Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IBADAH AKHLAK DAN MUAMALAH

Makalah Ini Dususun Guna Memenuhi Tugas UTS Ibadah Akhlak Dan Muamalah
Dosen Pengampu : Hajar Nur Setyowati, S.S.,S. Th,I.M.A

Disusun Oleh :

Nama : Widya Ningsih. Ramli


Nim : 2011201007
Hari, Tanggal : Senin, 29 November 2021
Program Studi : S1- Bioteknologi
Fakultas : Sains Dan Teknologi

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI S-1


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Haji ” tepat waktu.
Makalah “ Ibadah Akhlak Dan Muamalah” disusun guna memenuhi tugas Ibu
Hajar Nur Setyowati, S.S.,S. Th,I.M.A. Pada mata kuliah Ibadah Akhlak Dan
Muamalah di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “ Haji ”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Hajar Nur
Setyowati, S.S.,S. Th,I.M.A. Selaku dosen mata kuliah Ibadah Akhlak Dan Muamalah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Yogyakarta, 29 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB 1 ................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4

B. Tujuan .................................................................................................................... 5

C. Manfaat .................................................................................................................. 5

BAB II ................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6

A. Pengertian Ibadah Haji ........................................................................................... 6

B. Syarat-Syarat dalam Haji ....................................................................................... 7

C. Rukun-Rukun Dan Wajib Haji.............................................................................. 8

D. Jenis Jenis Haji ......................................................................................................... 9

BAB III............................................................................................................................. 11

PENUTUP ........................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11

B. Saran .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji sendiri sudah ada sejak Nabi Adam As. Beliau bersama Siti
Hawa atas perintah Allah SWT melaksanakan ibadah di tempat tersebut
(Mekkah), kemudian disusul Nabi Ibrahim A.s. dan Nabi Islamail A.s. Yang
dikenal sebagai Bapak para Nabi dan Rasul dan di teruskan Nabi Muhammad
SAW yang berlangsung sampai sekarang. Haji merupakan salah satu ibadah
wajib yang di cantumkan dalam rukun Islam, dengan tempat yang sudah
ditentukan oleh Allah SWT yang bertempat di tanah Arab.

Ibadah haji adalah suatu ibadah yang memerlukan kebulatan tekad


dan kesungguhan hati. Kebulatan tekad untuk meninggalkan kampung
halaman beserta keluarga tercinta dan kesungguhan hati untuk meninggalkan
segala tingkah laku yang tidak baik. Haji diwajibkan bagi setiap muslim,
dengan syarat “bagi yang mampu”. Mampu baik secara fisik dan materi. Dan
yang lebih penting adalah kemampuan untuk menyiapkan diri sebagai tamu
Allah.

Haji adalah suatu ibadah yang tidak membedakan kedudukan dan


status sosial. Prosesi haji dan maknanya demikian penting untuk dikaji, sebab
jangan sampai ibadah ini hanya sebagai ritualnya tanpa mengetahui makna
terdalamnya. Ritual haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang sangat
indah prosesi haji mengandung simbolisasi filosofis yang maknanya sangat
dalam yang dapat menyentuh aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Makna
prosesi haji apabila dihayati dan diamalkan secara baik dan benar, maka akan
mampu memberikan kesejukan, kecintaan, kebenaran dan keadilan kepada
umat manusia. Dengan demikian akan tercipta kedamaian di muka bumi.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tata cara haji dan guna memenuhi
tugas Ujian Tengah Semester Ibadah Akhlak dan Muamalah.
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar dapat mengetahui bagaimana
tata cara pelaksanaan ibadah hati dan syarat-syarat haji
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah Haji


Menurut bahasa, Haji (Arab), berarti mengunjungi, ziarah, atau menuju
ke suatu lokasi yang tertentu. Menurut isti’lah pada syara’, Haji berarti
mengunjungi ka’bah (Baitullah) di Mekkah dalam waktu tertentu, kemudian
disertai dengan perbuatan-perbuatan yang tertentu pula. (Matdawam, 1986:
20). Sedangkan menurut KBBI Haji adalah rukun Islam kelima (kewajiban
ibadah) yg harus dilakukan oleh orang Islam yg mampu mengunjungi Ka’bah
pada bulan Haji dan mengerjakan amalan haji, seperti ihram, tawaf, sai, dan
wukuf. Pengertian haji yang di jabarkan di atas sesuai dengan pengertian
firman Allah SWT.

َ ً‫ َ ِلنَّا ِس َوأ ل ا َبة‬: ‫) منًا )البقرة‬


َ َ ‫ب ي َت‬
‫ إ‬125 ‫مث نَا ال ل َج َع ِذ َو‬

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat


berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman.” (Q.S. Al-Baqarah : 125).

Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang
mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun
Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah
dan ijma’ (kesepakatan para ulama).

Muhammad Sholikhin dalam bukunya juga menjelaskan bahwa arti


kata “Haji” secara lughawi (bahasa) adalah berziarah, berkunjung atau
berwisata suci. Dalam istilah fiqh, haji memiliki makna perjalanan seseorang
ke Ka‟bah guna menjalankan ritual-ritual ibadah haji dengan cara dan waktu
yang telah ditentukan (Sulaiman Al Bijairami, Hasyiah Al Bujairami Ala- Al
Minhaj 6/10). Menurut Imam Asy-Syafi‟i, bulan-bulan haji adalah Syawal,
Dzulqa‟dah, dan 10 hari pada permulaan Dzulhijjah. Dalam arti, niat haji
seseorang harus ada di bulan-bulan tersebut. Pekerjaan yang diniatinya menjadi
ibadah umrah jika tidak dalam bulan itu. Tempat pelaksanaan Haji adalah
Mekkah, Arafah, Mina dan Muzdalifah yang semuanya berada dalam kawasan
Al Masy‟ar Al Haraam. Disebut demikian karena tempat ini penuh dengan
mercusuar kesucian Ilahi. Ritualnya dimulai saat miqat, ihram selama haji
berlangsung, tawaf di Baitullah, sa‟i diantara bukit Shafa dan Marwah, wukuf
di Arafah, mabit (bermalam) di Mina dan Muzdalifah, melontar jumrah di
Mina, dan tahallul di akhirnya. Kewajiban haji ini hanya sekali seumur hidup,
sedangkan haji yang kedua, ketiga dan seterusnya merupakan sunnah.

B. Syarat-Syarat dalam Haji


1). Islam
Setiap dari kita (orang Islam) berkewajiban untuk menunaikan ibadah haji jika
telah terpenuhi semua persyaratan-persyaratannya. Dan jelas pula bahwa orang
non Muslim tidak berkewajiban untuk menunaikan ibadah haji, sehingga jika
ada di antara mereka yang ikut melaksanakan ibadah haji, maka ibadah haji
mereka dianggap tidak sah.

2). Baligh

Dengan demikian anak kecil (belum baligh) yang diajak bersama oleh orang
tuanya untuk menunaikan ibadah haji, maka kewajiban ibadah haji tersebut
belum gugur atas dirinya. Sehingga ia tetap berkewajiban untuk
menunaikannya saat ia telah memasuki masa akil baligh nanti

3). Berakal

Artinya, setiap orang muslim yang waras, tidak mengalami gangguan mental
dan kejiwaan, maka ia berkewajiban untuk menunaikan ibadah haji.

4). Mampu atau kuasa

Yang meliputi: ketersediaan alat transportasi, bekal, keamanan jalur


perjalanan, dan kemampuan tempuh perjalanan

5). Merdeka

Seorang budak tidak wajib melakukan ibadah haji karena ia bertugas


melakukan kewajiban yang dibebankan tuannya. Disamping itu, budak
termasuk orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu dan lain-lain.
C. Rukun-Rukun Dan Wajib Haji
Rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji.
Jika tidak dikerjakan, maka hajinya tidak sah. Sedangkan wajib haji adalah
kegiatan yang harus dilakukan pada saat ibadah haji, yang jika tidak dikerjakan,
maka penunai haji harus membayar dam (denda).

Adapun rukun haji yaitu :

a. Ihram.
Berihram adalah niat memasuki aktivitas melaksanakan ibadah haji
atau umrah pada waktu dan tempat serta cara tertentu.
b. Wukuf di Arafah.
Waktu wukuf bermula dari saat tergelincirnya matahari (masuknya waktu
dzuhur) tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar hari berikutnya.
c. Tawaf ifadhah.
Thawaf ifadhah adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
d. Sa‟i.
Sa’i adalah berlari-lari kecil di antara bukut Shafa dan bukit Marwah.
e. Tahallul.
Tahallul adalah mencukur rambut atau memotong rambut kepala minimal
tiga helai.
f. Tertib.
Tertib adalah mengerjakan rukun-rukun haji secara urut mulai dari thawaf
sampai tahallul.

Adapun wajib haji ada lima, yaitu:

a. Berihram di miqat
Calon haji harus memulai niatnya dan dari titik awal tempat itu yang berniat
melaksanakan haji/umrah sudah harus memakai pakaian ihram. Yalamlam
adalah tempat berihram calon jamaah haji yang datang dari arah Indonesia
bila ia langsung akan menuju ke Makkah dan Bir Ali adalah tempat
berihram calon jamaah haji yang datang dari arah Indonesia menuju ke
Madinah terlebih dahulu.
b. Mabit di Muzdalifah.
Mabit di Muzdalifah adalah menginap semalam di Muzdalifah pada malam
tanggal 9 Dzulhijjah. Waktunya dikerjakan setelah wukuf di Arafah.
c. Mabit di Mina.
Mabit di Mina adalah bermalam selama 3-4 hari di suatu hamparan padang
pasir yang panjangnya sekitar 3,5 km. Waktunya adalah malam tanggal 11,
12, dan 13 Dzulhijjah. Bermalam di Mina dilakukan semalam penuh, yang
boleh dilakukan mulai sore hari sampai terbitnya fajar, dan juga boleh
bermalam paling sedikit 2/3 malam.
d. Melontar jumrah.
Melontar jumrah adalah melempar batu pada sebuah tempat yang diyakini
untuk memperingati saat setan menggoda Nabi Ibrahim agar tidak
melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi
Ismail. Tanggal 10 Dzulhijjah melontar jumrah aqabah dengan tujuh butir
kerikil. Dan pada hari-hari Tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah melontar
ketiga jumrah.
e. Thawaf wada
Thawaf wada’ adalah suatu penghormatan terakhir kepada Baitullah.
Thawaf wada’ merupakan tugas terakhir dalam pelaksanaan ibadah haji dan
ibadah umrah di Tanah Suci.

D. Jenis Jenis Haji


Dalam pelaksanaan ibadah haji ada tiga macam cara yang dapat dilakukan
dengan memilih salah satu cara di antara ketiga cara ini, yaitu:
1. Haji Tamattu’
Haji tamattu’ yaitu melaksanakan umrah terlebih dahulu kemudian
menggunakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan manasik haji. Jenis haji
inilah yang mudah dan paling banyak dilaksanakan jamaah haji Indonesia.
Namun demikian, pelaksanaan haji jenis ini diwajibkan membayar dam atau
berpuasa sepuluh hari, yaitu tiga hari pada waktu di tanah suci dan tujuh hari
setelah kembali ke tanah air.

2. Haji Ifrad
Haji ifrad adalah berihram dan berniat dari miqat hanya untuk haji. Dengan
kata lain, mengerjakan haji terlebih dahulu kemudian mengerjakan umrah.
Jenis haji ini cukup sulit dilaksanakan bagi jamaah haji Indonesia, terutama
yang tidak terbiasa mengenakan kain ihram. Sebab, semenjak jamaah tiba di
Mekkah, mereka tidak boleh melepas kain ihram hingga tiba hari raya Idul
Adha atau setelah pelontaran jumrah aqabah. Jemaah yang melaksanakan
ibadah haji ifrad tidak diwajibkan membayar dam.

3. Haji Qiran

Haji qiran adalah melaksanakan haji dan umrah dengan satu kali ihram.
Artinya, apabila seorang jamaah haji memilih jenis haji ini, maka jamaah
tersebut berihram dari miqat untuk haji dan umrah secara bersamaan. Jamaah
yang melakukan jenis haji ini diwajibkan memotong hewan qurban.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut bahasa, Haji (Arab), berarti mengunjungi, ziarah, atau menuju
ke suatu lokasi yang tertentu. Menurut isti’lah pada syara’, Haji berarti
mengunjungi ka’bah (Baitullah) di Mekkah dalam waktu tertentu, kemudian
disertai dengan perbuatan-perbuatan yang tertentu pula. Hukum haji adalah
fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur
hidup.

B. Saran
Bagi semua umat islam khususnya mahasiswa untuk lebih memahami
tentang haji lebih mendalam agar bertambah pula ilmu pengetahuan dan iman
kita. Dan mengamalkannya kepada orang-orang islam.
DAFTAR PUSTAKA

Istianah. 2016. Proses Haji Dan Maknanya. Jurnal Akhlak Dan Tasawuf. 2 (1):
30-44
Khusna, Azalia Mutmmaimatul. 2018. Hakekat Ritual Ibadah Haji Dan
Maknanya Berdasarkan Pemikiran William R. Roff. Jurnal
Humaniora. 2 (1): 133-145
MA, Idawati. 2017. Persoalan-Persoalan Kontenporer Yang Terjadi Dalam
Pelaksnaan Ibadah Haji. Jurnal Warta. Hal 1-7.

Anda mungkin juga menyukai