Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN REFLEKTIF

Refleksi Jurnal

1. Differences/Doubt
Apakah intervensi keperawatan dari kompres hangat dan massase punggung dapat
menurunkan nyeri pada pasien hipertensi ?

2. Description
Pada saat berpraktik di poli umum puskesmas cakranegara tgl 15 september 2021, kami
melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis hipertensi, kemudian kami
melakukan pengukuran tekanan darah. Hasil pengukuran tekanan darah adalah 160/100
mmhg, kemudian pasien masuk ke ruang poli untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut
dari dokter. Kemudian dokter memeriksa dan memberikan obat penurun tekanan darah yaitu
captopril 1x12,5 mg, kemudian setelah itu pasien dianjurkan untuk pulang dan kembali lagi
untuk kontrol jika obat habis. Intervensi keperawatan yang belum di terapkan untuk
menurunkan rasa nyeri pada pasien hipertensi adalah kompres hangat dan massase
punggung. Pada saat melakukan observasi pada pasien hanya di berikan pemberian obat
penurun tekanan darah tidak dilakukan intervensi keperawatan seperti kompres hangat dan
massase punggung setelah pulang pasien hanya di berikan obat untuk di minum di rumah
dan di anjurkan untuk kontrol dan memeriksakan kesehatan nya setelah obat yang di minum
habis. Pasien tersebut rutin kontrol ke puskesmas dari tahun 2019 dan rutin untuk
memeriksakan tekanan darah dan memeriksa gula darah, pasien memiliki penyakit diabetes
militus sehingga tetap datang ke puskesmas untuk mengecek gula darahnya.

3. Dissection
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Keluhan utama dari penyakit hipertensi salah satunya
adalah nyeri kepala bagian belakang. Nyeri adalah kondisi perasaan yang tidak nyaman dan
membuat pola tidur dan istirahat, jika nyeri tidak segera diatasi akan berpengaruh pada
peningkatan tekanan darah, takikardi, pupil melebar, diaphoresis dan sekresi medulla
adrenal sehingga menyebabkan stress. Gejala awal hipertensi biasanya adalah asimtomatik,
hanya ditandai dengan kenaikan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah pada awalnya
sementara tetapi akhirnya menjadi permanen. Ketika gejala muncul, biasanya samar, sakit
kepala, biasanya ditengkuk dan leher dapat muncul saat terbangun yang berkurang selama
siang hari.
Penatalaksanaan nyeri terbagi menjadi dua yaitu dengan pendekatan farmakologis dan non
farmakologis. Pendekatan secara farmakologis dapat dilakukan dengan memberikan
analgesik. Secara non farmakologis penatalaksanaanya antara lain dengan menggunakan
teknik relaksasi, distraksi dan kompres hangat. Terdapat beberapa tindakan keperawatan
untuk mencegah nyeri pada pasien hipertensi dengan memberikan tindakan antara lain
kompres hangat dan massase punggung. Kompres hangat adalah suatu metode dalam
penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologi. Tujuan
penerapan kompres hangat pada tengkuk adalah untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri
kepala pada pasien hipertensi. Massase refleksi adalah pijat dengan melakukan penekanan
pada titik syaraf dikaki, tangan atau bagian tubuh lainnya untuk memberikan rangsangan
bio-elektrik pada organ tubuh tertentu yang dapat memberikan perasaan rileks dan segar
karena aliran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar. Apabila pembuluh darah yang relaks
akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan menyebabkan tekanan darah turun
dan kembali normal. Untuk membuat tubuh menjadi relaks dapat dilakukan dengan beberapa
cara seperti terapi musik, tarik nafas dalam dan terapi massase. Cara kerja dari massase ini
menyebabkan terjadinya pelerpasan endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri.

4. Discover
Keluhan utama dari penyakit hipertensi salah satunya adalah nyeri kepala bagian belakang.
Nyeri kepala disebabkan karena kerusakan vaskuler akibat dari hipertensi tampak jelas pada
seluruh pembuluh perifer. Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran
arteri akan terganggu. Pada jaringan yang terganggu akan terjadi penurunan oksigen dan
peningkatan karbondioksida kemudian terjadi metabolisme anaerob dalam tubuh yang
meningkatkan asam laktat dan menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak.
Pada umumnya ketika seseorang yang menderita hipertensi akan terjadi peningkatan tekanan
darah yang lebih dari normal dan biasanya akan muncul tanda dan gejala yaitu salah satu
tengguk terasa pegal. Tengkuk terasa pegal atau kekakuan pada otot tengkuk diakibatkan
karena terjadi peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher sehingga
aliran darah menjadi tidak lancar, dan hasil akhir dari metabolisme di daerah leher akibat
kekurangan oksigen dan nutrisi tertimbun dan menimbulkan peradangan pada daerah
perlekatan otot dan tulang sehingga muncul rasa nyeri. Nyeri yang di rasakan oleh penderita
hipertensi akan menggangu aktivitas nya sehari-hari. Nyeri merupakan sensasi yang rumit,
unik, universal dan bersifat individual (Asmadi, 2008). Secara umum manajemen nyeri pada
kasus hipertensi ada dua yaitu manajemen farmakologi (Obat-obatan) dan manajeman non-
farmakologi. Menangani nyeri yang di alami pasien melalui intervensi farmakologis adalah
dilakukan oleh dokter dengan pemberian obat-obatan seperti analgesik. Pada intervensi non
farmakologi menanggani pasien nyeri bisa dilakukan seperti bimbingan antisipasi, distraksi,
massase, hipnosis kulit, memberikan pengetahuan tentang respon fisiologis (biofeedback),
memberikan kompres hangat, mandi air hangat atau disebut stimulasi kutaneus
(Kozier,et.al.,2009).
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologi. Tujuan penerapan kompres hangat pada tengkuk
adalah untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri kepala pada pasien hipertensi. Kompres
hangat dapat merelaksasikan otot pada pembuluh darah dan melebarkan pembuluh darah
sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pemasukan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Masasse didaerah punggung adalah metode non farmakologi sederhana yang memberikan
kenyamanan yang dapat meredakan ketegangan, merilekskan pasien, dan meningkatkan
sirkulasi. Cara kerja dari massase ini menyebabkan terjadinya pelepasan endorphin,
sehingga memblok transmisi stimulus nyeri (Wong, 2011). Efek terapi masasse dalam
manajemen nyeri di ruang perawatan akut di dapatkan hasil terjadi penurunan rasa sakit
yang signifikan. Hal lain mengambarkan dilaporkannya tingkat rasa sakit secara
keseluruhan, kesejahteraan emosional, relaksasi, dan kemampuan untuk tidur (Adams et al,
2010). Efek terapi massase didapatkan hasil terjadinya penurunan kadar kortisol,
peningkatan kadar serotonin dan dopamine. Penurunan kortisol berdampak pengurangan
stress sehingga merasa lebih relaks, sedangkan adanya peningkatan serotonin dan dopamine
akan berdampak terjadinya penurunan rasa nyeri. Produksi alami serotonin dapat di gunakan
untuk mengurangi intensitas dan frekuensi sakit kepala (Field et al, 2005).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Moraska dan Chandler (2009) maupun chatchawan et
al (2014), didapatkan hasil terjadinya penurunan frekuensi dan intensitas nyeri kepala
setelah dilakukan massase. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan massase merangsang
cabang sistem saraf otonom parasimpatis sehingga menyebabkan relaksasi dan mengurangi
stress.
Penelitian yang dilakukan oleh Rohimah dan kurniasih (2015) tentang pengaruh kompres
hangat pada pasien hipertensi esensial di wilayah kerja puskesmas kahurpian kota
tasikmalaya dengan pengambilan sampel selama 2 bulan, menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan dan Kusuma (2014) tentang pengaruh pemberian
kompres hangat pada tengkuk terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada pasien
hipertensi di RSUD Tugurejo semarang, selama 7 hari menunjukkan hasil ada pengaruh
pemberian kompres hangat pada tengkuk terhadap penurunan intensitas nyeri kepala pada
pasien hipertensi.

5. Decision
Mahasiswa menyarankan kepada pihak puskesmas untuk :
1. Mengimplementasikan tindakan keperawatan seperti kompres hangat dan massase
punggung pada pasien hipertensi.
2. Menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kompres hangat dan massase
punggung.
3. Mengajarkan kepada pasien untuk tetap melakukan tindakan kompres hangat dan
massase punggung di rumah jika rasa nyeri muncul akibat penyakit yang dialaminya.

Referensi :

Amelia rifki sumadi, siti sarifah, (2020). Pemanfaatan massase punggung

dalam penurunan nyeri pada asuhan keperawatan pasien hipertensi. Surakarta :


Indonesian journal on medical science-volume 7 no. 1 januari 2020.

Dewi fitriani, dkk. (2021). Edukasi tentang menurunkan hipertensi dengan massage efflurage
dikampung keranggan kecamatan setu tangsel. South of tanggerang : Jurnal abdi
masyarakat volume 2, no. 1, mei 2021, hal 13-19.

Intan Permata sari, senja atika sari, (2021). Penerapan kompres hangat pada

tengkuk pasien hipertensi dengan masalah keperawatan nyeri. Jurnal Cendikia muda.
Volume 1, nomor 1, maret 2021.

Putra Agina Widyaswara Suwaryo, Melly eka sri utami, (2018). Efektifitas kompres

hangat dalam penurunan skala nyeri pasie hipertensi. Semarang : Jurnal Ners Widya
Husada volume 5 no. 2. Hal 67-74 juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai