Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTEK

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengolahan Sisa Kulit Buah dan Sisa Sayuran Menjadi


Eco-Enzyme

Makalah ini disusun untuk tugas proyek semester ganjil mata


pelajaran PKLH

Disusun oleh :
1400002 - Alfarel Abhipraya
X MIPA 4

MAN Insan Cendekia Serpong Tahun 2021/2022

PLH-Eco-enzyme | 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini yang berjudul “Pengolahan Sisa Kulit Buah dan Sisa Sayuran Menjadi Eco-
Enzyme” dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan didalamnya. Tujuan dari
penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan
lingkungan hidup.

Laporan praktikum ini membahas tentang pemanfaatan atau pengolahan sampah


organik dapur, yaitu seperti sisa-sisa kulit buah-buahan dan sayuran sebagai bahan
untuk pembuatan produk Eco-enzyme, lalu bagaimana langkah-langkah atau prosedur
dalam pembuatannya dan juga pemanfaatan dari Eco-enzyme tersebut. Penyusun
berharap laporan ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengolahan sampah organik dalam rangka menjaga
kelestarian lingkungan.

Pada kesempatan kali ini penyusun juga tidak lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Guru pelajaran Biologi/PKLH, Ibu Metig Dwi Wahyuni, S.Si


2. Guru pelajaran Biologi/PKLH, Ibu Dra. Renelita Artati, M.Si
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun
yang membacanya. Sebelumnya penyusun juga meminta maaf apabila terdapat
kesalahan kalimat atau kata yang kurang berkenan. Mengingat di dalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap
adanya saran dan usulan demi perbaikan laporan ini di waktu yang akan datang. Sekian
dan terima kasih.

Jakarta, 20 November 2021

Alfarel Abhipraya

PLH-Eco-enzyme | 2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Manfaat.................................................................................................................4
BAB 2 DASAR TEORI...........................................................................................................5
A. Pengertian Eco-enzyme.........................................................................................5
B. Sejarah Eco-enzyme...............................................................................................5
C. Pengembangan Teknik Penelitian Eco-enzyme di Masyarakat............................5
BAB 3 METODE PEMBUATAN............................................................................................6
A. Alat & Bahan..........................................................................................................6
B. Perlakuan...............................................................................................................6
C. Cara Kerja...............................................................................................................6
D. Catatan...................................................................................................................7
E. Teknik Pengamatan...............................................................................................7
BAB 4 PEMBAHASAN.........................................................................................................8
A. Tabel Data Perubahan Fisik & Gas........................................................................8
B. Data Organoleptik...............................................................................................10
C. Deskripsi Pengamatan.........................................................................................11
D. Pembahasan........................................................................................................12
BAB 5 PENUTUP...............................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
LAMPIRAN FOTO.............................................................................................................16

PLH-Eco-enzyme | 3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
-Pada tahun 2019, KLHK mencatat jumlah timbulan sampah sebesar 67,8 juta
ton/tahun yang terdiri dari sampah organik dengan porsentase sebesar 57%,
sampah plastik sebesar 15%, sampah kertas sebesar 11% dan sampah lainnya
sebesar 17%.
-Produksi sampah yang ada di rumah bisa mencapai 4 kg/hari, sekitar 60 % di
dalamnya adalah sampah organik
-Sampah organik yang dibiarkan akan merusak kelestarian lingkungan.
Munculnya bau tidak sedap dari sampah organik menyebabkan terjadinya
pencemaran udara
-Solusi sederhana yang mudah dilakukan untuk pengolahan sampah organik di
rumah salah satunya adalah dengan pembuatan Eco-enzyme
-Dilakukannya percobaan mengolah sampah organik dirumah, yaitu seperti sisa-
sisa kulit buah-buahan dan sayuran sebagai bahan untuk pembuatan produk
Eco-enzyme

B. Rumusan Masalah
-Apakah sisa-sisa kulit buah (mangga, melon, pisang) dan sayuran (sawi) dapat
dijadikan bahan pembuatan Eco-enzyme?
-Bagaimana prosedur dan cara pembuatan Eco-enzyme yang benar agar produk
berhasil?
-Apakah pembuatan Eco-enzyme ini dapat dikatakan layak dan apakah hasilnya
akan sesuai dengan yang diinginkan?

C. Tujuan
-Memanfaatkan dan mengolah sampah yang ada dirumah, terutama sampah
organik yang dihasilkan setiap harinya.
-Dengan adanya pengolahan sampah tersebut, volume sampah organik di rumah
akan berkurang dan mencegah terjadinya penumpukan sampah di lingkungan.
-Pengolahan sampah organik ini menjadi salah satu upaya dalam menjaga
kelestarian lingkungan.

D. Manfaat
-Menghemat pengeluaran
-Mengurangi pencemaran udara dan menjadi pembersih udara
-Sebagai cairan pembersih rumah tangga dan antiseptik
-Pengusir hama tanaman (insektisida) dan untuk pupuk tanaman
-Membantu dalam menjaga kebersihan dan pelestarian lingkungan

PLH-Eco-enzyme | 4
BAB 2 DASAR TEORI

A. Pengertian Eco-enzyme
Eco-enzyme merupakan hasil dari fermentasi sampah dapur organik seperti
sisa-sisa kulit buah dan sisa sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula
tebu), dan air yang dimana hasilnya akan menjadi produk pembersih organik.
Warnanya coklat atau sedikit jingga dan memiliki aroma fermentasi asam manis
yang kuat.

B. Sejarah Eco-enzyme
Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang
merupakan pendiri dari Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Dr. Rosukon sendiri
telah melakukan penelitian terkait pengolahan sampah organik ini sejak tahun
1980-an dan kemudian diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon,
seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Gagasan proyek/penelitian
ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang
ke dalam tong sampah menjadi pembersih organik, yaitu Eco-enzyme, dan juga
Dr. Rosukon mendorong masyarakat banyak untuk membuatnya dirumah dalam
rangka untuk mengurangi global warming (pemanasan global).

C. Pengembangan Teknik Penelitian Eco-enzyme di Masyarakat


Warga Desa Adat Talepud, Desa Sebatu, Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali,
menyemprotkan cairan Eco-enzyme dengan upaya untuk memproteksi seluruh
lingkungan sekitar dari COVID-19. Penyemprotan dilakukan mulai perbatasan
hingga pasar desa adat. Total warga yang menggunakan sebanyak hampir lima
ratus cairan Eco-enzyme.
Ketua satgas Desa Adat Talepud, menyebut penyemprotan cairan Eco-
enzyme ini bagian dari usaha warga secara mandiri, untuk memproteksi seluruh
lingkungan dari COVID-19. Kerjasama satgas desa adat, komunitas lingkungan
hidup, dan pemuda desa ini, digarap secara swadaya, dan didedikasikan demi
lingkungan sehat.
Cara ini dinilai efektif untuk menjaga lingkungan sehat, terlebih Eco-enzyme,
difermentasi dari bahan alami tanpa bahan kimia. Ditargetkan sedikitnya 220
kepala keluarga dengan 1.700 jiwa bebas dari COVID-19.

PLH-Eco-enzyme | 5
BAB 3 METODE PEMBUATAN

A. Alat & Bahan


-Sisa kulit buah-buahan
-Sisa sayur-sayuran
-Gula merah/gula aren/gula tebu
-Air

B. Perlakuan
1. Bahan baku kulit buah mangga, melon, dan pisang
2. Bahan baku sayur sawi
3. Campuran (1) kulit buah dan (2) sayuran

C. Cara Kerja
1. Potong semua bahan menjadi bagian-bagian kecil jika terlalu besar.
Tuangkan semua bahan ke dalam botol, rasio bahan yang digunakan
adalah 1:3:10 antara gula, sampah organik, dan air. Kemudian tutup
dengan rapat botol yang digunakan.

2. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu ruangan di dalam
rumah.

3. Biarkan selama 3 bulan untuk fermentasi, dan buka wadah setiap hari di
2 minggu pertama, minggu berikutnya 2-3 hari sekali, kemudian
seminggu sekali.

4. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan. Kadang ada
lapisan berwarna putih yang muncul di permukaan larutan. Jika ada
cacing yang muncul tambahkan gula segenggam, lalu aduk rata,
kemudian tutup.

5. Setelah 3 bulan, saring Eco-enzyme menggunakan kain kasa atau


penyaring.

6. Residu dapat digunakan lagi sebagai bahan untuk produksi terbaru


dengan menambahkan sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan,
kemudian dihaluskan dan dikubur di dalam tanah sebagai pupuk.

PLH-Eco-enzyme | 6
D. Catatan
1. Gunakan sisa-sisa kulit buah dan sayuran yang lunak atau mudah untuk
dihaluskan/dipotong menjadi bagian-bagian kecil.

2. Gunakan gula apapun selain gula putih, seperti gula merah, gula aren,
dan sejenisnya.

3. Gunakan sisa-sisa sampah dapur (organik) yang tidak berminyak, seperti


ikan atau daging, dan juga tidak menggunakan yang termasuk plastik,
kertas, logam, atau bahan kaca.

4. Gunakan wadah yang bisa mengembang dikarenakan akan


menghasilkan gas. Disarankan yang terbuat dari bahan plastik.

E. Teknik Pengamatan
1. Pengamatan perubahan fisik.
Botol dibuka setiap hari pada 2 minggu pertama. Pada minggu
berikutnya 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali.
Dilakukan pengambilan foto setiap dua minggu sekali

2. Pengamatan produksi gas.


Pertama-tama dilakukan dengan membuka tutup botol setiap hari pada
2 minggu pertama. Kemudian 2-3 hari sekali pada minggu berikutnya.
Kemudian dilakukan setiap 1-2 minggu sekali. Dilakukan pencatatan
produksi gas sesuai dengan waktu-waktu diatas pada setiap percobaan.

3. Pengamatan organoleptik.
Berupa uji kesukaan warna, rasa, bau dengan cara melihat, merasakan,
membaui menggunakan panca indra beberapa orang sebagai sampel
perbandingan. Dilakukan di akhir waktu percobaan setelah tersedia
produk Eco-enzyme.

PLH-Eco-enzyme | 7
BAB 4 PEMBAHASAN

A. Tabel Data Perubahan Fisik & Gas

Hari Foto
Gas yang di hasilkan
Tanggal P1 P2 P3
Di minggu pertama, W
gas yang dihasilkan c
cukup banyak disertai K
buih juga pada P1 dan b
P2, dikarenakan P1 y
menggunakan kulit d
buah pisang dan sawi,
lalu P2 kulit buah A
23 Agustus pisang yang digunakan a
(Minggu lebih banyak. m
Pertama) g
Pada P3 kulit buah a
pisang yang digunakan
lebih sedikit, sehingga P
gas yang dihasilkan s
lebih sedikit k
dibadingkan yang m
lainnya. le

6 Di minggu kedua, gas W


September dihasilkan masih cukup m
(Minggu banyak, tetapi buihnya m
Ketiga) sudah berkurang. t
Di minggu ketiga dan
keempat, gas yang K
dihasilkan sudah b
berkurang, buih yang m
dihasilkan juga sangat d
sedikit. m
k
Ada kendala pada t
perlakuan kedua, yaitu
isinya keluar sedikit, A
sehingga berkurang b
dari yang lainya, tetapi m
sepertinya tidak m
berpengaruh karena t
gas yang dihasilkan ju
tetap sama dikeesokan b

PLH-Eco-enzyme | 8
T
harinya. ju

W
m
m
m
k

K
Diminggu kelima dan d
seterusnya, gas yang ju
dihasilkan berkurang k
dan terbilang cukup s
sedikit. Buih yang y
20
dihasilkan juga hampir s
September
tidak ada lagi. d
(Minggu
Kelima)
Terutama pada P1, gas A
yang dihasilkan lebih b
sedikit daripada kedua a
perlakuan yang s
lainnya. k
b
le
P
a
s
t
t

Keterangan:
1. Perlakuan 1 (P1)
Komposisi terdiri dari: sisa sayur sawi, sisa kulit buah pisang, mangga, dan
melon.

2. Perlakuan 2 (P2)
Komposisi terdiri dari: sisa kulit buah pisang, mangga, dan melon.

3. Perlakuan 3 (P3)
Komposisi terdiri dari: sisa kulit buah pisang (yang lebih sedikit daripada P1
dan P2), mangga, dan melon.

PLH-Eco-enzyme | 9
B. Data Organoleptik

Nama : Alfarel Abhipraya


Tanggal: 23/08/2021 – 20/11/2021
L/P : Laki-laki (L)
Pengamatan warna dan membaui aroma Eco-enzyme dari tiga perlakuan yang
Intruksi:
berbeda
Perlakua Tingkat Kesukaan
Jenis Pengujian
n Sangat Suka Suka Biasa Tidak Suka

Warna

P1
Aroma/Flavor

Warna

P2
Aroma/Flavor

Warna

P3
Aroma/Flavor

C. Deskripsi Pengamatan
Sesuai data percobaan diatas, dapat dicermati perubahan fisik mulai
terjadi pada minggu pertama dan seterusnya. Pada P1 yang menggunakan
sisa sayur sawi, kulit buah pisang, mangga, dan melon menghasilkan gas
yang sangat banyak, disertai dengan buih-buih juga. Lalu pada P2 dan P3
yang menggunakan kulit buah pisang, mangga, dan melon juga
menghasilkan gas dan buih yang banyak pada minggu kedua. Gas yang

PLH-Eco-enzyme | 10
dihasilkan pada P1 lebih banyak daripada P2. Sedangkan gas yang dihasilkan
pada P2 lebih banyak dari pada P3, dikarenakan pada P3 menggunakan kulit
pisang yang lebih sedikit daripada P2.

Aroma yang lebih dominan tercium pada minggu pertama adalah


aroma gula merah yang digunakan, dan pada P1 juga tercium aroma sayur-
sayuran dikarenakan menggunakan sisa sayur sawi. Kemudian di minggu
kedua, aroma yang lebih dominan tercium pada P1 adalah aroma busuk
yang menyengat dan sedikit aroma masam yang terasa. Dan pada P2 dan P3
lebih dominan tercium aroma masam yang berasal dari buah mangga.

Pada minggu kedua juga terjadi sedikit ledakan dan isinya sedikit
keluar dari botol pada P2 dikarenakan gas yang dihasilkan sangat banyak.
Tetapi hal tersebut tidak berpengaruh karena dikeesokan harinya gas yang
dihasilkan tetap sama seperti sebelum terjadi ledakan.

Pada minggu ketiga dan seterusnya, gas yang dihasilkan mulai


berkurang. Terutama pada P1 yang sebelumnya paling banyak menjadi lebih
sedikit gas yang dihasilkan daripada P2 dan P3. Bahan-bahannya pun yang
sebelumnya berada diatas sudah mulai turun kembali dan mulai
menghasilkan ampas atau sari-sari.

Pada minggu kelima dan seterusnya, gas yang dihasilkan sangat sedikit.
Aroma busuk yang sebelumnya ada pada P1 telah menghilang. Pada
minggu-minggu tersebut aromanya menjadi lebih segar. Aroma buah
mangga yang terasa paling dominan pada ketiga perlakuan. Lalu warnanya
juga mulai berubah menjadi cokelat muda dengan sedikit kekuningan.
Ampas atau sari-sari yang dihasilkan juga semakin banyak, dan bahan-bahan
yang ada didalamnya sudah mulai melunak.

Hasil organoleptik menunjukan bahwa aroma yang paling disukai


adalah aroma pada P2 dan P3, terasa aroma mangga yang khas dan segar.
Warna yang paling disukai adalah warna pada P2 yang terlihat paling cerah
berwarna cokelat muda sedikit kekuningan.

D. Pembahasan
Sesuai dengan latar belakang pada percobaan ini tentang pemanfaatan
sampah dapur yang dijadikan sebagai bahan pembuatan produk Eco-
enzyme, dapat dikatakan bahwa dengan mengolah sampah-sampah organik
yang dihasilkan setiap harinya seperti sisa kulit buah-buahan dan sisa
sayuran, hal tersebut dapat memberikan manfaat/dampak baik. Mulai dari
mencegah terjadinya penumpukan sampah di lingkungan, lalu mengurangi

PLH-Eco-enzyme | 11
bau tak sedap yang muncul akibat sampah organik, sehingga kelestarian dan
kebersihan lingkungan kita pun dapat terjaga. Pembuatan Eco-enzyme dari
sisa-sisa sampah organik ini juga menjadi salah satu solusi praktis yang dapat
kita lakukan untuk mengolah sampah yang ada di lingkungan terutama
rumah kita, yang kemudian dapat dijadikan barang yang berguna dan
bermanfaat.

Lalu data percobaan menunjukkan bahwa kulit buah pisang yang


digunakan sebagai bahan pembuatan Eco-enzyme ini dapat menghasilkan
gas yang sangat banyak, dibandingkan kulit buah lainnya yang dipakai
seperti sisa kulit buah mangga, melon ataupun juga sisa sayur sawi.

Potongan-potongan sisa kulit buah lebih mudah mengalami fermentasi


atau peleburan dibandingkan dengan sisa sayuran. Kemudian bau gas yang
ditimbulkan terjadi pada minggu pertama dan seterusnya. Pada data dan
deskripsi percobaan menunjukkan bahwa bau yang dihasilkan pada
perlakuan yang menggunakan sisa sayur sawi terasa/tercium lebih
menyengat di minggu-minggu awal, bahkan sempat tercium bau busuk.
Kemudian pada minggu kelima dan seterusnya menunjukkan bahwa bau
yang dihasilkan pada ketiga perlakuan adalah lebih dominan terasa/tercium
aroma buah mangga yang segar. Bau busuk yang sebelumnya tercium pada
perlakuan yang menggunakan sisa sayur sawi juga sudah menghilang.

Hasil uji organoleptik menyatakan bahwa yang paling disukai adalah


perlakuan 2 (P2) yang terbuat dari sisa kulit buah pisang, mangga, dan
melon. Mulai dari aromanya yang paling disukai, tercium/terasa lebih
dominan aroma buah mangga yang khas dan segar. Biasanya aroma dari
buah mangga juga sering dijadikan sebagai pengharum. Kemudian pada
warnanya juga yang paling disukai, warna pada perlakuan 2 (P2) diakhir
percobaan adalah cokelat mudah/cerah dengan sedikit terlihat Kekuningan.

Kemudian, hasil data percobaan juga sesuai dengan


percobaan/penelitian tentang gas etilen yang dihasilkan buah pisang.
Penelitian yang dilakukan oleh UIN SUSKA Riau menyatakan bahwa etilen
merupakan senyawa hidrokarbon berbentuk gas. Etilen dapat memenuhi
persyaratan sebagai hormon karena dapat mempengaruhi suatu proses
fisiologi atau pertumbuhan tanaman, dihasilkan oleh tanaman dan bersifat
mobil dalam tanaman serta merupakan senyawa organik (Paramita, 2010).

Menurut Sen (2012) etilen adalah suatu senyawa kimia yang mudah
menguap yang dihasilkan selama proses masaknya hasil pertanian terutama
pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Pada hasil produksi pertanian
klimaterik, produksi etilen sangat efektif selama fase permulaan sedangkan

PLH-Eco-enzyme | 12
pada produksi hasil 9 pertanian yang non klimaterik, produksi etilen terlihat
meningkat setelah hasil tersebut dipanen.

Terutama, kulit pada buah pisang itu terbilang cukup tebal dan kadang
masih terdapat sedikit daging-daging buah pisang yang mengandung gas
etilen tersebut. Dan juga gas etilen yang dihasilkan pun pasti banyak untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan buah hingga matang. Oleh karena itu,
gas yang dihasilkan pada saat proses fermentasi pembuatan Eco-enzyme
dari kulit buah pisang itu banyak.

Hasil percobaan telah menjawab permasalahan yang dimunculkan,


yaitu seperti sisa-sisa kulit buah pisang, mangga, melon, dan sisa sayur sawi
dapat digunakan atau dijadikan sebagai bahan pembuatan produk Eco-
enzyme. Dan juga prosedur atau cara pembuatan Eco-enzyme yang benar
juga dapat dilakukan dengan cara yang sesuai atau tertulis pada percobaan
kali ini. Lalu pembuatan Eco-enzyme ini layak/patut untuk dicoba dan
hasilnya akan sesuai yang akan diinginkan jika memang melakukan
prosedur-prosedur yang benar. Serta hasil atau manfaat yang didapat dari
Eco-enzyme ini juga sudah terbukti pada percobaan Hidroponik dari barang
bekas (Oktober 2021) yang dimana Eco-enzyme dijadikan sebagai pupuk
untuk proses pertumbuhan tanaman.

