DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
KELAS 2 D IV A
Pendekatan reaktif, yaitu konsep yang dianggap perlu diperbaiki, adalah konsep
dengan upaya pengendalian yang dilakukan setelah limbah terbentuk, dikenal sebagai
pendekatan end-of-pipe. Konsep ini mengandalkan teknologi pengolahan daan
pengurugan limbah, agar emisi dan residu yang dihasilkan aman dilepas kembali ke
lingkungan. Konsep pengendalian limbah secara reaktif tersebut kemudian diperbaiki
melalui kegiatan pemanfaatan kembali limbah secara langsung (reuse), dan/atau melalui
proses terlebih dahulu sebelum dilakukan pemanfaatan (recycle) terhadap limbah
tersebut.
Secara ideal kemudian pendekatan proses bersih tersebut dikembangkan menjadi konsep
hierarki urutan prioritas penanganan limbah secara umum, yaitu :
d. Langkah 4 Treatment (olah): residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat
dimanfaatkan kemudian diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, atau agar
dapat secara aman dilepas ke lingkungan
e. Langkah 5 Dispose (singkir): residu/limbah yang tidak dapat diolah perlu dilepas ke
lingkungan secara aman, yaitu melalui rekayasa yang baik dan aman seperti
menyingkirkan pada sebuah lahan-urug (landfill) yang dirancang dan disiapkan secara
baik
f. Langkah 6 Remediasi: media lingkungan (khusunya media air dan tanah) yang sudah
tercemar akibat limbah yang tidak terkelola secara baik, perlu direhabilitasi atau
diperbaiki melalui upaya rekayasa yang sesuai, seperti bioremediasi dan sebagainya.
Konsep proses bersih di atas kemudian diterapkan lebih spesifik dalam pengelolaan
sampah, dengan penekanan pada reduce, reuse dan recycle, yang dikenal sebagai
pendekatan 3R. Upaya R1, R2 dan R3 adalah upaya minimasi atau pengurangan sampah
yang perlu ditanganii. Selanjutnya, usaha pengolahan atau pemusnahan sampah bertujuan
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan bila residu tersebut dilepas ke
lingkungan. Sebagian besar pengolahan dan/atau pemusnahan sampah bersifat
transformasi materi yang dianggap berbahaya sehingga dihasilkan materi lain yang tidak
mengganggu lingkungan. Sedangkan penyingkiran limbah bertujuan mengurangi volume
dan bahayanya.
C. TEKNIK MINIMASI SAMPAH
1. PENANGANAN SAMPAH 3R
UU RI No 18 tahun 2008 menekankan bahwa prioritas yang harus dilakukan oleh
semua pihak adalah agar mengurangi sampah semaksimal mungkin. Bagian
sampah atau residu dari kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa
selanjutnya dilakukan pengolahan (treatment) maupun pengurugan (landfilling).
2. WASTE HANDLING
D. PEMILAHAN SAMPAH
Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan
sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara
efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga
pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan,
sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan
bebas sampah.
Pemilahan berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang
sifatnya heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan
yang sifatnya homogen. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu
proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan
penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan,
pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan
organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.
Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah yang dapat
digunakan dan dimamfaatkan. Pemilahan sampah dilakukan di TPA, karena ini akan
memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap. Oleh sebab itu, pemilahan harus
dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit,
pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas.
Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan sehingga
termasuk yang paling penting didahulukan. Persoalannya adalah bagaimana
meningkatkan keterlibatan masyarakat. Pemilahan yang dianjurkan adalah pola
pemilahan yang dilakukan mulai dari level sumber atau asal sampah itu muncul, karena
sampah tersebut masih murni dalam pengertian masih memiliki sifat awal yaitu belum
tercampur atau terkontaminasi dengan sampah lainnya.
Pemilahan dan Pengelolaan Sampah Terpadu
Pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari sumbernya, termasuk sampah rumah
tangga. Di bawah ini adalah contoh bagan pemilahan sampah rumah tangga.
Produksi bersih (Zero waste) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk
samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan
produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip
ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah
tangga.
Pengertian Zero Waste (produksi bersih) adalah bahwa mulai dari produksi sampai
berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau
diminimalisir terjadinya “sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan
menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-
R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse
(menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah
replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas
ditambah lagi dengan replant (menanam kembali).
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi
pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk
melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangi
volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yang
dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat.
Untuk mencapai hal tersebut di atas harus dilakukan beberapa usaha, diantaranya:
6. Perlu dibuat aturan hukum yang bersifat mengikat yang berlaku bagi
masyarakat agar dapat mengikuti aturan-aturan bagi terlaksananya pengelolaan
sampah terpadu.
REUSE
Reuse yaitu menggunakan kembali barang atau bahan yang telah digunakan
namun masih bisa digunakan kembali. Proses memilih dan memilah serta
mengoptimalkan fungsi sampah yang masih bisa dimanfaatkan.
Contoh kegiatan REUSE sehari-hari:
Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau
berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan
tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang
sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali
menjadi tempat minyak goreng.
Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
REDUCE
RECYCLE
Recyle adalah proses mengolah kembali sampah yang masih diproses ulang
menjadi barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual. Recyle yaitu
memanfaatkan kembali suatu barang namun masih perlu proses tambahan, misalnya
pemanfaatan kertas daur ulang yang berasal dari kertas bekas.
Daur ulang memiliki potensi yang besar untuk mengurangi timbunan sampah
secara berarti dan dengan demikian juga mengurangi biaya untuk transportasi,
pengolahan, dan pembuangan akhir. Keuntungan daur ulang juga diperoleh dan nilai
produk hasil daur ulang sendiri.
Daur ulang merupakan cara pengolaan yang paling optimal sekaligus menjadi
usaha yang layak secara ekonomis di tingkat informal. Daur ulang ini akan berjalan
secara maksimal jika ditunjang oleh pemilahan sampah di sumber (source separation)
yang baik dan benar, sekaligus dimantapkan dengan sistem pengelolaan sampah formal
yang mendukung, termasuk dari segi dasar hukumnya.
Damanhur. Enri, 2010, Diktat Pengelolaan Sampah FTSL Prodi Teknik Lingkungan,
Bandung : ITB Press
http://beritakesling.blogspot.com/2009/04/teknik-minimasi-sampah.html ( Diakses 28
Maret 2020 )
https://jujubandung.wordpress.com/2012/05/28/konsep-minimasi-limbah/ ( Diakses 28
Maret 2020 )