Anda di halaman 1dari 14

Askep dengan kasus

dislokasi
disusun klpk.5
 Dislokasi merupakan cedera umum yang dapat menyerang siapa
saja, tetapi mungkin lebih ke individu yang terlibat olahraga,
aktifitas berulang, dan kegiatan resiko tinggi untuk terjadi
kecelakaan.
 Dislokasi biasanya terjadi pada jari jari , pergelangan kaki, dan
lutut.

LATAR
BELAKANG
 Dislokasi adalah cedera struktur ligament di sekitar sendi, akibat
Gerakan menjepit atw memutar/ keadaan di mana tulang tulang
yang membentuksendi tidak lagi berhubungan, secara otomatis
(Brunner & Suddarth,2002)
DEFINISI  Dislokasi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkuknya.( Arif
Mansur, 2011)
 Dislokasi adalah terlepasnya jaringan tulang dari kesatuan sendi.
1. Umur
2. Terjatuh atau kecelakaan
3. Pukulan
4. Tidak melakukan pemanasan
ETIOLOGI 5. Benturan keras pada sendi
6. Cedera olahrga
7. Kongenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahn pertumbuhan
 Dislokasi Kongenital
 Dislokasi Patologik
 Dislokasi traumatic
Berdsarkan tipe :
 Dislokasi akut
JENIS  Dislokasi berulang

DISLOKASI Berdasarkan tempat:

SENDI  Dislokasi sendi rahang


 Dislokasi sendi bahu
 Dislokasi sendi siku
 Dislokasi sendi jari
 Dislokasi sendi panggul
 Dislokasi sendi panggul
A. Manifestasi Klinis

1. Adanya bengkak / oedema

2. Mengalami keterbatasan gerak

3. Adanya spasme otot(kekauan otot)

4. Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)

5. Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi

MANIFESTASI 6. Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri

KLINIK 7. Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan


sekitarnya (tampak kemerahan).

8. Perubahan kontur sendi

9. Perubahan panjang ekstremitas

10.Kehilangan mobilitas normal

11.Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

 
A.Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan keperawatan

a.Penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan dengan RICE.

 R: Rest = Diistirahatkan adalah  pertolongan pertama yang penting untuk mencegah kerusakan
jaringan lebih lanjut.

 I : Ice = Terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.

 C: Compression = Membalut gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan


pendarahan lebih lanjut.

 E: Elevasi = Peninggian daerah cedera gunanya mengurangi oedema (pembengkakan) dan rasa
nyeri.

PENATALAKS a.Terapi dingin


 Cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :

AAN 1)Kompres dingin


 Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada
bagian yang cedera. Lamanya : dua puluh – tiga puluh menit dengan interval kira-kira sepuluh
menit.

1)Massage es
 Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama lima - tujuh
menit, dapat diulang dengan tenggang waktu sepuluh menit.

1)Pencelupan atau perendaman


 Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang
dicampur dengan es. Lamanya sepuluh – dua puluh menit.

1)Semprot dingin
a. Latihan ROM

 Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan


perdarahan, latihan pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari
tergantung jaringan yang sakit.

 Penatalaksanaan medis : Farmakologi

PENATALAKS a. Analgetik

ANAAN  Analgetik biasanya digunakan untuk klien yang mengalami


nyeri. Berikut contoh obat analgetik :

1) Aspirin:

 Kandungan : Asetosal 500mg ; Indikasi : nyeri otot ; Dosis dewasa


1tablet atau 3tablet perhari, anak > 5tahun setengah sampai 1tablet,
maksimum 1 ½ sampai 3tablet perhari.
1) Bimastan :
Kandungan : Asam Mefenamat 250mg perkapsul, 500mg
perkaplet ; Indikasi : nyeri persendian, nyeri otot ; Kontra
indikasi : hipersensitif, tungkak lambung, asma, dan ginjal ;
PENATALAKS efeksamping : mual muntah, agranulositosis, aeukopenia ;
ANAAN Dosis: dewasa awal 500mg  lalu 250mg tiap 6jam.

2) Pemberian kodein atau obat analgetik lain (jika cedera


berat).
A. Diagnosa keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan


diskontinuitas jaringan.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas


dan nyeri saat mobilisasi.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau
ASKEP ketidakmampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pegetahuan


tentang penyakit.

e. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan


perubahan bentuk tubuh.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Gangguan rasa Rasa nyeri teratasi dengan  Kaji skala nyeri  Mengetahui intensitas nyeri.
nyaman nyeri Kriteria Hasil :  Berikan posisi relaks pada  Posisi relaksasi pada pasien
berhubungan dengan  Klien tampak tidak pasien dapat mengalihkan focus
diskontinuitas meringis lagi.  Ajarkan teknik distraksi dan pikiran pasien pada nyeri.
jaringan.  Klien tampak rileks relaksasi  Tehnik relaksasi dan distraksi
 Berikan lingkungan yang dapat mengurangi rasa nyeri.
nyaman, dan aktifitas hiburan  Meningkatkan relaksasi pasien
 Kolaborasi pemberian analgesic  Analgesic Mengurangi nyeri
   

INTERVENSI
 Kaji skala nyeri  Mengetahui intensitas nyeri.
 Berikan posisi relaks pada pasien  Posisi relaksasi pada pasien dapat
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi mengalihkan focus pikiran pasien pada
 Berikan lingkungan yang nyaman, dan nyeri.
aktifitas hiburan  Tehnik relaksasi dan distraksi dapat
 Kolaborasi pemberian analgesic mengurangi rasa nyeri.
   Meningkatkan relaksasi pasien
 Analgesic Mengurangi nyeri
 
Gangguan mobilitas fisik Memberikan  Kaji tingkat mobilisasi pasien  menunjukkan tingkat mobilisasi
berhubungan dengan kenyamanan dan Berikan latihan ROM pasien dan menentukan intervensi
deformitas dan nyeri saat melindungi sendi  Anjurkan penggunaan alat selanjutnya.
mobilisasi selama masa bantu jika diperlukan  Memberikan latihan ROM kepada
  penyembuhan.  Monitor tonus otot klien untuk mobilisasi
Kriteria hasil  Membantu pasien untuk  Alat bantu memperingan mobilisasi
 melaporkan imobilisasi baik dari perawat pasien
peningkatan maupun keluarga  Agar mendapatkan data yang
toleransi   akurat
aktivitas  Dapat membantu pasien untuk
(termasuk imobilisasi

ASKEP aktivitas
sehari-hari)
 

 menunjukkan
penurunan
tanda
intolerasi
fisiologis,
misalnya nadi,
pernapasan,
dan tekanan
darah masih
dalam
rentang

Anda mungkin juga menyukai