Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

“H.N.P”
ANGGOTA KELOPOK 1:
1.ABDUL HAFID
2.ABDUL MUJIB
3.AKMAD KHALIK
4.ALFIA AS SIDDIQ
5.BUDI RAHAYU DIAH P.
1. DEFINISI H.N.P
• HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk
kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis
yang robek.
Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau Potrusi Diskus Intervertebralis
(PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus
intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau
nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis
vertebralis (rupture discus).
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk
sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan
fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola
dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
3. GEJALA
• Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di
punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi
dan nyeri tekan .
4. PEMBAGIAN H.N.P
1. HNP sentral
• HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid,
parestesia, dan retensi urine
2. HNP lateral
• Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra
pantat dan betis, belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu
juga akan terasa nyeri tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki
berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP lateral L 4-5 rasa
nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral
pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis.
Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patela
negatif.
5.PATOFISIOLOGI
• Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan
sel-sel kartilago yang mempunyai kandungan air yang tinggi.
Nukleus pulposus bergerak, cairan menjadi padat dan rata serta
melebar di bawah tekanan dan menggelembungkan annulus
fibrosus.

• Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului


dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses
penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus
menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan
pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada
herniasi nukleus. Setela trauma jatuh, kecelakaan, dan stress
minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.
6. MANISFESTASI KLINIK
• Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun
seperti servikal, torakal (jarang) atau lumbal.
Manifestasi klinis bergantung pada lokasi,
kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan
pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri
punggung bawah yang berat, kronik dan
berulang (kambuh).
7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan


degeneratif pada tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil
sekalipun terutama untuk penyakit spinal
lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan
patologiknya tidak terlihat pada M R
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks
saraf spinal khusus yang

terkena.
8. GAMBARAN KLINIS
• Dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal,
skoliosis, penyempitan intervertebral, “spur
formation” dan perkapuran dalam diskus. Bila
gambaran radiologik tidak jelas, maka
sebaiknya dilakukan punksi lumbal yang
biasanya menunjukkan protein yang meningkat
tapi masih dibawah 100 mg %.
9. DIAGNOSIS
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis,
gambaran klinis dan gambaran radiologis. Ada
adanya riwayat mengangkat beban yang berat
dan berualangkali, timbulnya low back pain.
Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi
terjadinya herniasi.
Diagnosa pada hernia intervertebral , kebocoran
lumbal dapat ditemukan secepat mungkin.
10. PENATALAKSANAAN
• Hernia Lumbosacralis
• Hernia Servicalis
• Pembedahan
• Immobilisasi
• Traksi
• Meredakan Nyeri
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto Rontgen
• Elektroneuromiografi (ENMG)
• Sken tomografi
12. Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN :
• Identitas
• Keluahan Utama
• Riwayat Keperawatan
• Pemeriksaan Umum:
• Status mental
13. Diagnosa Yang munkin muncul

• Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot


• Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
mengenai kondisi, prognosis
• neuromuskulus
• Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual
• Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot,
terapi restriktif dan kerusakan
14. Intervensi Dari masing” diagnosa
1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot
a. Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor
pencetus / yang memperberat. Tetapkan skala 0 – 10
b. Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan
tulang spinal, pinggang dan lutut
dalam keadaan fleksi, posisi telentang
c. Gunakan logroll (papan) selama melakukan
perubahan posisi
d. Bantu pemasangan brace / korset
e. Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan
kebutuhan
f. Ajarkan teknik relaksasi
g. Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi
restriktif dan kerusakan neuromuskulus

a. Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan


rentang gerak pasif dan aktif
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi
progresif
c. Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik
yang tertekan setelah rehap perubahan posisi. Periksa
keadaan kulit dibawah brace dengan periode waktu
tertentu.
d. Catat respon emosi / perilaku pada immobilisasi
e. Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti
tongkat.
f. Kolaborasi : analgetik
3.Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual

a. Kaji tingkat ansietas pasien


b. Berikan informasi yang akurat
c. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan
masalah seperti kemungkinan paralisis, pengaruh
terhadap fungsi seksual, perubahan peran dan
tanggung jawab.
d. Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin
merintangi keinginan untuk sembuh dan mungkin
menghalangi proses penyembuhannya.
e. Libatkan keluarga
4.Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
mengenai kondisi, prognosis
a. Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan
pembatasan kegiatan
b. Berikan informasi mengenai mekanika tubuh sendiri untuk
berdiri, mengangkat dan menggunakan sepatu penyokong
c. Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya.
d. Anjurkan untuk menggunakan papan / matras yang kuat, bantal
kecil yang agak datar dibawah leher, tidur miring dengan lutut
difleksikan, hindari posisi telungkup.
e. Hindari pemakaian pemanas dalam waktu yang lama
f. Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu
diperhatikan seperti nyeri tusuk, kehilangan sensasi /
kemampuan untuk berjalan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai