Anda di halaman 1dari 4

1

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA


DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS KECAMATAN UNTER IWES
Jalan Unter Iwes No. 7 Telp. (0371) 23346 Sumbawa Besar

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Penemuan Kasus Aktif Kusta Penyakit Tropis di Masyarakat

A. Pendahuluan

Penyakit tropis atau yang terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDS)

merupakan salah satu bentuk ancaman bagi orang banyak diseluruh dunia. Penyakit

kusta merupakan salah satu dari 17 penyakit tropis yang terabaikan dan angka

kejadiannya masih tetap tinggi (Putra, 2013). Kusta atau disebut juga Morbus Hansen

(MH) merupakan infeksi kronik pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae.

Prediksi awal penyakit ini adalah saraf perifer dan kulit, selanjutnya dapat mengenai

mukosa saluran pernafasan dan organ-organ lain, tetapi tidak mengenai saraf pusat

(Menaldi, 2015).Kusta adalah infeksi kronis pada kulit dan saraf tepi yang disebabkan

oleh Mycobacterium Leprae. Indikator NCDR menggambarkan besarnya masalah kusta

dalam satu wilayah dan satu waktu sedangkan angka cacat tingkat II menggambarkan

perubahan dalam penemuan kasus baru kusta. Pembagian kasus baru atau NCDR

dikelompokkan dalam 2 tipe yaitu tipe Pusibasillary (PB) dan Multibacillary (MB)

(Kemenkes RI, 2013). Tipe PB yang disebut juga luka tipe kering memiliki karakteristik

seperti kelainan kulit berupa bercak (makula) yang terlihat kering dan kasar berukuran

kecil dan besar, hilangnya sensasi dan kemampuan berkeringat pada area bercak serta

terjadi kerontokan bulu pada area tersebut, penebalan saraf tepi dan kecacatan terjadi

pada stadium dini, uji tes BTA yang dilakukan menunjukan hasil negative.

Penderita kusta mengalami cacat tubuh, kulit, kaki, tangan, dan jari-jari karena
2

hilangnya pelindung sensasi nyeri (Roosta, Black, 2013). Penyakit kusta merupakan

salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks.

Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah

sosial, ekonomi dan budaya. (Imam S Arizal, 2010).

Penyakit kusta di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Disamping besarnya masalah di bidang medis juga masalah sosial, ekonomi, budaya,

keamanan dan ketahanan nasional yang ditimbulkan penyakit ini memerlukan perhatian

berbagai pihak. Upaya pengendalian penyakit kusta ditujukan untuk penemuan

penderita secara dini dan memberikan pengobatan secara teratur sehingga penularan dan

cacat akibat kusta dapat diturunkan, serta memberikan penyuluhan tentang kusta kepada

masyarakat.

Target tersebut secara Nasional sudah tercapai namun demikian berdasarkan data yang

dilaporkan jumlah penderita baru sampai saat ini tidak menunjukkan adanya penurunan

yang bermakna. Salah satu unsur yang dapat menunjang percepatan pencapaian target

tersebut adalah peningkatan keterampilan dan profesionalisme petugas di berbagai

tingkatan terutama petugas Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan pada penderita

kusta di lapangan.

Tahun 2020 hasil pencapaian kegiatan program P2 Kusta Provinsi NTB sebagai berikut :

Prevalensi Rate 0,48 per 10.000 penduduk, Case Detection Rate (CFR) 4,86 per 100.000

penduduk, proporsi kusta baru tanpa cacat 89 % atau terdapat 222 kasus, proporsi cacat

tingkat II 4 %, proporsi kasus anak 4,8 % sebesar 12 kasus, proporsi type Multi Baciler

(MB) 88 % dan Release From Treatment (RFT) Rate sebesar 88,2 %. Walaupun secara

Provinsi, NTB telah mencapai target eliminasi (Prevalensi Rate <1/10.000 penduduk),

namun masih ada 3 Kabupaten/Kota endemis yang masih belum eliminasi kusta

(Prevalensi Rate >1/10.000 penduduk) yaitu Kabupaten Bima, Kota Bima, dan

Kabupaten Dompu. Untuk itu kegiatan penemuan kasus secara aktif harus ditingkatkan

untuk akselerasi program P2 kusta di Kabupaten/Kota tersebut


3

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Deteksi penyakit kusta secara dini akan membantu menurunkan angka kecacatan

pada penderita dimana kecacatan tersebut dapat menjadi cacat permanen .


2. Tujuan Khusus
- Mencegah terjadinya penularan penyakit kusta
- Memberikan pengobatan kepada penderita sesuai Standar
- Memantau pengobatan pasien dengan penyakit kusta
- Meningkatkan kerjasama baik lintas sektor dan program terkait termasuk Masyarakat

C. Rincian Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan oleh petugas Kusta.

D. Sasaran Kegiatan
Kegiatan dilakukan di rumah pasien dan di Puskesmas Unter Iwes

E. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni 2023.

F. Hasil Kegiatan
Dari hasil kegiatan Penemuan Kasus Aktif Kusta Penyakit Tropis di Masyarakat
di dapatkan hasil masyarakat menganggap penyakit kusta merupakan penyakit kutukan
yang harus dijauhi sehingga apabila ada masyarakat yang menderita kusta akan
dikucilkan oleh masyarakat setempat.

G. Kesimpulan dan Saran


Diharapkan ada kerja sama antara Petugas desa dan petugas kader ke petugas Kusta
kepada masyarakat bahwa penyakit kusta bukan merupakan penyakit kutukan dan
diperlukan pengobatan yang teratur dengan pemantauan tenaga kesehatan dan keluarga

H. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Penemuan Kasus Aktif Kusta Penyakit Tropis di Masyarakat
ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
4

Mengetahui, Unter Iwes, 3 Juni 2023


Kepala UPT Puskesmas Kec. Unter Iwes Petugas

Aulia Novlindah, S.Kep.Ns Sofian, A.Md. Keb


NIP. 19881118 201502 2 001 NIP. 19720509 199103 1 004

Anda mungkin juga menyukai