Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASKEP DISLOKASI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK : 2


ANGGOTA :
WILDA AKHYANI (2107401014)
ASMAUL HUSNA (2107401001)
YUL ANISA (2107401015)
TISARAH (2107401025)

DOSEN PEBIMBING : Ns. Mursal,S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023/2024
A. Pengertian
Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau
memutar / keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,
secara anatomis (tulang lepas dari sendi). (Brunner & Suddarth. 2002).
Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur,
2000).
B. Etiologi
1. Umur
2. Terjatuh atau kecelakan
3. Pukulan
4. Pada atlet olahraga sering terjadi keseleo karena kurangnya pemanasan.
5. Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
6. Cedera olahraga.
7. Terjatuh.
8. Kongenital.
C. Jenis-jenis Dislokasi Sendi
Dislokasi sendi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Dislokasi kongenital
b. Dislokasi patologik
c. Dislokasi traumatic

Berdasarkan tipe kliniknya dibagi sebagai berikut:


a. Dislokasi akut
b. Dislokasi berulang

Berdasarkan tempat terjadinya


a. Dislokasi sendi rahang
b. Dislokasi sendi bahu
c. Dislokasi sendi siku
d. Dislokasi sendi jari
e. Dislokasi sendi metacarpophalangeal dan interphalangeal
f. Dislokasi panggul
g. Dislokasi patella
D. Manifestasi Klinis
1. Adanya bengkak / oedema
2. Mengalami keterbatasan gerak
3. Adanya spasme otot(kekauan otot)
4. Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)
5. Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
6. Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri
7. Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan
sekitarnya (tampak kemerahan).
8. Perubahan kontur sendi
9. Perubahan panjang ekstremitas
10. Kehilangan mobilitas normal
11. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
E. ANATOMI & FISIOLOGI
tulang dibagi menjadi enam :
1. Tulang panjang
2. Tulang pendek
3. Tulang pipih
4. Tulang tak beraturan
5. Tulang sesamoid
6. Tulang sutura
Fisiologi sel tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
1. osteoblas,
2. osteosit,
3. osteoklas.

Vitamin D memengaruhi deposisi dan absorpsi tulang. Vitamin D dalam jumlah besar dapat
menyebabkan absropsi tulang seperti yang terlihat pada kadar hormon paratiroid yang tinggi. Bila tidak
ada vitamin D, hormon paratiroid tidak akan menyebabkan absorpsi tulang. Vitamin D dalam jumlah
yang sedikit membantu klasifikasi tulang, antara lain dengan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
oleh usus halus.
F. Patofisiologi
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan
a. Penatalaksanaan keperawatan dapat
dilakukan dengan RICE.
b. Terapi dingin
c. Latihan ROM
d. Analgetik

H. Komplikasi
Komplikasi dislokasi meliputi :
e. Komplikasi dini
f. Sindrome kompartemen
g. Komplikasi lanjut
h. Kekakuan sendi bahu Kelemahan otot.
i. Dislokasi yang berulang
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Anamnesis
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
b. Pemeriksaan fisik
c. Klasifikasi Data

B. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrient yang diperlukan
untuk pembentukan sel darah merah.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pegetahuan tentang penyakit.
e. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.
C. Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Gangguan rasa nyaman Rasa nyeri teratasi dengan  Kaji skala nyeri  Mengetahui intensitas nyeri.
nyeri berhubungan Kriteria Hasil :  Berikan posisi relaks pada pasien  Posisi relaksasi pada pasien dapat
dengan diskontinuitas  Klien tampak tidak meringis  Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi mengalihkan focus pikiran pasien
jaringan. lagi.  Berikan lingkungan yang nyaman, pada nyeri.
 Klien tampak rileks dan aktifitas hiburan  Tehnik relaksasi dan distraksi dapat
 Kolaborasi pemberian analgesic mengurangi rasa nyeri.
 Meningkatkan relaksasi pasien
 Analgesic Mengurangi nyeri

Gangguan mobilitas fisik Memberikan kenyamanan dan  Kaji tingkat mobilisasi pasien  menunjukkan tingkat mobilisasi
berhubungan dengan melindungi sendi selama masa Berikan latihan ROM pasien dan menentukan intervensi
deformitas dan nyeri saat penyembuhan.  Anjurkan penggunaan alat bantu jika selanjutnya.
mobilisasi Kriteria hasil diperlukan  Memberikan latihan ROM kepada
 melaporkan peningkatan  Monitor tonus otot klien untuk mobilisasi
toleransi aktivitas (termasuk  Membantu pasien untuk imobilisasi  Alat bantu memperingan mobilisasi
aktivitas sehari-hari) baik dari perawat maupun keluarga pasien
 menunjukkan penurunan tanda  Agar mendapatkan data yang akurat
intolerasi fisiologis, misalnya  Dapat membantu pasien untuk
nadi, pernapasan, dan tekanan imobilisasi
darah masih dalam rentang
normal
Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi  Kaji riwayat nutrisi,  Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi
kurang dari terpenuhi termasuk makan yang  Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
kebutuhan tubuh Kriteria hasil: disukai  Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi
b.d kegagalan  Menunujukkan  Observasi dan catat  Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster
untuk mencerna peningkatan atau masukkan makanan  Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.
atau ketidak mempertahankan pasien  Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri,
mampuan berat badan  Timbang berat badan meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila
mencerna dengan nilai setiap hari. jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.
makanan laboratorium  Berikan makan sedikit  Meningkatakan efektivitas program pengobatan
/absorpsi nutrient normal. dengan frekuensi  Kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanya masukkan oral yang buruk
yang diperlukan  Tidak mengalami sering dan atau dan defisiensi yang diidentifikasi.
untuk tanda mal nutrisi. makan diantara
pembentukan sel  Menununjukkan waktu makan
darah merah perilaku,  Observasi dan catat
perubahan pola kejadian mual atau
hidup untuk muntah, flatus dan
meningkatkan dan dan gejala lain yang
atau berhubungan
mempertahankan  Berikan dan Bantu
berat badan yang hygiene mulut yang
sesuai baik : sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat gigi
halus untuk
penyikatan yang
lembut. Berikan
pencuci mulut yang di
encerkan bila mukosa
oral luka.
 Kolaborasi : pantau
hasil pemeriksaan
laboraturium.
 Kolaborasi : berikan
obat sesuai indikasi
Ansietas berhubungan kecemasan pasien teratasi dengan  Kaji tingkat ansietas klien  Mengetahui tingakat kecemasan
dengan kurangnya kriteria hasil :  Bantu pasien mengungkapkan pasien dan menentukan
pengetahuan tentang  klien tampak rileks rasa cemas atau takutnya intervensi selanjutnya.
penyakit  klien tidak tampak bertanya  Kaji pengetahuan Pasien tentang  Mengali pengetahuan dari
– tanya prosedur yang akan dijalaninya. pasien dan mengurangi
 Berikan informasi yang benar kecemasan pasien
tentang prosedur yang akan  Agar perawat tau seberapa
dijalani pasien tingkat pengetahuan pasien
dengan penyakitnya
 Agar pasien mengerti tentang
penyakitnya dan tidak cemas
lagi

Gangguan bodi image Pasien bisa mengatasi body image  Kaji konsep diri pasien  Dapat mengetahui pasien
berhubungan dengan pasien  Kembangkan BHSP dengan pasien  Menjalin saling percaya pada
deformitas dan  Bantu pasien mengungkapkan pasien
perubahan bentuk masalahnya  Menjadi tempat bertanya pasien
tubuh  Bantu pasien mengatasi untuk mengungkapkan
masalahnya. masalahnya
 Mengetahui masalah pasien dan
dapat memecahkannya
D. Implementasi Keperawatan

Diagnosa Implementasi

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan 1. Telah dilakukan pengkajian skala nyeri.
diskontinuitas jaringan. 2. Telah diberikan posisi relaksasi pada pasien.
3. Telah diajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
4. Telah diberikan lingkungan yang nyaman, dan
pemberian aktifitas hiburan.
5. Telah dilakukan tindakan kolaborasi dalam pemberian
analgesic.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas 1. Telah dilakukan pengkajian tingkat mobilisasi pasien.
dan nyeri saat mobilisasi. 2. Telah diberikan latihan ROM
3. Telah dianjurkan penggunaan alat bantu.
4. Telah dilakukan monitoring tonus otot.
5. Telah dilakukan tindakan membantu pasien untuk
imobilisasi baik dari perawat maupun keluarga.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 1. Telah dilakukan pengkajian riwayat nutrisi ,
berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau termasuk makan yang disukai.
ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient 2. Telah dilakukan observasi dan pencatatan masukkan
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah makanan pasien.
3. Telah dilakukan timbang berat badan setiap hari.
4. Telah diberikan makan sedikit dengan frekuensi
sering dan atau makan diantara waktu makan.
5. Telah dilakukan observasi dan pencatatan kejadian
mual atau muntah, flatus dan gejala lain yang
berhubungan.
6. Telah diberikan dan dibantu hygiene mulut yang
baik, sebelum dan sesudah makan dengan
menggunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang
lembut. Telah diberikan pencuci mulut yang di
encerkan bila mukosa oral luka.
7. Telah dilakukan kolaborasi dengan memantau hasil
pemeriksaan laboratorium
8. Telah dilakukan kolaborasi dengan memberikan obat
sesuai indikasi.
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan 1. Telah dilakukan pengkajian tingkat ansietas klien.
tentang penyakit. 2. Telah dilakukan membantu pasien mengungkapkan
rasa cemas atau takutnya.
3. Telah dilakukan pengkajian pengetahuan pasien
tentang prosedur yang akan dijalaninya.
4. Telah diberikan informasi yang benar tentang
prosedur yang akan di jalani pasien.

Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas 1. Telah dilakukan pengkajian konsep diri pasien.
dan perubahan bentuk tubuh. 2. Telah diajarkan pola BHSP dengan pasien.
3. Telah dilakukan tindakan membantu pasien
mngungkapkan masalahnya.
4. Telah dilakukan tindakan membantu pasien mengatasi
masalahnya.
E. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas S : Pasien mengatakan “ Sus, saat ini saya merasa lebih rileks dan bisa tidur
jaringan. dengan nyenyak”.
O : Pasien tidak terlihat meringis nyeri.
A : Masalah dapat teratasi.
P : Intervensi dihentikan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat S : Pasien berkata bahwa ia sudah bisa jalan-jalan dengan kruk.
mobilisasi. O : Tekanan darah 120/80 mmHg.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan S : Pasien mengatakan “ makanan saya pagi ini sudah saya habiskan, Sus”.
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan O : Adanya peningkatan berat badan.
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit. S : Pasien mengatakan “ Saya sudah tidak merasa cemas dengan penyakit ini “.
O : Pasien terlihat tenang.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan S : Pasien mengatakan “ saya sudah dapat menerima kondisi saya saat ini”.
bentuk tubuh. O : Pasien mulai nampak percaya diri dengan kondisi saat ini.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai