel dari
penelitian yaituseperangkat alat maserasi, simplisia. Maserasi dilakukan selama 3
beaker glas (pyrex), erlemeyer, pipet tetes, hari dengan pengadukan 3 kali setiap
cawan penguap, kaca arloji, mortir dan harinya. Hasil maserasi disaring untuk
stamper, pot plastik, kompor listrik, pH memisahkan filtrat dan residunya.
meter, timbangan digital, mikroskop, Kemudian filtrat tersebut dipekatkan
sudip, spatel, waterbath. menggunakan waterbath hingga pelarut
Bahan – bahan yang digunakan yaitu menguap dan ekstrak menjadi lebih
etanol 70%, biji pepaya, bahan pembuat kental tetapi masih dapat dituang.
gel antara HPMC, Carbopol CMC Na,
Trietanolamin, Gliserin, Metil paraben, c. Pembuatan Gel
Aquadest. Cara pembuatan gel ekstrak
etanol biji pepaya di setiap formulanya
pada dasarnya memiliki prinsip yang
sama, setiap basis yang digunakan

62
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

didispersikan terlebih dahulu dengan metil paraben aduk ad homogen, untuk


sebagian aquadest yang telah F I dan F III ditambahkan gliserin serta
dipanaskan dengan penambahan ekstrak pada F II ditambahkan trietanolamin.
yang di encerkan bersamaan dengan

Tabel 1. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya

Bahan FI F II F III
Ekstrak biji pepaya 1g 1g 1g
HPMC 6,5 g - -
Carbopol - 2g
CMC Na - - 5g
TEA - 1g -
Gliserin 10 g - 10g
Metil paraben 0,2 g 0,2 g 0,2 g
Aquadest Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL
Sumber: Trecya Fujiastuti, Nining Sugihartini 2015, Sifat fisik dan daya iritasi gel ekstrak etanol herba pegagan (Centella
asiatica L.) Dengan variasi jenis gelling agent

d. Uji Sifat Fisik Krim diperoleh filtrat sebanyak 550 mL dan


Uji sifat fisik gel antara lain uji diperoleh ekstrak kental sebanyak 13,67
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, gram. Ektrak daun teh hijau berwarna
uji daya sebar, uji daya lekat, uji coklat tua.
viskositas.
Hasil Uji Sifat Fisik Krim
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Uji Organoleptis
Pembuatan Ekstrak Daun Teh Hijau Uji organoleptis dilakukan
dan Rimpang Kunyit dengan cara mengamati bentuk, bau,
Dari serbuk biji pepaya 300 gram warna dan tekstur. Pengamatan uji
dengan pelarut etanol 70% sebanyak 2 organoleptis krim menghasilkan data
liter, yang dimaserasi selama 3 hari sebagaimana terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya

Jenis Hasil pemeriksaan


pemeriksaan FI F II F III
Bentuk Lunak kenyal Lunak Kenyal Lunak kenyal
Warna Kuning bening Kuning bening Kuning bening
Bau Bau khas Bau khas Bau khas

b. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil uji butiran kasar). Hal ini menunjukan
homogenitas dapat diketahui bahwa gel bahwa sediaan tercampur baik dengan
ekstrak etanol biji pepaya menunjukkan bahan lain pada formulanya.
susunan yang homogen (tidak terdapat

63
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

c. Uji pH
Tabel 3. Hasil Uji pH Gel Ektrak Etanol Biji Pepaya

Formulasi pH

FI
5

F II
5

F III
5

Berdasarkan tabel uji pH pada F pH normal kulit yaitu antara 4,5-6,5.


I dengan basis HPMC, F III dengan Sediaan gel yang baik adalah tidak
basis CMC Na dan F II dengan basis mengiritasi kulit, karena kemungkinan
carbopol memiliki pH yang sama yaitu iritasi kulit sangat besar terjadi apabila
5. pH tersebut memenuhi persyaratan sediaan tersebut terlalu asam atau
terlalu basa.

d. Uji Daya Sebar

Gambar 1. Hasil Uji Daya Sebar

Basis gel yang memiliki daya lebih kecil. Sedangkan carbopol


sebar paling besar adalah gel ekstrak merupakan polimer asam akrilat yang
etanol biji pepaya yang menggunakan memiliki ikatan yang lebih kuat
basis HPMC, lalu diikuti CMC Na dan sehingga lebih tinggi viskositasnya dan
carbopol. Hal ini dikarenakan HPMC lebih kecil daya sebarnya. Persyaratan
merupakan basis gel yang termasuk ke daya sebar yang nyaman digunakan
dalam golongan polisakarida sehingga untuk sediaan semisolid yaitu sekitar 5-
mudah mengembang dan viskositasnya 7 cm (Garg et al., 2002), maka

64
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

berdasarkan hasil uji daya sebar pada dapat dikatakan sudah memenuhi syarat
sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya daya sebar yang baik.

e. Uji Daya Lekat

Gambar 2. Hasil Uji Daya Lekat

Dari data diatas terlihat bahwa F II memenuhi syarat daya lekat yang baik,
dengan basis gel carbopol merupakan syarat daya lekat yang baik yaitu tidak
basis gel yang memiliki daya lekat kurang dari 4 detik (Ulaen, Banne&
paling kuat dengan nilai rata-rata daya Ririn, 2013).
lekat paling tinggi yaitu 5,6 detik hal
ini disebabkan carbopol memiliki f. Uji Viskositas
matriks gel yang saling berikatan erat Viskositas terbesar yaitu F II
satu sama lain, kemudiaan diikuti F III dengan basis carbopol yang memiliki
dengan basis gel CMC Na dengan nilai
viskositas 100000 mPa.S, F III dengan
rata-rata daya lekat 4 detik dan F I
dengan basis gel HPMC dengan nilai basis CMC Na memiliki viskositas
rata-rata daya lekat 3,3 detik. Hasil 280000 mPa.S, kemudian F I dengan
analisis statistik menunjukkan bahwa basis HPMC memiliki viskositas
ada perbedaan yang signifikan antara 20000 mPa.S. Dari ketiga formulasi
gel yang menggunakan basis gelHPMC, tidak ada satupun yang memenuhi
Carbopol maupun CMC Na, hal ini syarat viskositas sediaan gel yang baik
menunjukkan bahwa penambahan basis
karena nilai viskositas sediaan gel yang
gel yang berbeda dapat mempengaruhi
daya lekat gel. Dari ketiga formulasi, F baik yaitu 2000-4000 cps/mPa.S
II dengan basis gel carbopol dan F III (Garg et al., 2002).
dengan basis CMC Na sudah

65
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

66
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Gambar 3. Hasil Uji Viskositas

Viskositas terbesar yaitu F II KESIMPULAN


dengan basis carbopol yang memiliki 1. Ekstrak etanol biji pepaya dapat
viskositas 100000 mPa.S, F III dengan dibuat menjadi sediaan gel dengan
basis CMC Na memiliki viskositas basis HPMC, Carbopol dan CMC
280000 mPa.S, kemudian F I dengan Na.
basis HPMC memiliki viskositas 2. Uji sifat fisik sediaan gel ekstrak
20000 mPa.S. Dari ketiga formulasi etanol biji pepaya :
tidak ada satupun yang memenuhi Variasi basis gel yang digunakan tidak
syarat viskositas sediaan gel yang baik berpengaruh terhadap uji organoleptis,
karena nilai viskositas sediaan gel yang formulasi dengan basis gel HPMC,
baik yaitu 2000-4000 cps/mPa.S carbopol dan CMC Na memiliki
(Garg et al., 2002). Basis carbopol bentuk, warna dan bau yang sama.
memiliki viskositas terbesar terjadi Variasi basis gel juga tidak
karena adanya netralisasi pada sediaan berpengaruh terhadap nilai pH, semua
gel dengan penambahan trietanolamin, formulasi memiliki nilai pH yang
carbopol terdispersi dalam air untuk sama yaitu 5. Namun variasi basis gel
membentuk larutan koloid asam berpengaruh terhadap daya sebar, daya
mempunyai viskositas yang rendah. lekat dan nilai viskositas. Daya sebar
Penetralan gel akan menghasilkan gel F I dengan basis HPMC memiliki
yang sangat kental. Kenaikan viskositas diameter konstan maksimum tertinggi
disebabkan karena adanya sifat yaitu 5,8 cm, ketiga formulasi
mengembang dari basis itu sendiri dan memenuhi persyaratan daya sebar
juga peningkatan jumlah basis gel yang yang baik yaitu 5-7 cm. F II dengan
digunakan dapat memperkuat matriks basis gel carbopol memiliki daya lekat
gel sehingga menyebabkan kenaikan paling kuat dengan nilai rata-rata daya
viskositas (Zath & Kushla, 1996). lekat paling tinggi yaitu 5,6 detik. F
III dengan basis carbopol memiliki

67
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

viskositas terbesar dengan nilai pegagan (Centella asiatica L.) Dengan


100000 mPa.S, dan ketiga formulasi variasi jenis gelling agent. Fakultas
belum memenuhi persyaratan Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.
viskositas sediaan gel yang baik yaitu Grag, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K.
2000-4000 cps/mPa.S. Formulasi Sigla, 2002, Spreading of Semisolid
Formulation,USA, Pharmaceutical
dengan ketiga jenis basis gel, F II Technology.
dengan basis gel carbopol memiliki Solichin, Orlen, V., Pratiwi, L., Wijianto, B.,
sifat fisik yang paling baik karena 2014,Uji efektivitas antioksidan krim
memiliki daya sebar dan daya lekat ekstrak etanol biji pepaya (Carica
yang baik. papaya L.) Terhadap DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazil). Program
UCAPAN TERIMAKASIH Studi Farmasi Fakultas Kedokteran,
Bapak Septiana Indratmoko, S. Universitas Tanjungpura.
Farm., M.Sc., Apt.,dan bapak Aziez Ulean, selfie, P., Banne, Yos dan Ririn, A.S.,
Ismunandar, S. Farm., M.M., Apt selaku 2013, Pembuatan Salep Anti Jerawat
dosen pembimbing dalam menyusun karya Dari Ekstrak Rimpang Temulawak
tulis ilmiah, serta Ibu Elisa Issusilaningtyas, (Curcuma Xanthorriza Roxb.), Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes
S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku penguji dalam
Manado.
ujian karya tulis ilmiah. Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, diterjemahkan oleh Soendani,
DAFTAR PUSTAKA N.S., Gadjah Mada University Press,
Ang, Yee Kwang., Sia, Winne.C.M., Khoo, Yogyakarta.
Hock Eng., dan Yim, Hip Seng, 2012, Zath, J.L., Kushla, G.P., 1996, Gels, in
Antioxidant Potential of Carica Papaya Lieberman, H.A., Lachman, L.,
Peel and Seed. Focusing on Modern Schwatz, J.B. Pharmaceutical Dosage
Food Industry, 1(1): 11-16. Form Dysperse Sysyem Vol. 2. 2nd Ed.
Fujiastuti, T., Sugihartini, N., 2015, Sifat fisik New York: Marcell Dekker.
dan daya iritasi gel ekstrak etanol herba

68
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

PERBANDINGAN METODE GRANULASI BASAH DAN KEMPA LANGSUNG


TERHADAP UJI SIFAT FISIK TABLET SAMBILOTO (Andrographis
paniculata) SEBAGAI ANTIDIABETES

Melati Aprilliana Ramadhani, Elisa Issusilaningtyas


Program Studi Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

ABSTRAK

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya di masa depan. Pengobatan dengan bahan alam dapat menjadi
alternatif dari penanganan diabetes. Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan
untuk menurunkan kadar gula darah adalah sambiloto (Andrographis paniculata).
Pada penelitian ekstrak sambiloto akan dibuat menjadi sediaan tablet untuk
memudahkan pasien dalam mengkonsumsi. Tablet sambiloto akan dibuat dengan
menggunakan metode granulasi basah dan kempa langsung. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dosis pemakaian sehari ekstrak sambiloto, eksipien yang tepat
untuk menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan, serta metode pembuatan
tablet ekstrak sambiloto yang paling tepat. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa
tahap yaitu study literature, ekstraksi herba sambiloto, pembuatan sambiloto PE,
pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dan kempa langsung, serta
pengujian sifat fisik tablet. Hasil penelitian ini didapatkan dosis ekstrak sambiloto
1120 mg/70 kg BB manusia, formulasi untuk pembuatan tablet sambiloto adalah
vivapur 102, gelatin, amylum, asam stearate, dan magnesium stearate, serta metode
pembuatan tablet yang tepat dengan zat aktif ekstrak sambiloto adalah granulasi
basah.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Ekstrak Sambiloto, Granulasi Basah, Kempa


Langsung, Tablet

PENDAHULUAN
Diabetes melitus adalah salah satu terkontrol dengan kadar glukosa yang
penyakit tidak menular yang akan tinggi cenderung meningkatkan kadar
meningkat jumlahnya di masa depan. Data trigliserida. Semakin meningkatnya kadar
terakhir WHO menunjukkan peningkatan trigliserida, semakin besar pula kesempatan
tertinggi jumlah pasien diabetes ada di kadar kolesterol untuk meningkat. Hal ini
negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. dapat menyebabkan hiperlipidemia.
Diperkirakan Indonesia akan menempati Hiperlipidemia adalah penyakit yang
peringkat nomor 5 didunia dengan jumlah ditandai dengan meningkatnya kadar lemak
penderita diabetes sebanyak 12,4 juta pada dalam darah. Komponen lemak plasma
tahun 2025 (Sudoyo, 2006). darah yang paling banyak yaitu kolesterol
Pasien dengan diabetes cenderung total (kolesterol bebas dan ester kolesterol)
mengalami gangguan jantung pada usia dan trigliserida (Kaplan & Amadeo, 1984).
yang masih muda. Diabetes yang tidak Kolesterol LDL (Low Density

72
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Lipoprotein) pada penderita diabetes menggunakan peralatan cetak tablet


memiliki bentuk lebih padat dan ukuran konvensional, bahan tambahan yang
lebih kecil yang sering disebut Small Dense umumnya mudah didapat, dan prosedur
LDL, sehingga mudah sekali masuk ke kerja yang singkat. Namun metode kempa
lapisan pembuluh darah yang lebih dalam. langsung hanya terbatas pada obat dengan
Bentuk kolesterol LDL ini lebih berbahaya dosis kecil dan mempunyai sifat alir yang
karena bersifat aterogenik (lebih mudah baik. Sedangkan metode granulasi basah
menempel pada pembuluh darah dan merupakan metode pembuatan tablet yang
membentuk plak) (Soeharto, 2002). dapat memperbaiki sifat alir masa cetak,
Andrographis paniculata ( Burm. f .) dan menghasilkan tablet yang tidak rapuh.
Tanaman Nees berasal dari India, dan Keuntungan dari metode ini antara lain
telah digunakan untuk beberapa tujuan, menaikkan kohesifitas dan kompresibilitas
terutama mencegah diabetes mellitus serbuk, distribusi yang baik dan
(DM). Ekstrak etanol tanaman ini dapat keseragaman kandungan bagi zat aktif
menurunkan kadar glukosa darah pada dosis kecil, serta mencegah pemisahan
tikus DM tipe 1. Namun, efek antidiabetes komponen campuran selama proses
pada DM tipe 2 belum dilaporkan dengan produksi berlangsung ( Kundu dan Sahoo,
baik. Aktivitas anti - DM dari 2008). Pemilihan metode yang tepat dalam
Andrographis paniculata ( Burm. f . ) Nees formulasi tablet sambiloto akan
telah menarik banyak peneliti untuk mempengaruhi sifat fisik tablet yang
membuktikannya secara ilmiah dan untuk dihasilkan dan juga akan mempengaruhi
menyelidiki mekanisme aksinya (Pramono efisiensi proses produksi.
et al, 2012).Menurut penelitian Sugiyarto Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
(2003), pemberian rebusan daun dilakukan penelitian untuk membanding-
sambiloto 40% b/v sebanyak 20 ml/kg kan metode pembuatan tablet sambiloto
BB mampu menurunkan kadar glukosa menggunakan metode granulasi basah dan
darah tikus putih, namun konsumsi kempa langsung, sehingga diperoleh tablet
rebusan sambiloto dalam jumlah besar bisa sambiloto dengan sifat fisik yang
menyebabkan rasa tidak enak pada memenuhi persyaratan.
lambung dan menghilangkan nafsu makan
karena rasa pahit yang ditimbulkan METODE PENELITIAN
(Prapanza & Marianto, 2003). 1. Alat dan Bahan
Pada penelitian ekstrak sambiloto Alat-alat yang digunakan pada
akan dibuat menjadi sediaan tablet untuk penelitian ini adalah : stopwatch, mesin
memudahkan pasien dalam mengkonsumsi. tablet, neraca elektrik, hardness tester,
Tablet sambiloto akan dibuat dengan friability tester, disintegration tester, mesh
menggunakan metode granulasi basah dan no.16, jangka sorong, toples, alat-alat gelas.
kempa langsung. Kedua metode ini Bahan yang digunakan adalah
merupakan metode yang paling sering simplisia kering sambiloto, vivapur, gelatin,
digunakan dalam pembuatan tablet amylum, asam stearat, magnesium stearat,
kompresi. Kempa langsung merupakan laktosa, talcum, etanol 96%.
metode yang paling mudah dan murah,
karena proses pembuatannya dapat

73
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

2. Study Literature b. Uji kekerasan (hardness test)


Study literature dilakukan untuk Dihitung kekerasan tablet satu
menentukan dosis pemakaian sehari per satu dengan menggunakan alat
sambiloto yang memiliki khasiat sebagai penguji kekerasan (Hardness Tester).
antidiabetes. Poin penting yang perlu Pada pengujian kali ini dilakukan
diketahui adalah penggunaan sambiloto terhadap sepuluh tablet, kemudian
sebagai ekstrak, dosis penggunaan pada dihitung rata-ratanya. Tablet yang
hewan uji, serta konversi dosis ke manusia. baikdipersyaratkan memiliki kekerasan
4-8 kg.
3. Ekstraksi Herba Sambiloto
Sambiloto yang telah dikeringkan, c. Uji kerapuhan (friability test)
kemudian diblender agar menjadi partikel Friability test adalah sebuah
yang lebih kecil. Kemudian dimasukkan ke metode untuk menentukan/mengukur
dalam toples dan direndam selama 3-5 hari kekuatan fisik tablet non salut terhadap
menggunakan pelarut etanol 96%. Setelah tekanan mekanik atau gesekan. Uji
itu sambiloto disaring menggunakan kain kerapuhan tabletmenggunakan alat
flannel agar didapatkan ekstrak encer. friability/abrasive test.
Ekstrak encer kemudian di evaporasi agar
menjadi ekstrak kental yang siap untuk d. Distegration time test
dijadikan serbuk sambiloto (Sambiloto Dimasukkan 6 tablet ke dalam
Powder Extract). tabung berbetuk keranjang, kemudian
diturunnaikkan tabung secara teratur 30
4. Pembuatan Sambiloto PE kali setiap menit dalam medium air
Ekstrak kental sambiloto yang sudah dengan suhu antara 36-38 °C. Tablet
didapatkan ditambahkan dengan amylum dinyatakan hancur jika tidak ada bagian
dengan perbandingan 1:2 hingga tablet yang tertinggal di atas kaca.
didapatkan serbuk sambiloto yang kering. Dicatat lama waktu hancur tablet
(Anonim, 1979).
5. Pengujian sifat fisik tablet
a. Uji keseragaman bobot e. Pengukuran Diameter Tablet
Ditimbang bobot tablet satu- Diukur diameter tablet satu-
persatu sebanyak 20 tablet. Dihitung persatu sebanyak 10 tablet
bobot rata-rata tiap tablet. Jika menggunakan jangka sorong, kemudian
ditimbang satu persatu, tidak boleh dihitung rata-ratanya.
lebih dari dua tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari HASIL DAN PEMBAHASAN
bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%. a. Penentuan Dosis Pemakaian
Dan tidak satu tablet pun yang Sehari Ekstrak Sambiloto
bobotnya menyimpang dari 10% bobot Penentuan dosis pemakaian sehari
rata-ratanya. ekstrak sambiloto mengacu pada jurnal
yaitu “Antidiabetic and Antioxidant
Efficacy of Andrographis paniculata in
Alloxanized Albino Rats”. Hasil uji pada

74
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

jurnal didapatkan dosis sehari ekstrak sambiloto yang kering. Hasil sambilo PE
etanol sambiloto yaitu 100 mg/kg BB yang diperoleh yaitu sebanyak 62,769 g.
tikus. Perhitungan konversi dosis tikus ke
manusia : d. Pembuatan dan Uji Sifat Fisik
• Dosis untuk 200 g tikus : Tablet
100 mg x 200 g/1000 g = 20 mg/200 g Pembuatan tablet antidibetes dari
• Konversi ke manusia : ekstrak sambiloto diawali dengan
Faktor konversi dari tikus 200 g ke pembuatan formula penyusun tablet yang
manusia 70 g = 56. Dosis untuk manusia dibuat dengan metode kempa langsung dan
70 kg = 56 x 20 mg = 1120 mg/70 kg. granulasi basah, terdapat pada tabel I dan
Diberikan dengan durasi 3 kali sehari dua II.
tablet, jadi = 185 mg/70 kgBB.
Tabel I. Formula 1 Tablet Sambiloto PE Metode
Kempa Langsung
b. Pembuatan Ekstrak Sambiloto
Ekstraksi sambiloto dilakukan Nama Bahan Jumlah
dengan metode maserasi dengan Sambiloto PE 40,23%
menggunakan etanol 96 %, dikarenakan
Amylum 25,00%
sambiloto merupakan senyawa yang mudah
larut dalam pelarut etanol. Sambiloto Laktosa 20,00%
F1
kering yang digunakan pada penelitian ini Talkum 8,00%
sebanyak 350 mg dan dilakukan Asam stearate 1,50%
perendaman selama 3 hari dengan jumlah Gelatin 2,00%
etanol yang digunakan yaitu sebanyak Magnesium stearat 3,27%
1.750 ml. Sambiloto yang sudah
dimaserasi selama 3 hari, kemudian
disaring dan dibuat menjadi ekstrak kental, Tabel 2. Formula II Tablet Sambiloto PE Metode
dan didapatkan ekstrak kental sebanyak Granulasi Basah
20,089 g. Maka didapatkan rendemen
sebanyak 5,739 %. Nama Bahan Jumlah
Sambiloto PE 40,23%
c. Pembuatan sambiloto PE Vivapur 102 46,00%
Pada penelitian ini, sambiloto akan F2 Gelatin 4,00%
dibuat menjadi sediaan tablet. Ekstrak Amylum 5,00%
kental yang sudah didapatkan, dibuat Asam stearate 1,50%
menjadi sediaan serbuk agar mudah untuk
Magnesium stearate 3,27%
diolah ke tahap selanjutnya.
Ekstrak kental ditambahkan dengan
amylum dengan perbandingan 1:2, dimana Tahap pertama pembuatan tablet
ekstrak yang digunakan adalah 20,087 g, dilakukan dengan metode kempa langsung
dan amylum yang ditambahkan adalah dan granulasi basah. Pada Formula 2
40,174 g. Penambahan amylum dengan mengandung 40,23% bahan aktif berupa
perbandingan 1:2 didapatkan serbuk Sambiloto PE. Sambiloto PE yang
dibutuhkan pada granulasi basah adalah

75
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

9,250 g. Penambahan bahan tambahan langsung, terdapat 2 tablet yang


amylum, asam stearate, dan magnesium menyimpang lebih dari 5%. Sedangkan
stearat disesuaikan dengan hasil granulasi pada granulasi basah tidak ada satu tablet
yang didapatkan. Pada proses granulasi, pun yang menyimpang lebih dari 5% dan
didapatkan granul sebanyak 18,812 g, 10% dari bobot rata-rata tablet, artinya
maka berdasarkan perhitungan didapatkan bobot tablet pada metode kempa langsung
jumlah amylum yang dibutuhkan yaitu dan granulasi basah mempunyai
940 mg, sedangkan asam stearat sebanyak keseragaman bobot yang baik.
282 mg, dan jumlah magnesium stearat
yang harus ditambahkan yaitu 615 mg. 2. Uji kekerasan tablet
Setelah tablet dicetak, kemudian Tablet harus mempunyai kekuatan
tablet dilakukan uji sifat fisiknya untuk atau kekerasan tertentu agar dapat bertahan
mengetahui kualitas dari tablet sambiloto dalam berbagai guncangan mekanik, pada
dan untuk mengetahui metode pembuatan saat pembuatan, pengepakan, dan
tablet sambiloto yang tepat. Waktu hancur distribusi. Pada umumnya tablet dikatakan
sediaan tablet sangat berpengaruh dalam baik, apabila mempunyai kekerasan antara
fase biofarmasi obat. Supaya zat aktif 4-8 kg (Parrot, 1970). Kekerasan tablet
sepenuhnya diabsorpsi dalam saluran cerna, kurang dari 4 kg masih dapat diterima
maka tablet harus hancur ke dalam cairan asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas
tubuh untuk dilarutkan. Selain itu tablet yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet
juga dapat memberikan efek terapi seperti yang tidak keras akan mengalami
yang diharapkan apabila tablet tersebut kerapuhan pada saat pengemasan dan
kuat secara fisik. Tablet harus memiliki distribusi. Kekerasan tablet lebih dari 10
kekerasan dan kerapuhan yang sesuai kg masih dapat diterima, asalkan masih
dengan persyaratan yang ada, agar efek memenuhi persyaratan waktu hancur dan
terapi yang diberikan oleh sediaan obat disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana,
tersebut sesuai dengan yang diharapkan. 2008). Hasil uji kekerasan rata-rata tablet
metode kempa langsung adalah 5,24 kg,
1. Uji Keseragaman Bobot sedangkan pada metode granulasi basah
Hasil uji sifat fisik keseragaman didapatkan rata-rata kekerasan tablet dalah
bobot tablet dengan metode kempa 6,28 kg. Berdasarkan hasil tersebut
langsung, didapatkan bobot rata-rata 20 disimpulkan bahwa kedua metode
tablet adalah 482 mg, dan pada metode menghasilkan kekerasan yang memenuhi
granulasi basah didapatkan bobot rata-rata persyaratan.
20 tablet adalah 484 mg. Ketentuan
keseragaman bobot menurut FI ed IV, 3. Uji kerapuhan tablet
1995 yaitu jika ditimbang satu persatu, Uji kerapuhan tablet merupakan uji
tidak boleh lebih dari dua tablet yang ketahanan permukaan tablet terhadap
masing-masing bobotnya menyimpang dari gesekan yang dialami selama pengemasan,
bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%, distribusi, dan penyimpanan. Tablet
dan tidak satu tablet pun yang bobotnya dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak
menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya. lebih dari 0,8% (Lachman dkk, 1994). Uji
Pada uji keseragaman bobot metode kempa kerapuhan berhubungan dengan kehilangan

76
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

bobot akibat abrasi (pengikisan) yang pengukuran pada 10 tablet secara acak
terjadi pada permukaan tablet. Kerapuhan pada masing-masing metode, didapatkan
yang tinggi akan mempengaruhi hasil diameter tablet rata-rata adalah 12
konsentrasi/kadar zat aktif yang masih mm dikarenakan pada awal pencetakan
terdapat pada tablet. Pada pengujian tablet didapatkan tablet dengan kekerasan
terhadap metode kempa langsung dibawah spesifikasi maka tekanan
diperoleh kerapuhan sebesar 1,65%, pengempaan ditambah sehingga bobot
sedangkan pada metode granulasi basah tabletnya pun menjadi lebih besar dari
didapatkan 0,13%. Berdasarkan hasil uji bobot tablet yang diinginkan. Ukuran
kerapuhan kedua metode, metode kempa punch yang digunakan pada penelitian ini
langsung tidak memenuhi persyaratan, adalah 13 mm, maka hasilnya tidak jauh
sehingga tidak bisa diproduksi untuk skala berbeda dengan diameter aktualnya.
besar, karena akan mempengaruhi proses
selanjutnya. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat
4. Uji Waktu Hancur disimpulkan bahwa:
Waktu hancur sediaan tablet sangat 1. Sediaan tablet sambiloto ditujukan
berpengaruh dalam fase biofarmasi obat. sebagai antidiabetes berdasarkan uji
Supaya zat aktif sepenuhnya diabsorpsi preklinik yang didapatkan dengan dosis
dalam saluran cerna, maka tablet harus ekstrak sambiloto 100 mg/kg BB tikus,
hancur ke dalam cairan tubuh untuk setara dengan 1120 mg/70 kg BB
dilarutkan. Waktu hancur dapat manusia.
dipengaruhi oleh bahan 2. Formula terpilih untuk pembuatan
penghancur/disintegran, dan banyaknya tablet sambiloto dengan komposisi
pengikat yang digunakan dalam formualasi eksipien yaitu vivapur 102, gelatin,
tablet, karena disintegran merupakan bahan amylum, asam stearat, dan magnesium
yang akan menyebabkan tablet pecah dan stearat.
hancur dalam air atau cairan lambung. 3. Sediaan tablet sambiloto dapat
Waktu yang diperbolehkan untuk diproduksi menggunakan metode
menghancurkan tablet tidak bersaalut, salut granulasi basah yang dapat
enterik adalah tidak lebih dari 15 menit menghasilkan sifat fisik tablet yang baik
(Depkes RI, 1979). Waktu hancur pada dan memenuhi persyaratan yang
metode kempa langsung yang paling lama ditentukan.
adalah 23.35 menit, sedangkan pada
metode granulasi basah yang paling lama DAFTAR PUSTAKA
adalah 15.18 menit. Dari hasil tersebut Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
dapat dilihat bahwa metode granulasi III, Departemen Kesehatan Republik
basah memiliki waktu hancur yang lebih Indonesia, Jakarta.
baik daripada kempa langsung. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi
IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
5. Pengukuran Diameter Tablet
Anonim,2013,http://www.chemnet.com/cas/
Pengukuran dievaluasi dengan my/5508-58 7/Andrographolide.html
menggunakan jangka sorong. Hasil

77
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Backer, A.C., & Van Den Brink, B.C.R., 1965, Parrot, E., 1970, Pharmaceutical Technology
Flora of Java (Spermatophytes Only) Fundamental Pharmaceutics, Burgers
Vol. II. N.V.P Noordhoff-Groningen, Publishing Company, America
The Netherlands. Pramono, Suwidjiyo et al, 2012, Antidiabetic
IPTEKnet,2012,Sambiloto,http://www.iptek. and Antihiperlipidemic Effect of
net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees
=2&id=152. and Andrographolide in High-
Kaplan, L.A., & Amadeo, J.P., 1984, Clinical Fructose-Fat-Fed Rats, Indian Journal
Chemistry : Theory, Analysis, and Of Pharmacology, Pubmed Central.
Correlation, Book 1, 580, C.V. Mosby Ravikumar, R., Krishnamoorthy, P., Kalidos,
Company, St. Louis, Missouri, USA. A., 2010, Antidiabetic and Antioxidant
Kumoro, A.C., Hasan, M., 2007, Supercritical Efficacy of Andrographis paniculata in
Carbon Dioxide Extraction of Alloxanized Albino Rats, International
Andrographolide from Andrographis Journal Of Pharmacy & Technology,
paniculata: Effect of the Solvent Flow India.
Rate, Pressure, and Temperature, China Rhoihana, D., 2008, Perbandingan
Journal of Chemical Engineering, Vol Availibilitas In Vitro Tablet
15: 877-883. Metronidazol Produk Generik dan
Kundu, S., Sahoo, P.K., 2008, Recent Trends Produk Dagang, Universitas
in The Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Developments of Orally Disintegrating Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Owen, S.C., 2006,
Technology, Pharma Times, 40 (4): Handbook of Pharmaceutical
180-185. Excipients 5th eds, Pharmaceutical
Lachman, L., Liebermann, H., Kanig, J., 1994, Press, Washington.
Teori dan Praktek Farmasi Industri, Soeharto, I., 2002, Serangan Jantung dan
Edisi III, Universitas Indonesia Press, Stroke, Cetakan II, 98-100, Gramedia,
Jakarta Jakarta.
Laurence, D.,R., and Bacharach, A., L., 1964, Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus.,
Evaluation of Drug Activities, Simadibrata, M., Setiati, & Siti., 2006,
Academic Press,London. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
Maryani, S., 2003, Tanaman Obat Untuk III Edisi IV, Pusat Penerbitan
Mengatasi Penyakit Pada Usia Lanjut, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Agro Media Pustaka, Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.

78
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

PEDOMAN BAGI PENULIS

Jurnal Pharmaqueous adalah jurnal ilmu kefarmasian Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap yang terbit 2 kali dalam setahun pada bulan Mei dan November. Jurnal Pharmaqueous menerima
artikel hasil penelitian dosen atau mahasiswa yang belum pernah dipublikasi sebelumnya. Artikel yang dimuat
mencakup semua aspek dalam ilmu farmasi meliputi Teknologi Farmasi, Farmasi Komunitas, Farmasi Klinik,
Farmasi Bahari dan Farmasi Bahan Alam. Artikel yang masuk akan direview oleh tim editor Jurnal
Pharmaqueous yang berasal dari dalam dan luar Prodi Farmasi Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
Format yang harus diikuti :
1. Naskah diketik dalam MS Word, dengan font Centaur 12 point, spasi satu, kertas HVS ukuran A4,
maksimal 10 halaman. Margin untuk atas, kiri, kanan, dan bawah masing-masing 4,4,3, dan 3.
2. Judul dalam bahasa Indonesia, font Trebuchet MS 12 point, posisi tengah, cetak tebal, bahasa latin
dengan cetak miring. Nama penulis : font Centaur 11 point, posisi tengah, cetak normal. Asal institusi :
font Centaur 11 point, posisi tengah, cetak miring. Penulis mencantumkan semua pihak yang terlibat baik
dalam penelitian maupun penulisan, meliputi nama lengkap (tanpa gelar).
3. Format naskah mengikuti urutan sebagai berikut :
a. Abstrak
Abstrak ditulis dalam satu paragraph, maksimal 250 kata, ditulis dengan font Centaur 11
point, rata kanan kiri, cetak normal, dan bahasa latin cetak miring. Isi abstrak mencakup tujuan
penelitian, metode, hasil, dan kesimpulan. Tulisan abstrak : font Trebuchet MS 11 point, posisi
tengah, cetak tebal. Tulisan kata kunci : font Trebuchet MS 11 point, cetak tebal,
b. Pendahuluan
Mencantumkan latar belakang dan tujuan penelitian. Judul subbab : font Trebuchet MS 12
point, posisi rata kanan kiri, huruf capital dan cetak tebal. Isi subbab : font Centaur 11 point, posisi
rata kanan kiri, dibuat dua kolom, cetak normal, tulisan asing cetak miring, tiap paragraf dibuat
menjorok.
c. Metodologi Penelitian
Mencantumkan metode atau teknik penelitian, alat-alat khusus yang diperlukan dalam
penelitian, teknik sampling dan cara analisis data secara jelas, sehingga dapat dimengerti dan diulang
oleh peneliti lain.
d. Hasil dan Pembahasan
Mencantumkan hasil penelitian yang berupa data-data dalam bentuk susunan kalimat, tabel,
grafik atau gambar. Untuk tabel, grafik atau gambar, penomoran harus jelas dan berurutan. Untuk
tabel, keterangan ditulis di atas tabel, sementara untuk grafik dan gambar keterangannya dituliskan di
bawah. Keterangan tabel, grafik dan gambar ditulis dengan font Centaur 10point, posisi rata tengah.
Tulisan atau angka dalam tabel juga ditulis dengan font Centaur 10point, Tampilan gambar dan tabel
harus jelas dan proporsional.
e. Kesimpulan
Singkat, padat, dan jelas. Ada kaitannya dengan tujuan penelitian.
f. Ucapan Terimakasih
Diberikan kepada instansi maupun pihak yang telah mendukung penelitian tersebut.
g. Daftar Pustaka
Penulisan pustaka di dalam teks yaitu dengan menuliskan (nama penulis, tahun), untuk dua
penulis dituliskan semua, jika lebih dari dua maka yang ditulis hanya penulis pertama (nama penulis
pertama, dkk., tahun).

79
J. Pharmaqueous Vol. 1 No. 1 November 2017

Contoh penulisan daftar pustaka :


1) Jurnal atau tabloid ilmiah berkala
Format : peneliti 1, peneliti 2, peneliti 3, Tahun, Judul Artikel, Nama jurnal, volume, edisi :
halaman.
Contoh:
Diaz, D.D., Converso, A., Sharpless, K.B., Finn, M.G., 2006, 2-6-Dichloro-9-thiabicyclo
[3.3.1] nonane : Multigram Display of Azide and Cyanide Components on a
Versilite Scaffold, Molecules, 11: 212-218.
2) Buku
Format : penulis 1, penulis 2, penulis 3, Tahun,Judul Buku, edisi, penerbit, kota: halaman.
Contoh:
Desiraju, G.R. dan Steiner, T., 1999,The Weak Hydrogen Bond in Structural Chemistry
and Biology, 2nd ed, Oxford University Press, New York: 10-25.
3) Chapter (bagian) dari buku
Format : Penulis dalam chapter buku, Tahun, Judul chapter, dalam Judul buku, editor, penerbit,
kota: halaman.
Contoh:
Che Man, Y.B., Syahariza, Z.A., Rohman, A., 2010, Chapter 1. Fourier transform
infrared (FTIR) spectroscopy : development, techniques, and application in
the analyses of fats and oils, in Fourier Transform Infrared Spectroscopy,
edited by Oliver J. Ress, Nova Science Publishers, New York: 1-26.
4) Artikel dan Proceeding Seminar
Format : peneliti 1, peneliti 2, peneliti 3, Tahun, Judul artikel. Proceeding dari seminar (nama
seminar), tempat seminar, tanggal seminar, editor, penerbit: halaman.
Contoh:
Zhang, Z., Chen, H., Zhong, J., 2006, ZnO Nanotip-based QCM Biosensors. In
Proceeding of the IEEE International Frequency Control Symposium and
Exposition, Miami, FL, USA: 545-549.
5) Tesis atau Disertasi
Format : Peneliti, Tahun, Judul tesis/disertasi,Tesis/Disertasi, Nama universitas.
Contoh:
Fransizka, M., 2005, Evolutionary Dynamics of Cancer,Thesis, Havard University
Cambridge, Massachusetts.
6) Pustaka on line
Format : Peneliti, Tahun, Judul artikel on line, Nama tabloid atau alamat web, Tanggal akses on
line.
Contoh:
WHO, 2015. Noncommunicable Diseases Prematurely Take 16 Million Lives
Annually, WHO urges more action. Diakses dari www.who.int pada tanggal
14 Mei 2015 pukul 10.45 WIB.

80

Anda mungkin juga menyukai