Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati, melihat serta menganalis suatu


kegiatan dan seperangkat informasi yang diperoleh dengan menggunakan indera. Hasil dari
observasi akan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, walaupun objek yang diamati
sama. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan dan pengetahuan dari subjek observasi juga
berbeda-beda.

B. Tujuan Observasi

Pengamatan yang penulis lakukan ini memiliki beberapa tujuan antara lain:
1. Untuk mengetahui kegiatan aktifitas pada setiap anak dilingkungan sekitar.
2. Untuk mengetahui permainan yang dilakukan oleh setiap anak.
3. Melatih perkembangan motorik kasar pada anak.
4. Bersosialisai dengan teman sebaya atau orang lain.

C. Manfaat

1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri


2. Melatih mental anak usia dini
3. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak usia dini
4. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak usia dini

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Menurut Hurlock (1978) bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas
sehingga arti utamanya hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan
untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain
dilakukan secara sukarela dan tidak da paksaan atau tekanan dari luar. Piaget menjelaskan
bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional.
Menurut Bettelheim kegiatan bermain ialah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan
lain kecuali yang ditetapkan oleh pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang
dimaksudkan dalam realitas luas.

B. Tahapan Pelaksanaan Observasi

1. Tujuan Observasi : untuk melihat perilaku bermain pada anak usia 2-6 tahun

2. Perilaku yang di observasi : perilaku bermain seorang anak

3. Definisi konseptual : Bermain adalah suatu aktivitas yang mengasikkan dan


menyenangkan karena memuaskan dorongan penjelajahan anak. Dorongan ini
meliputi keingin tahuan dan hasrat akan informasi tentang suatu yang baru atau tidak
biasa. Bermain mendorong perilaku penjelajahan dengan menawarkan anak-anak
pada kemungkinan-kemungkinan kebaruan (novelty), kompleksifitas, ketidak pastian,
kejutan, dan keanehan. (Daniel Berlyne, 1960).

4. Definisi operasional : Ada beberapa kategori permainan menurut studi klasik


permainan Parten (1932) antara lain :

1) Unoccupied Play : anak bermain sendirian (tidak terlibat dalam permainan dengan
anak lain); mungkin berada di suatu titik; memandang ke sekitarnya ; melakukan
gerakan-gerakan acak yang nampaknya tidak bertujuan.

2
2) Solitary Play : anak bermain sendirian dan tidak banyak perduli pada keadaan
sekitar atau keberadaan orang lain.

3) Onlooker Play : anak menonton orang lain bermain.

4) Parallel Play : anak bermain terpisah dari teman-temannya, tapi menggunakan


mainan yang sama seperti yang digunakan teman-temannya atau dengan cara
meniru cara bermain temannya.

5) Associative Play : permainan melibatkan interaksi sosial dengan sedikit atau tanpa
aturan.

6) Cooperative Play : Interaksi sosial di dalam suatu kelompok yang telah memiliki
rasa identitas kelompok dan terdapat aturan-aturan yang jelas dalam permainan.

5. Metode observasi : Indirect – non intervensi – non partisipan


6. Setting observasi :
 Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
 Jenis permainan : - Bola
- Memainkan alat mainan
 Tempat : Dilingkungan rumah
 Waktu : Pagi hari
 Yang diamati : Perilaku bermain seorang anak usia 2-6 tahun
7. Jumlah observer : Satu observer
8. Teknik pencatatan : Checklist

C. Format Pencatatan Target

No Target Perilaku
Keterangan

Muncul Tidak Muncul


1. Bermain sendirian √
2. Bermain dengan teman √
3. Melihat keadaan sekelilingnya √

3
4.
Melakukan gerakan-gerakan tubuh


a. melompat


b. mengayunkan kaki


c. berdiri


d. berjalan


e. berlari


f. menaiki sesuatu

g. tertawa √


h. memeluk

5. Melihat aktivitas anak lain √


6 Bermain dengan alat permainan

a. Bola √
b. Mainan anak √
7. Meniru cara bermain anak lain √
8. Meminjam mainan anak lain √
9. Bermain dengan orang lain √
10. Bermain dalam kelompok √
11. Mengikuti aturan permainan √

Dari hasil observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
indikator perilaku yang muncul dari subjek pada saat ia bermain. Indikator perilaku tersebut
diantaranya : bermain sendirian, bermain dengan teman sebaya, melihat keadaan sekeliling,
melakukan gerakan tubuh (melompat, mengayunkan kaki, berdiri, menaiki sesuatu, tertawa),
melihat aktivitas anak lain.

4
Jika dikembalikan pada kategori permainan menurut studi klasik permainan Parten,
maka subjek dapat dikatakan sedang melakukan permainan kategori Unoccupied Play. Hal
ini dikarenakan subjek terlihat sedang bermain sendirian (tidak terlibat dalam permainan
dengan anak lain), berada di satu tempat tertentu dalam waktu yang lama, memandang ke
sekitarnya, melakukan gerakan-gerakan acak (melompat, mengayunkan kaki, berdiri, menaiki
sesuatu, tertawa), yang nampaknya tidak bertujuan. Dan Associative Play. Yaitu permainan
melibatkan interaksi sosial dengan sedikit atau tanpa aturan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya permainan dapat membantu segala perkembangan anak. Dan dunia anak
adalah dunia bermain, berikan anak kesempatan untuk bereksplorasi dalam dunia
bermainnya. Karena dengan anak menyentuh/memegang mainan yang baru mereka lihat
disaat itulah anak belajar segi kognitif anak berjalan. Tidak semua permainan membawa
dampak negatif bagi anak, asalkan anak tetap dalam pengawasan orang dewasa (orang tua
atau pendidik).

B. SARAN

Untuk setiap kegiatan anak haruslah perhatikan segala bentuk perhatian rentang usia
anak yang menjadi sasaran penggunaan. Janganlah membatasi latar belakang fisik.

5
6

Anda mungkin juga menyukai