MORBUS HANSEN
DI SUSUN OLEH:
NAMA :SHINTA FEBRINA
NIM :22222069
B. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit kusta yaitu kuman Mycobacterium leprae
yang tahan asam (BTA), penemunya yaitu Armauer Hansen saat tahun
1874. Kuman tersebut adalah kuman aerob, yang tidak terbentuk spora dan
terbentuk basil. Ukuran sendiri dengan panjang satu sampai delapan micro
dan lebarnya 0,2 sampai 0,5 micro dan berkelompok dan juga menyebar
bakteri masuk kedalam tubuh dengan cara melalui sebuah luka yang terbuka
dan adanya droolet secara langsung seperti ditularkan melalui saluran
pernafasan, dan dapat membelah menjadi dua dalam inkubasi 2 sampai 5
tahun dalam jangka 14 sampai 20 hari (Andareto Obi, 2015)
C. KLAFIKASI
lain :
Klasifikasi menurut WHO
c. Distribusinya
Ada masih Ada,
(wajah,badan) Ada
d. Permukaannya
Berkilat
Simetris, Bilateral tapi
dan
halus asimetris
cenderung
simetris
e. Batas
Tidak jelas Agak jelas Lebih
jelas
D. PATOFISOLOGI
F. KOMPLIKASI
Berikut ini komplikasi yang dialami penderita kusta yaitu
1. Menyerang ekstremitas
Yang paling diserang yaitu pada saraf ulnaris dan mengakibatkan jari
keempat dan kelima seperti mencakar yang diakibatkan oleh kehilangan
dari fungsi otot. Pada saraf medianus apabila terinfeksi maka akan
menyebabkan kelumpuhan pada jari tangan.
2. Apabila pada hidung terinfeksi oleh bakteri maka akan menyebabkan
perdarahan, dan apabila tidak segera diobati akan merusak tulang rawan
dan sampai kehilangan hidungnya.
3. Indera penglihatan
Apabila penglihatan terinfeksi akan mengalami gangguan penglihatan
seperti buram dan terjadi keruh pada cairan mata, juga dapat menyerang
bagian saraf penglihatan dan dapat mengalami kebutaan.
4. Testis
Apabila testis diserang maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi
pada salurannya, dan jika tidak dilakukan terapi maka akan terjadi
kerusakan yang permanen.
G. Pemeriksaan Diagnostik
rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada
atau bisa sampai seumur hidup. Dan untuk kekurangan nya pada
penularan penyakit.
penularan penyakit.
1. Amiruddin, M.D. (2012). Penyakit Kusta Sebuah Pendekatan Klinis. Surabaya : Brilian
Internasional.
2. Adhi Djunda. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2008
3. Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran. Cetakan III. Medis Aesculapius FK UI . Jakarta. 2000
5. Rahariyani , Loetfia Dwi. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 2007.
7. Jemali, V. (2013). Indonesia Peringkat Ke-3 Pengidap Kusta Terbesar di Dunia. Sinar Grafika,
Bandung.
8. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta ; Dirjen
9. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah . Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang:
10. Profil Kesehatan Indonesia 2013, Pusat Data Informasi Kemenkes RI 2015
11. Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Data Prevelensi Kusta Tahun 2015
12. Solikhah, Noriatifah. dan H.S. Adi. 2010. Hubungan Kondisi Fisik Rumah, Sarana Air Bersih
dan Karakteristik Masyarakat dengan Kejadian Kusta di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.
KESMAS 4(3)
13. Kora, B. 2016. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Saumlaki
Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2010- 2011. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
9(4)
14. Kerr-Pontes LRS, Baretto ML, Evangelista CMN, RodriguesLC, Heukelbach J, Feldmenter H.