Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS BAKTERI COLIFORM PADA AIR DAN UJI KUALITAS

MIKROBIOLOGI PANGAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG


TOTAL

NAMA : Yayang Minansal

STAMBUK : N101 18 073

KELOMPOK :2

DOSEN PEMBIMBING : Dr. dr. M. Sabir, M.Si

: Andi Nur Asrinawaty, S.Si.M.Kes

LABORAN : Sri Maulina

DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha ESA, Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kesehatan sehingganya Penulis dapat menyelesaikan tugas
kuliah berupa pembuatan laporan mengenai Analisis Bakteri Cloriform pada Air
dan Uji Kualitas Mikrobiologi Pangan berdasarkan Angka Lempeng Total.

Salawat serta salam tak lupa pula dihaturkan pada baginda kita, Muhammad
SAW beserta para keluarga dan sahabat - sahabat beliau, yang dengan
perjuangannya kita bisa berada pada zaman yang penuh dengan penerangan.

Ungkapan terimakasih dihaturkan pada pembimbing kita yang dengan


ikhlas mau membagikan ilmunya sehingganya, yang tadinya penulis belum
mengetahui menjadi tahu isi dari topic pembahasan yang ada dalam laporan.

Banggai, 13 September 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
2.1 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
3.1 Tujuan Masalah ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................................. 8
3.1 Lokasi percobaan .............................................................................................. 8
3.2 Waktu dan tanggal percobaan ......................................................................... 8
3.3 Jenis Penelitian : ............................................................................................... 8
3.4 Metode penelitian .............................................................................................. 8
A. Analisis Bakteri Coliform pada Air ................................................................ 8
a) Alat .................................................................................................................. 8
b) Bahan .............................................................................................................. 8
c) Prosedur Kerja................................................................................................. 8
B. Uji Kualitas Mikroniologi Pangan berdasarkan Angka Lempeng Total..... 9
a) Alat .................................................................................................................. 9
b) Bahan ............................................................................................................ 10
c) Prosedur kerja ............................................................................................... 10
BAB IV HASIL PERCOBAAN ..................................................................................... 12
A. Hasil pengujian MPN: (Analisis Bakteri Cloriform) ............................................ 12
B. Hasil pengujian Angka Lempeng Total Bakteri.................................................... 12
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................................ 14
BAB VI PENUTUP ......................................................................................................... 17
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17
6.2 Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan adalah keseimbangan ekologi yang harus
ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia. Beberapa ruang lingkup kesehatan daripada lingkungan yang
penting diantaranya adalah penyediaan air bersih, makanan dan minuman
yang higienis dan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan. (Novalino,2016)
Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung logam berat. Air dari
sumber alam dapat diminum oleh manusia tetapi masih terdapat resiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau
zat-zat berbahaya. Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga
100oC. Seiring dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin
sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara
yang lebih praktis dengan biaya yang lebih murah dalam memenuhi
kebutuhan air minum. Salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan air
minum ini adalah menggunakan air minum isi ulang. Masyarakat masih
memiliki persepsi bahwa depot air minum isi ulang berasal dari sumber
mata air pegunungan yang memenuhi syarat kesehatan. Bakteri coliform
pada umumnya tidak terdapat di air bersih, hanya terdapat di kotoran
manusia atau hewan. Jika terdapat coliform maka hal ini memungkinkan
kontaminasi bakteri yang bersifat patogen dan bisa menimbulkan penyakit
seperti diare (Jonanda,2016)
Kualitas air pada sarana air bersih yang bukan perpipaan atau
sumur gali, yang aman untuk digunakan masyarakat berdasarkan
paramater mikrobiologi adalah tidak mengandung bakteri koliform lebih
dari 50 pada setiap 100 ml air bersih, sedangkan air minum yang aman

1
untuk dikonsumsi masyrakat adalah tidak mengandung bakteri koliform
setiap 100 ml air bersih. Bakteri koliform, termasuk di dalamnya fecal
coliform, eschericia coli, klebsiela dan lain-lain, pada umumnya hanya
terdapat pada kotoran manusia atau hewan, dan tidak terdapat pada air
yang bersih. (Novalino,2016)
Makanan yang kurang terjamin kebersihannya akan sangat mudah
terkontaminasi. Kontaminasi juga dapat terjadi jika penyimpanan makanan
terlalu lama. Penyimpanan yang lama akan menyebabkan tumbuhnya
bakteri patogen seperti coliform. Bakteri coliform merupakan
mikroorganisme yang sering digunakan sebagai indikator untuk
menentukan suatu sumber air terkontaminasi patogen atau tidak. Bakteri
coliform dapat tumbuh dan berkembang biak pada suhu penyimpanan 7°C
hingga 60°C. (Putri,2018)
2.1 Rumusan Masalah
a) Bagaimana cara mengetahui air dan makanan yang layak
dikonsumsi?
b) Apa saja metode yang dapat dilakukan untuk menganalisis ada
tidak nya bakteri pada bahan pangan
c) Bakteri apa saja yang dapat menyebabkan ketidaklayakan suatu
bahan pangan untuk dikonsumsi
d) Apa saja dampak yang ditimbulkan bila mengonsumsi bahan
pangan yang tidak layak konsumsi ?
3.1 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari praktikum ini yakni
a) Untuk mengetahui kualitas air melalui metode Most
Probable Number
b) Untuk menentukan kualitas mikrobiologi sampel makanan
berdasarkan angka lempeng total.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit diare merupakan penyakit tertinggi kedua yang menyebabkan
kematian pada anak-anak balita. Diare merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus maupun bakteri. Diare adalah buang air besar dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair dan kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam dan frekuensinya lebih dari 3 kali
per hari. Di dunia terdapat sekitar 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap
tahunnya. Setiap anak di Indonesia pernah mengalami episode diare sebanyak 1-2
kali per tahun. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat
kesehatan masyarakat tersebut. Air minum yang telah terkontaminasi dan tidak
bersih apabila dikonsumsi dapat berdampak buruk bagi kesehatan, misalnya
kandungan mikroba yang melebihi standar baku mutu dapat menyebabkan diare.
Penyakit diare lebih sering diderita oleh bayi dan balita dikarenakan usus anak-
anak sangat peka terutama pada tahun-tahun pertama dan kedua. Apabila diare
tidak diatasi lebih lanjut maka akan menyebabkan dehidrasi dan berujung
kematian. Hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara-negara berkembang. (Sari, 2019)
Coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan
sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan
suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri ini
menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri
pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol
yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya
berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi
patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga
memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah
diisolasi dan ditumbuhkan. (Adrianto,2018)
Kelompok coliform merupakan salah satu keluarga besar dari family
entebactericiae, bakteri ini adalah golongan mesofilik gram negative, berbentuk

3
batang, dapat memfermentasi glukosa dan laktosa. Family bakteri ini dapat
mencemari makanan melalui berbagai macam media sepeerti air, udara, feses
manusia ataupun hewan, pes hewan dan lain sebagainya. Kelompok coliform
dicirikan sebagai bakteri aerobic atau fakultatis aerobic, gram negative, berbentuk
batang, mampu memfermentasi laktosa yang menghasilkan asam dan gas pada
suhu + 35,5oC, dalam 48 jam. Keberadaan bakteri ini sangat berkolerasi dengan
kebersihan dan kelayakan pangan sehingga bakteri ini dijadikan sebagai indicator
untuk menilai kelayakan dari suatu pangan, selain oitu sifat tahan panas dari
bakteri menjadi salah satu indicator perhitungan kelayakan pangan. Dalam
kelompok coliform terdapat subkelompok bakteri yang lebih tahan panas atau
biasa disebut sebagai thermotolerant coliform atau lebih dikenal dengan sebutan
fecal coliform artinnya coliform yang berasal dari tinja, subkelompok bakteri ini
umumnya didominasi oleh E,Colli. (Surono,2018)
Bakteri coliform merupakan kelompok bakteri yang umum didapatkan
alamiah di tanah atau dalam sistem pencernaan mausia dan hewan berdarah panas.
Keberadaan bakteri dalam sistempencernaan dibagi menjadi dua yakni yang
berasal dari hewan (koliform fecal streptocci / FS) dan yang berasal dari manusia
(Koliform Fecal/ FC) untuk membedakan infeski yang ditimbulkan berasal dari
mana, walaupun pada dasarnya bahan pangan harus terbebas dari kedua pathogen
tersbut entah yang berasal dari sistem pencernaan manusia ataupun pencernaan
hewan. (Suprihatin, 2013)

(Suprihatin, 2013)

4
E, coly strain tertentu dapat menyebabkan penyakit-penyakit enteric dan
morbiditas signifikan yakni:

a) Enterotoxigenic E,Coli (ETEC) menyebabkan gastroenteritis, diare


perjalanan,
b) Emteropthogenic Ecoli (EPEC) menyebabkan diare pada bayi
c) Enterohemoragic E,coli (EHEC) menyebabkan colitis hemoragic
d) Enteroinvasif E,coli menyebabkan (EIEC) mirip disentri basiler
e) Enteroadherent E,Coli (EAEC) menyebabkan dikategorikan
tambahan baru.

