DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 :
TINGKAT 2
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Sholawat dan salam kami ucapkan
kepada nabi Muhammad SAW.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrosefalus adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri pembesaran pada sefal
atau kepala yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan
atau karena tekanan intrakranial yang meningkat sehingga terjadi pelebaran ruang
tempat mengalirnya cairan serebrospinal (CSS) (Ngastiah). Bila masalah ini tidak
segera ditanggulangi dapat mengakibatkan kematian dan dapat menurunkan angka
kelahiran di suatu wilayah atau negara tertentu sehingga pertumbuhan populasi di
suatu daerah menjadi kecil. Menurut penelitian WHO untuk wilayah ASEAN
jumlah penderita Hidrosefalus di beberapa negara adalah sebagai berikut, di
Singapura pada anak 0-9 th : 0,5%, Malaysia: anak 5-12 th 15%, India: anak 2-4 th
4%, di Indonesia berdasarkan penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas
Indonesia terdapat 3%.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Diagnosis Hidrosefalus?
2. Bagaimana Terapi Hidrosefalus?
3. Bagaimana Prognosis Hidrosefalus?
4. Bagaimana Intervensi dan Implementasi Hidrosefalus?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan pada kasus Hidrosefalus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif pada pasien
dengan kasus Hidrosefalus.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada pasien
dengan kasus Hidrosefalus.
BAB I I
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama : An. B
b. Umur : 9 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Tanggal lahir : Purwakarta, 10 Januari 2010
f. Suku : Sunda
g. Alamat : Purwakarta
h. Diagnosa medis : Hidrosefalus
B. RIWAYAT KESEHATAN
1 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien sering menderita sakit batuk pilek dan badan panas.Riwayat
penyakit asma tidak ada
Mula –mula klien mengeluh badan terasa panas dan sakit kepala
kemudian pandangan terasa kabur disertai muntah-muntah. Sakit
dibagian belakang kepala kemudian timbul pembesaran pada daerah
dahi yang makin lama makin membesar. Klien pernah berobat ke RS
kemudian disarankan untuk dioperasi tetapi keluarga menolak oleh
karena alasan biaya, pada tahun 2012 ,Sejak 1 tahun yang lalu klien
sulit untuk berjalan.
b. Minum
Jenis Air putih, susu Air putih
Frekuensi >1 liter 1 liter
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2 Pola Istirahat/Tidur
a. Tidur malam
Frekuensi 8-9 jam 5 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Tidur Siang
Frekuensi 3-4 jam 2 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3 Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x1 hari Belum pernah
Konsistensi Lunak -
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Frekuensi 1500 cc 800 cc
Warna Kuning muda Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Personal Hygiene
a. Gosok gigi 2x1 hari 1x1 hari
b. Mandi 2x1 hari 1x1 hari (dengan lap
c. Keramas 2x1 hari basah)
d. Kebersihan kuku 1x1 minggu Belum pernah
Belum pernah
C. PEMERIKSAAN FISIK
Mata :
Ukuran pupil : isokor : - Reaksi terhadap cahaya : baik, akomodasi
: baik, bentuk: simetris, Konjungtiva : anemis, Fungsi penglihatan
: Kabur melihat jauh, Tanda-tanda radang : tidak ada, Pemeriksaan
mata terakhir : Tidak pernah memeriksakan mata , operasi : tidak,
Kaca mata : Tidak lensa kotak : tidak.
Hidung :
Pernafasan :
Suara paru : whezing (-), Sonor (+), pola napas : teratur, Batuk (+),
sputum :(+), nyeri : (-), kemampuan melakukan aktifitas : terbatas,
Batuk darah : (-), Ro terakhir : 17 April 2001 Hasil : Multi Nodul
pada kedua paru (metastase sekunder)
Sirkulasi:
Nutrisi:
Jenis diet : Tingi kalori, Tinggi protein, rendah garam, , nafsu sedang
, rasa mual : kadang-kadang, muntah.
Eliminasi:
Diare :(-)
Reproduksi :
Neurologis :
Muskuloskeletal :
Nyeri : sendi (+), Pola latihan gerak : berkurang, Kekakuan : tidak
ada, Kelemahan pada kaki kanan
Kulit :
Warna : pucat/icterus, Turgor : menurun, integritas : dalam batas
normal.
1. Keadaan umum :
Klien tampak lemah, terpasang infus RL – 14 tts/m, posisi tidur terlentang
dengan kepala ditinggikan 30º.
2. Tanda-tanda vital :
Suhu : 36 º C (axilla)
Nadi : 100 x/m, teratur, kuat
Tekanan Darah : 110/60 mmHg , lengan kanan, klien berbaring
RR : 20 x/m, teratur.
3. Body System
1. Pernapasan (B1=Breathing)
Hidung : tidak ada secret, perdarahan.
Trachea : tidak ada deviasi.
Nyeri, retraksi dada, dyspnea, cyanosis : tidak ada.
Suara napas : vesikuler.
Bentuk dada : simetris.
2. Cardiovaskuler ( B2=Bleeding)
Klien mengeluh sakit kepala.
Suara jantung : S1 S2 tunggal.
Edema : tidak ada
3. Persyarafan (B3=Brain)
Kesadaran : compos mentis.
GCS : E = 4 V= 5 M= 6
Total nilai : 15
Kepala : tampak ada pembesaran pada daerah dahi
dan bentuk kepala agak membesar.
Wajah : tampak sunset phenomena.
Mata : sclera : putih , conjunctiva : merah muda,
pupil : isokor, reflek cahaya : -/-
Refleks : Babinski +/+, Chad +/+, HT -/-, PM -/-.
4. Perkemihan – Eliminasi Uri (B4=Bladder)
Produksi urine : ± 1500 ml/hari , frekuensi :sering dengan bantuan, warna
: kuning muda, Tidak ada masalah.
5. Pencernaan – Eliminasi Alvi (B5=Bowel)
Mulut dan tengorok : tidak ada kelainan.
Abdomen : datar, tidak ada distensi.
BAB : kebiasaan 1 x/hari, sudah 4 hari tidak ada
BAB.
6. Tulang-Otot-Integumen (B6=Bone)
Kemampuan pergerakan sendi : bebas.
Parese : ya
Paralise : tidak
Hemiparese : tidak
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan.
Ekstremitas bawah : terdapat kelemahan pada kedua
tungkai bawah.
Tulang belakang : tidak ada kelainan.
Kulit : tidak ada kelainan
Akral : hangat.
Turgor : baik.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
Terapi :
a. Infus RL:D5% : 2:1 --- /hari
b. Injeksi Cimetidine 3 x ½ ampul
c. Injeksi Dexamethasone 4 x1/2 ampul
d. Injeksi Tramadol 3 x ½ ampu
e. Diet : TKTP
G. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Tekanan Pada Kulit Nyeri
Klien Mengatakan nyeri pada yang dilakukan shunt
daerah dekat telinganya,
Mengatakan nyerinya pada
skala 7.
DO :
Klien meringis, sering
memejamkan matanya,
Kadang – kadang memegang
tempat dialkukan
pemasangan shunt, Nadi 104
kali/menit, berkeringat. RR
26 kali/menit,
DO :
Suhu 38,5 oC, Nadi 104
Kali/menit, mukosa
membran lembab.
DO:
Ekspresi wajah menunjukkan
kecemasan, Nadi 104
kali/menit, RR 26 kali/menit,
Keringat dingin.
4. DS : Kelemahan Gangguan
Klien mengeluh lemah, Sulit Aktivitas
mengangkat atau Fisik
menggerakan kaki kiri.
DO :
Klien hanya tidur di tempat
tidur, Aktivitas dibantu.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Rasa nyaman, nyeri dengan perdarahan.
2. Resiko Tinggi kurang volume cairan b/d dengan kurangnya masukkan
melalui oral.
3. Cemas b/d perubahan status kesehatan.
4. Gangguan aktifitas fisik b/d kelemahan.
-Membatasi
pergerakan klien.
3. Cemas b/d Dalam waktu 30 Kaji tingkat cemas Mengkaji tingkat cemas
perubahan status menit setelah klien, bagaimana klien, bagaimana klien
kesehatan. diberikan klien memecahkan memecahkan masalah
tindakan klien da- masalah dan koping dan koping apa yang
DS : pat mengurangi apa yang digunakan.
Klien mengatakan kecemasan digunakan. -Memberikan informasi
ia cemas dengan KH : -Berikan informasi akurat dan jawab setiap
penyakitnya, -Klien tampak akurat dan jawab pertanyaan klien.
Bertanya apakah rileks dan mampu setiap pertanyaan -Memberikan
penyakitnya dapat mengungkapkan klien. kesempatan pada klien
sembuh atau tidak. rasa cemasnya. -Berikan untuk mengekspresikan
-Klien mampu kesempatan pada perasaannya.
DO : meng-identifikasi klien untuk -Menciptakan
lingkungan yang
Ekspresi wajah koping yang mengekspresikan terbuka dan aman
menunjukkan efektif. perasaannya. sehingga klien lebih
kecemasan, Nadi -Klien mampu -Tingkatkan mudah men-diskusikan
104 kali/menit, RR menyusun lingkungan yang tentang penyakit dan
26 kali/menit, rencana untuk terbuka dan aman perasaannya.
Keringat dingin. mengubah gaya sehingga klien lebih -Mempertahankan
hidup. mudah men- kontak yang sering
-Klien dapat diskusikan tentang dengan klien, berbicara
mengalihkan penyakit dan dengan memberikan
perasaan perasaannya. sentuhan terapeutik .
cemasnya de- -Pertahankan -Menjelaskan setiap
ngan cara yang kontak yang sering tindakan yang akan
kon-struktif dengan klien, dilakukan dan beri
seperti membaca, berbicara dengan kesempatan untuk
berceritra, memberi sentuhan bertanya.
mendengarkan ra- terapeutik mengevaluasi status
dio dan lain-lain. Jelaskan setiap psikologis dan tanda
-Tanda vital nadi, tindakan yang akan vital.
perna-pasan, suhu dilakukan dan beri -Menganjurkan klien
dan tekanan darah kesempatan untuk berdoa dan menjalankan
dalam batas bertanya. kewajiban sembahyang.
normal. -Evaluasi status
* N = 60 - 80 psikologis dan
x/mt tanda vital.
* P = 16 - 24 -Anjurkan klien
x/mt berdoa dan
* S = 26 - 37,5 C menjalankan
* TD = 100/70 sd kewajiban
140/90 mmHg. sembahyang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan
antara produksi dan absorbsi dari CSS. Hidrosefalus dapat diklasifikasikan
berdasarkan anatomi/tempat obstruksi CSS, etiologinya, dan usia penderitanya.
Diagnosa hidrosefalus selain berdasarkan gejala klinis juga diperlukan pemeriksaan
khusus. Penentuan terapi hidrosefalus berdasarkan ada tidaknya fasilitas.
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat
pelebaran ventrikel.
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu:
1. Mengurangi produksi CSS
2. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi
3. Pengeluaran likuor (CSS) ke dalam organ ekstrakranial
B. Saran
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan dan
asuhan yang adekuat dan hati-hati untuk mencegah terjadinya infeksi sehingga
dapat menurunkan angka kematian.
DAFTAR PUSTAKA