Anda di halaman 1dari 23

* KRISIS HIPERTENSI

Kelompok 1 :
1. Mulyanah
2. Nur Azizah.A
3. Putri Aprilia.A
4. Sulistiyatul Milla
5. Vinny Maulina
6. Agnes Agesti
7. Khoir Feby
*Pengertian
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis di mana tekanan darah menjadi
sangat tinggi dengan kemungkinan adanya kerusakan organ seperti otak
(stroke), ginjal, dan jantung.
Krisis hipertensi atau hipertensi darurat adalah suatu kondisi dimana
diperlukan penurunan tekanan darah dengan segera (tidak selalu diturunkan
dalam batas normal), untuk mencegah atau membatasi kerusakan organ.
(Mansjoer:522).
Pada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang
mencolok tinggi, umumnya tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik lebih dari 120-130 mmHg, dan peningkatannya
terjadi dalam waktu yang relative pendek. Jadi kedaruratan hipertensi adalah
kondisi penderita hipertensi yang tidak terkontrol sehingga diperlukan
penurunan tekanan darah dengan segera.
1. Meminum obat antihipertensi tidak teratur.
2. Stress.
3. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral.
4. Obesitas
5. Merokok

*Etiologi
*Manifestasi klinis
1. Sakit Kepala Hebat.
2. Nyeri dada peningkatan tekanan vena.
3. Shock / Pingsan

Tanda umum adalah :


4. Sakit kepala hebat.
5. Nyeri dada.
6. Pingsan.
7. Tachikardia > 100/menit.
8. Tachipnoe > 20/menit.
9. Muka pucat
* Krisis Hipertensi dibedakan menjadi 2
berdasar tingkat kegawatannya :

1. Emergency Hypertension (Hipertensi Darurat):


Tekanan darah yang sangat tinggi dan terdapat kerusakan organ, sehingga
tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit atau jam) agar
dapat membatasi kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan darah untuk
dapat dikategorikan sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun
kebanyakan referensi di Indonesia memakan patokan >220/140.

2. Urgency Hypertension (Hipertensi Mendesak):


Tekanan darah yang tinggi tapi belum disertai kerusakan organ. Tekanan
darah harus diturunkan dalam hitungan jam atau hari untuk mencegah
kerusakan target organ. Sama seperti Hipertensi darurat, tidak ada patokan
mutlak, namun sebagai patokan tekanan darah yang lebih dari 180/110 sudah
dapat dikatakan hipertensi mendesak.
1. Gejala ringan : Mual, Muntah, Sakit Kepala, kaku pada
tengkuk, nyeridada, sesak.
2. yang lebih berat : Gangguan kesadaran sampai pingsan,
Kejang, Nyeri Dada hebat.

Gejala krisis Hipertensi


ini bervariasi, mulai
dari gejala ringan
sampai berat.
*Patofisiologi
Penyebab krisis hipertensi yaitu adanya ketidak teraturan minum
obat antihipertensi, stress, mengkonsumsi kontrasepsi oral,
obesitas, merokok dan minum alkohol. Karena ketidak teraturan
atau ketidak patuhan minum obat antihipertensi menybabkan
kondisi akan semakin buruk, sehingga memungkinkan seseorang
terserang hipertensi yang semakin berat ( Krisis hipertensi ).
Stres juga dapat merangsang saraf simpatik sehingga dapat
menyebabkan vasokontriksi sedangkan mengkonsumsi
kontrasepsi oral yang biasanya mengandung hormon estrogen
serta progesteron yang menyebabkan tekanan pembuluh darah
meningkat, sehingga akan lebih meningkatkan tekanan darah
pada hipertensi, kalau tekanan darah semakin meningkat, maka
besar kemungkinan terjadi krisis hipertensi.
*Lanjutan…
Apabila menuju ke otak maka akan terjadi peningkatan TIK
yang menyebabkan pembuluh darah serebral sehingga O2 di
otak menurun dan trombosis perdarahan serebri yang
mengakibatkan obstruksi aliran darah ke otak sehingga suplai
darah menurun dan terjadi iskemik yang menyebabkan
gangguan perfusi tonus dan berakibat kelemahan anggota
gerak sehingga terjadi gangguan mobilitas fisik, sedangkan
akibat dari penurunan O2 di otak akan terjadi gangguan
perfusi jaringan. Dan bila di pembuluh darah koroner
( jantung ) menyebabkan miokardium miskin O2 sehingga
penurunan O2 miokardium dan terjadi penurunan
kontraktilitas yang berakibat penurunan COP.
Pemeriksaan Penunjang

1. Elektrokardio.
2. Urinalisa.
3. USG.
4. CT scan.
5. Rongsen.
1. Iskemia atau Infark Miokard
2. Gagal Jantung Kongestif
3. Diseksi Aorta Akut
4. Insufisiensi Ginjal
5. Eklampsia
6. Kaptopril (Kapoten)
7. Pentolamin dan Penoxi Benzamin
8. Antagonis Kalsium (Nifedipin) Antagonis kalsium (Nifedipin,
Diltiazem dan Verapamil)

*Komplikasi
*Pengobatan khusus
hipertensi
1. Ensefalopati Hipertensi Pada Ensefalofati hipertensi biasanya ada
keluhan serebral. Bisa terjadi dari hipertensi esensial atau hipertensi
maligna, feokromositoma dan eklamsia. Biasanya tekanan darah
naik dengan cepat, dengan keluhan : nyeri kepala, mual-muntah,
bingung dan gejala saraf fokal (nistagmus, gangguan penglihatan,
babinsky positif, reflek asimetris, dan parese terbatas) melanjut
menjadi stupor, koma, kejang-kejang dan akhirnya meninggal. Obat
yang dianjurkan : Natrium Nitroprusid, Diazoxide dan Trimetapan.
2. Gagal Jantung Kiri Akut Biasanya terjadi pada penderita hipertensi
sedang atau berat, sebagai akibat dari bertambahnya beban pada
ventrikel kiri. Odema paru akut akan membaik bila tensi telah
terkontrol.
Obat pilihan : Trimetapan dan Natrium nitroprusid. Pemberian
Diuretik IV akan mempercepat perbaikan.
3. Feokromositoma Katekolamin dalam jumlah berlebihan yang
dikeluarkan oleh tumor akan berakibat kenaikan tekanan darah.
Gejala biasanya timbul mendadak : nyeri kepala, palpitasi,
keringat banyak dan tremor. Obat pilihan : Pentolamin 5-10 mg IV.
4. Deseksi Aorta Anerisma Akut Awalnya terjadi robekan tunika
intima, sehingga timbul hematom yang meluas. Bila terjadi ruptur
maka akan terjadi kematian. Gejala yang timbul biasanya adalah
nyeri dada tidak khas yang menjalar ke punggung perut dan
anggota bawah. Auskultasi : didapatkan bising kelainan katup
aorta atau cabangnya dan perbedaan tekanan darah pada kedua
lengan. Pengobatan dengan pembedahan, dimana sebelumnya
tekanan darah diturunkan terlebih dulu dengan obat pilihan :
Trimetapan atau Sodium Nitroprusid.

*Lanjutan
5. Toksemia Gravidarum Gejala yang muncul adalah kejang-
kejang dan kebingungan. Obat pilihan : Hidralazin kemudian
dilanjutkan dengan klonidin.
6.Perdarahan Intrakranial Pengobatan hipertensi pada kasus
ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena penurunan
tekanan yang cepat dapat menghilangkan spasme pembuluh
darah disekitar tempat perdarahan, yang justru akan
menambah perdarahan. Penurunan tekanan darah dilakukan
sebanyak 10-15 % atau diastolik dipertahahankan sekitar 110-
120 mmHg.
Obat pilihan : trimetapan atau hidrelazin

*Lanjutan
*Lk krisis hipertensi
A. Pengkajian
1. Identitas
Pasien, meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan,
Agama, Bangsa. Penanggung Jawab: Nama, Umur. Jenis Kelamin.
Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa dan hubungan dengan pasien.
2. Pengkajian Primer
a. Airway
Bersihan jalan nafas.
Adanya/ tidaknya jalan nafas Distres pernafasan.
Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
b. Breathing
Frekuensi nafas
usaha dan pergerakan dinding dada Suara nafas melalui hidung atau
mulut.
Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas.
c. Circulation
Denyut nadi karotis.
Tekanan darah.
Warna kulit, kelembapan kulit Tanda-tanda perdarahan eksternal dan
internal
d. Disability
Tingkat kesadaran.
Gerakan ekstremitas GCS (Glasgow Coma Scale).
Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e. Eksposure
Tanda-tanda trauma yang ada. (Muslicha: 45-46).
3. Dasar Data Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat.
Gejala: kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
Takipnea.
B. Sirkulasi.
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskuler. Tanda : Kenaikan TD, hipotensi
postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin.
C.Integritas Ego
Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, Factor stress multiple. Tanda: Letupan suasana hati,
gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak,
otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
D. Eliminasi.
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
E. Makanan/Cairan Gejala : makanan yang disukai yang dapat
mencakup makanan tinggi garam, lemak lan kolesterol Tanda: BB
normal atau obesitas, adanya edema.
F. Neurosensori. Gejala: keluhan pusing/pening, sakit kepala,
berdenyut sakit kepala, berdenyut. gangguan penglihatan, episode
epistaksis. Tanda: perubahan orientasi, penurunan kekuatan
genggaman, perubahan retina optic.
G. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada
tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyer bdomen
H. Pernapasan Gejala: dispnea yang berkaitan dengan aktivitas,
takipnea, ortopnea, dispnea octurnal proksimal, batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok. Tanda: distress respirasi/ penggunaan
otot aksesoris pernapasan, bunyi napas ambahan, sianosis.
I. Keamanan. Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan. Tanda :
episode parestesia unilateral transien, hipotensi postura.
J. Pembelajaran/Penyuluhan. Gejala : factor resiko keluarga;
hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM penyakit ginjal Faktor
resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri bd adanya emboli dalam aliran darah
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan bd penuruna
konsentrasi hemoglobin dalam darah
3. Hambatan mobilitas fisik bd kelemahan otot 4.
Gangguan pertukaran gas bd ketidakseimbangan
perfusi-ventilasi
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri bd adanya emboli dalam aliran darah
Tujuan:
pasien menunjukan tingkat nyeri terkontrol
Kriteria hasil:
Pasien menunjukan tingkat nyeri berkurang .
Pasien menunjukan kesejahteraan fisik dan psikologis
Adanya perubahan dalam tekanan darah
Intervensi:
Kaji lokasi ,karakteristik, awitan / durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya
 Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum meniadi berat
pastikan pemberian analgesa
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan bd penuruna konsentrasi
hemoglobin dalam darah
Tujuan:
status sirkulasi oksigen di otak terpenuhi
Kriteria hasil:
Pasien menunjukan fungsi sensorimotor kranial yang utuh
Tidak mengalami sakit kepala
Pasien menunjukan status sirkulasi yang baik
Intervensi:
Pantau TTV
Pantau sakit kepala
 Pantau tingkat kesadaran
Berikan obat yang menyebabkan hipertensi untuk mempertahankan
tekanan perfusi serebral sesuai dengan permintaan
Tinggikan bagian kepala O sampai 45 derajat bergantung pada kondisi
pasien dan permintaan medis
Pantau TIK
3. Hambatan mobilitas fisik bd kelemahan otot
Tujuan:
 tingkat mobilitas terpenuhi
Kriteria hasil:
Pasien menunjukan pergerakan kekuatan pada otot.
Pasien mampu melakukan perpindahan secara mandiri
Intervensi:
Ajarkan dan bantu pasien dalam prses perpindahan yang
amar
Berikan penguatan positif selama aktivitas
Instruksikan pasien untuk menyangga berat badannya
Berikan analgesik sebelum aktivitas
Letakan pasien pada posisi terapeutik
Dukungan latihan ROM aktif
4. Gangguan pertukaran gas bd ketidakseimbangan perfusi-
ventilasi
Tujuan:
status pertukaran gas efektifl
Kriteria hasil:
Pasien menunjukan gangguan pertukaran gas terkurangi
Pasien tidak mengalami gangguan pernapasan
Pasien menunjukan tidak menggunakan pernapasan mulut
Intervensi:
kaji frekuensi nafas, kedalaman, dan bunyu paru
pantau saturasi oksigen
pantau tingkat kesadaran
berikan oksigen
memantau komplikasi atur posisi untuk memaksimalkan
potensial ventilasi

Anda mungkin juga menyukai