Penderita yang terkontaminasi toksin E,Coli dapat terkonfirmasi gejalanya


dalam 8 jam – 44 jam (rata-rata 26 jam), setelah terinfeksi sel sejumlah 1010.
Strain invasive menyebabkan demam tinggi sampai 40oC, sakit kepala, kram
adominal, diare air, juga dapat terjadi tekanan darah tinggi, dan feses kadang-
kadang mengandung darah dan jumlah sel epithelial abnormal. . toksin yang
diproduksi tahan terhadap panas 100oC selama 15 menit atau toksin labil terhadap
panas antigenic dan rusak dalam suhu 60oC selama 30 menit. (Lestari,2014)

Terdapat beberapa persyaratan mikrobiologi terhadap air layak konsumsi


atau tidak, adapun syarat tersebut yakni:

a) Tidak mengandung bakteri pathogen misalnya bakteri golongan coli,


salmonella thypi, Vibrio Chlotera, Bakteri – bakteri ini mudah
tersebar melalui air (transmitted by water)
b) Tidak mengandung bakteri non pathogen seperti actynomycetes,
phytoplankton cloriform, dadocera.

5
(Kusnaedi,2010)

Untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri dalam bahan pangan maka
dilakukan bebrapa metode pemriksaan salah satunya yakni : uji colioform dengan
metode Most Probable Number (MPN).Terdapat 3 jenis tes dasar untuk
mendeteksi bakteri coliform terhadap air yakni uji pendugaan, konfirmasi dan
lengkap. Tes ini dilakukan secara berurutan. Metode ini dapat mendeteksi adanya
bakteri coliform (indicator kontaminasi feses), gram negative, bacilli yang tidak
membentuk spora yang dapat memfermentasi laktosa dan dapat memproduksi
asam dan gas yang dapat didteksi setlah inkubasi 24 jam pada 37oC.
(Lestari,2018)
Uji pendugaan merupakan uji spesifik untuk deteksi bakteri coliform.
Sampel yang dicurigai dimasukan ke dalam media lactose broth ini diinokulasi
dengan sampel sebanyak 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml. terbentuknya gas tabung
menunujukan hasil uji pendugaan positif. (Lestari,2018)
Uji konfirmasi membutuhkan media selektif dan diferensial seperti media
eosin methylene-blue (EMB) yang akan distreak dari tabung lactose broth yang
positif. Media ini mengandung pewarna methylene blue yang mengahambat
pertumbuhan bakteri gram positive. Dalam lingkungan asam, EMB membentuk

6
komplek yng terpresipitasi pada koloni sehingga memberikan kenampakan green
metallic sheen. Reaksi ini spesifik untuk E. Colli. (Lestari,2018)
Uji Lengkap merupakan uji terakhir, Tahapan ini untuk menguji koloni yang
tumbuh pada EMB. Koloni diambil dan diinokulasikan kedalam lactose brith dan
di-sterak pada nutrient agar untuk pengecetan gram. Setelah inkubasi, tabung ynag
meunjukan terbentuknya asam dan gas serta gram negative pada pengenceran
menunujukan sampel positive mengandung E.Coli. (Lestari,2018)

7
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Lokasi percobaan
Laboratorium terpadu mikrobiologi fakultas kedokteran universitas
tadulako
3.2 Waktu dan tanggal percobaan
Waktu: 08:00-10:00 WITA
Tanggal: 1 September 2020
3.3 Jenis Penelitian :

Non eksperimen, penelitian ini hanya menguji suatu bahan pangan


dapat dikonsumsi atau tidak.

3.4 Metode penelitian


A. Analisis Bakteri Coliform pada Air
a) Alat
 Tabung Reaksi
 Tabung Durham
 Cawan Petri
 Pipet ukur 10 ml
 Ose
b) Bahan
 Sampel air
 Medium laktosa broth
 Medium brilliant green lactose Broth
 Medium EMB agar
 Mendium NA
 Medium iMVIC
 Larutan pewarnaan gram
c) Prosedur Kerja

8
 Sampel air diambil secara steril kemudian
dihomogenkan.
 Masukkan masing – masing 10 ml sampel ke dalam 3
tabung reaksi yang berisi Laktosa Broth (DSLB)
 Masukkan masing – masing 1 ml sampel ke dalam 3
tabung reaksi yang berisi Laktosa Broth (SSLB)
 Masukkan masing – masing 0,1 ml sampel ke dalam 3
tabung reaksi yang berisi 10 ml Laktosa Broth (SSLB)
 Inkubasi semua tabung pada suhu 35 0C selama 24jam.
Jika tidak ada gas, inkubasi kembali hingga 48 jam
 Amati medium yang keruh dan bergas..
 Catat jumlah tabung reaksi yang terbentuk gas pada
tiap seri tabung
 Semua tabung reaksi yang positif terdapat gas diambil
sebanyak 1 ose kemudian ditanam di media BGLB dan
diinkubasi 48 jam pada suhu 35OC
 Amati hasil yang positif terbentuk gas pada tabung
durham.
 Ambil 1 ose dari medium BGLB yang menunjukkan
hasil positif
 Goreskan pada medium EMB agar
 Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
 Amati adanya koloni tipikal
 Koloni dapat dilanjutkan ke medium NA untuk
pewarnaan gram dan uji iMVIC

B. Uji Kualitas Mikroniologi Pangan berdasarkan Angka Lempeng


Total
a) Alat
 Timbangan

9
 Pipet volume
 Cawan petri
 Vortex
 Labu ukur
 Inkubator
 Koloni counter
b) Bahan
 Medium Plate count agar (PCA)
 Pepton Dilution Fluid (PDF)
c) Prosedur kerja
Preparasi sampel dan pengenceran
 Timbang 25 gr sampel sampel kemudian masukkan
sampel ke plastik steril.
 Tambahkan 225 ml PDF, hancurkan sampel dan
homogenkan.
 Siapkan 5 labu ukur 10 ml yang berisi 9 ml larutan
PDF 4
 Ambil 1 ml sampel dari PDF dan masukkan ke dalam
labu ukur yang berisi 9 ml PDF pertama, homogenkan
dengan vortex. Lakukan hingga tabung ke lima
Metode cawan tuang
 Pindahkan 1 ml larutan sampel ke cawan petri.
Lakukan secara duplo.
 Tuang 12-15 ml PCA pada cawan petri, gerakkan
cawan petri hingga sampel dan medium tercampur,
biarkan memadat
 Inkubasi selama 24-48 jam. Hitung jumlah koloni
Metode cawan sebar
 Tuang 12 ml – 15 ml PCA ke dalam cawan-cawan petri
steril dan dinginkan

10
 Pipet 0,1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan
petri yang berisi media PCA dan ratakan dengan
menggunakan batang sendok. Lakukan secara duplo
 Inkubasi selama 24-48 jam . hitung jumlah koloni

11
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A. Hasil pengujian MPN: (Analisis Bakteri Cloriform)

 Kombinasi air Galon 1


 Jumlah positif tabung: 10ml=0, 1 ml=0. 0,1ml=0

 Kombinasi air Galon 2


 Jumlah positif tabung: 10ml=2, 1 ml=0. 0,1ml=0

B. Hasil pengujian Angka Lempeng Total Bakteri


 Medium PCA

12
Pengenceran: 10-2
Jumlah koloni: 135
Jumlah bakteri: 135 X 102 cfu/gr

pengenceran: 10-3
Jumlah koloni: 16
Jumlah bakteri: Too few count

Pengenceran: 10-4
Jumlah koloni: 6
Jumlah bakteri: Too few cou

13
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dilakukan 2 jenis penelitian yakni analisis bakteri c


loriform pada air dan uji kualitas mikrobiologi pangan berdasarkan angka
lempeng total. Hal pertama yang dilakukan yakni menyiapkan kedua alat dan
bahan sesuai dengan apa yang tertera pada metode penelitian untuk melakukan
pengujian tersebut, selanjutnya melakukan pengujian sesuai dengan prosedur yang
telah tertulis dalam metode peneltian.

Dalam analisis bakteri cloriform pada air, digunakan sampel air gallon
dengan metode MPN (Most Porbable Number) untuk menghitung bakteri jumlah
mikroba dalam air yakni menghitung bakteri interic seperti coliform, khususnya
fecal coliform yaitu E. Coli. uji ini merupakan metode perhitungan
mikroorganisme berdasarkan data kualitatif hasil pertumbuhan mikrorganisme
pada medium cair spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data
kuantatiif jumlah mikroorganisme tersebut (MPN/ml (g)). Uji MPN ini
merupakan suatu metode uji pengenceran bertingkat (Serial dilution) untuk
mengukur konsentrasi mikroorganisme targer denbgan perkiraan. Pengujian
coliform kali ini menggunakan 3 tahap pengujian yakni presumptive test,
cinfirmed tes dan complete test. Adapun jumlah seri pengujian dalam metode
MPN ini terbagi menjadi dua yakni, uji MPN seri 3 dan uji MPN seri 5, dalam
pengujian kali ini penganalisaan dilakukan dengan metode MPN seri 3, hal ini
harus diketahui sebagai patokan yang nantinya untuk mengetahui layak tidaknya
suatu air dikonsumsi untuk mahluk hidup. Dimana pada seri yang ada,
didalamnya terdapat jumlah tabung positif yang terdiri dari banyaknya sampel
yakni: 10 ml, 1 ml, dan 0,1ml dan MPN Index/100m, hasil dari ke-3 perbedaan
isi tabung tersebut nantinya akan dilihat dan diperhitungkan berapa MPN
Index/100ml –nya. Dimana standar yang digunakan untuk kelayakan konsumsi air
yakni MPN Index/100ml, hasilnya <3. Jika MPN Index/100ml didapatkan
pathogen dalam air > 3 maka dapat diperkiraakan sampel tersebut terkontaminasi
feses.

14
Pada pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil percobaan Galon pertama
seri 3 yakni 0 0 0 artinya pada tabung pertama tidak didapatkan pathogen,
begitupula pada tabung kedua dan ketiga. Pada hasil tersbut, jika dilihat pada tabel
MPN seri 3 maka index MPN/100ml yakni <3 artinya sampel gallon yang ini
layak untuk dikonsumsi. Sedangkan pada gallon percobban yang kedua
didapatkan hasil 2 0 0 yang artinya pada tabung pertama didapatkan pathogen
sebanyak 2 koloni sedangkan pada tabung kedua dan tabung ketiga tidak
didapatkan koloni, berdasarkan hasi tersebut maka indeks MPN dari pengujian
galoon yang kedua ini yakni : 9 artinya pada pengjian gallon kedua didapatkan
pathogen sebanyak 9 koloni, hasil ini melebihi btas normal konsumsi, artinya air
pada sampe kedua ini tidak layak untuk dikonsumsi.

Pengujian kedua yang dilakukan yakni Uji Kualitas Mikrobiologi Pangan


berdasarkan Angka Lempeng Total (ALT), metode ini merupakan metode
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikrobiologi yang ada pada
suatu sampel. Pengujian ini menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa
koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per
ml/gram atau koloni/100ml. Dalam praktiknya duganakan beberapa cara yakni
dengan cara tuang, cara tetes dan dengan cara sebar. Adapun perhitungan cawan
didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang
manjadi satu koloni. Sehingganya jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan suatu indeks bagi jumlah mikroorganisme yang dapat hidup yang
terkandung dalam sampel, untuk memenuhi persyaratan statistic, cawan yang
dipilih untuk perhitunga koloni ialah yang mengandung antara lain 25 sampai 250
koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya,
maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung
koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan
sederetan pengenceran dan pencawanan. Nilai angka lempeng total yang tinggi
menunjukan bahan baku yang terkontaminasi, sanitasi yang tidak memadai, proses
pengolahan (produksi) yang tidak sempurna serta penyimpanan yang tidak baik.

15
Nilai ALT 106-108 mikroorganisme per gram sampel menunjukan kemungkinan
telah terjadi kerusakan atau produk mengalami dekomposisi.

