TINJAUAN PUSTAKA
masuk degan bahan yang keluar dalam suatu proses berdasarkan hukum
kekekalan massa, yaitu jumlah aliran masuk sama dengan jumlah aliran keluar.
Prinsip dasar yang digunakan apabila dalam proses tidak ada akumulasi dalam
peralatan prosessing, maka jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah
bahan keluar atau dengan kata lain tidak ada bahan yang hilang maupun tidak ada
digunakan untuk melihat aliran bahan masuk dan bahan keluar (jumlah)
berdasarkan hukum kekealan massa, yaitau jumlah aliran masuk sama dengan
Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan
yang masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu. Pernyataan
tersebut sesuai dengan hukum kekekalan massa yakni: massa tak dapat dijelmakan
MA + MB + MC = MD + ME + MAkumulasi
MA + MB + MC = MD + ME(Wuryanti, 2016).
Suatu sistem apapun, jumlah materi akan tetap walaupun terjadi perubahan
bentuk ataupun keadaan fisik. Oleh sebab itu, dalam suatu proses pengolahan akan
terjadi jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah bahan yang keluar
sebagai produk yang dikehendaki ditamabah dengan jumlah yang hilang atau
Tahap identifikasi informasi input dan output aliran proses bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang aliran proses yang terdapat pada objek penelitian.
Data-data yang dibutuhkan ialah laju alir serta kondisi operasi, kemudian akan
bisa tersusun neraca massa. Dengan diketahui neraca massa maka akan diperoleh
Penimbangan
Rajungan Segar
Pencucian
Penimbangan
Deback
Pencucian (3 kali)
Picking
Pengepakan
Pelabelan
Penimbangan
Pengiriman
Gambar . Diagram Proses Pengupasan Rajungan (Portunus pelagicus) MP Putra
3.3.1.1 Persiapan Bahan Baku
Bahan baku rajungan (Portunus pelagicus) yang di dapat dari mini plant
MP Putra diperoleh dari beberapa daerah Demak, Kendal, Jepara dan Sarang.
Rajungan yang telah ditangkap oleh nelayan setelah sampai di darat langung
hampir sama namun ada perbedaan yaitu yang membedakannya adalah size
rajungan, seperti rajungan dari daerah Sarang mempunyai size yang lebih kecil
adalah rajungan biru (Portunus pelagicus) dan tidak menerima rajungan jenis
rajungan karang (Charybdis cruciatae). Hal ini sesuai pendapat Indriyani (2006),
biasanya pemilik mini plant tidak mau menerima bahan baku jenis Charybdis
cruciata (rajungan salib/karang) lebih dari 30%. Hal ini disebabkan karena
rajungan jenis ini memiliki cangkang yang lebih keras sehingga lebih susah dan
memakan waktu yang lebih lama untuk dikupas. Selain itu, dagingnya berwarna
3.3.1.2. Pencucian
menyiapkan keranjang plastik yang sudah berisi rajungan setelah itu dilakukan
jatuh ke bawah. Pencucian rajungan dilakukan 1 sampai 2 kali cuci. Tujuan dari
pencucian ini adalah untuk membersihkan kotoran pada rajungan dan pasir-
pasirnya, selain itu tujuan pencucian yaitu dengan pencucian air tawar dapat
Harianja (2009), tujuan pencucian rajungan adalah terhindar dari bahaya fisik
seperti kerikil dan kotoran-kotoran lain yang menempel, serta mengurangi jumlah
bakteri alami pada permukaaan tubuh rajungan. Setelah itu, dilakukan sortasi pada
rajungan yang telah bersih, tetapi apabila rajungan hanya sedikit, sortasi tidak
dilakukan.
3.3.1.3. Pengukusan
rajungan, lalu memanaskan air 10 liter menggunakan air PDAM kedalam dandang
gas LPG 3 kg dengan kompor gas. Pemanasan air dilakukan sampai mendidih (±
10 menit). Penggunaan gas LPG 3 kg dipilih karena lebih hemat dan cepat
dibandingkan dengan minyak tanah. Setelah air mendidih, rajungan yang sudah
tergantung dengan banyak sedikitnya bahan baku yang dikukus. Jika berat
3.3.1.4.Penimbangan
dilakukan agar dapat mengetahui susut berat selama perebusan. Sampling yang
sebanyak 800 gram. Selain itu tujuan penimbanganan yaitu untuk membagi secara
telur, insang dan lemi (lemak dari rajungan atau cairan pembungkus jaringan
telur) agar daging rajungan tidak tercampur dengan kotoran, tidak terjadinya
3.3.1.6. Pencucian
keranjang plastik lalu diberi air sambil digoyang-goyang agar kotoran yang masih
menempel hilang dan telur yang masih menempel dibadan lebih hilang, pencucian
3.3.1.7. Picking
capit dan badan. Pengupasan dilakukan oleh tenaga kerja pengupas dengan
pembagian kerja berdasarkan jenis daging yang akan dibuat. Proses pengupasan
dimulai dari menyiapkan es curai yang diletakkan kedalam nampan setelah itu
disiapkan agar sistem rantai dingin tetap terkontrol. Selanjutnya siapkan setoples
plastik yang digunakan untuk wadah daging rajungan didalam es curai agar sistem
mini plant MP Putra menggunakan 2 pisau khusus yang berbeda. Bagian yang
paling mudah untuk dikupas adalah kaki dan saat pengupasan daging tidak mudah
rusak, namun bagian yang paling sulit adalah flower karena jika saat mengupas
tidak hati-hati maka daging akan rusak dan tidak dapat dibuat flower lagi sehingga
3.3.1.8. Pengepakan
berbentuk persegi panjang dan lingkaran namun yang sering dipakai adalah yang
menjadi lengket.
3.3.1.9. Pengiriman
Pengerimian daging rajungan dikirim sekitar pukul 16.00 WIB yaitu setelah
dengan waktu yang dibutuhkan dari mini plant ke plant yaitu 4 jam menggunakan
pick up. Teknik pengirimannya sendiri petugas yang mengambil daging ke mini
3.3.2.1. Rajungan
Rata-rata rajungan yang dikirim ke mini plant yaitu segar dan utuh,
rajungan segar sendiri memiliki bersih, bau yang harum, daging putihnya
mengandung lemak berwarna kuning dan bebas dari bahan pengawet kimia,
sedangkan daging rajungan yang busuk dapat dilihat dari kulitnya yang terbuka
dan merenggang, daging telah mengering dan tidak terdapat lagi cairan dalam
kulit, sedangkan warna daging mungkin berubah, agak asam dan berbau busuk.
Namun jika ada rajungan yang tidak sesuai dengan persyaratan atau rajungan
sudah mati dan tidak utuh maka rajungan tidak diproses. Pembelian rajungan
segar dengan harga Rp. 50.000,00/ kg, 1 kg rajungan biasanya berisi 7-12 ekor
yang didapatkan memliki lebar karapas antara 10-15 cm dengan berat rata-rata
180 gram
3.3.2.2. Air
Air yang digunakan dalam proses produksi dan pembersihan alat haruslah
memenuhi standar air dan telah diujikan pada laboratorium minimanl enam bulan
sekali terkait dengan cemaran mikroba dan zat kimia untuk menjamin mutu air
Air yang di pakai oleh UPI MP Putra diperoleh dari sumur bor Menurut
perhatian khusus karena berperan besar dalam semua tahapan proses. Pada tahap
membersihkan bahan makan mentah. Pada tahap selanjutnya, antara lain, untuk
yang diolah dengan teknik pengolahan panas basah, seperti merebus, mengukus
dan mengetim. Pada bagian lain air juga berperan sebagai media pembersih bagi
makanan.
3.3.3. Perhitungan Mass Balance
A Persiapan dan D F
Pengukusan
Pengukusan
C E
Keterangan:
B : Air
D : Rajungan kukus
E : Pengupasan
F : Daging rajungan
Diketahui:
A = 35 kg
B = 10 liter
= 10 kg
C = 5,6 kg
D = 29,4 kg
F = 10, 15
Ditanya:
Dijawab:
D = E+F
E = D-F
= 29,4-10,15
= 19,09 kg
sebesar 19,09 kg, hal tersebut disebabkan oleh proses pengukusan, pendebackan,
Suharto,S. Romadhon dan Sri. R. 2016. Analisis Susut Bobot Pengukusan dan
Rendemen Pengupasan Rajungan Berukuran Berbeda dan Rajungan
Bertelur. Fakultas Periknan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro.
Jurnal Saintek Perikanan. Vol 12(1)
Sugiharto, R.Suroso, E. dan Budi, D. 2016. Tinjauan Neraca Massa pada Proses
Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Penambahan Air
Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas
Pertanian. Universitas Lampung.
Wirakartakusumah, A.1986. Prinsip Teknik Pangan PAU Pangan dan Gizi IPB,
Bogor
Wuryanti, S. 2016. Neraca massa dan Energi. Jurusan Teknik Konversi Energi.
Politeknik Negeri Bandung.