Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM P2 KUSTA

UPTD PUSKESMAS TANASITOLO


KABUPATEN WAJO
TAHUN 2019
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM P2 KUSTA DI PUSKESMAS TANASITOLO

A. PENDAHULUAN
Penyakit kusta adalah penyakit kronik (menular menahun) yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya
menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernapasan bagian atas, sistem retikulo endotelial,
mata, otot, tulang dan testis.
Penyakit kusta jarang sekali ditemukan pada bayi. Angka kejadian penyakit kusta
meningkat sesuai umur dengan puncak kejadian pada umur 10-20 tahun (Depkes RI, 2006).
Penyakit kusta dapat mengenai semua umur dan terbanyak terjadi pada umur 15-29 tahun.
Serangan pertama kali pada usia di atas 70 tahun sangat jarang terjadi.
Kejadian penyakit kusta pada laki-laki lebih banyak terjadi dari pada wanita, kecuali di
Afrika, wanita lebih banyak terkena penyakit kusta dari pada laki-laki (Depkes RI, 2006).
Menurut Louhennpessy dalam Buletin Penelitian Kesehatan (2007) bahwa perbandingan
penyakit kusta pada penderita laki-laki dan perempuan adalah 2,3 : 1,0, artinya penderita
kusta pada laki-laki 2,3 kali lebih banyak dibandingkan penderita kusta pada perempuan.
Menurut Noor dalam Buletin Penelitian Kesehatan (2007) penderita pria lebih tinggi dari
wanita dengan perbandingannya sekitar 2 : 1.
Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium lanjut dan cukup
didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan bakteriologi. Ada 3 tanda – tanda
utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta yaitu: Lesi (kelainan) kulit yang mati
rasa, penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf, dan adanya bakteri
tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit. Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada
kasus yang meragukan. Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda - tanda utama
seperti diatas maka orang tersebut dinyatakan menderita kusta (Depkes, 2006).
Di Puskesmas/ Rumah sakit, penderita akan mendapatkan terapi anti kusta Multi Drug
Therapy (MDT) agar tidak menjadi sumber penularan, selain menghindari kemungkinan
cacat menjadi besar.
B. TANDA-TANDA PENYAKIT KUSTA
1. Bercak/kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh, kulit mengkilap, bercak
yang tidak gatal.
2. Adanya bagian-bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut, lepuh tidak
nyeri.
3. Tanda-tanda pada saraf adalah sebagai berikut: rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri
pada anggota badan atau muka, gangguan gerak anggota badan atau bagian muka, adanya
cacat, dan luka yang tidak mau sembuh (Depkes RI, 2006).
C. KLASISFIKASI KUSTA MENURUT WHO

Kelainan kulit dan hasil


PB MB
pemeriksaan
1.bercak (makula) mati rasa :
a) Ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil
b) Distribusi Uniteral atau bilateral Bilateral simetris
Asimetris
c) Konsistensi Kering dan kasar Halus,berkilat
d) Batas Tegas Kurang tegas
e) Kehilangan rasa Selalu ada dan jelas Biasanya tidak jelas,jika
pada bercak ada,terjadi pada yang sudah
lanjut
Biasanya tidak jelas,jika
ada,terjadi pada yang sudah
lanjut
f) Kehilangan Selalu ada dan jelas
kemampuan
berkeringat,
rambut rontok
pada bercak
2.infiltrat :
a) Kulit Tidak ada Ada,kadang-kadang tidak ada
b) Membran mukosa Tidak pernah ada Ada, kadang-kadang tidak ada
(hidung
tersumbat,
pendarahan di
hidung)
c) Ciri-ciri i. Punched out lelsion
Central healing
(lesi bentuk seperti
(penyembuhan di tengah)
donat)
ii. madarosis
iii. ginekomasti
iv. hidung pelana
v. suara sengau
d) Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada
e) Deformitas Terjadi dini Biasanya simetris, terjadi lambat

D. PENCEGAHAN PRIMER
a. Penyuluhan kesehatan
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena
penyakit kusta dan memiliki resiko tertular karena berada disekitar atau dekat dengan
penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang
penyakit kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
masyarakat yang belum menderita sakit sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah
keluarga penderita, tetangga penderita dan masyarakat (Depkes RI, 2006)
b. Pemberian imunisasi
Sampai saat ini belum ditemukan upaya pencegahan primer penyakit kusta seperti
pemberian imunisasi (Saisohar,1994). Dari hasil penelitian di Malawi tahun 1996
didapatkan bahwa pemberian vaksinasi BCG satu kali dapat memberikan perlindungan
terhadap kusta sebesar 50%, sedangkan pemberian dua kali dapat memberikan
perlindungan terhadap kusta sebanyak 80%, namun demikian penemuan ini belum
menjadi kebijakan program di Indonesia karena penelitian beberapa negara memberikan
hasil berbeda pemberian vaksinasi BCG tersebut (Depkes RI, 2006).
E. PENCEGAHAN SEKUNDER
Pengobatan pada penderita kusta untuk memutuskan mata rantai penularan,
menyembuhkan penyakit penderita, mencegah terjadinya cacat atau mencegah bertambahnya
cacat yang sudah ada sebelum pengobatan. Pemberian Multi drug therapy pada penderita
kusta terutama pada tipe Multibaciler karena tipe tersebut merupakan sumber kuman
menularkan kepada orang lain (Depkes RI, 2006).

F. TUJUAN
1. Tujuan umum
Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik terhindar dari
penyakit menular terutama penyakit kusta,
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan penemuan kasus dengan kusta secara dini di masyarakat.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta
c. Mengurangi angka kejadian penyakit kusta di masyarakat melalui penemuan kasus
secara dini
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasus kusta
G. RUANG LINGKUP
1. Pelayan kesehatan Kusta dalam gedung
a. Pelayanan rawat jalan dalam penemuan kasus kusta
b.Upaya Pelayaanan rujukan yang bersipat spesialistik
2. Pelayanan kasus kusta luar gedung
a.Pelacakan kasus kusta
b.Survey penemuan kasus Kusta (ICF)
c.Sosialisasi penyakit kusta
H. SASARAN DAN TARGET PROGRAM P2 KUSTA
1. Sasaran Program P2 Kusta
Semua orang yang memiliki gejala kusta yang masih dalam masa pengobatan, paska
pengobatan
2. Target Program
- CDR Kusta 100%
I. SUMBER DAYA
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan P2 Kusta di puskesmas dikelola/dilaksanakan oleh pemegang program P2
Kusta dan pendamping program sebanyak 3 orang terdiri dari 1 Orang Perawat PNS (D3
Keperawatan) dan 1 Orang Tenaga Perawat (S1 Keperawatan), 1 Orang Tenaga Bidan
(D3 Kebidanan)
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Ruang Program P2 Kusta

J. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Peran lintas Program
Promkes : Mengkoordinir pelaksanaan penyuluhan kepada sasaran masyarakat
resiko tinggi. Sebagai fasilitator/narasumber pada kegiatan kusus
(sosialisasi Kusta pada tingkat sekolah, Desa Siaga dll)
Kesling : Mencegah penyakit Kusta yang berbasis lingkungan khususnya pada
masyarakat
Prog. P2P : Mengkoordinasi sub program P2 di Puskesmas
Perkesmas : Melakukan pembinaan pada keluarga penederita Kusta yang
direhabilitasi di rumah
Usila : Bersama-sama melakukan pembinaan pada lansia yang mengalami
kusta
UKS : Bersama -sama dengan petugas UKS melaksanakan sosilaisasi
tentang tanda-tanda penyakit kusta di tingkat sekolah.
2. Peran Lintas Sektor
Camat : Membuat kebijakan yang terkait dengan program P2 Kusta sebagai
upaya peningkatan status kesehatan di wilayahnya. Menjamin
tersedianya dana Desa untuk kegiatan pelayanan P2 Kusta melalui ADD.
Melakukan pembinaan pada desa-desa yang bermasalah di bidang
kesehatan, berdasarkan hasil minilokakarya lintas sectoral atau laporan
langsung dari puskesmas.
Desa : Menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan rutin di Desa seperti
pemeriksaan kontak serumah dan pelacakan kasus kusta. Menyediakan
sarana dan prasarana termasuk kesiapan Kader di Desa,.
Sekolah : Menpasilitasi kegiatan di Sekolah tentang sosialisasi penyakit kusta
PKK : Betanggung jawab terhadap peningkatan kapasitas Kader dalam
membantu memberikan pelayanan dan melakukan pembinaan pada
keluarga resiko tinggi penyakit kusta
K. Metode dan tehnik yang digunakan
1. Metode yang digunakan :
- Pendekatan kelompok melalui pemberdayaan masyarakat atau komunitas di Desa
- Advokasi dan lobi pada penguasa Wilayah
- Penyuluhan dan konsling
- Kunjungan rumah
2. Pemanfaatan Teknologi
- Media komunikasi HP untuk melakukan komunikasi dengan Kader atau sasaran
- Memanfaatkan Komputer dengan program P2 Kusta untuk sistim pelaporan
L. Penutup
Demikian Pedoman pelayanan program P2 Kusta ini dibuat sebagai pedoman/acuan dalam
pelaksanaan pelayanan program P2 Kusta di puskesmas Tanasitolo.

Tanasitolo, Januari 2019


Kepala UPTD Puskesmas Tanasitolo
dr.H.MUHAMMAD JUNAID,S.Ked
NIP.19841115 201101 1 002

Anda mungkin juga menyukai