A.PENDAHULUAN
Buku ini disusun khusus di bidang pemberantasan dan pencegaha cacat kusta
untuk pedoman bagi petugas kesehatan di puskesmas maupun di unit kesehatan
lainnya.
Menurut sejarah pemberantasan penyakit kusta di dunia dapat kita bagi dalam
3 jamanyaitu :
1. JAMAN PURBAKALA.
Penyakit kusta telah di kenal sejak hamper 2000 tahun SM. Hal ini dapat di
ketahui dari peninggalan sejarah seperti di mesir, di india 1400 SM istilah kusta
yang sudah di kenal di dalam kitab.
BAB II
PENYAKIT KUSTA
A. DEFINISI :
B. PENYEBAB :
D. CARA PENULARAN :
Penyakit kusta dapat di tularkan dari penderita kusta tipe multi basiler
(MB) kepada orang lain dengan cara penularan langsung. Cara penularan
yang pasti belum di ketahui , tetapi sebagian besar para ahli berpendapat
bahwa penyakit kusta dapat di tularkan melalui saluran pernafasan dan kulit.
Timbulnya penyakit kusta bagi seorang tidak mudah dan tidak perlu di
takuti tergantung dari beberapa factor antara lain :
1. FAKTOR SUMBER PENULARAN
Sumber penularan adalah penderita kusta tipe MB. Penderita MB inipun
tidak akan menularkan kusta, apabila berobat teratur
2. FAKTOR KUMAN KUSTA.
Kuman kusta dapat heidup di luar tubuh manusia 1-9 hari tergantung pada
suhu atau cuaca, dan di ketahui kuman kusta yang utuh (solit) saja yang
dapat menimbulkan penularan.
3. FAKTOK DAYA TAHAN TUBUH.
Sebagia besar manusia kebal terhadap penyakit kusta(95%) dari hasil
penelitian menunjukkan gambaran sebagai berikut :
Untuk menetapkan diagnose penyakit kusta perlu di cari tanda- tanda pokok atau
cardinal signs pada badan yaitu :
Bila ragu ragu orang tersebut di anggap sebagai kasus dicurigai (suspek)
dan di periksa ulang tiap 3 bulan sampai diagnose dapat di tegakkan kusta atau
penyakit lain.
F. KLASIFIKASI
1. TUJUAN.
2. Infiltrat :
a. Kulit Tidak ada Ada, kadang kadang
tidak ada
b. Membrana mukosa Tidak pernah ada Ada, kadang-kadang
(hidung tersumbat, tidak ada
perdarahan hidung)
3. Ciri-ciri khuus Central Healing 1. Punched Out
penyembuhan di tengah Lession *)
2. Madarosis
3. Ginekomastia
4. Hidung pelana
5. Suara sengau
4. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada
5. Penebalan saraf tepi Lebih sering terjadi dini, Terjadi pada yang lanjut,
asimetris biasanya lebih dari satu
dan simetris
6. Defortimitas (cacat) Biasanya asimetris terjadi Terjadi pada stadium
dini lanjut
7. Apusan BTA Negatif BTA Positif