JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
ABSTRACT
Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) is one of considerable potential medicinal plants,
especially as anticancer herbal medicine. In Indonesia, this plant grows throughout the island
of Java, in part of Kalimantan, Sumatra and Papua. The development of Keladi tikus plants
to provide raw material to meet public demand is constrained with the quality of the plants
that is not standardized yet. DNA marker technique has been widely used for identification of
standardization and diversity of varieties. The aims of this research were to isolate DNA from
17 accessions of Keladi tikus from various regions in Indonesia and to amplify the DNA using
ISSR primers. The results obtained were 17 accessions of Keladi tikus that had been
isolated using the modified CTAB method. Amplifications were done by using SBLT2 and
SBLT8 primers that facilitated the appearance of the polymorphism bands on the 17
accessions of Keladi tikus. Thus, SBLT2 and SBLT8 primers can be used to identify genetic
variations of Keladi Tikus.
ABSTRAK
Keladi tikus (Typonium flagelliforme) merupakan salah satu tanaman obat yang cukup
potensial khususnya sebagai obat herbal antikanker. Tanaman ini di Indonesia tersebar di
sepanjang Pulau Jawa, sebagian Kalimantan, Sumatera dan Papua. Pengembangan tanaman
keladi tikus untuk memenuhi bahan baku kebutuhan masyarakat saat ini terkendala pada mutu
tanaman tersebut yang belum terstandar. Teknik penanda DNA telah banyak digunakan untuk
standarisasi dan identifikasi keragaman varietas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengisolasi DNA dari 17 aksesi Keladi tikus dari berbagai daerah di Indonesia dan
mengamplifikasi DNA tersebut dengan primer ISSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17
aksesi keladi tikus telah dapat diisolasi dengan menggunakan metode CTAB yang
dimodifikasi. Amplifikasi dilakukan dengan primer SBLT2 dan SBLT8 yang mampu
memunculkan pita-pita polimorfisme pada ke 17 aksesi Keladi tikus. Primer SBLT2 dan SBLT8
dapat digunakan untuk identifikasi variasi genetic Keladi tikus.
Kata Kunci: Keladi tikus, Typonium flagelliforme, ISSR, tanaman obat, amplifikasi
42
Isolasi dan Amplifikasi DNA Keladi Tikus... Hikmatyar et al.
43
J Bioteknol Bios Indon – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 42-48
Tabel 1. Aksesi 17 Keladi tikus dari berbagai daerah di membalikkan tabung mikro di atas kertas
Indonesia tissu. Etanol yang masih tersisa di dalam
Aksesi Asal/lokasi
tabung mikro dikeringkan dengan kertas
tissu yang telah digunting membentuk
1 Petulu Agung Bali
2 Bogor Jawa Barat
segitiga lancip. Pelet DNA ditambahkan Tris
3 Suka Raja Baru Ogan Ilir, Sumatera selatan
HCl:EDTA (TE) pH 8 sebanyak 30 µL dan
4 Solok Sumatera Barat
dihomogenkan. DNA hasil isolasi yang
5 Balikpapan
didapat disimpan di lemari pendingin dengan
6 BPTO I Tawangmangu
suhu -20°C sampai akan digunakan.
7 Bank Mandiri Jogjakarta
Pengukuran kualitatif dan kuantitatif DNA
8 Singa Raja, Bali
Pengukuran DNA secara kualitatif
9 Menoreh, Jogjakarta
pada 17 aksesi tanaman Keladi tikus
10 Sukabumi Jawa Barat
dilakukan dengan menggunakan
11 Salatiga Kabupaten Sengon (I)
elektroforesis gel agarosa dan diperiksa di
12 Timbangan Indralaya, Sumatera Selatan bawah UV transilluminator. Sedangkan
13 Ny Mener Ungaran Semarang untuk pengukuran DNA secara kuantitatif
14 Tanjung Bungkak Denpasar Bali dilakukan dengan menggunakan nanodrop
15 Indmira Jogjakarta spektrofotometri dengan perbandingan
16 Matesih, Jogjakarta absorbansi pada 260/280.
17 Merapi Farm Jogjakarta
Amplifikasi DNA dengan penanda ISSR
250 µL dan 2% merkaptoetanol suhu 60°C Amplifikasi DNA dari 17 aksesi
sebanyak 100 µL. Ekstrak daun yang telah tanaman Keladi tikus dilakukan dengan
digerus halus dimasukkan ke tabung mikro menggunakan primer ISSR yaitu primer
dengan menggunakan spatula dan SBLT2 (AG)8T dan SBLT8 (CT)8G (Royani
ditambahkan dapar CTAB sebanyak 250 µL 2012) dengan menggunakan mesin
ke dalam tabung mikro. Polymerase Chain Reaction (PCR).
Sampel dinkubasi dalam water bath Amplifikasi dilakukan pada kondisi:
dengan suhu 60°C selama 30 menit dan denaturasi awal 5 menit pada 94°C,
setiap 10 menit sampel dihomogenkan denaturasi selama 1 menit pada 94°C,
dengan vortex. Sampel diangkat dan annealing primer dilakukan selama 45 detik
ditambahkan larutan Chloroform Isoamyl dengan suhu 52°C. Primer yang digunakan
Alcohol (CIAA) sebanyak 500 µL dan adalah 2 primer ISSR yaitu primer SBLT2
dibolak-balik ±15 menit. Kemudian sampel dan primer SBLT8. Tahap berikutnya ialah
disentrifugasi pada kecepatan 800 rpm elongasi pada suhu 72°C selama 2 menit
selama 10 menit. Larutan supernatan yang dilanjutkan dengan tahap elongasi akhir
terbentuk pada bagian atas sampel pada suhu 72°C selama 5 menit. Hasil
dipindahkan ke tabung mikro yang baru dan produk PCR diperiksa dengan elektroforesis
dihitung volume supernatan yang dengan 1,5% (w/v) gel agarosa. Hasil
dipindahkan. NaCl 5 M sebanyak 250 µL elektroforesis diamati di bawah UV
ditambahkan ke dalam sampel, lalu dikocok transiluminator untuk mengetahui pita yang
perlahan hingga tercampur. Larutan terbentuk.
isopropanol dingin sebanyak 0,6x volume
total sampel (supernatan dan NaCl) HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan ke tabung mikro. Tabung mikro
yang berisi sampel dibolak-balik perlahan- Isolasi DNA tanaman keladi tikus pada
lahan hingga larutan tercampur rata. penelitian ini dilakukan dengan metode
Sampel diinkubasi pada suhu ruang CTAB yang dimodifikasi (Royani 2012).
selama 15 menit, lalu disentrifugasi dengan Penggunaan daun yang masih muda
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit. disebabkan daun muda memiliki tekstur
Supernatan yang terbentuk dibuang dan lunak dan sedikit mengandung serat
sebanyak 200 µL ethanol 80% ditambahkan. sehingga mudah dalam proses penggerusan
Larutan etanol dibuang, pelet DNA yang dan pemurnian DNA (Ardiana 2009). Uji
didapat dikeringkan dengan cara DNA secara kualitatif untuk mengetahui
44
Isolasi dan Amplifikasi DNA Keladi Tikus... Hikmatyar et al.
kualitas DNA yang diisolasi dilakukan Sebagian besar DNA aksesi keladi
dengan elektroforesis gel agarosa 1,5% tikus memiliki kemurnian yang baik (Tabel 2)
(w/v) menggunakan pewarna SYBR safeTM. dengan kemurnian berkisar antara 1,8-2,0.
Elektroforesis memiliki prinsip kerja Hanya ada 4 sampel DNA yang memiliki
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada kemurnian kurang baik. Aksesi dengan
DNA yang bermuatan negatif. DNA yang kemurnian kurang baik yaitu aksesi dari
dialiri arus listrik dari satu kutub ke kutub Balikpapan, Bogor, Solok dan Sukabumi.
yang berlawanan muatannya, maka molekul DNA aksesi Balikpapan memiliki nilai
tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kemurnian di bawah 1,8. Nilai kemurnian
kutub positif (Yuwono 2005). Hasil uji DNA DNA di bawah 1,8 mengindikasikan pada
yang baik dengan elektroforesis ditunjukkan DNA hasil ekstraksi masih terdapat
dengan pita DNA yang tebal dan tampak kontaminan berupa senyawa protein.
sedikit atau tidak ada smear jika Kontaminasi berupa senyawa protein pada
divisualisasikan di atas sinar UV (Sauer et DNA dapat disebabkan oleh tidak adanya
al. 1998). penambahan enzim protease pada protokol
Elektroforegram hasil isolasi DNA 17 isolasi DNA (Kartini 2012).
aksesi Keladi tikus (Gambar 1) menunjukkan DNA aksesi Bogor, Solok dan
hampir seluruh DNA aksesi Keladi tikus Sukabumi memiliki nilai kemurnian di atas
berhasil diisolasi. DNA yang berhasil 2,0. Menurut Fatchiyah et al. (2011) nilai
diisolasi ditunjukkan dengan pita DNA tegas kemurnian DNA di atas 2,0 mengindikasikan
dan jelas yang berpendar di atas gel pada masih terdapat kontaminan berupa RNA. Hal
saat disinari sinar ultraviolet. Smear yang ini mungkin disebabkan pada penelitian ini
nampak di bawah dekat pita DNA tidak dilakukan penambahan ribonuklease.
menunjukkan bahwa DNA yang diisolasi Menurut Kartini (2012) kontaminan berupa
tidak utuh atau patah-patah, sedangkan RNA dapat diatasi dengan penambahan
penampakan smear yang terletak pada ribonuklease. Penambahan ribonuklease
bagian terbawah setiap lajur menunjukkan pada penelitian ini tidak dilakukan karena
adanya kontaminasi berupa RNA. Menurut protokol penambahan enzim melalui banyak
Sauer et al. (1998) smear atau bayangan tahapan-tahapan yang sering kali dapat
yang muncul pada setiap lajur dan terletak mengurangi konsentrasi DNA secara
paling bawah menunjukkan bahwa DNA signifikan.
terkontaminasi RNA.
Elektroforegram hasil isolasi DNA di atas Tabel 2. Aksesi Keladi tikus dan hasil pengukuran
menunjukkan bahwa hampir seluruh sampel kualitatif dan kuantitatif DNA dari 17 aksesi
DNA memiliki kualitas baik, namun ada 2 Rata-rata Rata-rata
sampel DNA asal aksesi Balikpapan dan Aksesi Lokasi Asal Kemur- Konsen-
Sukabumi yang memiliki kualitas kurang baik. nian trasi
Kedua sampel DNA tersebut tidak tampak 1 Petulu Agung Bali 1,82 132,69
adanya pita yang tegas dan jelas pada gel 2 Bogor Jawa Barat 2,02 3302,56
agarosa. Hal ini dapat disebabkan oleh kedua 3 Suka Raja Baru Ogan Ilir, Sumatera Selatan 1,88 975,47
sampel DNA aksesi tersebut memiliki 4 Solok Sumatera Barat 2,13 2762,21
kemurnian dan konsentrasi yang rendah. 5 Balikpapan 1,39 4478,66
Uji keberhasilan DNA yang kedua ialah 6 BPTO I Tawangmangu 1,89 1057,53
uji kuantitatif dengan menggunakan nano drop 7 Bank Mandiri Jogjakarta 1,84 4011,11
spektrofotometri. Prinsip kerja nano drop 8 Singa Raja, Bali 1,93 3667,60
spektrofotometri ialah DNA murni mampu 9 Menoreh, Jogjakarta 1,91 53,53
menyerap cahaya ultraviolet karena adanya 10 Sukabumi Jawa Barat 2,15 1028,49
basa purin dan pirimidin (Fatchiyah et al. 11 Salatiga Kabupaten Sengon (I) 1,93 3878,64
2011). Hasil uji nano drop ialah berupa nilai 12 Timbangan Indralaya, Sumatera Selatan 1,87 960,79
kemurnian DNA pada Å260/Å280 dan nilai 13 Ny Mener Ungaran Semarang 1,84 3995,21
konsentrasi DNA. DNA berkualitas baik 14 Tanjung Bungkak Denpasar Bali 1,95 72,88
berdasarkan uji nano drop memiliki kemurnian 15 Indmira Jogjakarta 1,88 1262,65
1,8-2,0 (Fatchiyah et al. 2011; Sambrook et al. 16 Matesih, Jogjakarta 2,00 1679,70
2001) dan konsentrasi di atas 100 ng/µL. 17 Merapi Farm Jogjakarta 1,85 1951,33
45
J Bioteknol Bios Indon – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 42-48
Gambar 1. Elektroforegram hasil isolasi DNA dari 17 aksesi Keladi tikus. M: marker 1 kb, 1-17: aksesi keladi tikus
Selain melihat kemurnian DNA dari uji (1992) dan Tel-zur et al. (1999)
nano drop juga dapat dilihat konsentrasi menambahkan bahwa penambahan NaCl
DNA hasil isolasi. Sebagian besar sampel dengan konsentrasi di atas 1M dapat
DNA yang diisolasi memiliki konsentrasi meningkatkan kelarutan polisakarida
yang sangat tinggi, hanya ada 2 sampel sehingga lebih mudah untuk dihilangkan dari
DNA (aksesi Menoreh dan Tanjung DNA. Berdasarkan hal tersebut maka pada
Bungkak) yang memiliki konsentrasi yang protokol isolasi DNA ditambahkan NaCl
sangat rendah dengan nilai berturut-turut dengan konsentrasi 5M.
53,53 ng/µL dan 72,88 ng/µL. Senyawa lain dari tanaman Keladi
Hasil uji DNA secara kualitatif dan tikus yang dapat menghambat kemurnian
kuantitatif sebagian besar menunjukkan DNA ialah polifenol dan protein. Polifenol
bahwa DNA yang diisolasi dengan metode dapat diatasi dengan PVPP dan
modifikasi CTAB pada penelitian ini memiliki merkaptoetanol yang terdapat pada
beberapa kelemahan dan kelebihan. komposisi dapar ekstraksi (Khanuja et al.
Kelebihan metode CTAB ini adalah mampu 1999). Kontaminasi protein dapat diatasi
mengurangi senyawa polisakarida dan dengan Kloroform isoamilalkohol. Kloroform
senyawa metabolit sekunder. Hal ini sangat isoamilalkohol mampu menghilangkan
terlihat dari data kemurnian DNA aksesi senyawa protein tanpa mendenaturasi DNA
keladi tikus (Tabel 2) yang menunjukkan karena DNA merupakan senyawa hidrofilik
bahwa sebagian besar memiliki nilai yang yang tidak larut dalam pelarut organik.
baik, yaitu berkisar antara 1,8-2,0. Hal ini Kemampuan deproteinasi kloroform
sesuai dengan hasil penelitian Khanuja et al. didasarkan atas kemampuan kloroform
(1999) bahwa isolasi DNA menggunakan untuk mendenaturasi rantai polipeptida yang
metode CTAB dimodifikasi dengan bahan sebagian masuk atau termobilisasi pada
tanaman penghasil senyawa metabolit interfase air-klorofom. Isoamilalkohol
sekunder yang tinggi mampu menghasilkan memiliki fungsi sebagai emulsifier, yaitu
kualitas DNA yang baik. Kualitas DNA yang meningkatkan luas tegangan permukaan
baik dibuktikan kembali dengan amplifikasi dari air-kloroform agar proses deproteinasi
yang menghasilkan pola pita yang sangat semakin maksimal (Agrawal 2008).
jelas. DNA dimurnikan kembali dengan
Masalah yang dihadapi pada isolasi proses presipitasi. Presipitasi bertujuan
DNA pada tanaman Keladi tikus ialah untuk mengendapkan DNA dan
senyawa metabolit sekunder yang sering kali memisahkannya dari senyawa garam-garam
mengurangi kemurnian DNA. Senyawa mineral dan sisa-sisa CTAB. Senyawa-
polisakarida merupakan salah satu senyawa senyawa tersebut dapat mengganggu
yang dapat mengganggu kemurnian DNA. proses enzimatis pada tahap PCR (Weising
Menurut Khanuja et al. (1999) polisakarida et al. 1995). Proses presipitasi DNA
dapat diatasi dengan penambahan NaCl dilakukan dua kali dengan menggunakan
dengan konsentrasi yang tinggi. Fang et al. larutan isopropanol dingin dan etanol 80%.
46
Isolasi dan Amplifikasi DNA Keladi Tikus... Hikmatyar et al.
Gambar 2. Elektroforegram hasil amplifikasi DNA 17 aksesi tanaman Keladi tikus menggunakan primer SBLT2 (atas)
dan SBLT8 (bawah), M: Marker 1 kb, 1-17: aksesi keladi tikus)
47
J Bioteknol Bios Indon – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 42-48
48