LBP (low back pain) adalah nyeri pada daerah tulang belakang
1. Pengertian (Definisi) L1 sampai seluruh sacrum dan obat-obat sekitarnya (Priguna
Sidarta, 1989).
Palpasi :
Pemeriksaan Neurologis
1.Tes Valsava : tes ini mengakibatkan naiknya tekanan
intratekal sehingga muncul nyeri radikuler. Pasien diminta
mengejan dan menahan napas kemudian dinilai apakah ada
nyeri atau tidak?
4. Tes Kontra-Patrick
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membangkitkan nyeri di sendi
sacroiliaka. Tes ini bertujuan menentukan lokasi patologi
dengan memfleksikan tungkai yang sakit ke sisi luar, kemudian
dilakukan endorotasi serta aduksi. Jika nyeri di garis sendi
sacroiliaka maka hasilnya positif.
LBP Kronik :
I. Medikamentosa :
a. Analgesik oral. Opioid minor jika parasetamol dosis
maksimum tidak berefek maka diberi diazepam
b.Opioid kuat: morfin
c.NSAID kombinasi dengan COX-2 selektif
d.Tricyclic antidepresants
II. Non-medikamentosa
a.TENS: bermanfaat pada kekakuan otot
b.Pemijatan, Penghangatan
c.Istirahat
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
STROKE
Suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
1. Pengertian
global), dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan
(Definisi)
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.
Keluhan mendadak berupa:
2. Anamnesis a. Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis)
b. Gangguan sensorik satu sisi tubuh
c. Hemianopia (buta mendadak)
d. Diplopia
e. Vertigo
f. Afasia
g. Disfagia
h. Disarthria
i. Ataksia
j. Kejang atau penurunan kesadaran
Pemeriksaan neurologis
1. Kesadaran : kualitatif dan kuantitatif (Glassgow Coma Scale = GCS)
2. Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, lasseque, kernig, brudzinsky
3. Saraf kranialis: sering mengenai nervus VII, XII, IX walaupun nervus kranialis
3. Pemeriksaan lain bisa terkena
Fisik 4. Motorik : kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
5. Sensorik
6. Pemeriksaan fungsi luhur
7. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pemeriksaan refleks
batang otak
4. Kriteria Anamnesa
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
7. Pemeriksaan Radiografi
Penunjang
Prinsip-prinsip Rehabilitasi Stroke:
1. Bergerak merupakan obat yang paling mujarab.
2. Terapi latihan gerak yang diberikan sebaiknya adalah gerak fungsional daripada
8. Terapi
gerak tanpa ada tujuan tertentu.
3. Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk melakukan gerak fungsional
yang normal, jangan biarkan menggunakan gerak abnormal.
4. Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas batang tubuh sudah tercapai,
yaitu dalam posisi duduk dan berdiri.
5. Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan terapi latihan.Terapi
latihan yang sebaiknya adalah latihan yang tidak sangat melelahkan, durasi tidak
terlalu lama (umumnya sekitar 45-60 menit) namun dengan pengulangan sesering
mungkin.
6. Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh
kemampuan fungsi kognitif, persepsi dan semua modalitas sensoris yang utuh.
a. Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak terjadinya serangan
9. Edukasi kedua.
b. Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan primer.
c. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
d. Membantu pasien menghindari faktor risiko.
Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke hemorrhagic
10. Prognosis
sebagian besar dubia ad malam.
11. Tingkat
Evidens IV
12. Tingkat
Rekomendasi C
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
OSTEOARTRITIS
Anamnesa
4. Kriteria Diagnosis Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
a. Artritis Gout
6. Diagnosis Banding
b. Rhematoid Artritis
Mojokerto,
Ketua Komite Medik Ketua SMF Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi