KULTIVASI MIKROALGA
Disusun Oleh:
NIM : 2011102010010
Kelompok : 2 Shift 1
DESEMBER ,2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR. WB
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Pakan Ala-
mi Nanocloropsis dan Rotifer”, tidak lupa juga saya panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang terang benderang.
Saya berterimakasih kepada asisten yang telah membantu dalam membuat laporan praktikum
ini. Laporan ini saya buat dalam keadaan sebenar-benarnya dan berdasarkan data-data dari hasil
praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.
Demikian laporan ini saya buat dan saya menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan
laporan ini. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukkan berupa kritik
maupun saran yang membangun. Terima kasih.
Praktikan
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Manfaat Praktikum........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Praktikum.......................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 3
BAB III METODELOGI KERJA ....................................................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................................................. 6
3.3 Cara Kerja ..................................................................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 12
4.1 Hasil Pengamatan........................................................................................................................ 12
4.2 Pembahasan................................................................................................................................. 12
BAB V PENUTUP............................................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15
5.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 17
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Alat Nannochloropsis sp. ...................................................................... 6
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 ................................................................................................................17
Gambar 2................................................................................................................17
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi…………………………………..……………………………..17
v
BAB I
PENDAHULUAN
terutama usaha pembenihan ikan. Permasalahan yang sering dihadapi adalah tingginya
tingkat kematian larva ikan, yang disebabkan oleh kekurangan makanan pada saat
kritis, yaitu pada massa penggantian makanan dari kuning telur ke pakan alami. Untuk
mengatasi tingginya kematian ikan pada stadia larva, perlu disediakan pakan alami
usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memen-
uhi kebutuhan ikan Pada budidaya ikan 60-70% biaya produksi digunakan untuk
biaya pakan Pakan yang sering digunakan dalam budidaya ikan terdiri dari 2 macam
yaitu pakan alami dan pakan buatan Pakan alami digunakan dalam bentuk hidup sep-
erti (larva, cacing, ulat) sedangkan pakan buatan merupakan pakan yang dibuat oleh
manusia dan dapat disesuaikan kadar nutrisi sesuai yang diinginkan. Pakan alami ada-
lah sumber pakan yang penting dalam usaha perikanan. Pakan alami merupakan pa-
Salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan usaha budidaya ikan adalah
perawatan Larva. Pemberian pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup akan
memperkecil persentase larva yang mati. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan
ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan
yang sudah tersedia di alam, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang diramu dari
1
beberapa macam bahan yang kemudian diolah menjadi bentuk khusus sesuai dengan
dalam zona pelagic (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar.Secara luas
plankton dianggap salah satu organisme terpenting didunia, karena menjadi bekal
makanan untuk hewan akuatik terutama untuk fase larva.Plankton tebagi dua jenis
tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kultivasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selama proses fotosintesis, mikroalga hanya menggunakan cahaya dan nutrien serta
menghasilkan lipid, protein, dan karbohidrat. Hasil metabolik tersebut tergantung pada
mikroalga diantaranya adalah intensitas cahaya, jumlah CO2, pH, temperatur, dan ada atau
Mikroalga Nannochloropsis sp. dikenal sebagai Chlorella laut yang memiliki nilai
nutrisi sangat tinggi, mudah dikultur secara massal, tidak bersifat racun dan pertum-
buhannya relatif cepat. Mikroalga Nannochloropsis sp. Merupakan mikroalga hijau dengan
sel menyerupai bola. Sel Nannochloropsis sp. Memiliki diameter 2-4 μm dan 2 flagel
dimana salah satu flagelnya berambut tipis. Dinding sel Nannochloropsis sp. terbuat dari
perairan baik laut, tawar maupun payau. Nannochloropsis sp. dapat tumbuh pada kadar
salinitas 25-35 ppt dengan kisaran suhu optimal yaitu 25-30°C. Kadar keasaman (pH) 8,0-
9,5 dan intensitas cahaya 1.000-10.000 lux (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Menurut
Restiada (2008), standar oksigen terlarut untuk kehidupan organisme dilaut adalah >3,0
mg/L
Nannochloropsis sp. Berkembang biak secara aseksual dengan cara membelah diri
dan membentuk autospora. Setiap sel yang sudah masak akan membelah diri dan
menghasilkan dua dan empat autospora. Autospora adalah spora non flagela yang
bentuknya menyerupai sel induknya, tetapi mempunyai ukuran tubuh lebih kecil. Autospora
3
yang telah dihasilkan dibebaskan dari sel induk melalui penghancuran dinding sel dewasa
dan berkembang hingga mencapai ukuran sel induknya (Barsanti and Gualtieri, 2006).
Salah satu mikroalga yang umum ditemukan di perairan laut ialah Nannochloropsis
oculata. N. oculata merupakan salah satu dari enam mikroalga yang tergolong genus
merupakan salah satu sumber asam lemak (omega-3) alami (Kagan dan Matulka, 2015).
Budidaya perikanan laut merupakan salah satu usaha perikanan yang dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan Negara. Kegiatan budidaya perikanan laut yang berkembang
saat ini harus diimbangi dengan ketersediaan larva atau benih ikan yang berkualitas baik.
Pembenihan ikan laut merupakan langkah pertama dari upaya pengembangan budidaya
perikanan. Keberhasilan produksi benih ikan laut sangat dipengaruhi oleh penyediaan
pakan dan manajemen pakan untuk larva ikan laut secara tepat dan efisien (Suastika dan
Sumiarsa, 2011).
Salah satu faktor yang menyebabkan penting dalam pemeliharaan larva tersebut ada-
lah pakan alami yang berupa fitoplankton dan zooplankton dengan kualitas yang baik. Hal
ini dikarenakan pakan alami memiliki kandungan gizi yang baik untuk benih ikan dan
berperan dalam menjaga kualitas perairan (Widjaja, 2004). Rotifera merupakan salah satu
jenis zooplankton yang digunakan pada pembenihan ikan laut karena memiliki kandungan
gizi yang tinggi dan peranannya hingga sekarang belum dapat tergantikan (Astuti et al.,
2012).
Brachionus plicatilis merupakan makanan yang sangat baik sekali untuk larva ikan
karena mempunyai ukuran yang sangat kecil, kecepatan berenangnya lambat, kebiasaan
hidup di kolom air, dapat dikultur pada kepadatan tinggi yaitu 2000 ind/ml, siklus
reproduksinya cepat, dan juga Rotifera sangat mudah diperkaya dengan asam lemak,
4
Menurut Maya (2014), bahwa media kultur tempat hidup Rotifera yang memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi dan kualitas air yang optimal dapat menyebabkan terjadinya
pertambahan populasi kepadatan Rotifera dengan cepat, tetapi populasi kepadatan Rotifera
juga akan mengalami penurunan dengan cepat pula apabila kualitas air dan nutrisi tidak lagi
Keunggulan rotifera sebagai pakan alami yaitu ukurannya yang relatif kecil dengan
panjang lorika antara 76-143 μm dan lebar antara 63-114 μm, kemampuan berenang yang
lambat sehingga dapat dengan mudah dikonsumsi oleh larva ikan. Selain itu, waktu
budidaya rotifer relatif singkat, laju reproduksi tinggi, kandungan nutrisi cukup tinggi serta
5
BAB III
METODELOGI KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 23 November 2023 pada pukul
14.00 s/d selesai di Balai perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee,Aceh
Besar
Bak Kultur Volume 10 ton Sebagai wadah untuk melakukan kultur nannochlo-
ropsis sp.
Ember Wadah untuk menaruh pupuk
Aerasi Sebagai penambah udara /oksigen dalam air
Selang Aerasi Membantu melarutkan oksigen yang ada di udara
kedalam air
Timbangan Sebagai alat untuk menimbang pupuk
Filter bag Sebagai alat menyaring kotoran
Selang Alat untuk pemanenan Nannocholoropsis sp.
Sikat Sebagai alat membersihkan bak
Mikroskop Sebagai alat untuk menghitung sampel
Pipet tetes Sebagai alat untuk memindahkan larutan
Haemocytometer Alat untuk menghitung kepadatan sel
Saringan Alat untuk menyaring
Refraktometer Alat untuk mengukur kadar
Thermometer Alat untuk mengukur suhu
Do meter Alat untuk mengukur oksigen terlarut
Pomp celup Alat untuk penarikan Nannochloropsis sp.
3.2 Tabel Bahan
Bahan Kegunaan
6
Tabel 3.4 Alat kultur Rotifera
Nama Alat Kegunaaan
massal di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee, diawali dengan
7
menyiram bak dengan air tawar untuk membersihkan sisa kultur sebelumnya
2. Pengisian Media Air Laut. Pengisian air laut dilakukan setelah wadah kering,
sebelum air laut dialirkan ke dalam wadah terlebih dahulu dipasang penyar-
ing yaitu filter bag untuk mencegah masuknya zooplankton dan mikroorgan-
isme lain yang dapat menyebabkan Nannocloropsis sp. mati dan tidak dapat
berkembang biak. Kadar air laut yang di butuhkan 70% dari volume total
Batee berkisar antara 30-40% dengan volume total yang hendak di kultur ter-
gantung kondisi cuaca. Jika cuaca cerah maka bibit yang di gunakan 30%.
kultur Nannochloropsis sp. adalah UREA, ZA, dan TSP. Sebelum digunakan
pupuk terlebih dulu ditimbang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
6. Nannochloropsis sp. kepadatan pada awal kultur dan kepadatan akhir atau
meliputi suhu, salinitas, derajat keasaman air (pH) dan oksigen terlarut (DO).
8
Pengecekan kualitas menggunakan alat pH meter, refraktometer, dan DO me-
ter
lakukukan pada umur 5-6 hari setelah di kultur. Proses pemanenan Nannoclo-
ropsis sp. ini akan diproduksikan untuk pakan rotifera dan pakan larva kakap.
Panen biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari karena untuk pemberian
yaitu dengan cara menyikat dinding dan dasar bak serta selang air rasi dan
organisme lainnya. Setelah bak dikeringkan, kemudian bak kultur diisi air
dengan cara memberi filterbag pada ujung pipa inlet kemudian diikat
menggunakan karet ban. Pengisisan air laut seban yak 3 ton. Selanjutnya
pengsisian air tawar sebanyak 1,5 ton. Pengisian Nannochloropsis sp. pada
bak kultur dilakukan setelah air laut dan tawar sudah 4,5 ton. Nannochlo-
ropsis sp. di berikan secara bertahap sejak awal kultur hingga panen. Pengis-
sp. sehingga pada saat bibit Rotifera di tebar maka makanan sudah tersedia.
9
180 mikron.Tipe S sesuai untuk pakan larva yang baru menetas dan bermulut
3. Pemberian Ragi, Vitamin, Scott’s, dan Madu. Dalam pemberian vitamin, ragi
dan minyak ikan yaitu mengikuti dosis, vitamin digerus menggunakan alat
lam ember. Memberi ragi sebanyak 500 gram dan scot’s sebanyak 500 gram
lalu diencerkan menggunakan air 10-13 liter. Dan scotts sebanyak 100 gram
dan diaduk dengan air 100 ml air selama 2-3 menit. Kemudian di beri madu
plicatilis yang akan ditebar maka dilakukan perhitungan jumlah bibit Bra-
5. Pemanenan. Pada saat panen rotifera, air pada bak kultur tidak dihabiskan
namun di sisakan sehingga sebagian atau minimal 40% dari total volume se-
bagai bibit pada kultur selanjutnya. Kemudian bak kultur di isi kembali
10
akukan pada hari ke 3atau 4 sesuai kebutuhan. Pemanenan tersebut dilakukan
pagi hari di saat matahari terbit, pada waktu tersebut rotifera banyak
haraan larva.
11
BAB IV
4.2 Pembahasan
Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang kegiatan
usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan me-
menuhi kebutuhan ikan Pada budidaya ikan 60-70% biaya produksi digunakan untuk
biaya pakan (Afrianto dan Liviawati, 2005) Pakan yang sering digunakan dalam
budidaya ikan terdiri dari 2 macam yaitu pakan alami dan pakan buatan Pakan alami
digunakan dalam bentuk hidup seperti (larva, cacing, ulat) sedangkan pakan buatan
merupakan pakan yang dibuat oleh manusia dan dapat disesuaikan kadar nutrisi
12
sesuai yang diinginkan. Pakan alami adalah sumber pakan yang penting dalam usaha
fologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian
tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal tersebut yang membedakan mikroal-
layang dalam zona pelagic (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar.Secara
luas plankton dianggap salah satu organisme terpenting didunia, karena menjadi
masuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan
arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya. Plankton hidup di pesisir pantai
Pakan alami berupa mikroalga merupakan salah satu faktor pendukung dalam
Salah satu mikroalga yang dimanfaatkan sebagai pakan alami pada bidang budidaya
ikan yaitu Nannochloropsis sp. 4 μm, berwarna kehijauan, tidak motil, dan tidak ber-
mata yaitu denganmelihat warna pada kultur Nannochloropsis sp. Pertumbuhan Nan-
nochloropsis sp. skala massaldipengaruhi oleh adanya kontaminan pada tempat ter-
buka serta mendung yang menyebabkan tidakadanya cahaya matahari. Jika cuaca
13
Skala Massal Produksi massal Nannochloropsis sp. untuk pakan sangat ber-
nochlropsis sp. dilakukan pada ruangan terbuka dengan tujuan untuk penyesuaian
bagai salah satu faktor yang dibutuhkan Nannochloropsis sp. dalam proses fotosin-
total 20 ton air. Langkah - langkah untukmelakukan kegiatan kultur dimulai dengan
nenan.
betina disebut ovum dan jantan disebut testis. Lama hidup rotifera berkisar 12-19 hari.
Rotifera setelah 24 jam menetas, dapat menghasilkan dua atau tiga butir telur.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pakan yang sering digunakan dalam budidaya ikan terdiri dari 2 macam yaitu
2. Salah satu mikroalga yang dimanfaatkan sebagai pakan alami pada bidang
motil, dan tidak berflagel. Selnya berbentuk bola dan berukuran kecil.
3. Kultur Nannochlropsis sp. dilakukan pada ruangan terbuka dengan tujuan un-
belah diri dan membentuk autospora. Setiap sel yang sudah masak akan
4.2 Saran
Diharapkan praktikum kedepannya bisa lebih baik lagi dan praktikan tetap
15
DAFTAR PUSTAKA
Juneja, A., Ceballos, R.M., & Murthy, S.G. 2013. Effects of Environmental Fac-
torsand Nutrient Availability on the Biochemical Composition of Algae for Biofuels
Production: A Review. Energies 6: 4607-4638
Padang, A., Subiyanto, R., Marwa, M., & Aditya, F. 2017. Pengaruh Pemberian Pa-
kanRagi Metode Tetes dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Kepadatan Brachionus
plicatilis. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan. 10(2):22-28.
Restida, I. N., Muhdiat dan A. G. Arif. 2008. Penyediaan Bibit Plankton Nannochlo-
ropsis sp.Untuk Skala Massal. Buletin. Lit. Akuakultur. 7(1): 34
Suastika, M., & Sumiarsa, G. S. (2011). Penggunaan jenis pakan berbeda pada kultur
Rotifera (Branchionus rotundiformis). Dalam Prosiding Pertemuan Inovasi Teknolo-
gi Akuakultur. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Bali, 30 Desember 2011
(pp. 818)
Widjaja, F. (2004). Pendayagunaan Rotifera yang diberi pakan alami berbagai jenis
mikroalgae. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 11(1), 23-27.
16
LAMPIRAN
17