Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGALSIWALAN
JL. Raya Tegalsiwalan No. 28 Telp. (0335) 681284
PROBOLINGGO

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEMERIKSAAN KONTAK KUSTA
PUSKESMAS TEGALSIWALAN

I. PENDAHULUAN
Penyakit kusta merupakan salah satu diantara penyakit menular yang masih
menimbulkan masalah masalah yang cukup komplek baik dari segi medis maupun
ekonomi. Penyakit kusta menyebabkan cacat fisik yang memberi kontribusi yang besar
terhadap stigma sosial di Masyarakat maupun pada para petugas kesehatan sendiri.
Penya kit kusta pada umumnya terdapat di negara negara yang sedang berkembang
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang
memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan kesejahteraan sosial ekonomi pada
masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk
sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/
pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya.
Dengan kemajuan teknologi dibidang promotif, pencegahan, pengobatan serta pemulihan
kesehatan dibidang penyakit kusta, maka penyakit kusta sudah dapat diatasi dan
seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.

II. LATAR BELAKANG


Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan
tandatanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh si
penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan bahwa
penularan penyakit kusta adalah Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret
hidung penderita yang sudah mengering, di luar masih dapat hidup 2-7 x 24 jam. Kontak
kulit dengan kulit yang erat lama dan berulang.Kuman kusta dapat ditemukan di bagian
tubuh penderita yang luka seperti telapak kakiatau tangan, folikel rambut dan kelenjar
keringat. Faktor-faktor yang menentukan seseorang tertular atau tidak adalah jumlah
Mycobacterium leprae dan daya tahan tubuh orang tersebut, jika daya tahantubuhnya
baik, maka tidak akan tertular, begitu juga sebaliknya.Di samping itu, hal-hal yang
mungkin berperan dalam penularan penyakit ini adalah :
1) Usia : anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa
2) Ras : bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti
3) Iklim : daerah beriklim tropis dan subtropis yang panas dan lembab
4) Kesadaran sosial : umumnya negara-negara endemis kusta adalah Negara
dengan tingkat sosial ekonomi rendah

1
5) Lingkungan : fisik, biologi, sosial, yang kurang sehat.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah penyembuhan pasien kusta dan
mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta
terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insiden penyakit.
Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan kombinasi rifampisin, klofazimin, dan DDS
dimulai tahun 1981. Program ini bertujuan untuk mengatasi resistensi dapson yang
semakin meningkat, mengurangi ketidaktaatan pasien, menurunkan angka putus obat,
dan mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan.
2. Tujuan Khusus
1. Mencari penderita baru yang mungkin sudah lama ada dan belum berobat (index
case) 
2. Mencari penderita baru yang mungkin ada

IV. KEGIATAN POKOK


Dalam 3 bulan seluruh anggota keluarga harus diperiksa dimulai pada saat
anggota keluarga tersebut dinyatakan sakit kusta pertama kali dan perhatian khusus
ditujukan pada kontak tipe MB. Pemeriksaan ini sebaiknya diulang setiap tahun.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Mematuhi protokol kesehatan covid
2. Membawa kartu penderita dan penderita yang sudah tercatat dan kartu penderita
kosong, Alat – alat untuk pemeriksaan serta obat MDT. 
3. Mendatangi rumah penderita dan memeriksa semua anggota keluarga penderita yang
tercatat dalam kolom yang tersedia pada kartu penderita. 
4. Mendatangi rumah tetangga dan memeriksa tetangga yang sering kontak dengan
penderita

VI. SASARAN
1. Suspek penderita kusta
2. Pemeriksaan ditujukan pada semua anggota keluarga yang tinggal serumah dengan
penderita dan tetangga di sekitarnya.
VII. JADWAL KEGIATAN
Pemeriksaan dilaksanakan minimal 1 tahun sekali dimulai pada saat anggota keluarga
dinyatakan sakit kusta pertama kali dan perhatian khusus ditujukan pada kontak tipe MB.
Untuk pasien tipe MB, pemeriksaan kontak dipantau dan dilaksanakan sampai 5 tahun

VIII. EVALUASI
Penderita yang telah ditemukan hasil dari CDR, oleh petugas mencatatnya dalam buku
register kohor, maksudnya penderita ini akan masuk dalam pemantauan proses

2
perkembangan penyakitnya, perkembangan pengobatannya, perkembangan  efek
sampingnya dan berbagai perlakuan  terhadap penderita kusta ini

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencataan dan pelaporan dilaksanakan oleh Pelaksana Program dan dilaporkan kepada
Kepala Puskesmas

Mengetahui
Kepala Puskesmas Tegalsiwalan Pelaksana Program Perkesmas

ARIF EKO TRILIANTO,SKM AJI TRI UTOMO, S.Kep. Ns


NIP. 19831003 201001 1 009

Anda mungkin juga menyukai