Disusun Oleh :
Berkembangnya restoran yang semakin pesat dapat dipastikan akan turut menambah
buangan air limbah domestik dengan kadar organik yang tinggi dalam jumlah yang tidak
sedikit yang dibuang ke badan air. Tingginya kadar organik dalam limbah domestik
restoran akan menyebabkan aroma yang tidak sedap jika tidak ada pengolahan terlebih
dahulu. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi zat padat total (TS), zat
padat tersuspensi (TSS), zat padat terlarut (TDS) tanpa menggunakan koagulan dan zat
padat terlarut (TDS) menggunakan koagulan serta menghitung efisiensi penggunaan
koagulan pada pengolahan limbah cair restoran. Berdasarkan hasil percobaan,
penambahan koagulan akan memperkecil kadar TDS. Kadar dari TS, TSS dan TDS
limbah cair restoran yang diolah tanpa koagulan secara berturut-turut sebesar 11900
mg/l; 2900 mg/l dan 9000 mg/l, sedangkan kadar TDS limbah cair restoran yang
diperoleh menggunakan koagulasi sebesar 5000 mg/l. Penggunaan koagulan
memberikan efisiensi yang cukup besar bagi penurunan konsentrasi TDS limbah cair
restoran, yaitu sebesar 44,44%.
Kata Kunci : efisiensi, limbah cair restoran, zat padat terlarut, zat padat
tersuspensi, zat padat total
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pengolahan limbah dengan
metoda koagulasi yaitu limbah cair restoran yang kotor dan Aluminium sulfat 5%
dari sampel.
2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan percobaan antara lain :
1. Timbangan digital
2. Oven
3. Desikator
4. Beaker glass
5. Corong
6. Cawan penguap
7. Kertas saring
8. Batang pengaduk
9. Gelas Ukur
10. Erlemeyer
(b − a) 1000 ml
x ppm = x
c L
TS = TSS + TDS
3.2 Pembahasan
Tahapan proses dari percobaan pengolahan limbah cair restoran dengan
metode koagulasi dimulai dengan melakukan pengujian zat padat total atau Total
Solid (TS), zat padat tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS) dan zat padat
terlarut atau Total Desolved Solid (TDS) yang terkandung di dalam limbah cair
restoran tanpa melalui proses koagulasi terlebih dahulu. Hasil percobaan seperti
yang tercantum pada Tabel 3.1 didapat kadar TS, TSS dan TDS tanpa koagulasi
secara berturut-turut sebesar 11900 mg/l, 2900 mg/l dan 9000 mg/l.
Berdasarkan Tabel 3.1 didapat kadar TDS dengan penambahan koagulan
sebesar 5000 mg/l. Berdasarkan Tabel 3.1 juga dapat dilihat bahwa penggunaan
koagulan memberikan efisiensi yang cukup besar bagi penurunan konsentrasi
TDS limbah cair restoran, yaitu sebesar 44,44%.
Secara keseluruhan, perbandingan konsentrasi berbagai analisa zat padat
pada limbah cair restoran hasil percobaan, baik dengan penambahan koagulan
maupun tanpa penambahan koagulan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
10000
9000
Konsentrasi (mg/L) 8000
7000
6000
5000 Tanpa Koagulan
4000 Dengan Koagulan
3000
2000
1000
0
Analisa TDS
Gambar 3.1 Diagram perbandingan konsentrasi analisa zat padat pada limbah
cair restoran
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa konsentrasi TDS limbah cair
restoran yang telah mengalami proses koagulasi lebih rendah dibandingkan
dengan konsentrasi TDS limbah cair restaurant yang tidak mengalami proses
koagulasi terlebih dahulu. Penambahan koagulan akan memperkecil konsentrasi
TDS. Hal ini dikarenakan sifat koagulan yang mampu membuat partikel-partikel
koloid dalam limbah bergabung membentuk flok dan mengendap karena adanya
gaya grafitasi. Koagulan berfungsi untuk menetralkan muatan listrik pada
partikel-partikel halus sehingga dapat meningkatkan jarak efektif gaya tarik-
menarik London - Van Der Waals dan membentuk partikel-partikel yang lebih
besar (Prakoso, 2013).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. TDS, TSS, dan TS limbah cair restoran yang diolah tanpa penambahan
koagulan sebesar 9000 mg/l, 2900 mg/l dan 11900 mg/l, sedangkan TDS
limbah cair restoran yang diolah dengan menambahkan koagulan adalah
5000 mg/l.
2. Penggunaan koagulan memberikan efisiensi yang cukup besar bagi
penurunan konsentrasi TDS air sungai yaitu sebesar 44,44 %
4.2 Saran
Pada percobaan ini, praktikan menghabiskan banyak waktu hanya untuk
melakukan pendinginan dan pengovenan bahan disebabkan kurangnya alat dan
terlalu kecilnya alat. Seharusnya peralatan percobaan pengolahan limbah cair
industri dengan metoda koagulasi, seperti desikator dan oven, tersedia dengan
ukuran lebih besar di dalam laboratorium dasar proses dan operasi pabrik kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Sujana. 2002. Merakit Sendiri Alat Penjernih Air Untuk Rumah
Makan. Semarang: Esis.
Andiese, V,W. 2011. Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan dengan Metode
Kolam Oksidasi. Jurnal Infrastuktur Vol.1 (2), 103-110
Bratby, John. 2006. Coagulation and Flocculation in Water and Wastewater
Treatment. IWA Publishing. London.
Herlambang. 2002. Teknologi Pengolahan Sampah dan Air Limbah.
Jurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/download/281/280
Johnson, Michael, Don D. Ratnayaka, Malcom J. Brandt. 2009. Twort’s Water
Supply. Elsevier Ltd. Burlington.
Kusnaedi. 2004. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Surabaya: Penebar
Swadaya.
Prakoso, Pulung Adi. 2013. Pengaruh Koagulan dan Flokulan Terhadap
Pengendapan Dalam Thickener Untuk Pemanfaatan Tailing di PT. XYZ
Unis Bisnis Pertambangan Emas Bongkor. http://digilib.itb.ac.id. Diakses
pada 30 Oktober 2019.
Sugiharto. 1987. Dasar – Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta : UI-Press.
Susetyaningsih, dkk. 2008. Kajian proses elektrokoagulasi untuk pengolahan
limbah cair. Seminar Nasional IV Teknologi Nuklir. Yogyakarta
Sutiyono. 2006. Pemanfaatan Bittern Sebagai Koagulan Pada Limbah Cair
Industri Kertas. Jurnal Teknik Kimia Vol. 1, No. 1, September 2006.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
Hasil Percobaan :
Percobaan pengolahan limbah cair industri dengan metoda koagulasi ini
menggunakan limbah cair restoran. Pengolahan limbah cair restoran dilakukan
tanpa penambahan koagulan Aluminium sulfat dan dengan penambahan koagulan
Aluminium sulfat
- Sampai kering
Penimbangan
A.1.1.2 Menentukan zat padat terlarut (Total Desolved Solid = TDS)
Dioven/dipanaskan
Diaduk
Filtrat Endapan
Diambil filtrat 10 ml
dimasukkan kedalam cawan
Dioven/dipanaskan
Ditimbang
(b − a)mg 1000 ml
x ppm = x
c ml L
(730 − 440)mg 1000 ml
= x
100 ml L
= 2900 mg/l
(b − a)mg 1000 ml
x ppm = x
c ml L
( 65560 − 65380)mg 1000 𝑚𝑙
= x
20 ml 𝐿
= 9000 mg/l
(b − a)mg 1000 ml
x ppm = x
c ml L
(81200 − 81100 )mg 1000 ml
= x
20 ml L
= 5000 mg/l
B.3 Efisiensi
𝑇𝐷𝑆𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 − 𝑇𝐷𝑆𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑇𝐷𝑆 = 𝑥 100%
𝑇𝐷𝑆𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
(9000 − 5000)𝑚𝑔/𝑙
= 𝑥 100%
9000 𝑚𝑔/𝑙
= 44,44%
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
Gambar C.1 Filtrat Limbah Cair Gambar C.2 Limbah Cair Restoran
Restoran Menggunakan
Koagulan