Pada praktikum ini digunakan medium PCA dalam 3 plate dan hasil yang
didapatkan yakni pada plate pertama sebanyak 135 coloni, pada plate dua
sejumlah 16 koloni dan pada plate ke-3 sejumlah 6 koloni, artinya pada cawan 1
jumlah bakteri setelah dikalikan dengan pengenceran yakni: 135 x 10-2 sedangkan
pada cawan kedua dan ketiga setelah dikalikan dengan masing-masing
pengenceran maka didapatkan jumlah bakteri too few count atau dibawah standar
perhitungan. berdasarkan uji ini, untuk diketahui layak tidaknya suatu pangan
dikonsumsi berlaku rumus perhitungan dengan masing-masing perhitungan
mempunyai persyaratannya. Berdasarkan hasil dari pengujian dan persyaratan
perhitungan koloni bakteri yang ada, disini menggunakan perhitungan koloni
bakteri yang pertama yakni dipilih satu cawan petri dari satu pengenceran yang
menunujukan jumlah koloni antara 25-250 koloni. Jumlah koloni rataa-rata
didapatkan dari jumlah kedua cawan dikalikan dengan factor pengencerannya,
maka Angka Lempeng Total dari pengujian ini yakni:

135 (102) = 67,5 x 102

Berdasarkan aturan pencatatan hasil ALT yakni perhitungan dan pencatatan


hasil ditulis dalam dua angka dan angka berikutnya dibulatkan kebawah bila <5
dan dibulatkan keatas bila >5, sehingganya hasil pada pengujian kali ini dituliskan
68 x 102 tiap ml persampel.

16
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a) Bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi adalah bahan makan yang
tidak terdapat bakteri pathogen didalamnya yakni coliform fecal
b) Metode pemeriksaan ALT dan MPN merupakan contoh metode untuk
mengetahui kelayakan konsumsi suatu makan
c) Dampak yang ditimbulkan apabila mengonsumsi panganyang terdapat
bakteri pathogen yakni diare, demam tifoid dan laiinya
6.2 Saran
Saran dari penulis jikalau boleh dituliskan standar tugas laporan secara
terperinci agar dalam mengerjakan tugas praktikum nanti tidak banyak
pertanyaan dasar yang bermunculan

17
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, R., 2018., Pemantauan Jumlah Bakteri Coliform Di Perairan Sungai
Provinsi Lampung., J.Tegi., Vol 10 (1)., Diakses pada:
{http://ejournal.kemenperin.go.id/tegi/}
Jonanda, H, O., Djamal, A., Yulistini., 2016., Identifikasi Bakteri Coliform pada
Kontak Permukaan Galon Air Minum Isi Ulang Distribusi Akhir di
Kecamatan Bungus., J.KA. Vol 5 (2). Diakses pada :
{http://jurnal.fk.unand.ac.id/}
Kusnaedi., 2010., mengubah air kotor untuk air minum., Jakarta: Penebar
Swadaya
Lestari, L, A., Harmayani, E., Utami, T., Sari, P, M., Nurviani, S., 2018., dasar-
dasar mikrobiologi makanan dibidang gizi dan kesehatan., Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press
Lestari, L, A., Lestari, P, M., Utami, F, A., 2014.,Kandungan Zat Gizi Makanan
Khas Yogyakarta., Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
Novalino, R., Suharti, N. Amir, A., 2016., Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan
Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Berdasarkan Indeks
Most Probable Number (MPN),. J.KA., Vol 5 (3)., Diakses dari:
{http://jurnal.fk.unand.ac.id/}
Putrri, A, M., Kurnia, P., 2018., Identifikasi keberadaan bakteri coliform dan total
mikroba dalam es dung-dung disekitar kampus unversitas muhammadiyah
Surakarta., J.MGI. Vol 3 (1). Diakses pada:
{https://juke.kedokteran.unila.ac.id/}
Sari, M, A, P., Sholehah, T, U., Carolia, N., Nisa, K., 2019., Identifikasi Bakteri
Coliform dan Escherichia coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota
Bandar Lampung., J.ke., Vol 911 (1)., Diakses pada:
{https://juke.kedokteran.unila.ac.id/}
Suprihatin., Suparno, O., 2013., Teknologi proses pengolahan air untuk
mahasiswa dan praktisi industry., Bogor: IPB press
Surono, I, S., Sudibyo, A., Waspodo, P., 2018., Pengantar Kemanan Pangan
untuk Industry Pangan., Yogyakarta: Deepublish

iv
v

Anda mungkin juga menyukai