Anda di halaman 1dari 7

VOLUME 2  NOMOR 2  DESEMBER 2015 ISSN 2442 - 2606

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

ISOLASI DAN AMPLIFIKASI DNA KELADI TIKUS (Thyponium


flagelliform) UNTUK IDENTIFIKASI KERAGAMAN GENETIK
Isolation and amplification of Keladi tikus (Thyponium flagelliform) DNA for
identification of genetic variation
1 2, 1
Mohamad Fazri Hikmatyar , Juwartina Ida Royani *, Dasumiati
1
Jurusan Bioteknologi, Fakultas Teknologi dan Sains,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan
2
Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Gedung 630 Kawasan PUSPIPTEK,
Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314
*E-mail: juwartina.ida@bppt.go.id

ABSTRACT
Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) is one of considerable potential medicinal plants,
especially as anticancer herbal medicine. In Indonesia, this plant grows throughout the island
of Java, in part of Kalimantan, Sumatra and Papua. The development of Keladi tikus plants
to provide raw material to meet public demand is constrained with the quality of the plants
that is not standardized yet. DNA marker technique has been widely used for identification of
standardization and diversity of varieties. The aims of this research were to isolate DNA from
17 accessions of Keladi tikus from various regions in Indonesia and to amplify the DNA using
ISSR primers. The results obtained were 17 accessions of Keladi tikus that had been
isolated using the modified CTAB method. Amplifications were done by using SBLT2 and
SBLT8 primers that facilitated the appearance of the polymorphism bands on the 17
accessions of Keladi tikus. Thus, SBLT2 and SBLT8 primers can be used to identify genetic
variations of Keladi Tikus.

Keywords: Typonium flagelliforme, Keladi tikus, ISSR, medicinal plant, amplification

ABSTRAK
Keladi tikus (Typonium flagelliforme) merupakan salah satu tanaman obat yang cukup
potensial khususnya sebagai obat herbal antikanker. Tanaman ini di Indonesia tersebar di
sepanjang Pulau Jawa, sebagian Kalimantan, Sumatera dan Papua. Pengembangan tanaman
keladi tikus untuk memenuhi bahan baku kebutuhan masyarakat saat ini terkendala pada mutu
tanaman tersebut yang belum terstandar. Teknik penanda DNA telah banyak digunakan untuk
standarisasi dan identifikasi keragaman varietas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengisolasi DNA dari 17 aksesi Keladi tikus dari berbagai daerah di Indonesia dan
mengamplifikasi DNA tersebut dengan primer ISSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17
aksesi keladi tikus telah dapat diisolasi dengan menggunakan metode CTAB yang
dimodifikasi. Amplifikasi dilakukan dengan primer SBLT2 dan SBLT8 yang mampu
memunculkan pita-pita polimorfisme pada ke 17 aksesi Keladi tikus. Primer SBLT2 dan SBLT8
dapat digunakan untuk identifikasi variasi genetic Keladi tikus.

Kata Kunci: Keladi tikus, Typonium flagelliforme, ISSR, tanaman obat, amplifikasi

42
Isolasi dan Amplifikasi DNA Keladi Tikus... Hikmatyar et al.

PENDAHULUAN DNA sangat akurat karena dapat


memberikan informasi polimorphisme,
Keladi tikus (Typonium flagelliforme) sebagai komposisi genetik yang unik pada
merupakan tanaman yang termasuk masing-masing spesies, yang tidak
golongan rerumputan yang bentuknya tergantung pada umur dan kondisi fisiologi
menyerupai talas. Tanaman ini di Indonesia seperti faktor lingkungan (Joshi et al. 2004).
tersebar di sepanjang Pulau Jawa, sebagian Teknik penanda DNA ini juga telah banyak
Kalimantan, Sumatera dan Papua (Harfia digunakan untuk mengetahui keaslian
2006). Keladi tikus merupakan salah satu spesies-spesies penting dari tanaman obat
tanaman obat yang potensial khususnya (Joshi et al. 2004). Peneliti dari Cina telah
sebagai obat herbal antikanker, tetapi mengaplikasikan penanda DNA secara
tanaman ini tergolong pendatang baru dalam ekstensif untuk karakterisasi tanaman dari
khasanah pengobatan herbal (Sudewo tanaman obat Cina.
2004). Analisis fitokimia terhadap Keladi Salah satu penanda DNA yang banyak
tikus menunjukkan bahwa terdapat digunakan saat ini adalah penanda Inter
kandungan senyawa alkaloid, saponin, Simple Sequences Repeats (ISSR).
steroid, glikosida, antioksidan (Syahid 2007) Penanda ISSR merupakan salah satu
fitol dan asam lemak (fatty acid) (Choon et penanda dengan motif urutan berulang yang
al. 2008). Senyawa aktif tersebut memiliki mengamplifikasi urutan DNA pada inter-SSR
sifat antineoplastik atau antikanker yang bagian flanked genom secara berlawanan
mampu mencegah, membunuh serta pada area yang dekat dengan urutan
menghambat pertumbuhan dan penyebaran berulang (Zietkiewicz et al. 1994). Penanda
sel kanker. ISSR potensial digunakan untuk mendeteksi
Pengembangan tanaman keladi tikus keragaman genetik tanaman baik pada
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat tingkat intraspesies maupun pada tingkat
ini terkendala pada mutu tanaman tersebut interspesies antara lain keragaman genetik
yang belum terstandar. Hal ini disebabkan gandum di Cina Barat (Hou et al. 2005) dan
penyediaan tanaman keladi tikus masih jarak pagar di India dan Meksiko (Basha dan
dilakukan dengan teknik yang konvensional. Sujatha 2007).
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
ini ialah dengan mengetahui informasi mengisolasi DNA dari 17 aksesi Keladi tikus
keragaman tanaman keladi tikus. dari berbagai daerah di Indonesia dan
Penelitian tanaman keladi tikus mengamplifikasi DNA tersebut dengan
dengan tujuan mengatasi masalah ini telah primer ISSR.
dilakukan. Salah satunya ialah penelitian
yang dilakukan oleh Syahid (2008) BAHAN DAN METODE
mengenai keragaman morfologi,
pertumbuhan, mutu, produksi dan fotokimia Bahan yang digunakan adalah daun
pada tanaman keladi tikus. Hasil penelitian tanaman keladi tikus dari 17 aksesi yang
menunjukkan bahwa penampakan secara berasal dari beberapa daerah di Indonesia
morfologi tidak ada perbedaan sama sekali, Tabel 1.
namun untuk karakter mutu dan fotokimia
sangat berbeda. Isolasi DNA 17 aksesi
Perkembangan identifikasi keragaman Isolasi DNA tanaman keladi tikus
genetik tanaman secara molekuler berbasis dilakukan dengan menggunakan metode
Polymerase Chains Reaction (PCR) menjadi Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide (CTAB)
solusi untuk mendeteksi dan menentukan yang telah di modifikasi (Royani 2012).
keaslian bahan baku tanaman obat. Teknik Sebanyak 17 aksesi tanaman keladi tikus
penanda DNA telah banyak digunakan untuk diisolasi DNA nya dari daun muda. Daun
mengetahui keaslian spesies-spesies dibuang tulang daunnya dan ditimbang
penting dari tanaman obat (Joshi et al. sebanyak 200 mg kemudian digunting
2004). Teknik ini dapat digunakan untuk hingga berukuran kecil dan dimasukkan ke
penentuan sidik jari DNA (DNA dalam lumpang. Daun ditambahkan larutan
fingerprinting) dari tanaman obat dan Poly Vinyl Pyrolidone (PVP) 1% sebanyak
identifikasi keragaman varietas. Penanda 100 µL, dapar CTAB suhu 60°C sebanyak

43
J Bioteknol Bios Indon – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 42-48

Tabel 1. Aksesi 17 Keladi tikus dari berbagai daerah di membalikkan tabung mikro di atas kertas
Indonesia tissu. Etanol yang masih tersisa di dalam
Aksesi Asal/lokasi
tabung mikro dikeringkan dengan kertas
tissu yang telah digunting membentuk
1 Petulu Agung Bali
2 Bogor Jawa Barat
segitiga lancip. Pelet DNA ditambahkan Tris
3 Suka Raja Baru Ogan Ilir, Sumatera selatan
HCl:EDTA (TE) pH 8 sebanyak 30 µL dan
4 Solok Sumatera Barat
dihomogenkan. DNA hasil isolasi yang
5 Balikpapan
didapat disimpan di lemari pendingin dengan
6 BPTO I Tawangmangu
suhu -20°C sampai akan digunakan.
7 Bank Mandiri Jogjakarta
Pengukuran kualitatif dan kuantitatif DNA
8 Singa Raja, Bali
Pengukuran DNA secara kualitatif
9 Menoreh, Jogjakarta
pada 17 aksesi tanaman Keladi tikus
10 Sukabumi Jawa Barat
dilakukan dengan menggunakan
11 Salatiga Kabupaten Sengon (I)
elektroforesis gel agarosa dan diperiksa di
12 Timbangan Indralaya, Sumatera Selatan bawah UV transilluminator. Sedangkan
13 Ny Mener Ungaran Semarang untuk pengukuran DNA secara kuantitatif
14 Tanjung Bungkak Denpasar Bali dilakukan dengan menggunakan nanodrop
15 Indmira Jogjakarta spektrofotometri dengan perbandingan
16 Matesih, Jogjakarta absorbansi pada 260/280.
17 Merapi Farm Jogjakarta
Amplifikasi DNA dengan penanda ISSR
250 µL dan 2% merkaptoetanol suhu 60°C Amplifikasi DNA dari 17 aksesi
sebanyak 100 µL. Ekstrak daun yang telah tanaman Keladi tikus dilakukan dengan
digerus halus dimasukkan ke tabung mikro menggunakan primer ISSR yaitu primer
dengan menggunakan spatula dan SBLT2 (AG)8T dan SBLT8 (CT)8G (Royani
ditambahkan dapar CTAB sebanyak 250 µL 2012) dengan menggunakan mesin
ke dalam tabung mikro. Polymerase Chain Reaction (PCR).
Sampel dinkubasi dalam water bath Amplifikasi dilakukan pada kondisi:
dengan suhu 60°C selama 30 menit dan denaturasi awal 5 menit pada 94°C,
setiap 10 menit sampel dihomogenkan denaturasi selama 1 menit pada 94°C,
dengan vortex. Sampel diangkat dan annealing primer dilakukan selama 45 detik
ditambahkan larutan Chloroform Isoamyl dengan suhu 52°C. Primer yang digunakan
Alcohol (CIAA) sebanyak 500 µL dan adalah 2 primer ISSR yaitu primer SBLT2
dibolak-balik ±15 menit. Kemudian sampel dan primer SBLT8. Tahap berikutnya ialah
disentrifugasi pada kecepatan 800 rpm elongasi pada suhu 72°C selama 2 menit
selama 10 menit. Larutan supernatan yang dilanjutkan dengan tahap elongasi akhir
terbentuk pada bagian atas sampel pada suhu 72°C selama 5 menit. Hasil
dipindahkan ke tabung mikro yang baru dan produk PCR diperiksa dengan elektroforesis
dihitung volume supernatan yang dengan 1,5% (w/v) gel agarosa. Hasil
dipindahkan. NaCl 5 M sebanyak 250 µL elektroforesis diamati di bawah UV
ditambahkan ke dalam sampel, lalu dikocok transiluminator untuk mengetahui pita yang
perlahan hingga tercampur. Larutan terbentuk.
isopropanol dingin sebanyak 0,6x volume
total sampel (supernatan dan NaCl) HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan ke tabung mikro. Tabung mikro
yang berisi sampel dibolak-balik perlahan- Isolasi DNA tanaman keladi tikus pada
lahan hingga larutan tercampur rata. penelitian ini dilakukan dengan metode
Sampel diinkubasi pada suhu ruang CTAB yang dimodifikasi (Royani 2012).
selama 15 menit, lalu disentrifugasi dengan Penggunaan daun yang masih muda
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit. disebabkan daun muda memiliki tekstur
Supernatan yang terbentuk dibuang dan lunak dan sedikit mengandung serat
sebanyak 200 µL ethanol 80% ditambahkan. sehingga mudah dalam proses penggerusan
Larutan etanol dibuang, pelet DNA yang dan pemurnian DNA (Ardiana 2009). Uji
didapat dikeringkan dengan cara DNA secara kualitatif untuk mengetahui

44
Isolasi dan Amplifikasi DNA Keladi Tikus... Hikmatyar et al.

kualitas DNA yang diisolasi dilakukan Sebagian besar DNA aksesi keladi
dengan elektroforesis gel agarosa 1,5% tikus memiliki kemurnian yang baik (Tabel 2)
(w/v) menggunakan pewarna SYBR safeTM. dengan kemurnian berkisar antara 1,8-2,0.
Elektroforesis memiliki prinsip kerja Hanya ada 4 sampel DNA yang memiliki
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada kemurnian kurang baik. Aksesi dengan
DNA yang bermuatan negatif. DNA yang kemurnian kurang baik yaitu aksesi dari
dialiri arus listrik dari satu kutub ke kutub Balikpapan, Bogor, Solok dan Sukabumi.
yang berlawanan muatannya, maka molekul DNA aksesi Balikpapan memiliki nilai
tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kemurnian di bawah 1,8. Nilai kemurnian
kutub positif (Yuwono 2005). Hasil uji DNA DNA di bawah 1,8 mengindikasikan pada
yang baik dengan elektroforesis ditunjukkan DNA hasil ekstraksi masih terdapat
dengan pita DNA yang tebal dan tampak kontaminan berupa senyawa protein.
sedikit atau tidak ada smear jika Kontaminasi berupa senyawa protein pada
divisualisasikan di atas sinar UV (Sauer et DNA dapat disebabkan oleh tidak adanya
al. 1998). penambahan enzim protease pada protokol
Elektroforegram hasil isolasi DNA 17 isolasi DNA (Kartini 2012).
aksesi Keladi tikus (Gambar 1) menunjukkan DNA aksesi Bogor, Solok dan
hampir seluruh DNA aksesi Keladi tikus Sukabumi memiliki nilai kemurnian di atas
berhasil diisolasi. DNA yang berhasil 2,0. Menurut Fatchiyah et al. (2011) nilai
diisolasi ditunjukkan dengan pita DNA tegas kemurnian DNA di atas 2,0 mengindikasikan
dan jelas yang berpendar di atas gel pada masih terdapat kontaminan berupa RNA. Hal
saat disinari sinar ultraviolet. Smear yang ini mungkin disebabkan pada penelitian ini
nampak di bawah dekat pita DNA tidak dilakukan penambahan ribonuklease.
menunjukkan bahwa DNA yang diisolasi Menurut Kartini (2012) kontaminan berupa
tidak utuh atau patah-patah, sedangkan RNA dapat diatasi dengan penambahan
penampakan smear yang terletak pada ribonuklease. Penambahan ribonuklease
bagian terbawah setiap lajur menunjukkan pada penelitian ini tidak dilakukan karena
adanya kontaminasi berupa RNA. Menurut protokol penambahan enzim melalui banyak
Sauer et al. (1998) smear atau bayangan tahapan-tahapan yang sering kali dapat
yang muncul pada setiap lajur dan terletak mengurangi konsentrasi DNA secara
paling bawah menunjukkan bahwa DNA signifikan.
terkontaminasi RNA.
Elektroforegram hasil isolasi DNA di atas Tabel 2. Aksesi Keladi tikus dan hasil pengukuran
menunjukkan bahwa hampir seluruh sampel kualitatif dan kuantitatif DNA dari 17 aksesi
DNA memiliki kualitas baik, namun ada 2 Rata-rata Rata-rata
sampel DNA asal aksesi Balikpapan dan Aksesi Lokasi Asal Kemur- Konsen-
Sukabumi yang memiliki kualitas kurang baik. nian trasi
Kedua sampel DNA tersebut tidak tampak 1 Petulu Agung Bali 1,82 132,69
adanya pita yang tegas dan jelas pada gel 2 Bogor Jawa Barat 2,02 3302,56
agarosa. Hal ini dapat disebabkan oleh kedua 3 Suka Raja Baru Ogan Ilir, Sumatera Selatan 1,88 975,47
sampel DNA aksesi tersebut memiliki 4 Solok Sumatera Barat 2,13 2762,21
kemurnian dan konsentrasi yang rendah. 5 Balikpapan 1,39 4478,66
Uji keberhasilan DNA yang kedua ialah 6 BPTO I Tawangmangu 1,89 1057,53
uji kuantitatif dengan menggunakan nano drop 7 Bank Mandiri Jogjakarta 1,84 4011,11
spektrofotometri. Prinsip kerja nano drop 8 Singa Raja, Bali 1,93 3667,60
spektrofotometri ialah DNA murni mampu 9 Menoreh, Jogjakarta 1,91 53,53
menyerap cahaya ultraviolet karena adanya 10 Sukabumi Jawa Barat 2,15 1028,49
basa purin dan pirimidin (Fatchiyah et al. 11 Salatiga Kabupaten Sengon (I) 1,93 3878,64
2011). Hasil uji nano drop ialah berupa nilai 12 Timbangan Indralaya, Sumatera Selatan 1,87 960,79
kemurnian DNA pada Å260/Å280 dan nilai 13 Ny Mener Ungaran Semarang 1,84 3995,21
konsentrasi DNA. DNA berkualitas baik 14 Tanjung Bungkak Denpasar Bali 1,95 72,88
berdasarkan uji nano drop memiliki kemurnian 15 Indmira Jogjakarta 1,88 1262,65
1,8-2,0 (Fatchiyah et al. 2011; Sambrook et al. 16 Matesih, Jogjakarta 2,00 1679,70
2001) dan konsentrasi di atas 100 ng/µL. 17 Merapi Farm Jogjakarta 1,85 1951,33

45
J Bioteknol Bios Indon – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 42-48

Gambar 1. Elektroforegram hasil isolasi DNA dari 17 aksesi Keladi tikus. M: marker 1 kb, 1-17: aksesi keladi tikus

Selain melihat kemurnian DNA dari uji (1992) dan Tel-zur et al. (1999)
nano drop juga dapat dilihat konsentrasi menambahkan bahwa penambahan NaCl
DNA hasil isolasi. Sebagian besar sampel dengan konsentrasi di atas 1M dapat
DNA yang diisolasi memiliki konsentrasi meningkatkan kelarutan polisakarida
yang sangat tinggi, hanya ada 2 sampel sehingga lebih mudah untuk dihilangkan dari
DNA (aksesi Menoreh dan Tanjung DNA. Berdasarkan hal tersebut maka pada
Bungkak) yang memiliki konsentrasi yang protokol isolasi DNA ditambahkan NaCl
sangat rendah dengan nilai berturut-turut dengan konsentrasi 5M.
53,53 ng/µL dan 72,88 ng/µL. Senyawa lain dari tanaman Keladi
Hasil uji DNA secara kualitatif dan tikus yang dapat menghambat kemurnian
kuantitatif sebagian besar menunjukkan DNA ialah polifenol dan protein. Polifenol
bahwa DNA yang diisolasi dengan metode dapat diatasi dengan PVPP dan
modifikasi CTAB pada penelitian ini memiliki merkaptoetanol yang terdapat pada
beberapa kelemahan dan kelebihan. komposisi dapar ekstraksi (Khanuja et al.
Kelebihan metode CTAB ini adalah mampu 1999). Kontaminasi protein dapat diatasi
mengurangi senyawa polisakarida dan dengan Kloroform isoamilalkohol. Kloroform
senyawa metabolit sekunder. Hal ini sangat isoamilalkohol mampu menghilangkan
terlihat dari data kemurnian DNA aksesi senyawa protein tanpa mendenaturasi DNA
keladi tikus (Tabel 2) yang menunjukkan karena DNA merupakan senyawa hidrofilik
bahwa sebagian besar memiliki nilai yang yang tidak larut dalam pelarut organik.
baik, yaitu berkisar antara 1,8-2,0. Hal ini Kemampuan deproteinasi kloroform
sesuai dengan hasil penelitian Khanuja et al. didasarkan atas kemampuan kloroform
(1999) bahwa isolasi DNA menggunakan untuk mendenaturasi rantai polipeptida yang
metode CTAB dimodifikasi dengan bahan sebagian masuk atau termobilisasi pada
tanaman penghasil senyawa metabolit interfase air-klorofom. Isoamilalkohol
sekunder yang tinggi mampu menghasilkan memiliki fungsi sebagai emulsifier, yaitu
kualitas DNA yang baik. Kualitas DNA yang meningkatkan luas tegangan permukaan
baik dibuktikan kembali dengan amplifikasi dari air-kloroform agar proses deproteinasi
yang menghasilkan pola pita yang sangat semakin maksimal (Agrawal 2008).
jelas. DNA dimurnikan kembali dengan
Masalah yang dihadapi pada isolasi proses presipitasi. Presipitasi bertujuan
DNA pada tanaman Keladi tikus ialah untuk mengendapkan DNA dan
senyawa metabolit sekunder yang sering kali memisahkannya dari senyawa garam-garam
mengurangi kemurnian DNA. Senyawa mineral dan sisa-sisa CTAB. Senyawa-
polisakarida merupakan salah satu senyawa senyawa tersebut dapat mengganggu
yang dapat mengganggu kemurnian DNA. proses enzimatis pada tahap PCR (Weising
Menurut Khanuja et al. (1999) polisakarida et al. 1995). Proses presipitasi DNA
dapat diatasi dengan penambahan NaCl dilakukan dua kali dengan menggunakan
dengan konsentrasi yang tinggi. Fang et al. larutan isopropanol dingin dan etanol 80%.

46
Isolasi dan Amplifikasi DNA Keladi Tikus... Hikmatyar et al.

Gambar 2. Elektroforegram hasil amplifikasi DNA 17 aksesi tanaman Keladi tikus menggunakan primer SBLT2 (atas)
dan SBLT8 (bawah), M: Marker 1 kb, 1-17: aksesi keladi tikus)

Tahapan presipitasi ini pada prinsipnya digunakan untuk penelitian selanjutnya.


ialah menurunkan kelarutan DNA dalam air. Hasil amplifikasi DNA 17 aksesi tanaman
Isopropanol dingin dapat mengurangi aktivitas Keladi tikus dapat dilihat pada Gambar 2.
molekul air dan mampu menghilangkan Semua DNA dari 17 aksesi Keladi tikus
molekul air dalam larutan DNA sehingga DNA dapat teramplifikasi pada pemakaian primer
dapat terpresipitasi (Surzycki 2000). Residu- SBLT2. Pada pemakaian primer SBLT8,
residu garam yang terlibat dalam proses hanya 1 aksesi yaitu aksesi Tanjung
ekstraksi bersifat kurang larut dalam Bungkak Denpasar Bali tidak dapat
isopropanol. Residu garam tersebut dapat teramplifikasi. Hal ini dapat dilihat dengan
terpresipitasi bersama DNA, oleh sebab itu tidak adanya pita pada aksesi tersebut
dibutuhkan pemurnian kembali menggunakan meskipun sudah diulang beberapa kali.
etanol 80% (Ausubel et al. 2003). Menurut Wang et al. (2009), pita DNA
Berdasarkan hasil uji kualitatif dan uji hanya akan teramplifikasi bila urutan DNA
kuantitatif DNA menunjukkan bahwa tidak pada urutan primer cocok dengan urutan
semua sampel DNA memiliki kualitas dan basa pada bagian inter mikrosatelit genom
kuantitas yang baik, namun sampel DNA ini tanaman sampel. Sedangkan menurut
tetap dilanjutkan ke proses amplifikasi untuk Tingey et al. (1994) keberhasilan amplifikasi
mengetahui DNA yang diisolasi dapat ditentukan oleh ada atau tidaknya urutan
diperbanyak dan dapat digunakan pada DNA yang komplemen atau homolog dengan
penelitian selanjutnya. Padmadi (2009) urutan pada primer. Ditambahkan oleh
menyatakan bahwa sampel DNA yang Weeden et al. (1992) bahwa keberhasilan
digunakan pada analisis PCR khususnya primer dalam mengamplifikasi dan
dalam penanda yang dominan tidak harus menghasilkan pita polimorfik juga ditentukan
merupakan DNA murni. Hal ini sesuai oleh ada atau tidak adanya serta adanya
dengan hasil penelitian Kartini (2012) bahwa distribusi situs pengenalan annealing primer
DNA dengan kemurnian 1,12-1,64 juga pada template DNA.
mampu teramplifikasi dan menghasilkan Pada penelitian ini pita-pita yang
pola pita amplifikasi yang jelas. terbentuk dari hasil amplifikasi juga terlihat jelas
Amplifikasi DNA Keladi tikus dengan pada pemakaian primer SBLT2 dan SBLT8 dan
menggunakan primer ISSR dilakukan untuk menunjukkan pita-pita polimorfisme yang dapat
membuktikan bahwa DNA yang diisolasi digunakan untuk penelitian keragaman genetik
masih mampu untuk diperbanyak dan dapat tanaman selanjutnya.

47
J Bioteknol Bios Indon – Vol 2 No 2 Thn 2015 Hal 42-48

KESIMPULAN Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor
Ke-17 aksesi tanaman Keladi tikus Khanuja SPS, Shasany KA, Darokar S,
telah berhasil di isolasi DNA nya dengan Kumar (1999) Rapid Isolation of
menggunakan metode modifikasi CTAB dan DNA from Dry and Fresh Samples of
berhasil diamplifikasi dengan primer SBLT 2 Plants Producing Large Amounts of
dan SBLT 8. Hasil penelitian ini dapat Secondary Metabolites and
dilanjutkan pada penelitian selanjutnya untuk Essential Oil. Plant Mol Biol Rep
mengetahui keragaman genetik tanaman 17:74-74
Keladi tikus. Padmadi B (2009) Identifikasi sifat aroma
tanaman padi menggunakan marka
DAFTAR PUSTAKA berbasis gen aromatik. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu
Agrawal S (2008) Techniques in Molecular Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Biology. International Book And Bogor, Bogor
Distrubuting Co. India Royani JI (2012) Pengaruh Iradiasi Sinar
Ardiana DW (2009) Teknik isolasi DNA Gamma Cobalt 60 Terhadap
genom tanaman papaya dan jeruk Perubahan Karakter Morfologi,
dengan menggunakan modifikasi bufer Molekuler dan Senyawa Aktif
CTAB. Bul Teknik Pertanian 14:12-16 Tanaman Sambiloto (Andrographis
Ausubel FM, Brent R, Kingston RE, Moore paniculata (Burm.f.) Wallich Ex Ness.
DD, Seidman JG, Smith JA, Struhl K Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Institut
(2003) Current Protocols in Molecular Pertanian Bogor, Bogor
Biology Vol 3. John Wiley and Sons. Sauer PM, Muller, Kang J (1998)
New York Quantitation DNA. Qiagen News 2:23-
Choon SL, Rosemal HMH, Nair NK, Majid 26
MIA, Mansor SM, Navaratnam V, Sudewo B (2004) Tanaman Obat Populer
(2008) Typhonium flagelliforme inhibits Penggempur Aneka Penyakit. PT.
cancer cell growth in vitro and induces Agromedia Pustaka. Jakarta.
apoptosis: An evaluation by the Surzycki SJ (2000) Basic Techniques in
bioactivity guided approach. J Molecular Biology. Springer-Verlag
Ethnopharm 118:14-20 Publisher 3-540-66678-8
Faatih M (2009) Isolasi dan Digesti DNA Syahid SF (2007) Pertumbuhan, produksi,
Kromosom. J Penelitian Sains analisa mutu dan fitokimia keladi
Teknol:61-67 tikus (Thyponium flagelliforme) asal
Fang DQ, Roose ML, Krueger RR, Federici kultur kalus. Balai Penelitian
CT (1997) Fingerprinting of trifoliate Tanaman Obat dan Aromatik. (Belum
orange germ plasm accessions with dipublikasi)
isozymes, RFLPs and inter-simple Syahid SF (2008) Keragaman Morfologi
sequence repeat marker. Theor Appl Pertumbuhan, Produksi, Mutu dan
Genet 95:211-219 Fitokimia Keladi Tikus (Typonium
Fatchiyah A, Widyarti LE, Rahayu S (2011) Flagelliforme Lodd.) Blume Asal
Biologi Molekular Prinsip Dasar Variasi Somaklonal. J Penelitian
Analisis. Erlangga. Malang Tanaman Industri 14:113-118
Harfia M (2006) Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Tel-zur N, Abbo S, Myslabodski D, Mizrahi Y
50% Umbi Keladi Tikus (Typhonium (1999) Modified CTAB procedure for
flagelliforme (Lood) Bl) terhadap Sel DNA isolation from epiphytic cacti of
Kanker Payudara (MCF-7 Cell line) genera hylocereus and selenicereus
secara In-Vitro. Puslitbang Biomedis (Cactaceae). Plant Mol Biol Rep
dan Farmasi, Badan Litbang 17:249-254
Kesehatan Weising K, Nybom H, Wolff K, Meyer W
Kartini AR (2012) Karakterisasi Molekular (1995). DNA fingerprinting in plants
Padi Transgenik dengan Beberapa and fungi. CRC Press. Boca Raton
Metode Isolasi DNA. Skripsi. Yuwono T (2009) Biologi Molekular.
Departemen Biokimia. Fakultas Erlangga, Jakarta

48

Anda mungkin juga menyukai