Anda di halaman 1dari 8

KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Tanggal terbit: Ditetapkan :


Direktur RSU Kumala Siwi Mijen

PPK

dr. Sofwan Dahlan, Sp.F(K)


“Krisis Hipertensi” merupakan suatu sindroma klinis
yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darahmendadadk pada penderita hipertensi, dimana
tekanan darah sistolik (TDS) > 180 mmHg dan tekanan
darah diastolik (TDD)> 120 mmHg dengan komplikasi
disfungsi dari target organ, baik yang sedang dalam
proses (impending) mauun sudah dalam tahap akut
progresif. Yang dimaksud target organ disini adalah
jantung, otak, ginjal, mata (retina), dan arteri perifer.
Sindroma klinis krisis hipertensi meliputi :
1. Hipertensi gawat (hypertensive emergency):
Pengertian
peningkatan tekanan darah yang disertai
kerusakan target organ akut
2. Hipertensi mendesak (hypertensive urgency):
peningkatan tekanan darah
tanpa disertai
2/9
2/10
kerusakan target organ akut progresif
3. Hipertensi akselerasi (accelerated hypertensive):
peningkatan tekanan yang berhubungan dengan
perdarahan retina atau eksudat
Hipertensi maligna (malignant hypertensive):
peningkatan tekanan darah yang berhubungan dengan
edema papil.
Anamnesis  Selalu tanyakan etiologi hipertensi pada umumnya
 Tanyakan gejala-gejala yang berhubungan dengan
kerusakan target organ seperti : gangguan
penglihatan, edema pada ekstremitas, penurunan
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

kesadaran, sakit kepala, mual/muntah, nyeri dada,


sesak nafas, kencing sedikit/berbusa, nyeri seperti
disayat pada abdomen
Tekanan darah pada kedua ekstremitas, perabaan
denyut nadi, bunyi jantung, bruit pada abdomn, adanya
Pemeriksaan Fisik edema atau tanda penumpukan cairan, funduskopi, dan
status neurologis

1. Klinis
Kriteria Diagnostik
2. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja Krisis Hipertensi
Diagnosis Banding Hipertensi urgency
 Darah perifer lengkap, panel metabolik
Pemeriksaan Penunjang  Urinalisis, toksikologi urin
 EKG, foto toraks, CT Scan, MRI
1. Lakukan evaluasi terhadap triase pada Hipertensi
3/10
Emergency dan Hipertensi Urgency yang meliputi :
Parameter Hipertensi Urgency Hipertensi
Asimtomati Simtomati
Emergenc
k k
y
TD >180/110 >180/110 Biasanya
(mmHg) 220/140

Terapi Gejala Nyeri Nyeri Napas


kepala, kepala pendek,
cemas berat, nyeri dada,
sering napas nokturia,
asimptomat pendek disartria,
ik (shortnes lemah,
of breath) gangguan
kesadaran
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Pemeriksa Kerusakan Kerusakan Ensefalopat


an organ organ i, edema
target target (+), paru,
(-), temuan
temuan insufisiensi
klinis
klinis renal,
kardiovasku
kardiovask gangguan
ler (-)
uler (+), serebrovas
stabil kuler,
iskemik
jantung

Terapi Observasi Observasi Pemeriksaa


1-3 jam: 3-6 jam: n
mulai dan turunkan 4/10
laboratoriu
lanjutkan tekanan m, line
terapi; darah intravena,
naiak dosis dengan dapat
agen yang anti dimulai
tidak hipertensi terapi
adekuat oral short- parenteral
acting di IGD

Rencana Follow up Follow up Rawat


dalam 3-7 dalam 7 dalam ICU,
hari jam terapi
inisiasi
untuk
mencapai
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

target TD,
pemeriksaa
n diagnostik
tambahan

2. Lakukan terapi krisis hipertensi sesuai dengan


sindroma klinis krisis hipertensi yaitu:
 Hipertensi mendesak (hypertensive urgency/HU)
dapat diterapi rawat jalan dengan anti hipertensi
oral: terapi ini meliputi penurunan TD dalam 24-
48 jam. Penurunan TD tidak boleh lebih dari 25%
5/10
dalam 24 jam pertama. Terapi lini pertama HU
tercantum pada tabel di bawah ini:

Obat Dosis Awitan


Lama
Kerja
Captopri Rekomendasi : 15-30 6-8 jam
25mg PO atau SU
l menit PO
Range dosis : 2-6 jam
10-20
6,25-50 mg PO
Dosis maks : menit SL
50 mg PO
Clonidin Rekomendasai : 15-30 2-8 jam
0,1-0,2 mg PO,
e menit
dilanjutkan dengan
0,05-0,1 mg per
jam s/d efek yang
dininginkan
Dosis maks :
0,8 mg PO
Labetalo Range dosis : 1-2 jam 2-12
200-400 mg PO,
l jam
dapat diulangi tiap
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