Dan yang terakhir, rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah


perlunya memperhatikan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
produk Eco-enzyme ini. Jika memang ada salah satu bahannya yang dapat
menghasilkan gas yang banyak, seperti contohnya kulit buah pisang, maka
perhatikanlah perlakuan yang digunakan, yaitu seperti komposisi kulit buah
pisang yang digunakan tidak perlu terlalu banyak. Dikarenakan pada saat
waktu-waktu menghasilkan gas yang banyak, akan lebih memudahkan
dalam melakukan proses pengamatan pada gas yang dihasilkan. Dan juga
dengan hal tersebut dapat mengurangi risiko terjadinya ledakan pada botol
atau wadah yang digunakan, karena jika gas yang dihasilkan terlalu banyak
bisa menimbulkan terjadinya ledakan pada botol atau wadah.

BAB 5 PENUTUP

A. Kesimpulan

PLH-Eco-enzyme | 13
Kesimpulan pada percobaan kali ini adalah pemilahan sampah
organik dapur seperti sisa-sisa kulit buah-buahan dan sisa sayur-sayuran
yang kemudian diolah menjadi bahan pembuatan produk Eco-enzyme
dapat memberikan manfaat yang banyak. Mulai dari membantu untuk
menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan, menjadikan nilai
ekonomis, dapat menghemat pengeluaran kebutuhan, serta membuat
suatu barang yang berguna dan bermanfaat.

Kemudian, Eco-enzyme yang dibuat dari bahan sisa-sisa kulit buah


pisang, mangga, melon, dan sisa sayur sawi dapat dikatakan berhasil.
Lalu Eco-enzyme yang menggunakan bahan dari kulit buah pisang
menghasilkan/memproduksi gas yang lebih banyak pada saat masa
fermentasi. Dan juga Eco-enzyme yang menggunakan bahan dari kulit
buah dengan aroma kuat yang khas, seperti buah mangga dapat
memberikan aroma/bau yang lebih dominan pada akhir percobaan.

B. Saran
Seperti yang tertulis pada BAB sebelumnya di bagian pembahasan,
perlunya untuk memperhatikan bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk Eco-enzyme ini. Jika memang ada salah satu
bahannya yang dapat menghasilkan gas yang banyak, seperti contohnya
kulit buah pisang, maka perhatikanlah perlakuan yang digunakan, yaitu
seperti komposisi yang digunakan. Kemudian perlunya untuk berhati-
hati ketika ingin membuka tutup wadah pada masa fermentasi untuk
mengamati gas yang dihasilkan. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya
ledakan pada wadah yang digunakan. Dan juga perhatikan dengan baik
dan benar semua prosedur yang ada dalam pembuatan Eco-enzyme ini
agar produk yang dihasilkan tidak mengalami kegagalan atau berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Imron, Maurilla. 2019. Manajemen Sampah/Eco Enzyme. (Online),

PLH-Eco-enzyme | 14
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/

Sasetyaningtyas, Dwi. 2018. Manfaat dan Cara membuat Eco-Enzyme di rumah. (Online),

https://sustaination.id/manfaat-dan-cara-membuat-eco-enzyme-di-rumah/

Agregasi Sindonews.com. 2021. Indonesia Ternyata Hasilkan 67,8 Juta Ton Sampah Setiap
Tahun. (Online)

https://nasional.okezone.com/

Dinas Lingkungan Hidup kota Cimahi. 2021. Apa Eco-enzyme? (Online),

https://dlh.cimahikota.go.id/article/detail?id=21

KompasTV Dewata. 2021. Lingkungan Adat Penyemprotan Cairan Eco Enzyme. (Online),

https://www.kompas.tv/article/207215/lingkungan-adat-penyemprotan-cairan-eco-
enzyme

Khairani, Elida. 2017. Pengaruh Konsentrasi CaCl2 dan Lama Penyimpanan Terhadap
Mutu Fisik dan Kimia Pisang Tanduk (Musa corniculata).

http://repository.uin-suska.ac.id/20445/

LAMPIRAN FOTO

Minggu Pertama

PLH-Eco-enzyme | 15
Bulan Pertama

PLH-Eco-enzyme | 16
Bulan Ketiga (Hasil Akhir)

PLH-Eco-enzyme | 17

Anda mungkin juga menyukai