Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III

PEMERIKSAAN MPN COLIFORM DAN E.COLI


PADA SAMPEL AIR SUMUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : KASDIN
NIM : AKM1117012
KELAS : A17

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat
dan taufik-Nya sehingga Laporan Praktikum dengan judul “Pemeriksaan MPN Coliform Dan
E.Coli Pada Sampel Air Sumur”dapat diselesaikan tepat pada waktunya Laporan ini berisi uraian
tentang hasil kegiatan praktikum yang dilakukan dengan percobaan pendahuluan, penegasan, dan
pelengkap.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa tidak tertutup kemungkinan isi laporan ini belum
sesuai dengan harapan berbagai pihak, karena potensi yang penyusun miliki masih sangat
terbatas oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya konstruktif, sangat penyusun harapkan
terutama dari Ibu Dosen penanggung jawab mata kuliah.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan umumnya bagi
teman-teman mahasiswa serta yang membacanya.

Makassar,17 Maret 2019

Kasdin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PEDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3

A. Tinjauan Umum Air ............................................................................................................. 3

B. Tijauan Umum Coliform ...................................................................................................... 5

C. Tinjauan Umum MPN.......................................................................................................... 5

BAB III ........................................................................................................................................... 8

METODE KERJA .......................................................................................................................... 8

A. Alat ....................................................................................................................................... 8

B. Bahan ................................................................................................................................... 8

C. Cara Kerja ............................................................................................................................ 8

BAB IV ......................................................................................................................................... 10

HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................... 10

A. Hasil ................................................................................................................................... 10

B. Pembahasan........................................................................................................................ 12

BAB V .......................................................................................................................................... 14

PENUTUP..................................................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

ii
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Air bersih
adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat
diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.

Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang
ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung
bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut
tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.

Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam
tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu
tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai
pengukuran derajat pencemaran.

Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive
test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian yang
digunakan adalah metode Most Probable Number(MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui
mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau
mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya
bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan


kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli.Bakteri Coliform sebagai suatu
2

kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk
spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam
dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi
dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan
menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi.

B. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung jumlah


bakteri dengan metode angka MPN pada sampel air dan mengidentifikasi bakteri jenis Coliform
pada sampel air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Air

Air adalah satu dari sedikit zat yang wujud cairnya lebih rapat daripada wujud padatnya.
Kalau benda lain mengerut ketika dipadatkan, es malah mengembang. Pada suhu di atsa 4 oC, air
bersifat seperti cairan pada umumnya, mengembang ketika panas, dan mengerut ketika dingin.
Air mulai membeku ketika molekul-molekulnya mulai bergerak lambat sehingga tidak mampu
memutuskan ikatan hidrogen (Campbell 2004).

Air mungkin saja terlihat jernih, tak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk
diminum. Air baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-
zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak boleh diminum. Sumber-sumber dalam
tanah, yaitu sumur dan mata air, menyediakan sebagian besar air untuk rumah-rumah perorangan
di daerah pedesaan. Air permukaan tidak boleh diminum kecuali bila diberi perlakuan (atau
dididhkan) sebelumnya untuk menghilangkan kontaminan (Pelczar & Chan 2005).

Perairan alami memang merupakan habitat atau tempat yang sangat parah terkena
pencemaran. Sehingga rumus kimia air : H2O, merupakan rumus kimia air yang hanya berlaku
untuk air bersih seperti akuades, akuademin dan sebagainya. Sedang untuk air alami yang berada
di dalam sungai, kolam, danau, laut dan sumber-sumber lainnya akan menjadi : H2O ditambah
dengan faktor yang bersifat biotik dan faktor yang bersifat abiotik. Faktor-faktor biotik yang
terdapat dalam air terdiri dari bakteria, fungi, mikroalgae, protozoa, virus serta sekumpulan
hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba (Suriawiria 1995).

Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu kimiawi, fisik
dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori dapat mempunyai pengaruh
nyata terhadap kualitas air. Patogen yang paling sering dipindahsebarkan melalui air ialah yang
menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan, yaitu demam tifoid dan para tifoid, disentir
(basiler dan aerobik), kolera dan virus enterik (Pelczar & Chan 2005).

Kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan.
Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan utama ikan,
4

sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan tersebut. Banyak jenis bakteri atau
fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad ”dekomposer”, artinya jasad tersebut mempunyai
kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga
kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara biologis. Pada
umumnya mikroalgae mempunyai klorofil untuk melakukan fotosintesis, sehingga dapat
melakukan fotosintesis dengan menghasilkan oksigen (Widiyanti 2004).

Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena menimbulkan
masalah bau, warna, dan rasa, disamping juga membentuk endapan persenyawaan tak dapat larut
di dalam pipa-pipa sehingga mengurangi atau menyumbat aliran air. Aksi merusak pada
beberapa mikroorganisme adalah sebagai berikut: 1) bakteri pembentuk lender, 2) bakteri besi
yang mengubah persenyawaan besi yang membentuk asam sulfat dan hydrogen sulfidae,
sehingga air menjadi sangat asam dan berbau tidak enak (Pelczar & Chan 2005).

Menurut tempatnya, air dapat dibedakan menjadi air permukaan dan air tanah. Air yang
berada di permukaan tanah disebut air permukaan dan air yang berada di dalam tanah disebut air
tanah. Air hujan yang jatuh ke tanah sebgaian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain dapat
menggenang di permukaan tanah, hal ini tergantung kepada kondisi tanah. Air hujan membawa
serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa berhamburan di udara. Setiba di tanah,
air lebih tercemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup (sampah), kotoran dari hewan dan
manusia, maupun kotoran dari pabrik (Dwidjoseputro 1998).

Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha


pemeriksaan air guna mendeteksi organisme kolifrom. Pemeriksaan tersebut terdiri dari tiga
langkah berurutan (1) ”uji dugaan” (presumptive test), (2) uji yang ”diperkuat” (confirmed test)
dan (3) ”uji lengkap” (completed test). Prosedur laboratoris dapat dilakukan dengan prosedur
inokulasi teknik filter membran (Pelczar & Chan 2005).

Pada prinsipnya tujuan pengujian air minum ialah untuk mengetahui ada tidaknya
mikroorgansime patogen. Akan tetapi di dalam praktek orang jarang sekali menemukan Shigella.
Salmonella atau Vibrio dari contoh air yang diselidiki. Pengujian air didasarkan atas ada tidaknya
bakteri dari golongan ’kolon’ saja. Bakteri kolon terdiri dari berbagai bakteri yang merupakan
penghuni biasa dari usus tebal manusia atau hewan yang sehat maupun yang sakit, E. Coli.
5

Kehadiran bakteri kolon di dalam suatu contoh air menunjukkan adanya pencemaran yang
berasal dari kotoran hewan dan manusia dan dianggap patogen (Dwidjoseputro 1998).

B. Tijauan Umum Coliform

Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri, berbentuk batang gram
negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose
dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 oC. Kelompok koliform
mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota genus Salmonella dan Shigella, yang
mempunyai spesies-spesies enterik patogenik. Namun, perbeddan keduanya adalah bahwa
koliform dapat memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan
Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktose (Pelczar & Chan 2005).

Mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang


mengandung zat-zat anorganik, sel-sel mati merupakan bahan organik yang memungkin
kehidupan menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar 30oC atau lebih sedikit baik sekali
bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari,
terutama sinar ultra ungu-nya, memang dapat mematikan bakteri, namun daya tembusnya ke
dalam air tidak seberapa (Dwidjoseputro 1998).

C. Tinjauan Umum MPN

MPN merupakan metode yang paling sederhana yang digunakan untuk menguji kualitas air. Uji
kualitas air terdiri dari beberapa uji yakni uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap. Air sangat
perlu untuk diuji sebelum dikonsumsi atau diminum karena air dapat menjadi sumber
penyebaran penyakit (Fardiaz, 1989).

1. Uji pendugaan (presumptive test)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform


berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri
golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang
dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara (Dwijoseputro,
2005). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
penetapan (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
6

keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali
kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan
kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif,
tidakberspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah
unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel.
Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri.
Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai
MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air
tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi. Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan
bakteri koliform. Media yang digunakan ialah media lactose broth. Bakteri dapat
menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang
tidak dapat melakukannya. Uji dilakukan dalam medium fermentasi kaldu laktosa (laktosa
broth) yang berisi tabung Durham. Uji dinyatakan positif bila terbentuk gas pada tabung
Durham, karena bakteri koli mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas
yang merupakan khasnya. Uji pendugaan dapat menunjukkan kuantitas mikroorganisme koli
yang merupakan jumlah perkiraan terdekat (MPN : Most Probable Number).

2. Uji penguat

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media
Eosin Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.
Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan dengan kilat metalik atau koloni
berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya. Konfirmasi dari uji
pendugaan perlu dilakukan, karena nilai positif (gas) dari uji pertama dapat juga merupakan
reaksi dari bakteri non koli yang bukan indicator pencemar fekal. Uji penentu memerlukan
7

medium selektif atau diferensial. Bila pada tahap ini di dalam kultur uji masih terbentuk gas,
maka sampel air dinyatakan tidak layak minum (Campbell dkk., 2002).

3. Uji pelengkap

Uji ini merupakan analisis akhir dari sampel air untuk mendeteksi keberadaan
bakteri koli fekal. Metode yang digunakan adalah pengecatan Gram terhadap bakteri yang
muncul atau tumbuh pada media EMB agar pada uji penentu. Bila karakter koloni berwarna
hijau metalik dan hasil pengamatan dengan mikroskop menunjukkan bakteri berbentuk
batang tersebut adalah E. coli dan uji pelengkap bernilai positif (Dwijoseputro, 2005). Uji
pelengkap untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji
penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan medium agar miring Nutrient
Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Dari koloni yang berwarna pada uji
ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient
Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x
24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka sampel positif
mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram
dimana bakteri Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang pendek.
Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh
lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin
baik (Fardiaz, 1989).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah,tabung reaksi,tabung


durham,inkubator,autoclave,pipet pasteur steril 10 mk dan 1ml.

B. Bahan

Lactose Broth atau Lauryl Trytose Broth(LB/LTSB),Briliant Green Bile Lactose


Broth(BGLB),Echercia Coli Broth(E.C Broth),Endo Agar/EMBA,KIA/TSIA,SSA,SIM,Mhetyl
red,Voges Proskauer,Larutan Mhethyl Red,KOH 40%,Alpha Naptol 50%,Larutan Kovaks.

C. Cara Kerja

1. Tes pendahuluan

Pada test pendahuluan digunakan media Lactose Broth(LB) dengan konsntrasi 1,5%
dan 0,5% dengan menggunakan porsi 511,dengan menyediakan 5 tabung berisi media LB
sebanyak 5ml dengan konsentrasi 1,5% masing-masing diisi sampel air 10 ml.1 tabung berisi
media LB sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 0,5% diisi dengan sampel air 1 ml,1 tabung
berisi media LB sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 0,5% diisi dengan sampel air 0,1
ml.Kemudian di inkubasi pada suhu 350oC selama 2x24jam.

2. Tes penegasan/penetapan

Tes penegasan dilakukan untuk menentukan MPB Coliform dan MPN Coliform tinja
dengan menggunakan media,Brillian Green Lactosa Bile Broth (BGLB) untuk MPN
Coliform suhu 350oC,2 x 24 jam.Echercia Coli Broth (EC Broth) untuk MPN Coliform tinja
suhu 440oC,2 x24 jam.Semua tabung yang positif pada test pendahuluan dilanjutkan masing-
masing 1-2 mata ose kedalam media.BGLV untuk MPN Coliform diinkubasi pada suhu
350oC selama 2x24 jam,EC broth untuk MPNColiform tinja diinkubasi pada suhu 440 oC
selama 2x24 jam.Positif jika keruh dan terbentuk gas pada tabung durham cocokkan dalam
tabel MPN sesuai dengan porsi yang digunakan,tentukan hasil per 100 ml sampel.
9

3. Tes pelengkap (Completed test)

Tes pelengkap dilakukan untuk menentukan MPN E.Coli dengan menggunakan


media Endo Agar/EMBA..Semua tabung yang positif pada media EC Broth dinokulasi ke
media Endo Agar/EMBA dengan menggunakan ose kemudian inkubasi pada inkubator 37oC
selama 24 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Setelah melakukan praktikum didapatkan hasil sebagai berikut.

1. Data Pengamatan

Media Volume MPN/100 ml

10 ml 1,0 ml 0,1 ml

LB (+) 5 tabung (+) 1 tabung (+) 1 tabung >240

BGLB (+) 5 tabung (+) 1 tabung (+) 1 tabung >240


11

2. Gambar

Tes pendahuluan

Hasil dari tes penegasan

Hasil dari tes penegasan yang akan


diinokulasikan pada media EMBA

Media EMBA
12

3.
Penanaman pada media EMBA
4.

Persiapan inkubasi

Hasil dari proses inkubasi.

B. Pembahasan

Pada uji pendahuluan yang dilakukan dengan menambahkan sampel secara langsung
kedalam media LB dengan menggunakan porsi 511 untuk menentukan nilai MPN pada sampel
air didapatkan nilai MPN >240 MPN/100 ml air dengan menyesuaikan dengan tabel MPN porsi
511 hal ini ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan dan terbentuka gas pada setia tabung yang
13

diisi sampel setelah diinkubasu selama 24 jam lamanya kemudian hasul dari uji pendahuluan
dimasukkan kembali kedalam media BGLB sebagai uji penegasan dan diinkubasi selama 24 jam
yang menghasilkan terjadinya kekeruhan dan terbentuknya gas pada setiap media ini
menunjukkan bahwa nilai MPN setelah disesuikan dengan tabel MPN porsi 511 didapatkan
nilain MPN sebesar >240 MPN/100 ml air.Setelah itu 2 tabung yang dianggap memiliki hasil
paling tinggi di inokulasikan kedalam media EMBA selama 24 jam sehingga didapatkan koloni
berwarna hijau metalik.

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan diatas maka kualitas air sampel yang digunakan
jauh dari kata normal dan tidak layak untuk dikonsumsi dengan rujukan bahwa nilai normal
MPN pada media LB tidak lebih dari 10 MPN/100ml dan pada media BGLB 0 MPN/100 ml.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum ini didapatkan hasil nilai MPN pada setiap medianya yautu
.240 MPN/100ml sampel air,dengan merujuk pada nilai batas normal MPN pada media LB
sebesar 10 MPN/100ml dan pada media BGLB sebesar 0 MPN/100ml air maka sampel air yang
digunakan dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.
15

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.Erlangga. Jakarta.

Dwidjoseputro. 1998. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Pelczar, M.J dan Chan, E.S.C. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.

Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobilogi Umum. Angkasa. Bandung.

Sukini dkk,2017. Mikrobiologi Keperawatan Gigi.PPSDMK.Jakarta.

Widiyanti, N.L. 2004. Analisa Kualitatif Bakteri Koliform pada Depot Air Minum Isi Ulang di
KotaSingaraja,Bali.http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/Ni%20Putu%20
_2.pdf Diakses tanggal 16 Maret 2019.
16

LAMPIRAN

Tabel MPN 511

Jumlah Tabung (+) Gas Index MPN

Per 100 ml
10 ml 1 ml 0,1 ml

0 0 1 2
0 1 0 2
0 1 1 4
1 0 0 2,2
1 0 1 4,4
1 1 0 4,4
1 1 1 6,7
2 0 0 5
2 0 1 7,5
2 1 0 7,6
2 1 1 10
3 0 0 8,8
3 0 1 12
3 1 0 12
3 1 1 16
4 0 0 15
4 0 1 20
4 1 0 21
4 1 1 27
5 0 0 38
5 0 1 96
5 1 1 240

Anda mungkin juga menyukai