2-3 jam
Dosis maks :
1200mg PO
Amlodipi Range dosis : 1-2 jam 12-18
2,5-5 mg PO
n 6/10 jam
Nifedipin oral ataupun sublingual (SL) saat ini tidak
lagi dianjurkan karena dapat menyebabkan
hipotensi berat dan iskemik organ.
 Pada sebagian besar HE, tujuan terapi parenteral
dan penurunan mean arterial pressure (MAP)
secara bertahap (tidak lebih dari 25% dalam
beberapa menit samapi 1 jam). Aturannya adalah
menurunkan arterial pressure yang
meningkatsebanyak 10% dalam 1 jam pertama,
dan tambahan 15% dalam 3-12 jam. Setelah
diyakinkan tidak ada hipoperfusi organ,
penurunan dapat dilanjutkan dalam 2-6 jam
sampai tekanan darah 160/100-110 mmHg
selanjutnya sampai mendekati normal. TD dapat
diturunkan lebih lanjut dalam 48 jam berikutnya.
Pengecualian untuk aturan ini antara lain pada
diseksi aorta dan perdarahan pasca operasi dari
bekas jahitan vaskuler, yang merupakan keadaan
yang membutuhkan normalisasi TD secepatnya.
Pada sebagian kasus, koreksi cepat tidak
diperlukan karena pasien berisiko untuk
perburukan serebral, jantung dan iskemik ginjal.
Terapi antihipertensi parenteral pada HE
tercantum pada tabel di bawah ini :
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN
7/10

Obat Dosis Intravena

Nitroprussid Inisial 0,3 µg/kg/menit: biasa 2-4


e µg/kg/menit, maks 10 µg/kg/menit
selama 10 menit
Nicardipine Inisial 5 mg/jam: titrasi 2,5 mg/jam tiap
interval 5-15 menit: maks 15 mg/jam
labetalol 2 mg/menit s/d 30 mg atau 20 mg
dalam 2 menit, kemudian 40-80 mg
pada interval 10 menit s/d total 300mg
Esmolol Inisial 50-100 µg/kg dalam 1 menit,
kemudian 50-300 µg/kg/menit
Phentolamin 5-15 mg bolus
e
Nitrogliserin Inisial 5 µg/menit, titrasi 5 µg/menit
interval 3-5 menit, apabila tidak ada
respon pada 20 µg/menit, dosis
tambahan 10-20 µg/menit dapat
digunakan
Hydralazine 10-50 mg tiap interval 30 menit

 Pilihan terapi krisis hipertensi pada beberapa


keadaan khusus dapat dilihat pada8/10 tabel di
bawah ini:

Keadaan Pilihan Obat Target TD


KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

Emergensi (drugs of
choice)
Hiperensi Nitroprusid 20%-25% dalam
2-3 jam
ensefalopati
Stroke iskemik Nicardipine, 0%-20% dalam
6-12 jam
nitroprusside
(kontroversial)
Perdarahan Nitroprusid, 20%-25% dalam
2-3 jam
subarachnoid nimodipin,
nicardipin
Infark miokard Nitrogliserin Sekunder dari
akut, iskemik ,nitroprusid, pemulihan
nicardipin iskemik
Edema paru Nitroprusid, Memperbaiki
nitrogliserin, gejala 10%-15%
labetalol dalam 1-2 jam
Diseksi aorta Nitroprusid, TDS 110-120
esmolol secepatnya
Kegawatan Fenoldopam, Target TD 20%-
pada ginjal nitroprusside, 25% dalam 2-3
(renal labetalol jam
emergencies) 9/10
Katekolamin Pentolamine, Kontrol serangan
berlebihan labetalol tiba-tiba 10%-
15% dalam 1-2
jam
Preeklamsia/e Hydralazin, TDS < 150
kla labetalol, mmHg, TDD 80-
msia dalam
nicardipin 100 mmHg
kehamilan
Komplikasi kerusakan target organ
Edukasi 1. 1. Hipertensi emergency dan kerusakan target organ
KRISIS HIPERTENSI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:


00 1/10
RSU
KUMALA SIWI
MIJEN

2. 2. Perubahan gaya hidup. (menjaga BB ideal BMI


18,5-24
3. ,9 kg/m2,
4. 3. Diet rendah garam <3,5gr, DASH diet ( sayur, buah-
buahan
rendah lemak))
4.Minum obat anti hipertensi teratur
Dubia
Prognosis
Tergantung respon terapi dan kerusakan target organ
Tingkat Evidens II
Tingkat Rekomendasi B,C
1. SMF Ilmu Penyakit Dalam
Penelaah Kritis
2. Tim PPK
1. Klinis
Indikator Medis
2. Laboratorium
1. Chobanian AV et all ; The sevebth Report of The
10 /10
Joint National Commitee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure:

Kepustakaan JNC 7 Report. JAMA. 2003; 289;2560-72


2. Roesma J, Krisis Hipertesi; Sudoyo A, Setiyohadi B.
Alwi I, et all Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam < edisi V
Jilid II 2009
3. Panduan Praktek Klinis Ilmu Penyakit Dalam, 2013

Anda mungkin juga menyukai