KELOMPOK :2
DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha ESA, Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kesehatan sehingganya Penulis dapat menyelesaikan tugas
kuliah berupa pembuatan laporan mengenai Analisis Bakteri Cloriform pada Air
dan Uji Kualitas Mikrobiologi Pangan berdasarkan Angka Lempeng Total.
Salawat serta salam tak lupa pula dihaturkan pada baginda kita, Muhammad
SAW beserta para keluarga dan sahabat - sahabat beliau, yang dengan
perjuangannya kita bisa berada pada zaman yang penuh dengan penerangan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk dikonsumsi masyrakat adalah tidak mengandung bakteri koliform
setiap 100 ml air bersih. Bakteri koliform, termasuk di dalamnya fecal
coliform, eschericia coli, klebsiela dan lain-lain, pada umumnya hanya
terdapat pada kotoran manusia atau hewan, dan tidak terdapat pada air
yang bersih. (Novalino,2016)
Makanan yang kurang terjamin kebersihannya akan sangat mudah
terkontaminasi. Kontaminasi juga dapat terjadi jika penyimpanan makanan
terlalu lama. Penyimpanan yang lama akan menyebabkan tumbuhnya
bakteri patogen seperti coliform. Bakteri coliform merupakan
mikroorganisme yang sering digunakan sebagai indikator untuk
menentukan suatu sumber air terkontaminasi patogen atau tidak. Bakteri
coliform dapat tumbuh dan berkembang biak pada suhu penyimpanan 7°C
hingga 60°C. (Putri,2018)
2.1 Rumusan Masalah
a) Bagaimana cara mengetahui air dan makanan yang layak
dikonsumsi?
b) Apa saja metode yang dapat dilakukan untuk menganalisis ada
tidak nya bakteri pada bahan pangan
c) Bakteri apa saja yang dapat menyebabkan ketidaklayakan suatu
bahan pangan untuk dikonsumsi
d) Apa saja dampak yang ditimbulkan bila mengonsumsi bahan
pangan yang tidak layak konsumsi ?
3.1 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari praktikum ini yakni
a) Untuk mengetahui kualitas air melalui metode Most
Probable Number
b) Untuk menentukan kualitas mikrobiologi sampel makanan
berdasarkan angka lempeng total.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit diare merupakan penyakit tertinggi kedua yang menyebabkan
kematian pada anak-anak balita. Diare merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus maupun bakteri. Diare adalah buang air besar dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair dan kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam dan frekuensinya lebih dari 3 kali
per hari. Di dunia terdapat sekitar 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap
tahunnya. Setiap anak di Indonesia pernah mengalami episode diare sebanyak 1-2
kali per tahun. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat
kesehatan masyarakat tersebut. Air minum yang telah terkontaminasi dan tidak
bersih apabila dikonsumsi dapat berdampak buruk bagi kesehatan, misalnya
kandungan mikroba yang melebihi standar baku mutu dapat menyebabkan diare.
Penyakit diare lebih sering diderita oleh bayi dan balita dikarenakan usus anak-
anak sangat peka terutama pada tahun-tahun pertama dan kedua. Apabila diare
tidak diatasi lebih lanjut maka akan menyebabkan dehidrasi dan berujung
kematian. Hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara-negara berkembang. (Sari, 2019)
Coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan
sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan
suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri ini
menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri
pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol
yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya
berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi
patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga
memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah
diisolasi dan ditumbuhkan. (Adrianto,2018)
Kelompok coliform merupakan salah satu keluarga besar dari family
entebactericiae, bakteri ini adalah golongan mesofilik gram negative, berbentuk
3
batang, dapat memfermentasi glukosa dan laktosa. Family bakteri ini dapat
mencemari makanan melalui berbagai macam media sepeerti air, udara, feses
manusia ataupun hewan, pes hewan dan lain sebagainya. Kelompok coliform
dicirikan sebagai bakteri aerobic atau fakultatis aerobic, gram negative, berbentuk
batang, mampu memfermentasi laktosa yang menghasilkan asam dan gas pada
suhu + 35,5oC, dalam 48 jam. Keberadaan bakteri ini sangat berkolerasi dengan
kebersihan dan kelayakan pangan sehingga bakteri ini dijadikan sebagai indicator
untuk menilai kelayakan dari suatu pangan, selain oitu sifat tahan panas dari
bakteri menjadi salah satu indicator perhitungan kelayakan pangan. Dalam
kelompok coliform terdapat subkelompok bakteri yang lebih tahan panas atau
biasa disebut sebagai thermotolerant coliform atau lebih dikenal dengan sebutan
fecal coliform artinnya coliform yang berasal dari tinja, subkelompok bakteri ini
umumnya didominasi oleh E,Colli. (Surono,2018)
Bakteri coliform merupakan kelompok bakteri yang umum didapatkan
alamiah di tanah atau dalam sistem pencernaan mausia dan hewan berdarah panas.
Keberadaan bakteri dalam sistempencernaan dibagi menjadi dua yakni yang
berasal dari hewan (koliform fecal streptocci / FS) dan yang berasal dari manusia
(Koliform Fecal/ FC) untuk membedakan infeski yang ditimbulkan berasal dari
mana, walaupun pada dasarnya bahan pangan harus terbebas dari kedua pathogen
tersbut entah yang berasal dari sistem pencernaan manusia ataupun pencernaan
hewan. (Suprihatin, 2013)
(Suprihatin, 2013)
4
E, coly strain tertentu dapat menyebabkan penyakit-penyakit enteric dan
morbiditas signifikan yakni:
5
(Kusnaedi,2010)
Untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri dalam bahan pangan maka
dilakukan bebrapa metode pemriksaan salah satunya yakni : uji colioform dengan
metode Most Probable Number (MPN).Terdapat 3 jenis tes dasar untuk
mendeteksi bakteri coliform terhadap air yakni uji pendugaan, konfirmasi dan
lengkap. Tes ini dilakukan secara berurutan. Metode ini dapat mendeteksi adanya
bakteri coliform (indicator kontaminasi feses), gram negative, bacilli yang tidak
membentuk spora yang dapat memfermentasi laktosa dan dapat memproduksi
asam dan gas yang dapat didteksi setlah inkubasi 24 jam pada 37oC.
(Lestari,2018)
Uji pendugaan merupakan uji spesifik untuk deteksi bakteri coliform.
Sampel yang dicurigai dimasukan ke dalam media lactose broth ini diinokulasi
dengan sampel sebanyak 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml. terbentuknya gas tabung
menunujukan hasil uji pendugaan positif. (Lestari,2018)
Uji konfirmasi membutuhkan media selektif dan diferensial seperti media
eosin methylene-blue (EMB) yang akan distreak dari tabung lactose broth yang
positif. Media ini mengandung pewarna methylene blue yang mengahambat
pertumbuhan bakteri gram positive. Dalam lingkungan asam, EMB membentuk
6
komplek yng terpresipitasi pada koloni sehingga memberikan kenampakan green
metallic sheen. Reaksi ini spesifik untuk E. Colli. (Lestari,2018)
Uji Lengkap merupakan uji terakhir, Tahapan ini untuk menguji koloni yang
tumbuh pada EMB. Koloni diambil dan diinokulasikan kedalam lactose brith dan
di-sterak pada nutrient agar untuk pengecetan gram. Setelah inkubasi, tabung ynag
meunjukan terbentuknya asam dan gas serta gram negative pada pengenceran
menunujukan sampel positive mengandung E.Coli. (Lestari,2018)
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Lokasi percobaan
Laboratorium terpadu mikrobiologi fakultas kedokteran universitas
tadulako
3.2 Waktu dan tanggal percobaan
Waktu: 08:00-10:00 WITA
Tanggal: 1 September 2020
3.3 Jenis Penelitian :
8
Sampel air diambil secara steril kemudian
dihomogenkan.
Masukkan masing – masing 10 ml sampel ke dalam 3
tabung reaksi yang berisi Laktosa Broth (DSLB)
Masukkan masing – masing 1 ml sampel ke dalam 3
tabung reaksi yang berisi Laktosa Broth (SSLB)
Masukkan masing – masing 0,1 ml sampel ke dalam 3
tabung reaksi yang berisi 10 ml Laktosa Broth (SSLB)
Inkubasi semua tabung pada suhu 35 0C selama 24jam.
Jika tidak ada gas, inkubasi kembali hingga 48 jam
Amati medium yang keruh dan bergas..
Catat jumlah tabung reaksi yang terbentuk gas pada
tiap seri tabung
Semua tabung reaksi yang positif terdapat gas diambil
sebanyak 1 ose kemudian ditanam di media BGLB dan
diinkubasi 48 jam pada suhu 35OC
Amati hasil yang positif terbentuk gas pada tabung
durham.
Ambil 1 ose dari medium BGLB yang menunjukkan
hasil positif
Goreskan pada medium EMB agar
Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
Amati adanya koloni tipikal
Koloni dapat dilanjutkan ke medium NA untuk
pewarnaan gram dan uji iMVIC
9
Pipet volume
Cawan petri
Vortex
Labu ukur
Inkubator
Koloni counter
b) Bahan
Medium Plate count agar (PCA)
Pepton Dilution Fluid (PDF)
c) Prosedur kerja
Preparasi sampel dan pengenceran
Timbang 25 gr sampel sampel kemudian masukkan
sampel ke plastik steril.
Tambahkan 225 ml PDF, hancurkan sampel dan
homogenkan.
Siapkan 5 labu ukur 10 ml yang berisi 9 ml larutan
PDF 4
Ambil 1 ml sampel dari PDF dan masukkan ke dalam
labu ukur yang berisi 9 ml PDF pertama, homogenkan
dengan vortex. Lakukan hingga tabung ke lima
Metode cawan tuang
Pindahkan 1 ml larutan sampel ke cawan petri.
Lakukan secara duplo.
Tuang 12-15 ml PCA pada cawan petri, gerakkan
cawan petri hingga sampel dan medium tercampur,
biarkan memadat
Inkubasi selama 24-48 jam. Hitung jumlah koloni
Metode cawan sebar
Tuang 12 ml – 15 ml PCA ke dalam cawan-cawan petri
steril dan dinginkan
10
Pipet 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan
petri yang berisi media PCA dan ratakan dengan
menggunakan batang sendok. Lakukan secara duplo
Inkubasi selama 24-48 jam . hitung jumlah koloni
11
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A. Hasil pengujian MPN: (Analisis Bakteri Cloriform)
12
Pengenceran: 10-2
Jumlah koloni: 135
Jumlah bakteri: 135 X 102 cfu/gr
pengenceran: 10-3
Jumlah koloni: 16
Jumlah bakteri: Too few count
Pengenceran: 10-4
Jumlah koloni: 6
Jumlah bakteri: Too few cou
13
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam analisis bakteri cloriform pada air, digunakan sampel air gallon
dengan metode MPN (Most Porbable Number) untuk menghitung bakteri jumlah
mikroba dalam air yakni menghitung bakteri interic seperti coliform, khususnya
fecal coliform yaitu E. Coli. uji ini merupakan metode perhitungan
mikroorganisme berdasarkan data kualitatif hasil pertumbuhan mikrorganisme
pada medium cair spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data
kuantatiif jumlah mikroorganisme tersebut (MPN/ml (g)). Uji MPN ini
merupakan suatu metode uji pengenceran bertingkat (Serial dilution) untuk
mengukur konsentrasi mikroorganisme targer denbgan perkiraan. Pengujian
coliform kali ini menggunakan 3 tahap pengujian yakni presumptive test,
cinfirmed tes dan complete test. Adapun jumlah seri pengujian dalam metode
MPN ini terbagi menjadi dua yakni, uji MPN seri 3 dan uji MPN seri 5, dalam
pengujian kali ini penganalisaan dilakukan dengan metode MPN seri 3, hal ini
harus diketahui sebagai patokan yang nantinya untuk mengetahui layak tidaknya
suatu air dikonsumsi untuk mahluk hidup. Dimana pada seri yang ada,
didalamnya terdapat jumlah tabung positif yang terdiri dari banyaknya sampel
yakni: 10 ml, 1 ml, dan 0,1ml dan MPN Index/100m, hasil dari ke-3 perbedaan
isi tabung tersebut nantinya akan dilihat dan diperhitungkan berapa MPN
Index/100ml –nya. Dimana standar yang digunakan untuk kelayakan konsumsi air
yakni MPN Index/100ml, hasilnya <3. Jika MPN Index/100ml didapatkan
pathogen dalam air > 3 maka dapat diperkiraakan sampel tersebut terkontaminasi
feses.
14
Pada pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil percobaan Galon pertama
seri 3 yakni 0 0 0 artinya pada tabung pertama tidak didapatkan pathogen,
begitupula pada tabung kedua dan ketiga. Pada hasil tersbut, jika dilihat pada tabel
MPN seri 3 maka index MPN/100ml yakni <3 artinya sampel gallon yang ini
layak untuk dikonsumsi. Sedangkan pada gallon percobban yang kedua
didapatkan hasil 2 0 0 yang artinya pada tabung pertama didapatkan pathogen
sebanyak 2 koloni sedangkan pada tabung kedua dan tabung ketiga tidak
didapatkan koloni, berdasarkan hasi tersebut maka indeks MPN dari pengujian
galoon yang kedua ini yakni : 9 artinya pada pengjian gallon kedua didapatkan
pathogen sebanyak 9 koloni, hasil ini melebihi btas normal konsumsi, artinya air
pada sampe kedua ini tidak layak untuk dikonsumsi.
15
Nilai ALT 106-108 mikroorganisme per gram sampel menunjukan kemungkinan
telah terjadi kerusakan atau produk mengalami dekomposisi.
Pada praktikum ini digunakan medium PCA dalam 3 plate dan hasil yang
didapatkan yakni pada plate pertama sebanyak 135 coloni, pada plate dua
sejumlah 16 koloni dan pada plate ke-3 sejumlah 6 koloni, artinya pada cawan 1
jumlah bakteri setelah dikalikan dengan pengenceran yakni: 135 x 10-2 sedangkan
pada cawan kedua dan ketiga setelah dikalikan dengan masing-masing
pengenceran maka didapatkan jumlah bakteri too few count atau dibawah standar
perhitungan. berdasarkan uji ini, untuk diketahui layak tidaknya suatu pangan
dikonsumsi berlaku rumus perhitungan dengan masing-masing perhitungan
mempunyai persyaratannya. Berdasarkan hasil dari pengujian dan persyaratan
perhitungan koloni bakteri yang ada, disini menggunakan perhitungan koloni
bakteri yang pertama yakni dipilih satu cawan petri dari satu pengenceran yang
menunujukan jumlah koloni antara 25-250 koloni. Jumlah koloni rataa-rata
didapatkan dari jumlah kedua cawan dikalikan dengan factor pengencerannya,
maka Angka Lempeng Total dari pengujian ini yakni:
16
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a) Bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi adalah bahan makan yang
tidak terdapat bakteri pathogen didalamnya yakni coliform fecal
b) Metode pemeriksaan ALT dan MPN merupakan contoh metode untuk
mengetahui kelayakan konsumsi suatu makan
c) Dampak yang ditimbulkan apabila mengonsumsi panganyang terdapat
bakteri pathogen yakni diare, demam tifoid dan laiinya
6.2 Saran
Saran dari penulis jikalau boleh dituliskan standar tugas laporan secara
terperinci agar dalam mengerjakan tugas praktikum nanti tidak banyak
pertanyaan dasar yang bermunculan
17
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, R., 2018., Pemantauan Jumlah Bakteri Coliform Di Perairan Sungai
Provinsi Lampung., J.Tegi., Vol 10 (1)., Diakses pada:
{http://ejournal.kemenperin.go.id/tegi/}
Jonanda, H, O., Djamal, A., Yulistini., 2016., Identifikasi Bakteri Coliform pada
Kontak Permukaan Galon Air Minum Isi Ulang Distribusi Akhir di
Kecamatan Bungus., J.KA. Vol 5 (2). Diakses pada :
{http://jurnal.fk.unand.ac.id/}
Kusnaedi., 2010., mengubah air kotor untuk air minum., Jakarta: Penebar
Swadaya
Lestari, L, A., Harmayani, E., Utami, T., Sari, P, M., Nurviani, S., 2018., dasar-
dasar mikrobiologi makanan dibidang gizi dan kesehatan., Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press
Lestari, L, A., Lestari, P, M., Utami, F, A., 2014.,Kandungan Zat Gizi Makanan
Khas Yogyakarta., Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
Novalino, R., Suharti, N. Amir, A., 2016., Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan
Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Berdasarkan Indeks
Most Probable Number (MPN),. J.KA., Vol 5 (3)., Diakses dari:
{http://jurnal.fk.unand.ac.id/}
Putrri, A, M., Kurnia, P., 2018., Identifikasi keberadaan bakteri coliform dan total
mikroba dalam es dung-dung disekitar kampus unversitas muhammadiyah
Surakarta., J.MGI. Vol 3 (1). Diakses pada:
{https://juke.kedokteran.unila.ac.id/}
Sari, M, A, P., Sholehah, T, U., Carolia, N., Nisa, K., 2019., Identifikasi Bakteri
Coliform dan Escherichia coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota
Bandar Lampung., J.ke., Vol 911 (1)., Diakses pada:
{https://juke.kedokteran.unila.ac.id/}
Suprihatin., Suparno, O., 2013., Teknologi proses pengolahan air untuk
mahasiswa dan praktisi industry., Bogor: IPB press
Surono, I, S., Sudibyo, A., Waspodo, P., 2018., Pengantar Kemanan Pangan
untuk Industry Pangan., Yogyakarta: Deepublish
iv
v